Indeks

Konferensi Internasional Moderasi Islam, Kedua Kalinya Berlangsung Di Mataram

Fuzan Zakaria saat konfrensi pers di Media Center Pemprov NTB,
Simpan Sebagai PDFPrint

Konferensi ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang sama di tahun 2017, yang  memaparkan, dan akan menggali dan mengembangkan nilai-nilai Islam yang mederat, toleran, ramah serta damai

MATARAM.lombokjournal —  Konferensi Internasional Moderasi Islam (KIMI) kembali akan berlangsung di Nusa Tenggara Barat untuk yang kedua kalinya.

Kegiatan yang mengambil tema Moderasi Islam dalam Perspekif Ahlussunah Wal Jamaah tersebut, akan dilaksanakan di Islamic Center NTB, Kota Mataram, tanggal  26 – 29 Juli.

Ketua pantia KIMI, TGH Fauzan Zakaria mengatakan, kegiatan konferensi ini terselenggara atas kerjasama Pemprov NTB dengan Forum Komunikasi Alumni Timur Tengah NTB dan organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia.

“Nantinya ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan selama konfrensi ini, diantaranya adalah seminar dan diskusi tentang pemahaman Islam moderat,” katanya, saat jumpa pers di Pendopo Kantor Gubernur NTB, Kota Mataram, Selasa (24/07).

Fauzan menjelaskan, tujuan diadakannya konferensi ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang sama di tahun 2017. Ia memaparkan, dalam konferensi ini akan menggali dan mengembangkan nilai-nilai Islam yang mederat, toleran, ramah serta damai, seperti tercermin dalam Wasathiyyat Islam dalam rangka menangkal pahal radikalisme.

Lebih jauh dikatakan, tujuan konferensi ini akan menghadirkan konsep Wasathiyyat Islam dan implementasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Selain itu konferensi ini mempunyai tujuan untuk mengukuhkan pandangan Ahlussunah Wal Jamaah yang bercirikan moderat dalam pemikiran dan sikap keberagamaan,” paparnya.

Konferensi Internasional Moderasi Islam (KIMI) di NTB ini akan dihadiri oleh 400 orang, dari 21 negara, diantaranya Indonesia, Mesir, Libya, Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Sudan, Maroko, Tunisia, Malaysia, Aljazair, Negeria, India, Pakistan, Rusia, Brunei Darusalam, Ukraina, Rusia, Timor Leste, Thailand serta Singapura.

AYA

Exit mobile version