Indeks

Shalawat Doa Karya TGH Lalu Faisal Dilaunching di Depok

Acara puncak Peringatan Hari Santri 2024 disisi dengan launching shalawat doa karya Datok Faisal

Pelibatan unsur estetika itu dalam sajian doa ini merupakan cara untuk membumikan shalawat doa itu kepada masyarakat yang lebih luas
Salah satu shalawat doa karya ulama ternama asal Lombok Tengah dilaunching pada puncak peringatan Hari Santri Nasional tahun 2024, melalui Gelaran Budaya yang diselenggarakan di Depok, Jawa Barat, , Sabtu (26/10/24) / Foto : Fik
Simpan Sebagai PDFPrint

Launching shalawat doa karya Datok Faisal sebagai bentuk persembahan untuk warga Nahdliyin di seluruh dunia

DEPOK.LombokJournal.com ~ Malam puncak peringatan Hari Santri Nasional tahun 2024 menjadi momen spesial bagi masyarakat NTB. 

Betapa tidak. Melalui Gelaran Budaya yang diselenggarakan di Depok, Jawa Barat, salah satu shalawat doa karya ulama ternama asal Lombok Tengah dilaunching pada puncak peringatan Hari Santri Nasional tahun 2024, Sabtu (26/10/24). 

BACA JUGA : Seleksi Dasar Kompetensi CPNS NTB Diikuti Ribuan Peserta 

Bertempat di Al Azhari Tribune, Kota Depok Sholawat Doa Nahdliyin karya TGH Lalu Muhammad Faisal atau yang juga dikenal dengan sebutan Datok Faisal dilaunching sebagai bentuk persembahan untuk warga Nahdliyin di seluruh dunia. 

Diaransemen oleh Na’am Grupo yang digawangi langsung oleh Ust. Munir yang merupakan Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kota Depok. 

Launching karya Shalawat dan Doa Nahdliyin itu diaransemen atas seizin keluarga Datok Faisal. Hadir dalam acara launching itu TGH Lalu Habiburrahman beserta keluarga dan zuriat dari Datok Faisal, pengasuh pondok pesantren Manhalul Ulum Praya, Lombok Tengah. 

Turut mendampingi, TGH Ma’arif Makmun Syuriyah PCNU Kabupaten Lombok Tengah sekaligus pengasuh pondok pesantren Manhalul Ma’arif Darek, Tuan Guru Haji M. Nur Mukhtar Ketua MUI Kabupaten Lombok Tengah, Ustadz Muhammad Zubair Katib PCNU Kabupaten Lombok Tengah, TGH Basrun Abas, dan TGH Lalu Muhammad Tahir.  

BACA JUGA : Sekjen PDIP : Program Rohmi-Firin Sangat Manusiawi

Syair Doa ini disusun oleh TGH Lalu Faizal dan pernah disodorkan kepada KH As’ad. Doa Nahdliyin ini pertama kali dilantunkan di hadapan publik pada Muktamar NU ke-27 bertempat di Situbondo tahun 1984. 

Salah satu catatan terkait dengan syair doa ini pernah sampaikan oleh KH Ali Maksum yang merupakan Rais Aam PBNU 1981-1984. Beliau menyampaikan pentingnya menghafalkan do aini bagi para Nahdliyin. Catatan ini disampaikan oleh TGH Lalu Habiburrahman dalam sambutannya.

“Sesungguhnya bagi warga NU menghafal doa ini, sebagaimana umat Islam menghafalkan Al Fatihah. Begitu juga bagi Nahdliyin yang menghafal doa ini.” Ungkap TGH Habiburrahman dalam sambutannya, Sabtu (26/10)

Pada kesempatan itu sebagai perwakilan dari keluarga besar Datok Faisal, TGH Habiburrahman menyerahkan shalawat doa itu kepada warga Nahdliyin melalui PCNU Depok. Ia berharap doa ini dapat memberikan manfaat dan menjadi amalan bagi warga NU. 

“Malam ini saya menghantarkan doa ini kepada Nahdliyin di Kota Depok. Mudah-mudahan ini menjadi amalan buat kita dan akan sampai doa-doa kita semua, kepada para musasi, dan para pendahulu kita di Nahdlatul Ulama,” tutur TGH Habiburrahman

Launching shalawat doa Nahdliyin ini merupakan bentuk ikhtiar batin untuk mempersatukan langkah perjuangan. Rilis Doa Nahdliyin dari Lombok Tengah ini diharapkan dapat menjadi energi positif dalam pergerakan dan perjuangan bagi segenap warga NU. 

“Ini ikhtiar batin untuk mempersatukan langkah. Oleh karena itu bersama-sama kita ingin merilir doa nahdliyin dari Lombok Tengah ini agar mampu memberikan energi positif bagi kita di NU.” ungkap Achmad Solechan Ketua PCNU Depok, Sabtu(26/10)

Sebingkai syair doa itu dikemas dengan memasukan unsur musikal di dalamnya. Menyaksikan pertunjukan dalam launching karya TGH Muhammad Lalu Faisal itu, seolah menjadi sebuah wacana untuk mengkonstruk rasa cinta dan Bahagia di tengah pengharapan pada Yang Maha Kuasa.  ika umumnya masyarakat berdoa dengan suara lirih di antara sunyi, sajian shalawat doa itu seolah memberi tawaran lain. Memohon dengan segenap suka cita dan membalut kekhusyukan dengan keindahan bunyi dan harmoni.

Berbekal instrument oud, gitar, bass, keyboard, dan darbuka, Na’am Grupo memberikan sentuhan warna populis pada bentuk Garapan musiknya. 

Membumikan shalawar dan doa

Menurut Ustadz Munir, pelibatan unsur estetika itu dalam sajian doa ini merupakan cara untuk membumikan shalawat  doa itu kepada masyarakat yang lebih luas, selain juga sebagai bentuk ajakan untuk berdoa dengan cinta dan bahagia. 

BACA JUGA : Keterbukaan Informasi NTB Modal Raih Kepercayaan Publik

“Biasanya doa itu dilantunkan dengan lirih menampilkan sikap sedih. Saya coba untuk membuat doa untuk merubah mindset warga Nahdliyin untuk berkomunikasi dengan perasaan cinta dan bahagia dengan Allah SWT. Karena Allah SWT menyukai hal-hal yang indah,” ungkap Ust. Munir usai acara launching Shalawat Doa, hari Sabtu. 

Selayaknya musik popular pada umumnya, konstruksi musik yang dibangun tampak ditujukan untuk memudahkan masyarakat menghafal, melantun, dan mengamalkan setiap teks yang tersaji. Selain itu hal ini menjadi bentuk pengabdiannya sebagai seorang seniman, budayawan, dan salah satu warga Nahdliyin.

“Pesan ulama NU itu sederhana, untuk mengabdi membesarkan NU bukan hidup di dalamnya mencari kebesaran. Karena saya menyukai dunia seni mungkin juga sudah dianggap seniman, kebetulan saya bisa ngutak-utik musik. Bentuk pengabdian saya ya melalui kesenian ini. Saya baca shalawat doa ini tampaknya indah dan luar biasa, asik kayaknya kalau kita buatkan musiknya terus berdoa bersama-sama.” Lanjut Ust. Munir 

Launching shalawat doa dalam peringatan Hari Santri Nasional 2024 di kota Depok ini menjadi upaya menyebarluaskan syair Shalawat Doa Nahdliyin. Fix 

 

 

 

Exit mobile version