Wagub NTB Pembicara dalam Side Event CSW67 di New York

Bicara di markas besar PBB, Wagub NTB menuturkan Posyandu Keluarga bisa meningkatkan akses kesehatan an pendidikan perempuan dan anak

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menjadi pembicara dalam Side Event CSW67 (Commision Statues Of Woman 67) yang diselenggarakan Kongres Wanita Indonesi (Kowani), di Markas Besar United Nations/ PBB New york, Kamis (08/03/23).

Ummi Rohmi sapaan Wagub, membahas bagaimana Provinsi NTB mampu meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan perempuan dan anak melalui Posyandu Keluarga.

BACA JUGA: Pengawasan Obat dan Makanan Digencarkan Jelang Puasa

Menurut Wagub NTB, Posyandu Keluarga berkontribusi menurunkan angka stunting

“Posyandu Keluarga dengan pendekatan Sustainable Development Approaches (SDGs) mampu berkontribusi terhadap penurunan angka stunting dan angka kematian ibu dan anak di NTB,” tutur Wagub. 

Jumlah Posyandu Keluarga di Provinsi NTB hingga saat ini mencapai  7.676, ada di setiap dusun diI NTB.

Terdapat 41.682 kader yang mayoritasnya merupakan perempuan. Keberadaan Posyandu Keluarga mampu menurunkan angka stunting di NTB.

Tahun 2019 terdapat 25,9 kasus dan terus menurun hingga 16,84 persen di tahun 2022. 

Respon positif pun datang dari para peserta acara terhadap program Prosyandu Keluarga Provinsi NTB. 

BACA JUGA: Bakti Stunting, Wagub Ummi Rohmi Tekankan Gizi Anak

Karena konsep tersebut sangat aplikatif untuk direplikasi di tempat lain, dan mampu meningkatkan peran penting perempuan dalam pembangunan serta meningkatkan akses pelayanan bagi perempuan dan anak.

“Saya juga menyampaikan Program SLB Vokasi dimana anak-anak yang berkenutuhan khusus juga diberikan pelatihan-pelatihan khusus di sekolahnya. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dan mendapatkan pelayanan  pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lain, dan juga menyampaikan program beasiswa  untuk anak-anak NTB untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri,” jelas Wagub.

Komitmen Pemerintah NTB dalam meningktakan akses layanan pendidikan dan kesehatan  bagi perempuan dan anak sangat sejalan dengan SDG’s Approach.

BACA JUGA: Pariwisata NTB ke Depan Makin Dikenal Dunia

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri PPPA Republik Indonesia, Presiden Kowani RI, Pembicara dari Organon, itali, Turki, dan India. ***

 




Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan dan PMT  Anak Stunting

Dengan adanya alat USG di puskesmas, para ibu hamil memahami pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin 

LOTENG.LombokJournal.com ~ Pemeriksaan rutin bagi ibu hamil secara serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa protein hewani penting bagi anak-anak stunting.

“Protein hewani itu sangat penting untuk pertumbuhan, seperti telur, daging, ikan itu bagus untuk anak-anak kita setiap hari,” jelas Wagub NTB yang akrab disapa Ummi Rohmi.

BACA JUGA: Pentingnya Protein Hewani dalam Mengatasi Stunting

Wakil Gubernur (Wagub) NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat mengunjungi Posyandu Keluarga Karang Baru, Desa Segala Anyar Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Senin (20/02/23).

Menurutnya, stunting bukanlah aib, sehingga mereka tidak perlu malu, Stunting pada prinsipnya sama dengan penyakit lain yang bisa disembuhkan.

Tercatat data stunting saat ini di Posyandu Keluarga Karang Baru dari sebanyak 7 anak, kini tinggal 2 anak namun sudah hampir normal kembali.

Selain itu Wagub NTB juga menyampaikan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mencegah kematian ibu dan bayi. Melihat dari 11 kasus kematian bayi salah satunya dari Desa tersebut.

BACA JUGA: Stunting di Lombok Barat Turun Signifikan

“Yang agak signifikan di sini adalah kematian bayi, di tahun 2022 ada 11 kasus dari enam Desa, salah satunya di desa ini,” lanjutnya.

