Indeks

TGB Kobarkan Semangat Belajar Ribuan Santri Di Medan

TGB saat bicara di depan ribuan santri di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudlatul Hasanah, Medan,Sumatera Utara, Jumat (23/02). (Foto: Dok Humas NTB)
Simpan Sebagai PDFPrint

Santri lulusan pondok pesantren tak kalah kualitasnya dengan mereka yang lulus dari sekolah umum

lombokjournal.com

Gubernur NTB, Dr. TGH. M.  Zainul Majdi ribuan santri di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudlatul Hasanah, Medan,Sumatera Utara, Jumat (23/02). Ribuan santri itu ingin mendengar langsung nasihat dan motivasi dari gubernur yang lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB) tersebut.

 

Selama ini, mereka hanya mengetahui TGB melalui media. Saat bertemu para santri itu Gubernur peraih “Leadership Award” itu memberi motivasi dan mengobarkan semangat belajar ribuan santri.

“Jangan pernah berpikiran macam-macam saat belajar di pondok pesantren. Yang penting belajar mengaji pada para kiai, sekaligus belajar beragam ilmu pengetahuan lainnya sebanyak-banyaknya. Insya Allah akan dimudahkan segala jalan menuju keberhasilan di masa depan,” pesan TGB dalam Tabligh Akbar bertemakan “Urgensi Kepemimpinan Dalam Islam” di ponpes tersebut

Cerita TGB, saat mondok di Ponpes Nahdlatul Wathan di Pancor Lombok Timur dulu,  tak pernah terpikir saat itu suatu saat menjadi seorang gubernur.

“Nah, adik-adik ini juga siapa tahu bakal menjadi seseorang yang lebih dari saya,” tambah TGB.

Doktor ilmu tafsir Al Quran Universitas Al Azhar menegaskan, ilmu pengetahuan dan teknologi atau sains modern tak pernah bertentangan dengan Al Quran.

Para santri diharapkkan percaya diri untuk belajar ilmu dan aplikasi terapan modern, di samping ilmu-ilmu agama.  Kata TGB, santri tak boleh minder dengan siswa-siswi dari sekolah umum.

TGB mencontohkan, program di sejumlah ponpes di NTB sejak tahun 2011. Melalui MoU dengan Universitas Mataram, saat itu dibuat program penerimaan jalur khusus kepada 10 santri terbaik di bidang akademik dan penghafal Al Quran per tahunnya.

Hasilnya, pada tahun 2016 lalu, 10 dokter baru berlatar belakang santri tercetak dengan nilai kelulusan atau indeks prestasi termasuk terbaik, rata-rata di atas 3,7.

“Itu bukti konkret, santri lulusan pondok pesantren tak kalah kualitasnya dengan mereka yang lulus dari sekolah umum. Asal rajin, tekun dan selalu percaya diri, persaingan di ranah apa pun pasti bisa dimenangkan,” pungkas TGB.

AYA/Hms

Exit mobile version