Indeks

Sheraton Senggigi Kenalkan GM Baru, Siap Sambut Kebangkitan Pariwisata NTB

General Manager Hotel Sheraton Senggigi, Francisca Thorogood, saat mengenalkan diri dalam acara Media Gathering, Kamis (28/07/2022) sore / Foto: Ast 
Simpan Sebagai PDFPrint

Sheraton Senggigi Beach and Resort adakan Media Gathering, selain mengenalkan General Manager yang baru, sekaligus reopening Restoran Bawang Putih yang tutup permanen sejak 2021

LOBAR.lombokjournal.com ~ Hotel Sheraton atau  lengkapnya Sheraton Senggigi Beach and Resort mengenalkan General Manager (GM) yang baru, Francisca Thorogood.

 “Nama saya Fransisca Thorogood orang baik-baik karena belakangnya ada ‘good’ namanya,“ kata General Manager Hotel Sheraton Senggigi, Francisca Thorogood, sambil tersenyum ramah saat mengenalkan diri dalam acara Media Gathering, Kamis (28/07/2022) sore. 

Francisca Thorogood mengaku pertama kali bekerja di Lombok. Sebelumnya ia pernah bekerja di Bali, Jakarta dan Bandung, dan agak jauh dari Indonesia ia pernah di Hanoi dan Melbourne.

GM Hotel Sheraton Senggigi yang baru itu memang berpengalaman memimpin beberapa hotel dalam dan luar negeri. Ia mengatakan siap menyambut kebangkitan pariwisata NTB ke depan. 

BACA JUGA: Balap Sampan Jerowaru Jadi Event Rutin Pariwisata

Selain mengenalkan GM baru, Sheraton juga membuka kembali Restoran Bawang Putih yang tutup permanen sejak 2021. 

Dengan konsep baru seperti tawaran menu dan dekorasi baru Bawang Putih ditargetkan jadi magnet bagi masyarakat berkunjung ke Sheraton. 

Di tempat sama. Direktur Food and Beverage Sebastian menjelaskan, konsep yang ditawarkan memadukan masakan Italia dan Jepang dengan dekorasi berbeda dan beberapa ruang tambahan. 

Kendati memadukan citarasa dua benua yakni Eropa dan Asia, hal tersebut diyakini akan menarik minat masyarakat sebab hal itu unik dan berbeda dari yang lain. 

“Saat pandemi tutupnya lumayan permanen dari 2021. Ini momen paling bahagia karena membuka kembali dengan konsep berbeda. Jika dulunya sebuah restoran di pinggir kolam renang. Sekarang lebih intim lagi. Ada tiga tempat. Secara konsep kita menyediakan makanan Italian sedikit influence Javanese. Kelihatan agak jauh antara western dan asia, tetapi inilah konsep yang kami tawarkan untuk bisa jadi unik di depan orang-orang,” tutur Sebastian. 

Sementara itu Direktur Penjualan dan Pemasaran Farida menyampaikan terjadi peningkatan jumlah pengunjung sejak Hotel Sheraton Senggigi dibuka kembali pasca pandemi Covid-19. 

Kendati masih didominasi turis domestik, beberapa turis mancanegara sudah mulai datang ke Lombok diantaranya dari United Kingdom dan Jerman. 

Direktur Penjualan dan Pemasaran, Farida

Sedangkan untuk bulan September mendatang beberapa tamu mancanegara yang sejak pandemi belum terdengar seperti Korea, Jepang dan Australia mulai datang. 

Hal itu jadi tren positif guna bangkitnya dunia pariwisata yang sempat terpuruk karena wabah Covid-19. 

“Sangat menggembirakan book bulan ke depan. Tamu Eropa seperti Jerman dan UK sudah datang duluan. Agustus September ada market baru seperti Korea, Jepang, Australia yang saat pandemi tidak ada kedengaran,” terangnya. 

Namun ia juga mengungkapkan beberapa kendala, beberapa aspek yang dinilai jadi sebab belum maksimalnya angka kunjungan turis mancanegara, yakni penerbangan langsung dari luar negeri ke Lombok. 

Untuk saat ini hanya Malaysia yang membuka penerbangan langsung, sementara rute sebelumnya seperti Perth-Lombok dan Singapura-Lombok belum dibuka. 

“Yang sekarang belum terjadi internasional flight dari Singapura-Lombok dan Perth-Lombok. Dulu ketika ada direct flight dari Perth, langsung Australia market menggeser yang lain,” ungkapnya. 

BACA JUGA: Dinas Pariwisata KLU Siapkan Program Penataan Pariwisata

Dua rute penerbangan terakhir diakui memberi dampak besar peningkatan jumlah pengunjung ke Lombok. 

Sebab bandara dari ke dua negara tersebut yakni Singapura dan Australia melayani rute penerbangan ke seluruh dunia. Karenanya akses seluruh dunia ke Lombok jadi lebih mudah. 

“Melalui Bali pun agak susah karena hanya ada Wings Air,” jelasnya. 

BACA JUGA: Wagub NTB: Warisan Terbaik adalah Pendidikan

Hal lain yang diharapkan Farida, tak ada lagi kebijakan ‘aneh-aneh’ dari Pemerintah Pusat. Sebab kebijakan salah oleh pusat berdampak langsung pada sektor pariwisata, yang sumber kesuksesannya adalah keamanan dan kenyamanan pengunjung saat mendatangi suatu negara.***

 

 

Exit mobile version