Beras premium 169 produksi Sumbawa diolah menggunakan teknologi pemisah biji beras yang Standar Nasional Indonesia (SNI) dan merambah ritel modern.
SUMBAWA.lombokjournal.com ~ Saat mengunjungi Pabrik Penggilingan Beras UD. Fajar Samudra, di Sumbawa, Ahad (11/07), Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah, mengatakan, industrialisasi beras lokal selain memajukan produk sendiri juga akan mensejahterahkan petani.
“Kalau beras premium sudah bisa dihasilkan dan distribusi lancar ditambah intervensi pemerintah maka harga gabah bisa stabil dan tidak merugikan petani kita”, ujar Zulkieflimansyah.
BACA JUGA: Penangkaran Penyu di Lombok Utara Dapat Bantuan Mesin Air
Beras premium 169 memiliki kualitas baik sebab langsung diolah dengan bahan baku beras asli Sumbawa. Orex Zohran, pemilik Pabrik Penggilingan Beras UD. Fajar Samudra, mengatakan, beras ini unggul karena langsung diproses segar dari sawah dan tidak diinapkan di lumbung petani.
“Kami menggunakan teknologi terbaru pemisah biji beras dan sesuai standar nasional Indonesia. Kemasan juga dibuat modern”, jelas Zohran.
UD. Fajar Samudra yang berlokasi di Desa Jorok, Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa, telah beroperasi sejak 1998 dan memproduksi dua varian beras premium dalam kemasan 2,5 dan 5 kilogram.
Produknya juga sudah merambah ritel modern serta melakukan kerjasama dengan daerah lain, seperti Bali dan DKI Jakarta. Namun jumlahnya masih dibatasi agar pasar lokal Sumbawa tetap terpenuhi.
“Untuk retail modern sedang berproses lagi karena dua tahun ini distribusi belum bisa terealisasi”, ungkap Zohran.
UD. Fajar Samudra memproduksi beras rata-rata tiga sampai empat ton per-hari. Namun sejak adanya Rice Mild Unit atau Unit Mesin Penggilingan Padi, perusahaan ini mampu meningkatkan kapasitas produksinya hingga 5 ton per-jam, untuk beras super dan premium.
Saat ini, pola kemitraan di wilayah NTB (Sumbawa, KSB, Lombok) sudah mencapai angka 150 gerai lebih serta penjualan via online dengan menggunakan aplikasi pemesanan yang bisa diunduh di Playstore.
jm