Pemprov NTB Gandeng Denmark Tangani Sampah

Sudah banyak dilakukan dialog antara Denmark dan Pemprov NTB, khsususnya bagaimana menguatkan dan membantu dalam penanganan sampah

MATARAM.lombokjournal.com ~ Pemprov NTB menggandeng Denmark menjadi salah satu mitra kerjasama NTB dalam hal pengelolaan sampah dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyatakan, NTB telah mulai menjalankan program pengelolaan sampah “zero waste” NTB Bersih. Di antaranya melakukan pengurangan jumlah sampah, daur ulang, dan penggunaan kembali sejak tahun 2019 lalu. Hal tersebut disampaikan saat menerima audiensi Tim Bornholms Affaldsbehandling (BOFA) Denmark di Aula Pendopo Wagub, Senin (09/01/22).

BACA JUGA: Masalah Lingkungan Tidak Main-main, Ini Kata Wagub NTB

Kata Wagub, Pemprov NTB menggandengan Denmark yang berpengalaman dalam penanganan sampah
Wagub Sitti Rohmi dan Jens Hjul Nielsen, CEO of BOFA

“Kita sudah melakukan itu (program zero waste) sejak 2019 lalu. Kita juga terus melakukan koordinasi dengan seluruh kabupaten/kota. Mulainya step by step, tapi memang itu bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu,” jelas Ummi Rohmi sapaan Wagub NTB.

NTB membutuhkan pengalaman Demark dalam hal pengelolaan sampah. Sebab Denmark telah melakukan persiapan dan transisi energi sejak 50 tahun lalu dan sangat unggul dalam pendekatan sirkular ekonomi sampah.

“Sejak Oktober lalu, sudah banyak dialog antara Denmark dan Indonesia tentang bagaimana menguatkan dan membantu satu sama lain dalam penanganan sampah. Kami sudah berjalan jauh dan tentu belum selesai. Namun, kami merasa sangat senang bisa membagi pengalaman tersebut ke Indonesia. Ini merupakan sebuah awal yang baik,” tutur Jens Hjul Nielsen, CEO of BOFA. 

Ia melanjutkan,  kerjasama antara Denmark-Indonesia dilatar belakangi oleh sumber daya bumi yang terbatas namun penduduknya semakin bertambah, yaitu sekitar 8 miliar jiwa.

“Dalam situasi tersebut, kita harus lebih baik dalam pengelolaan sampah. Itu yang kami kerjakan dengan rekan kami di Indonesia. Yang paling penting adalah bagaimana sikap masyarakat terhadap sampah. Kalau itu terwujud, pasti akan bisa menyelesaikan masalah yang ada,” tambah Jens.

Sebagai informasi, Denmark pertama kali berkunjung ke NTB pada Oktober 2022 saat melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pemprov NTB. 

Kemudian, rombongan dari Pemprov juga berkunjung ke Denmark pada bulan November untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut. 

BACA JUGA: Ormas Keagamaan Diminta Adaptif Terhadap Teknologi 

Kunjungan ketiga Denmark ke NTB akan direncanakan pada bulan Maret mendatang.

Turut mendampingi Wagub pada audiensi tersebut yaitu, Kepala Dinas LHK Provinsi NTB, Asisten I dan Asisten II Setda Provinsi NTB. ***

 

 

 




Bunda Niken: Menyelamatkan Lingkungan Dimulai dari Rumah

Kata Bunda Niken, salah satu program TP PKK NTB yakni melibatkan rumah tangga untuk mengurangi dan mengelola sampah

MATARAM.lombokjournal.com ~ Menyelamatkan lingkungan harus dimulai dari rumah. Setelah rumah bersih dan sehat, sampah yang dipilah dan dikelola berdampak besar pada lingkungkan bahkan dunia. “Sampah di NTB ini 62 persen berasal dari rumah tangga. Kalau semua bergerak sudah pasti besar dampaknya pada percepatan penanganan sampah dan lingkungan NTB,” ujar Ketua TP. PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah di Studio RRI Mataram, Rabu (08/06/22).

Bunda Niken bicara penanganan sampah mulai dari rumah
Bunda Niken

Istri Gubernur NTB yang akrab disapa Bunda Niken ini menambahkan, program pemerintah dalam persoalan sampah mulai dari pengelolaan dan penanganan telah banyak dilakukan . Namun, kesadaran dan perilaku masyarakat perlu terus ditingkatkan.

Salah satu dari banyak program Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) NTB adalah melibatkan rumah tangga untuk terus menerus sadar mengurangi dan mengelola sampah sendiri di rumah.

BACA JUGA: PKK NTB Bersama Unicef Wujudkan Percepatan BASNO 

“Produksi sampah sehari hari ini kalau dikelola dengan baik berhubungan dengan banyak hal mulai kebersihan, kesehatan, ekonomi sampai yang besar seperti zero waste, pariwisata bahkan memperbaiki lingkungan dunia,” sebut Bunda Niken.

Dikatakannya, melalui gerakan “Bersih Bersih Rumah Kita” yang digagas TP PKK NTB diharapkan semua pihak, melalui kader-kader PKK dan anggota keluarga lainnya, menjadi pembawa pesan penyelamatan lingkungan melalui perilaku sehari hari.

