Hari Anak Nasional  2024, Pj Gubernur NTB Layani Anak Anak 

Puncak peringatan Hati Anak Nasional di NTB dimeriahkan pertunjukan seni, perkusi, teater dan tarian, penampilan penyanyi anak disabilitas 

MATARAM.LombokJournal.com ~  Saat merayakan Hari Anak Nasional (HAN) ke 40 di Taman Budaya, Mataram, Kamis (15/08/24), Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hassanudin berfoto bareng dan menjabat tangan puluhan anak mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. 

BACA JUGA : Siswa SMA/SMK Merayakan HUT RI ke 79

Pj Gubernur NTB datang bersama istri saat merayakan Hari Anak Nasional

Anak-anak itu peserta puncak peringatan Hari Anak Nasional ke 40 NTB yang dimeriahkan dengan pertunjukan seni, perkusi, teater dan tarian, penampilan penyanyi anak disabilitas serta penyanyi wakil NTB di ajang internasional. 

Pj Gubernur juga menyerahkan tabungan dan bingkisan kepada 100 anak terpilih. Larut dalam suasana keceriaan, Gubernur beserta istri dengan senang hati memenuhi satu persatu permintaan foto bareng dan jabat tangan hingga meninggalkan acara. 

BACA JUGA : Rakornas Srikandi, Pemerintah Provinsi NTB Mendukung Penuh

“Saya merasa senang bisa hadir dan merayakan Hari Anak Nasional dalam suasana riang dan gembira,” ucap Hassanudin. 

Dalam moment tersebut, Pj Gubernur didampingi istri yang juga Pj Ketua TP PKK NTB, Dessy Hassanudin,  Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) NTB,  Hj Lale Prayatni dan beberapa pejabat kabupaten/ kota serta para Kepala Dinas ikut pula menari bersama dan menyanyikan lagu Anak Indonesia. 

BACA JUGA : Prodi Seni Pertunjukan, Porgram Baru Universitas Bumi Gora

Saat menyambut kehadiran orang nomor satu NTB ini, anak anak mendendangkan lagu Selamat Datang Bapak, Selamat Datang Ibu serta menyerahkan cenderamata dari perwakilan seluruh anak NTB dalam perayaan HAN 2024.jm/her

 




Anak Korban KDRT di Jateng, Ibunya Meregang Nyawa

Anak dan ibu jadi korban KDRT yang dilakukan sang suami, anak yang baru berusia sebulan dirawat di ICU dan ibunya meregang nyawa 

JAKARTA.LombokJournal.com ~ Ini kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan seorang suami di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

KDRT itu dilakukan seorang suami yang jadi tersangka, M (35), yang menyebabkan 3 (tiga) orang anak tersangka menjadi korban. 

BACA JUGA: Korban KDRT, Bertengkar Hebat Seorang Suami Bunuh Istrinya 

Salah satu anak laki-laki yang menjadi korban KDRT itu,  baru berumur 1 (satu) bulan menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU), kondisinya lemah dan mengalami dehidrasi. Sedang istri tersangka yang jadi korban, B (31) seorang Ibu Rumah Tangga, meregang nyawa.

Kasus KDRT ini menjadi perhatian serius Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar menyampaikan ikut berbela sungkawa. 

BACA JUGA: Cegah Perkawinan Anak Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi

“Kami turut berbelasungkawa atas kejadian KDRT hingga meninggalnya korban B dan mengakibatkan 3 (tiga) anak balita telantar selama kurang lebih 2 (dua) hari,” kata Nahar,Selasa (20/06/23).

Menurutnya, pihak KemenPPPA mendorong pihak Aparat Penegak Hukum (APH) mengusut dan menjatuhkan hukuman seberat mungkin kepada tersangka yang merupakan kepala rumah tangga.

“Tersangka harus diberi hukuman seberat-beratnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang sesuai,” ujar Nahar dalam keterangannya, seperti diikutip di laman KemenPPPA.go.id, hari Selasa (20/06).