Maka dari itu, Wagub berharap intervensi nya bisa langsung menukik ke sasaran, jelas, seperti sisi gizi juga lingkungan. 

Dengan sudah tersedianya alat USG saat ini di puskesmas, diharapkan para ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan. 

Edukasi kepada ibu hamil, remaja, serta lansia terus diberikan sehingga angka kematian ibu dan bayi, pernikahan anak semua menjadi aman.

Kepala Desa Segala Anyar, Ahmad Zaini S.IP juga menyampaikan pada tahun 2023 ada intervensi anggaran untuk pencegahan stunting, dan pemberian secara rutin setiap bulan.

BACA JUGA: Bang Zul Ajak Masyarakat Bersyukur dan Menjaga Kesehatan

“Termasuk satu kegiatan yg kita anggarkan yaitu kesehatan bagi ibu dan bayi, juga sudah kami intervensi di APBD, juga peningkatan kapasitas kader yang kita lakukan,” ungkap Ahmad Zaini.***

 




Fokus Penurunan Stunting dan Perkuat Kolaborasi

Fokus penanganan stunting tidak bisa menyasar satu segmen saja, dan harus komperhensif

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, minta fokus dalam menurunkan angka stunting, dan makin memperkuat kolaborasi pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Prov. NTB.

Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi BKKBN Pusat terkait percepatan penurunan angka stunting di NTB, di ruang kerja Wagub, Selasa (07/02/23).

BACA JUGA: Wagub NTB Ummi Rohmi Ajak Berantas Rokok Ilegal

Wagub NTB menerima audensi BKKN Pusat, dan mengungkapkan upaya fokus penanganan stunting

“Posyandu di NTB tidak hanya melayani bayi dan ibu hamil namun juga lansia, remaja, keluarga,” kata Wagub yang biasa disapa Ummi Rohmi.

Menurutnya, stunting tidak bisa menyasar satu segmen saja, (penanganan) stunting itu harus komperhensif. Tidak bisa kita bicara tentang stuntingnya saja tapi remajanya juga. 

Sebanyak 7600 lebih Posyandu di NTB ini sudah menjadi Posyandu Keluarga karena adanya di dusun, dekat dengan masyarakat.

Monitornya juga menjadi lebih mudah karena terdiri dari puluhan hingga ratusan rumah saja, dan lebih mudah diintervensi.

“Alhamdulillah dengan aktifnya Posyandu Keluarga kami punya data by name by adress yang pertumbuhannya signifikan, data sampel survei juga di kroscek. Bahkan kalau ada yang tidak datang ke Posyandu kita minta sweeping ke rumah. Sehingga kalau intervensi anak stunting ya anak stunting yang diintervensi. Bukan anak balita secara keseluruhan. Itu yang kita lakukan selama ini,” jelasnya.

Kepada tim percepatan stunting, Ummi Rohmi berharap langsung menukik permasalahan apa yang di hadapi. Sehingga mengidentifikasi permasalahan, kehadiran dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk datang ke Posyandu. 

Mendorong Posyandu semakin aktif dan berkualitas, sehingga dengan data by name by adress akan didapatkan data potensi pernikahan anak, literasi sanitasi, narkoba, edukasi keluarga. 

BACA JUGA: HBK Dorong NTB Kembangkan Food Estate Sektor Peternakan

Jadi data real di lapangan tidak akan didapatkan jika ujung tombak itu sendiri tidak aktif.

“Dan kami juga berharap kolaborasi dengan BKKBN semakin baik, sama-sama menggotong royongkan PR besar kita,” tutupnya.

Multiplayer efek

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN RI, dr Irma Ardiana, MAPS mengapresiasi bagaimana Pemprov NTB menggerakkan sistem yang sebenarnya sudah ada.

Kemudian melengkapi dan menyempurnakan sehingga memiliki multiplayer efek yang luar biasa ke program lainnya. 

