Indeks

Hasil Survei ISS Pilgub NTB 2024: GASMAN Melesat 

Ternyata justru GASMAN yang dinilai bisa Imbangi dua paslon teratas Zul-Uhel dan Rohmi-Firin, bukan Iqbal-Dinda 

Dari hasil survei terakhir, pasangan GASMAN mendekatu pasangan teratas
GITA ARIADI - SUKIMAN: Hasil survei Indo Survey dan Strategi (ISS) merilis hasil survei untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) (NTB) 2024, GASMAN melesat dekati paslon teratas / Foto : me
Simpan Sebagai PDFPrint

Elektabilitas GASMAN ungguli Iqbal-Dinda, ini hasil survei Indo Survei dan Strategy jelang Pilgub NTB 2024

MATARAM.LombokJournal.com ~ Indo Survey dan Strategi (ISS) merilis hasil survei untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. ISS memotret peta elektoral-elektabilitas sejumlah figur yang akan berlaga di Pilgub NTB 2024. 

BACA JUGA : 10 Fenomena Dalam Pilkada Serentak di NTB

Hasil survei ISS

ISS memotret popularitas, elektabilitas personal figur, kemudian membuat sejumlah simulasi pasangan calon. Baik skema empat paslon, tiga paslon, hingga dua paslon (head to head).

BACA JUGA : Indonesia Emas 2045 Tergantung Penyiapan Sumber Daya Manusia

Berikut hasil survei lengkap ISS untuk Pilgub NTB 2024

Popularitas tokoh:

Zulkiflimansyah 72 persen

Sitti Rohmi Djalillah 71,6 persen

Suhaili 69,2 persen

Lalu Gita Ariadi 57,8 persen

Sukiman Azmy 42,5 persen

Lalu Muhamad Iqbal 36,1 persen

Indah Dhamayanti Putri 30,2 persen

Mohan Roliskana 25 persen

Lalu Pathul Bahri 24,8 persen

Musyafirin 17,8 persen

Top of Mind tokoh:

Zulkieflimansyah 14,2 persen

Sitti Rohmi Djalillah 8,1 persen

Suhaili 7,3 persen

Lalu Gita Ariadi 7 persen

Lalu Muhamad Iqbal 6,4 persen

Sukiman Azmi 6,1 persen

Indah Dhayanti Putri 4,2 persen

Musyafirin 1,3 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 12,6 persen

Elektabilitas (keterpilihan) potret terkini:

Zulkieflimansyah 25,9 persen

Sitti Rohmi Djalillah 11,7 persen

Suhaili 11,6 persen

Lalu Gita Ariadi 9,4 persen

Lalu Muhamad Iqbal 7,1 persen

Sukiman Azmi 6,8 persen

Indah Dhayanti Putri 5,3 persen

Musyafirin 1,3 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 19,5 persen

Elektabilitas calon gubernur (simulasi 4 nama)

Zulkieflimansyah 27,4 persen

Sitti Rohmi Djalillah 17,1 persen

Lalu Gita Ariadi 15,3 persen

Lalu Muhamad Iqbal 13,6 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 26,6 persen

Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama)

Zulkieflimansyah 32,9 persen

Sitti Rohmi Djalillah 21,7 persen

Lalu Gita Ariadi 17,5 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 27,8 persen

Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama)

Zulkieflimansyah 33,7 persen

Sitti Rohmi Djalillah 22,5 persen

Lalu Muhamad Iqbal 20,1 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 23,7 persen

Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama)

Zulkieflimansyah 36,4 persen

Lalu Gita Ariadi 24,6 persen

Lalu Muhamad Iqbal 17,3 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 21,6 persen

Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama)

Sitti Rohmi Djalillah 30,2 persen

Lalu Gita Ariadi 25,1 persen

Lalu Muhamad Iqbal 18,9 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 25,7 persen

Elektabilitas calon wakil gubernur (potret terkini)

