Indeks

Pemprov NTB Bersemangat Turunkan Angka Stunting

Upaya Pemprov NTB mendorong Posyandu Keluarga lebih aktif dan berkualitas

Wagub Ummi Rohmi mengikuti roadshow Kemenko PMK secara daring, di Ruang Rapat Anggrek Kantor Gubernur NTB, Selasa (28/02/23) / Foto: her

Aktif dan berkualitasnya Posyandu Keluarga yang diupayan Pemprov NTB, dapat menyumbang data real, by name by adress

MATARAM.LombokJournal.com ~ Provinsi NTB sedang semangat-semangatnya atau on fire berupaya menurunkan angka stunting. 

Dan Pemprov NTB mendorong Posyandu Keluarga yang sudah 100 persen ada di Kabupaten dan Kota se-NTB, lebih aktif dan berkualitas.

BACA JUGA: PKK Diajak Perbanyak Gerakan Tangani Stunting

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat mengikuti roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim di Kabupaten/Kota bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia  (Kemenko PMK) secara daring, di Ruang Rapat Anggrek Kantor Gubernur NTB, Selasa (28/02/23).

Menurut Ummi Rohmi sapaan Wagub, aktif dan berkualitasnya Posyandu Keluarga yang ada di NTB, dapat menyumbang data real, by name by adress, yang dapat menjadi pintu utama menuntaskan masalah stunting.

“Kami terus berupaya bagaimana membuat posyandu keluarga aktif dan berkualitas,” jelas Ummi Rohmi. 

Upaya tersebut berupa perbaikan berbagai fasilitas yang ada di Posyandu. Seperti timbangan dan pengukur badan yang lebih akurat. Serta, kualitas dan kesejahteraan para Kader di Posyandu terus diperhatikan.

Terkait kemiskinan ekstrim di NTB, Wagub menjelaskan pada Maret Tahun 2022 sebesar 3,29 persen atau 176.003 jiwa. 

Berarti terjadi penurunan angka kemiskinan ekstrem di NTB dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,78 persen atau 252.048 jiwa.

Sama seperti upaya menurunkan stunting, data yang tepat dan akurat menjadi kunci penurunan angka Kemiskinan Ekstrim yang ada di NTB, jelas Wagub. 

BACA JUGA: Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan dan PMT Anak Stunting

Pemprov NTB akan turun ke Kabupaten dan Kota demi memvalidasi data kemiskinan yang ada. Sehingga penanganan yang diberikan bisa tepat sasaran. ***

 

Exit mobile version