“Walaupun sasarannya stunting tapi sebenarnya dengan sistem tersebut tentu banyak permasalahan yang ada di Provinsi NTB bisa diatasi. Misalnya tentang stunting, dengan sistem Posyandu keluarga bisa mengatasi juga angka kematian ibu, bayi, PTM, gizi dan seterusnya,” ungkap dr Irma.

Salah satu yang sangat di apresiasinya adalah bisa memutus siklus, termasuk kemiskinan, memastikan remaja putri tidak putus sekolah, sehingga bisa mengenyam pendidikan yang lebih baik. 

Selain itu juga bagaimana Pemprov langsung ke lapangan, dan langsung mengecek untuk melakukan konfirmasi.

BACA JUGA: Diet Gula Darah, Kontrol Karbohidrat dan Kalori

“Jadi ternyata seluruh elemen itu jika digerakkan itu bisa, dengan sumber daya, pengetahuan dan kemauan yang ada ini tinggal konsistensi. Dan di tahun 2023 ini harus gaspol, menyatukan seluruh kekuatan yang ada, ketika ada data byname by adress saya rasa ini bisa menurunkan angka stunting di seluruh NTB,” katanya. ***

 




Pemberian Protein Hewani Guna Tekan Stunting

Wagub NTB mengatakan, pemberian protein hewani, seperti telur, ayam, daging dan lain-lainnya setiap hari, agar anak-anak tumbuh normal

LOTENG.LombokJournal.com ~ Asupan gizi berupa protein hewani harus terus diberikan kepada anak-anak, untuk menjaga kesehatan dan mencegah stunting. 

Karena namanya stunting pertumbuhannya tidak normal. 

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah menenkankan itu saat mengunjungi Posyandu Dahlia 2, Dusun Bongor Desa Batunyala Lombok Tengah, Rabu (25/01/22).

BACA JUGA: Informasi Pemilu 2024, Diskominfotik NTB Siap Mengawal

Wagub NTB mengatakan, pemberian protein hewani untuk menekan stunting

“Kita harus fokus pada pemberian protein hewani, seperti telur, ayam, daging dan lain-lainnya setiap hari, intinya anak-anak kita harus tetap sehat,” tegas Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub.

Menurutnya, sebagai orangtua menginginkan anak-anak menjadi sukses untuk terus melanjutkan pendidikan jenjang yang lebih tinggi. 

“Untuk melanjutkan pendidikan, anak-anak harus tetap sehat dengan menjaga kesehatan melalui dengan memperhatikan makanan,” katanya.

Saat yang sama, mengunjungi Posyandu Dahlia 1 Dusun Tembeng, terdapat angka stunting berjumlah 45 dari 118 sasaran. Data terakhir menyebutkan pada posyandu yang dilakukan 24 Januari angka stunting menurun menjadi 24.

Sementara itu, Ketua Kader Posyandu Dusun Tembeng, Ahadiyah menyampaikan terimakasih atas kunjungan ibu Wagub orang nomor dua di NTB.

“Mudahan pelayanan posyandu makin baik, orangtua makin sadar membawa anaknya ke posyandu dan Posyandu semakin maju, dan fasilitas posyandu makin lengkap,” harapnya.

Selanjutnya, Wagub bersama rombongan terdiri dari Asisten 1,  Kadis Kesehatan, Kadis PMPD Dukcapil , Kadis DP3A2KB, BKKBN,  mengunjungi Puskesmas Batunyala yang sementara. 

Karena saat ini sedang dibangun walaupun kondisi seperti itu, program pelayanan kesehatan tetap berjalan seperti biasanya.

BACA JUGA: Upaya Mengembalikan Senyum Anak-anak NTB

Diharapkan Puskesmas yang dibangun pada tahun 2021, dapat menyediakan alat-alat medis yang lengkap untuk menunjang kebutuhan pasien. ***

 

 




Posyandu Keluarga di NTB 100 persen, Modal Tangani Stunting

Saat ini  sudah ada sekitar 7600 lebih Posyandu Keluarga di NTB, itu menjadi modal untuk penanganan stunting

MATARAM.lombokjournal.com ~ Target 100 persen Posyandu Keluarga berbasis dusun di NTB telah berhasil dicapai pada tahun 2021 lalu.

