Indeks

Digitalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 

Wagub NTB dukung akselerasi pelayanan kesehatan melalui BUNDA App

Wagub NTB menyampaikan sambutan dalam diskusi yang diselenggarakan oleh SUMMIT Institute for Development (SID) di Hotel Lombok Astoria Mataram pada Senin (16/01/23) / Foto: her
Simpan Sebagai PDFPrint

Digitalisasi dalam pelayanan kesehatan akan memperkuat apa yang telah dilakukan di NTB dengan program unggulan Revitalisasi Posyandu

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wagub NTB Hj Sitti Rohmi Jalillah mengungkapkan apresiasinya terhadap Aplikasi Bunda bentukan  SUMMIT Institute for Development (SID) yang menjadikannya aplikasi itu penting dan strategis.

“Karena saya lihat aplikasi ini sangat membantu dalam men-track kondisi ibu-ibu hamil kita, sehingga memperkuat apa yang telah dilakukan di NTB dengan program revitalisasi posyandu keluarga berbasis dusun,” tutur Wagub NTB.

BACA JUGA: Kemiskinan di NTB Menurun 0.01 persen pada September 2022

Ia mengatakan itu saat menghadiri diskusi bertajuk “Digi-Health: Transformative Action Toward a Digital Health Ecosystem For Optimized Maternal, Newborn and Child Health in NTB and Beyond“, yang diselenggarakan oleh SUMMIT Institute for Development (SID) di Hotel Lombok Astoria Mataram pada Senin (16/01/23)

Permasalahan kesehatan di NTB menjadi streesing Wagub yang harus menjadi fokus utama dalam pembangunan. 

Karena itu kerjasama yang baik ini perlu ditingkatkan lagi ke depan dalam mewujudkan generasi yang sehat ketika anak dilahirkan.

Asisten II Setda Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A.mengatakan, sejauh pengamatannya selama ini,  tantangan dari BUNDA App ini adalah bagaimana aplikasi ini bisa bridging dengan aplikasi Kementerian Kesehatan salah satunya Sistem Peduli Lindungi.

“Hal ini perlu supaya aplikasinya terhubung dengan laporan-laporan yang ada sehingga teman-teman di Puskesmas tidak lagi mengisi banyak aplikasi untuk membuat laporan,” ucapnya.

Senada dengan Wagub NTB dan Asda II Kadis Kesehatan NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS. mengingatkan, ke depan persoalan di kesehatan semakin kompleks didominasi penyakit tidak menular sebanyak hampir 60 persen lebih penyakit dalam kurun 10 tahun.

“Kita di kesehatan memang sudah sejalan dengan Kemenkes memperkuat hulu dan hilir, nantinya secara teknis dengan senang hati kami akan mempermudah koordinasi dan implementasi di kab/kota, dilihat dari program ini tentunya sangat bermanfaat,” terang Fikri mantan Direktut RSUP NTB. 

Komitmen SID

Senior Research Officer SID, Yuni Dwi Setiyawati memaparkan, Yayasan Institut Pengembangan Suara Mitra atau yang lebih dikenal dengan SUMMIT Institute for Development (SID), merupakan yayasan yang memiliki suatu komitmen meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui intervensi yang melibatkan masyarakat secara aktif.

Diketahui, SID di NTB sejak Tahun 2017 bergerak di bidang riset dan pengembangan yang aktif mengajak masyarakat untuk turut terlibat sekaligus meningkatkan SDM, salah satunya dengan pendekatan berbasis teknologi menggunakan suatu platform yang disebut BUNDA App.

“Aplikasi ini akan men-tracking apakah ada Ibu Hamil yang membutuhkan tindakan lebih lanjut, apakah mendapatkan pelayanan yang lengkap, apakah kondisinya anemia atau kurang gizi dengan laporan bulanan secara realtime,” jelasnya.

Head of Primary Care Tribe – Digital Transformation Office (DTO), Kemenkes RI, Dewi Nur Aisyah dalam pemaoarannya secara daring menjelaskan, fokus dari Teknologi Digital Kesehatan adalah berinovasi membuat aplikasi. 

Sistem teknologi yang terbaik untuk berinteraksi dan melayani masyarakat. Salah satunya platform Indonesia Health Service (IHS) dengan nama SATUSEHAT.

Ia juga mengingatkan,  tantangan IHS dari perspektif pelayanan kesehatan primer khususnya Puskesmas adalah begitu banyaknya aplikasi, username, password yang berbeda yang membuat Nakes perlu mengalokasikan lebih banyak waktu untuk input data.

“Dengan adanya platform SATUSEHAT, nakes tidak perlu menginput data berulang pada aplikasi yang berbeda, cukup mengisi satu aplikasi yang secara otomatis terhubung dengan aplikasi kesehatan lainnya,” jelas Aisyah.

Platform tersebut telah terintegrasi dengan 10 ribu lebih Puskesmas, 5 ribu lebih Dokter Umum, 3 ribu Rumah Sakit, 11 ribu lebih klinik, 1.400 Laboratorium dan 30 ribu lebih farmasi.

BACA JUGA: Keberadaan UPTD akan Maksimalkan Potensi Gili

Lebih lanjut, IT Strategy & Governance Expert, Farizan Ramadhan, turut berpartisipasi sebagai salah satu supporter pengembangan kolaborasi Bunda App dan SATUSEHAT sehingga terintegrasi dengan regulasi yang ada di Indonesia.***

 

 

Exit mobile version