Sementara itu, aktivis lingkungan dan praktisi sampah Aisyah Odist mengegaskan, pengurangan produksi sampah harus ditangani serius. Sampah yang tak tertangani dalam pengelolaan karena volume yang sangat besar mencemari lingkungan.

“Kalau sudah tercemar, tidak ada cara efektif dan berbiaya murah untuk memperbaiki lingkungan,” tegasnya.

Dikatakannya, mengurangi sampah dengan produk daur ulang dalam penanganan hanya bagian kecil dari penyelamatan lingkungan.

BACA JUGA: Upacara Pelepasan Akhiri Kegiatan Latsitardanus XLII

Pengelola Bank Sampah NTB Mandiri ini menjelaskan, ia bersama komunitas bank sampah selalu siap mendukung langkah yang dilakukan oleh pemerintah.

Kegiatan sosialisasi dalam talkshow RRI ‘Kentongan’ tersebut juga disiarkan secara daring melalui akun media sosial secara interaktif bersama pendengar RRI NTB.***

 




Sampah di Tiga Gili Dibahas di Dinas Lingkungan Hidup KLU

Penanganan sampah, termasuk di Tiga Gili, dibahas termasuk melibatkan perwakilan dari Tiga Gili

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Utara, gelar  “Ekspose Pengolahan Sampah” di Dinas KLH, KLU, Selasa (24/05/22)  mulai pagi Jam 09.00 s/d 11.00 Wita.

Dalam acara itu diundang enam perwakilan Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) yang ada di tiga Gili, termasuk Kadus dan utusan Desa Gili Indah.

Acara tersebut juga dihadiri Wakil Bupati, Dany Karter Febrianto Ridawan. Plt.Sekda Anding Dwi Cahyadi, S.STP, Asisten 2, H Rusdi,ST, dan Kabid Perhubungan darat Laut, Iramalip,SH serta dua orang dari DLH. 

Kepala Dinas DLH Kabupaten Lombok Utara, Drs Rusdianto,MSI, memaparkan materinya melalui powerpoint yang dijadikan bahan diskusi, yang membahas persoalan penanganan sampah, khususnya di tiga Gili (Gili Air, Meno dan Terawangan).

Membahas penanganan sampah
Peserta diskusi

“Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negeri ini,” kata Rusdianto. Masalah bukan hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju juga menghadapi masalah sampah. 

BACA JUGA: Tim Riset ITI akan Meneliti Ciguatera di Gili Matra

Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Membuang sampah sembarangan merupakan hal yang sering kita lakukan, meski tidak jauh dari tempat itu ada tempat sampah.

Persoalan sampah, lanjut Rusdianto, yang kita hadapi saat ini bukan saja di tiga Gili, melainkan juga di pinggir jalan yang lebih banyak daripada sampah di tong sampah. Akibatnya, membuang sampah sembarangan tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa dianggap sepele. 

“Persoalan sampah sangat kompleks dengan magnitude yang semakin besar dan membesar, sementara penanganannya belum maksimal akibat kekurangan armada, operasional, kondisi alam, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Sampah di Gili

Secara khusus ia menyoroti penanganan sampah di tiga Gili. Bagaimana sampah dari Gili  di angkut ke daratan, dan berakhir di Tempat Pembuangan Sampah (TPA).

Beberapa titik lemah penanganan sampah di area wisata ini, terutama pada pembiayaan untuk sarana prasarana. Sebab di tiga Gili itu sampah harus diangkut melalui laut.

“Dan Gili merupakan daerah pariwisata dunia serta kawasan konservasi, dan bagaimana mengaman aman laut dan karang biru yang punya keindahan nomor dua dunia, dari pencemasran sampah,” kata Rusdianto.

Dan diungkapkan, tidak jarang permasalahan sampah di tiga Gili inienjadi perbincangan baik langsung maupun tidak langsung, terekspose di medsos dan lain sebagainya. 

Sementara itu, perwakilan Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL), Basok, Sukdinag, H. Malik, Masrun dan lainnya, menawarkan pengelolaan sampah di Gili melibatkan pihak ketiga. 

“Kami siap menangani secara proposional, asal ada regulasi yang membenarkan pengelolaannya dengan pihak ketiga,” kata Basok.

BACA JUGA: Pangan Lokal Berbahan Sorgum, Pengganti Karbohidrat

Wakil Bupati Lombok Utara, Dany Karter Febrianto Ridawan didampingi Plt.Sekda Anding Dwi Cahyadi, S.STP, Asisten 2, H Rusdi,ST mengatakan, tempat pembuangan sementara diangkut dengan armada laut. kemudian diangkut ke darat di Umbak Belek.

“Biar nanti diangkut petugas pengangkut sampah, yang nantinya dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah yang ada di TPA nantinya diolah, atau dihancurkan, dibentuk kembali menjadi bahan yang berguna,” kata Wabup Danny.

Diskusi yang cukup panjang itu menyimpulkan, agar apa yang menjadi hambatan dan solusi terbaik pada penanganan sampah di tiga Gili di kaji secara seksama.

Kemudian dirumuskan program yang menjadi sekala prioritas oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Lombok Utara ***