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyatakan, dengan tercapainya target tersebut, dapat menjadi modal untuk percepatan penanganan stunting di NTB.

Hal itu disampaikan saat memimpin sekaligus memberikan arahan pada Rapat Pembinaan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/Kota se-NTB yang bertempat di Gedung Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur NTB, Jumat (19/08/22).

BACA JUGA: GARPU Harus Bantu Ekonomi Kecil dan Menengah

“Berkat aktifnya posyandu keluarga NTB di tahun 2021 yang sudah 100 persen, dan sudah ada sekitar 7600 lebih posyandu keluarga, maka itu menjadi modal kita untuk penanganan stunting yang ada di NTB. Kita sisir setiap balita, karena stunting ini bukan aib. Ini adalah sesuatu yang mudah ditangani selama kita mau,” kata Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub.

Ia juga terus mendorong setiap Kabupaten/Kota di NTB untuk menginput dan memperbaharui data pemantauan pertumbuhan di ePPBGM setiap bulan agar data tersebut tetap update. 

“Jika kita bisa menginput e-PPBGM lebih dari 95 persen tahun ini, maka angka stunting kita diakui. Jika kita tidak bisa input lebih dari itu maka angkanya tidak dapat diakui. Karena memang tuntutan dari semua provinsi adalah angkanya dari e-PPBGM. Maka mari kita laksanakan dengan baik,” jelasnya.

Dengan sinergi dan kolaborasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota serta BKKBN, Ummi Rohmi optimis tahun 2022 data stunting di NTB akan turun.

“Saya sangat yakin dan optimis dengan melihat kinerja seluruh kabupaten/kota yang luar biasa fokus dengan penurunan stunting dan ikatan derajat kesehatan kita, angka stunting di NTB akan turun maksimal tahun di 2022 ini,” tutup Ummi Rohmi.

BACA JUGA: Gubernur Zulkieflimansyah Kunjungi Desa Wakan, Lotim

Hadir dalam Rapat Pembinaan tersebut yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kepala BKKBN Provinsi NTB, serta Perwakilan Dinas Kesehatan dan Bappeda Kab/Kota se-NTB. ***

 

 




Menkes Mengapresiasi Transformasi Kesehatan NTB 

Program unggulan Pemrov NTB dinilai Menkes selangkah lebih maju, sejalan dengan program transformasi kesehatan Kemenkes

LOBAR.lombokjournal.com ~ Posyandu Keluarga sebagai program unggulan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dinilai Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin selangkah lebih maju, meliputi enam aspek transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan. 

“Sebagai tindakan promotif preventif (sosialisasi dan pencegahan) kesehatan masyarakat, Posyandu Keluarga yang sudah kita mulai sejak 2019 dinilai Menkes langkah maju dari transformasi kesehatan yang dicanangkan Pemerintah Pusat,” ujar Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah usai bertemu Menkes di Hotel Aruna, Senggigi, Senin (06/06/22). 

Menkes mengapresiasi program Posyandu Keluarga

Ditambahkan Wagub, intervensi kesehatan masyarakat yang dikerjakan oleh kader Posyandu Keluarga di desa, sejalan (inline) dengan program transformasi kesehatan Kemenkes.

NTB dinilai layak menjadi model (pilot project di KLU dan Bima) penerapan transformasi kesehatan nasional. Salah satunya adalah penguatan layanan kesehatan dasar   di Posyandu Keluarga dan Puskesmas. 

Dalam pemaparannya, Wagub menjelaskan perkembangan Posyandu Keluarga se NTB yang telah mencapai 7. 656 unit per April 2022. 

BACA JUGA: Wagub NTB Kenakan Rimpu saat Puncak Festival Tambora 2022

Sedangkan pengisian data EPPBGM tahun 2021 sebesar 99 persen dari kasus stunting sebanyak 19,23 persen, dan di tahun 2022 sebesar 93 persen dengan program penanganan kasus stunting sebanyak 22,30 persen. 

Sementara kasus kematian ibu, dari 144 kasus di tahun 2021 saat ini tercatat 40 kasus per April 2022. 