BACA JUGA: Presiden Jokowi Didampingi Gubernur NTB Tinjau Smelter

“Korban B ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal dunia dengan wajah lebam-lebam dalam posisi sedang memeluk korban anak yang berusia 1 (satu) bulan dan 2 (dua) korban anak lainnya, korban anak AA (2) dan korban anak APW (4) berbaring di kaki korban B. Ketiga korban anak tersebut ditemukan dalam kondisi yang lemas,” jelas Nahar.***

 




Internet Harus Aman Bagi Perempuan dan Anak-anak

KemenPPPA mendorong sinergitas terciptanya lingkungan ramah dan aman bagi perempuan dan anak, termasuk saat menggunakan internet

LombokJournal.com ~ Disamping banyaknya manfaat positif dari internet, di balik itu juga terdapat ancaman bagi sumber daya manusia.

Padahal diharapkan internet menjadi ruang yang aman dan nyaman bagi semua, khususnya perempuan dan anak-anak.

Harapan ini muncul di tengah ancaman Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) pada perempuan dan anak yang terus meningkat di dunia maya.

KemenPPPA berharap internet jadi ruang aman bagi semua

BACA JUGA: Daycare Ramah Anak, Optimalkan Produktifitas Perempuan

“Di balik terdapat banyaknya manfaat positif dari internet, kekerasan Berbasis Gender Online menjadi suatu ancaman bagi sumber daya manusia kita, khususnya perempuan dan anak-anak kita,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga.

Hal itu disampaikan  dalam peringatan Safer Internet Day di Pos Bloc, Jakarta, seperti dimuat dalam laman KemenPPPA, Kamis (08/02/23).

Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional yang dilakukan KemenPPPA dan BPS Tahun 2021, sebanyak 8,7 persen perempuan berumur 15-64 tahun pernah mengalami pelecehan seksual secara online sejak berumur 15 tahun.

Sebanyak 3,3 persen, perempuan mengalaminya dalam setahun terakhir.

Dalam catatan Komnas Perempuan di Data Catatan Tahunan 2022,  dilaporkan kasus KBGO menempati posisi tertinggi dalam pengaduan ke Komnas Perempuan, yakni mencakup 69 persen dari total kasus.

KemenPPPA mempergunakan peringatan Safer Internet Day sebagai momentum untuk memperkuat sinergitas dan memperluas cakupan kampanye “Dare to Speak Up” dan perlindungan anak di ranah daring.

Sinergitas itu digalang dengan berbagai kementerian/Lembaga dan mitra pembangunan. Untuk memastikan terciptanya lingkungan ramah dan aman bagi perempuan dan anak, termasuk di ranah daring

Diiharapkan ada peningkatan kesadaran masyarakat terkait berbagai masalah di dunia maya. Masyarakat diajak melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi di ruang-ruang virtual.

“Peringatan Safer Internet Day ini menjadi momentum yang sangat baik bagi kita bersama, untuk mempromosikan penggunaan internet yang aman, bertanggungjawab, dan positif untuk melindungi perempuan dan anak,” jelas Menteri PPPA.

BACA JUGA: Perempuan Terjerat Pinjol Karena Tekanan Ekonomi

 Dalam peringatan Safer Internet Day juga dilakukan deklarasi bersama antara Kemen PPPA, Kominfo, UNICEF, ITU, British Embassy, PKPA, IPSPI, Huawei, Siber Kreasi, ID-COP, Yayasan Sejiwa, IWCS, ECPAT Indonesia dan SAFEnet, untuk berkomitmen mengakhiri kekerasan berbasis gender online. 

Dan mewujudkan perlindungan perempuan dan anak dari ranah daring.

“Kemen PPPA juga sudah melakukan kampanye Dare to Speak up sejak tahun 2021, untuk mendorong perempuan dan anak-anak Indonesia, agar berani bersuara, melawan kekerasan dan berbagai perlakuan salah yang tidak semestinya mereka terima serta berani melapor agar bisa memberikan efek jera bagi pelaku melalui Call Center SAPA 129,” tutur Menteri PPPA.

Beberapa bentuk kekerasan berbasis gender online yang seperti pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming), pelecehan online (cyber harrasment), peretasan (hacking), konten ilegal (illegal content), pelanggaran privasi (infringement of privacy), ancaman distribusi foto/video pribadi (malicious distribution), pencemaran nama baik online (online defamation), dan rekrutmen online (online recrutment).

Menteri PPPA mengajak seluruh pihak terlibat dan mengambil peran melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan.

Serta mendukung terciptanya kesetaraan dan keadilan gender di ranah digital. Agar perempuan dan anak mampu berperan dan menikmati setiap proses dari pembangunan.***