Indeks

Johan Dimutasi, Warga Protes Ke Pemda KLU

Wakil Bupati, Sarifuddin didampingi Sekda, H Suardi dan Kepala BPKSDM, H. M. Najib, saat menemui warga di ruang kerjanya, Rabu (13/5). (Foto: Danu/Lombok Journal)
Simpan Sebagai PDFPrint

Wakil Bupati KLU, Sarifuddin, didampingi Sekda, H. Suardi dan Kepala BPKSDM, H. M. Najib, saat menemui warga di ruang kerjanya mengaku sudah mendengar persoalan tersebut, dan menyampaikan kekecewaanya karena tidak pernah dilibatkan dalam setiap mutasi yang dilakukan Pemda

LOMBOKUTARA.lombokjournal.com — Lantaran tidak terima atas kebijakan Pemda KLU yang memutasi seorang pengamat pengairan P3A Kecamatan Kayangan, Johan Asmadi, sebagai staf Kecamatan, puluhan warga mendatangi Kantor Bupati, Rabu (13/05).

Koordinator masa yang juga menjabat sebagai Sekretaris P3A Bagek Kembar Kecamatan Kayangan, menuding Pemda KLU telah mengambil keputusan tidak profesional karena telah memutasi orang yang sudah terbukti hasil kerjanya.

“Kami ingin saudara Johan dikembalikan ke jabatan semula. Jika tidak, kami akan datang menggelar aksi dengan masa yang lebih banyak. Persoalan ini sudah kami suarakan sejak dulu, tapi tidak direspon,” katanya.

Johan, lanjut Bagiasah, selama ini sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik sebagai petugas pengairan, bahkan pernah tercatat sebagai Pengamat Pengairan terbaik di Kabupaten Lombok Utara.

“Saat jaman Johan, pendistribusian air merata, tidak ada petani yang kecewa, semua petani kebagian jatah air. Tapi sekarang, sepeninggal dia (Johan,red) semua jadi amburadul,” katanya lagi.

Ketua LSM GR 1000. Asmuni Bimbo. yang turut hadir memfasilitasi aksi warga itu meminta Pemda lebih objektif dalam memutasi staf dan tidak asal-asalan.

“Jangan karena kepentingan politik, pemda mengambil keputusan yang dapat merugikan kepentingan masyarakat banyak. Tidak mungkin warga mau datang protes jika tidak ada gejolak di bawah. Ini tindakan zolim,” tukasnya.

Wakil Bupati KLU, Sarifudin, didampingi Sekda, H. Suardi dan Kepala BPKSDM, H. M. Najib, saat menemui warga di ruang kerjanya mengaku sudah mendengar persoalan tersebut, dan menyampaikan kekecewaanya karena tidak pernah dilibatkan dalam setiap mutasi yang dilakukan Pemda selama ini.

“Mohon maaf Pak Sekda, setiap ada mutasi, pak sekda tidak menyampaikan itu ke saya, dan ini berulang-ulang. Giliaran ada kejadian seperti ini, pasti menunjuknya ke saya. Satu contoh kejadian kemarin, di Sesait ada Sekdes, di Gumantar ada Sekdes, jadi saya ini jadi batu sandungan,” gumamnya.

“Warga beranggapan saya tidak mampu menyelesaikan masalah, saya tidak mau itu,” sambungnya.

Tidak ingin berkepanjangan, Wabup pun langsung mengintruksikan Sekda dan BKD untuk segera mengembalikan Johan Asmadi ke jabatan semula.

“Atas nama pimpiman saya mohon pak Najib, segera tarik dia (Johan,red). Saya tidak mau ada gejolak, lamun epe dengah, lamun dek ba dek kembe masih (Itupun kalau berkenan, kalu tidak juga tidak apa-apa),” tutupnya.

Warga yang datang menggunakan truk dan speda motor akhirnya pulang sekitar pukul 12. 00 Wita, setelah mendapat kepastian jawaban dari pemerintah daerah.

DNU

 

 

Exit mobile version