Sedangkan kematian bayi, tercatat sebanyak 250 kasus per April 2022 dari 811 kasus di tahun sebelumnya yang dinilai sebagai keberhasilan intervensi Posyandu Keluarga. 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menginisiasi transformasi kesehatan yang dilakukan, yakni Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan dan Teknologi Kesehatan.

“Layanan primer ini yang paling penting di promotif preventif, yang kedua adalah transformasi layanan rujukan rumah sakit, ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan ini kalau ada pandemi lagi supaya kita lebih siap dari sisi obat-obatan, alat-alat kesehatan, tenaga kesehatan cadangan, termasuk surveilan terhadap penyakit menular baik lokal, nasional, maupun regional harus siap,” katanya,

Secara lebih detail, Kepala Dinas Kesehatan, NTB, L Hamzi Fikri menjelaskan, salah satu korelasi transformasi kesehatan tersebut adalah penggunaan data kesehatan masyarakat dalam penanganan stunting (EPPBGM), atau elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat yang telah dikerjakan Pemprov NTB melalui Posyandu Keluarga sebesar 95 persen. 

Hal ini membuat konsistensi data lebih baik penggunaannya, untuk penguatan kelembagaan Posyandu Keluarga dan sarana prasarana penunjang penanganan dari data survey WHO. Karena berbasis data dan alamat rIil. 

Misalnya, sarana alat ukur tinggi dan berat badan yang berstandar digital. 

BACA JUGA: Wisata ke Lombok? Wajib Kunjungi Lombok Utara

“Program pusat yang sejalan  dengan trasnformasi kesehatan itu dinamakan Posyandu Prima. Sedangkan kita NTB, bertahap sarana tersebut akan dilengkapi dari Kementerian mulai tahun  ini untuk Posyandu Keluarga kita,” sebut Fikri. 

Hal lain dalam pertemuan tersebut seperti diungkapkan Kadikes adalah penguatan sumberdaya tenaga spesialis dari hulu ke hilir, dengan membuka fakultas kedokteran spesialis baru untuk penyakit beresiko tinggi seperti stroke, jantung,  kanker dan lainnya. Selain beasiswa luar negeri untuk kebutuhan dokter spesialis secara nasional, begitu pula untuk kebutuhan NTB khususnya seperti penanganan penyakit jantung yang kebijakan nasionalnya harus dapat dilakukan di rumah sakit Kabupaten/kota. ***

 

 




Muslimat NWDI pun Diajak Aktif di Posyandu Keluarga

Wagub Ummi Rohmi seluruh muslimat NWDI aktif di Posyandu Keluarga dan bersinergi dengan Pemerintah Daerah

LOTENG.lombokjournal.com ~ Seluruh muslimat NWDI diajak aktif di posyandu keluarga, untuk mengedukasi masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat.

Agar Kabupaten Lombok Tengah menurunkan angka stunting, angka kematian bayi pun turun, juga angka kematian ibu hamil turun dan angka kematian anak turun. 

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd  menyampakan imbauan itu saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan Pengurus Cabang NWDI, Pengurus Cabang Muslimat NWDI, Pengurus Daerah PG NWDI se – Kabupaten Lombok Tengah. di Ballroom Kantor Bupati Lombok Tengah, Minggu (23/01/22).

“Mari bersama- sama kita bersinergi, begitu juga muslimin dalam bidang bidang yang bisa diintervensi, semuanya kita bekerja bersama sama,” tutur Ummi Rohmi.

BACA JUGA: Mendagri Minta Kepala Daerah Antisipasi Korupsi Pengadaan Barang

Sebagai Pimpinan Pusat Muslimat NWDI juga mengatakan, sinergitas dan kolaborasi antara

TGB Zainul Majdijuga menyampaikann arahan pada muslimat
TGB Zainul Majdi

muslimat NWDI dengan Pemerintah Daerah harus terus berjalan.

Hal ini bertujuan untuk sama – sama membangun Kabupaten Lombok Tengah dalam semua bidang.

