Terima Staf Ahli Kementerian LHK, Wagub NTB Minta Dukungan Pengelolaan Sampah
Menerima kunjungan Staf Ahli Kementerian LHK RI, Wagub Sitti Rohmi minta Pusat dukung pengelolaan sampah di lingkar Mandalika
MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah minta dukungan penuh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI terkait pengelolaan sampah di lingkar Mandalika.
Dukungan Pusat untuk pengelolaan saam pa itu diungkapkan Wagub Sitti Rohmi saat menerima kunjungan Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Bidang Kepemudaan dan Pramuka, di ruang kerja, Selasa (29/03/22).
“Pemprov meminta pusat agar mendukung pengelolaan sampah di sepuluh desa lingkar Mandalika terutama sarana dan fasilitas penanganan sampah,” ungkap Wagub.
Sepuluh desa tersebut belum memiliki fasilitas penanganan sampah yang baik dari penanganan, apalagi pengelolaan sampah seperti angkutan sampah, TPS dan lainnya. Adapun TPA 3R yang telah direncanakan Pemprov masih terkendala lahan.
Wagub juga mengatakan, selain anggaran untuk lingkungan masih sangat terbatas, kepedulian seluruh masyarakat dan stakeholder masih rendah, karena keberhasilan program pengurangan sampah atau Zero Waste sangat bergantung pada kesediaan berbagi tugas dan tanggung jawab hingga sampai pemilahan sampah di keluarga.
BACA JUGA: Berkelompok Simpan Padi di Uma Lengge dan Uma Jompa
“Sejak 2018 progres Zero Waste sudah sangat baik terutama hilirisasi dengan berbagai terobosan. Yang bisa dilakukan Pemprov adalah sosialisasi dan intervensi sesuai kewenangan,” katanya.
Pramu Risanto, Staf Ahli Kementerian LHK Bidang Pemuda dan Pramuka akan segera menindaklanjuti penanganan sampah di lingkar Mandalika.
Menurutnya, sebagai Desa Wisata kelas dunia dan sedang naik daun, pengelolaan sampah di lingkar Mandalika segera akan direalisasi.
Bahkan, keterlibatan pihak ketiga seperti swasta untuk mendanai dan melakukan program penanganan sampah sangat dimungkinkan.
“Kami juga sedang mengecek kendala lapangan dan melihat kebutuhan sebagai laporan ke Menteri,” ujarnya.
Staf ahli yang juga CEO dan founder Sekolah Sampah Nusantara ini mengakui, kepedulian lingkungan harus dimulai dari karakter.
BACA JUGA: Sekolah Lapang, Petani Harus Ahli di Lahannya Sendiri
“Perubahan karakter ini yang sedang digodok menjadi silabus dan kurikulum agar perilaku manusianya mendukung implementasi penyelamatan lingkungan di lapangan,” tegasnya.***