Suhaili 21,8 persen

Sukiman Azmi 19,7 persen

Indah Dhamayanti Putri 12,7 persen

Musyafirin 9,2 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 18,1 persen

Simulasi 4 pasangan calon:

Zul-Uhel 29,7 persen

Rohmi-Firin 19,9 persen

Gita-Sukiman 16,3 persen

Iqbal-Dinda 12,2 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 21,9 persen

Simulasi 3 pasangan calon:

Zul-Uhel 35,7 persen

Gita-Sukiman 23,6 persen

Iqbal-Dinda 18,6 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 22,1 persen

Simulasi 2 pasangan calon (head to head)

Zul-Uhel 43,8 persen

Rohmi-Firin 30,4 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 25,8 persen

Simulasi 2 pasangan calon (head to head)

Zul-Uhel 38,7 persen

Gita-Sukiman 32,1 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 29,2 persen

Simulasi 2 pasangan calon (head to head)

Zul-Uhel 42,4 persen

Iqbal-Dinda 29,1 persen

Tidak Tahu / Tidak Menjawab 28,4 persen

Direktur Strategi dan Operasional ISS, Karyono Wibowo menerangkan bahwa survei tersebut memiliki 880 responden yang diambil dengan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of erorr) -+ 3,37 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan metode wawancara pada tanggal 20-25 Juli 2024.

Secara umum, Karyono berpandangan Pilgub NTB 2024 masih cukup dinamis. Setiap figur atau paslon, tidak bisa mengeklaim sebagai paslon yang strong (kuat). 

“Dari temuan kami, Pilgub NTB masih sangat cair, dinamis. Pergerakan dan migrasi pemilih masih sangat bebas. Maka, para paslon tidak boleh ada yang terlampau jumawa,” kata Karyono saat sesi konferensi pers usai merilis hasil survei di Astoria Hotel Mataram pada Jumat (02/08/24).

Perubahan atau migrasi pilihan itu menurutnya disebabkan banyak hal. Seperti penetrasi politik ke akar rumput, gempuran money politik, serta visi-misi. 

BACA JUGA : Smelter PT AMNT Meningkatkan Kewsejahteraan Masyarakat NTB

“Kalau visi misi ini biasanya pemilih kritis,” bebernya.

Di tempat yang sama, Peneliti Pusas Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PusDek) UIN Mataram Dr Ihsan Hamid menjelaskan, apa arti dari tingkat persentase  ekektabilitas di atas? 

Zul dan Rohmi selaku mantan petahana berdasarkan hasil survei belum mencapai ekektabilitas 51 persen, artinya sangat mudah untuk dikalahkan (menurut teori survei dimanapun di dunia ini). 

“Lalu siapa yang paling potensial untuk mengalahkannya? Tentu elektabilitas yang terdekat keduanya, yaitu GASMAN dengan 16,3 persen. Bahkan dengan MoE 3.7, sebenarnya Gasman dan Rohmi berada pada posisi +/- sama. Bila 16,3 persen ditambahkan 3,7 persen, maka GASMAN berada pada 20 persen, Iqbal-Dinda 15.9 persen, Zul dikurangi 3,7 menjadi 26 persen, dan Rohmi ditambah 3,7 menjadi 23,6 persen,” paparnya. 

Kesimpulan, pertama; Dari hasil survei Indo Survey dan Strategy , dua posisi teratas selaku petahana hampir pasti dapat dikalahkan oleh GASMAN; kedua Iqbal-Dinda terlalu berat untuk bisa bersaing dengan dua paslon teratas maupun dengan GASMAN.

“Lalu apa yg ditakuti dan ditunggu oleh GASMAN untuk tidak maju melaju? Apa maju melaju cukup hanya sampai di sini? Miq Molah yang membuat diksi ini, ayo buktikan kalau maju melaju ini tidak menjadi Malu Melaju,” paparnya. me

 

Exit mobile version