“Insya Allah, kedepan sinergi muslimat NWDI, keberadaan pengurus daerah NWDI, begitu juga Badan Otonom, mulimat nwdi, PG NWDI akan siap bersama membangun Lombok tengah dalam semua bidang,” kata Ummi Rohmi.

Ia juga berpesan kepada Persatuan Guru (PG) NWDI agar dapat terus menjadi guru yang berkualitas dan menjadikan Pendidikan di Loteng terus maju.

“PG NWDI juga, guru guru kita harus berkualitas, Pendidikan di loteng suoaya bisa maju dari waktu ke waktu,” tuturnya.

BACA JUGA: Fun Bike Dirgantara, Gubernur Zul Ingatkan Protokol Kesehatan

Sementara itu, Bupati Kabupaten Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri.mengungkapkan, hubungan organisasi dengan Pemerintah Daerah, hubungan organisasi dengan manusia, hubungan organisasi dengan masyarakat, hubungan–hubungan tersebut terjalin dengan baik di Lombok Tengah.

“Kami yakin ke depan, Loteng akan jauh lebih maju karena hubungan yang terbaik tersebut. Saya pribadi tidak mampu membangun Ldengan ketebatasan ilmu, kalau tanpa muslimat tanpa kita semua keluarga besar NWDI yang ada di Kab Loteng,” ungkapnya. ***

 

 




Posyandu Keluarga Sentral Edukasi dan Solusi Masalah Sosial

Posyandu Keluarga dengan luas cakupannya diyakini menjadi sentral edukasi masalah kesehatan hingga sosial masyarakat.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Jika posyandu biasa hanya terbatas melayani ibu dan anak, maka Posyandu Keluarga melayani semua anggota keluarga dalam bentuk posyandu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Posyandu Remaja, Posbindu dan Posyandu Lansia. Dengan makin luasan cakupannya, Posyandu Keluarga diyakini menjadi sentral edukasi masalah kesehatan hingga sosial masyarakat secara menyeluruh.

Posyandu Keluarga
Sitti Rohmi Djalilah

“Masalah kesehatan dan sosial yang dihadapi NTB tidak mudah. Program revitalisasi posyandu merupakan langkah awal memberi edukasi kepada masyarakat dari hulu agar kesehatan dan masalah sosial dapat diminimalisir dengan sebaik mungkin,” ungkap Wakil Gubernur Nusa Tenggara barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah, saat membuka Rakor Pokjanal Posyandu Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2021, di Hotel Astoria, Selasa (21/9).

Lebih lanjut, Sitti Rohmi menjelaskan bahwa mulai dari stunting, kematian ibu dan bayi hingga masalah sosial lainnya seperti buruh migran ilegal, perkawinan anak, bahaya narkoba, kekerasan pada anak, kekerasan seksual pada perempuan dan berbagai masalah kesenjangan sosial lainnya, harus dapat dicegah melalui edukasi dan sosialisasi melalui Posyandu Keluarga.

“Kenapa harus posyandu? Karena layanan posyandu berada di setiap dusun-dusun. Kalau posyandu direvitalisasi dengan maksimal, berapa banyak masalah terurai dengan baik,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala DPMPD Dukcapil NTB, Ashari, mengatakan, dari 7.561 jumlah posyandu se-NTB yang sudah menjadi Posyandu Keluarga hingga kini sudah mencapai 6.700. Artinya program revitalisasi posyandu menjadi Posyandu Keluarga yang digencarkan pemerintah sejak tiga tahun lalu sudah mencapai 80 persen.

“Dan Insya Allah dalam tahun 2021 ini, target posyandu keluarga bisa mencapai 100 persen,” ujar Ashari.

manikp@kominfo




Pernikahan Anak Turut Serta Meningkatkan Angka Kemiskinan

Pernikahan anak di bawah umur akan meningkatkan angka stunting, kematian ibu dan bayi, putus sekolah, pekerja anak dengan upah rendah serta meningkatkan angka kemiskinan.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalillah, menyatakan hal tersebut saat menjadi keynote speaker pada webinar Pencegahan Pernikahan Anak, yang diselenggarakan BKOW NTB secara daring, Sabtu, (4/9). Oleh sebab itu, Sitti Rohmi menghimbau kepada seluruh stakeholder terkait agar memasifkan sosialisasi terkait pencegahan pernikahan anak.

“Pernikahan anak merupakan bentuk pelanggaran hak anak yang memiliki banyak dampak negatif dan sangat berbahaya kepada anak, keluarga dan negara,” tegas Sitti Rohmi.

Selain itu, informasi tentang dampak negatif pernikahan anak di bawah umur yang akan diberikan kepada masyarakat, sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana dan cepat dimengerti.

“Ini bukanlah hal yang mudah, namun jika kita bersinergi pasti akan lebih mudah mencegah dan menurunkan angka perkawinan anak di provinsi NTB” pungkasnya.

Sitti Rohmi berharap agar melalui Posyandu keluarga, percegahan pernikahan anak hingga stunting bisa teratasi dengan baik. Sebab Posyandu Keluarga adalah pusat edukasi yang berperan penting dalam mencegah pernikahan anak, dan turut mendukung upaya percepatan penurunan stunting, serta resiko kesehatan lainnya.

BACA JUGAFood dan Shrimp Estate Digesa Guna Sukseskan Industrialisasi

ser




Pandemi Covid, Masalah Kesehatan Makin Banyak dan Kompleks

Persoalan kesehatan yang semakin banyak dan kompleks di masa pandemi Covid-19 dibutuhkan strategi preventif berupa gaya hidup sehat.

LOTENG.Lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi Djalillah, menyampaikan hal tersebut ketika membuka Workshop Posyandu Keluarga yang digelar oleh Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Tengah, di desa Batujai, Praya, Kamis (12/8).

Pandemi CovidMenurut Sitti Rohmi, belajar dari pandemi bahwa fasilitas kesehatan tak sanggup menangani kesehatan. Begitu pula dengan tenaga kesehatan yang sumber dayanya membutuhkan waktu untuk disiapkan. Artinya, tindakan kuratif itu terbatas sehingga dibutuhkan intervensi dari awal.

“Oleh karena itu penyelesaiannya harus dari hulu dengan strategi promotif dan preventif dengan gaya hidup sehat”, ujarnya.

Bentuk intervensi kepada posyandu menjadi Posyandu Keluarga hanya memperkaya konten pelayanan, dengan fitur edukasi masalah sosial dan lainnya, sebab hal itu terjadi di masyarakat paling bawah, yang justru harus diberikan pemahaman terlebih dahulu.

“Begitu juga dengan masalah kesehatan, seperti stunting, gizi, sanitasi dan masalah sosial lain yang bisa dicegah dari dusun melalui Posyandu Keluarga”, kata Sitti Rohmi.

Capaian ePPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat elektronik) kabupaten Lombok Tengah (Loteng) juga masih di bawah 90 persen. Begitupula dengan angka stunting yang masih tinggi di angka 27,79 persen dari total 20 ribu kasus, berdasarkan data Rembuk Stunting pada Maret lalu.

Wagub mengingatkan, program pemerintah provinsi berbasis desa sejalan dengan 18 indikator SDGs yang menjadi target capaian desa.

BACA JUGAPosyandu Keluarga Mekarsari Bisa Jadi Contoh Buat Loteng

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Loteng, H. Omdah, SKM mengakui, target capaian beberapa indikator kesehatan masih tertinggal begitupula dengan capaian Posyandu Keluarga.

“Data terbaru sudah 60 persen dari 1600 posyandu yang ada. Mungkin belum dimasukkan ke Sistem Informasi Posyandu nanti dicek lagi”, ujarnya.

Omdah menjelaskan, kondisi pandemi membuat sangat sulit berkoordinasi karena semua stakeholder sedang fokus penanganan pandemi. Namun demikian, harapan agar tahun ini Loteng dapat seratus persen Posyandu Keluarga terus diupayakan bersama pemkab Loteng dan stakeholder lain.

“Karena tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Dikes menyangkut layanan seperti literasi masalah sosial dan lain lain”, tuturnya.

jm