LIMOFF Diramaikan 150 Brand, Targetkan 12 Ribu Pengunjung

Penyelenggaraan LIMOFF bertujuan untuk mempromosikan dan merayakan warisan budaya Lombok melalui fesyen

LOBAR.LombokJournal.com ~ Sebanyak 109 designer Internasional dan nasional siap memeriahkan Lombok International Modest Fashion Festival  atau LIMOFF,  yang berlangsung tanggal 6 – 9 Juli 2023 di Merumata Hotel Senggigi Lombok Barat.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah membuka  Kick Off LIMOFF secara virtual, Selasa (27/06/23).  

BACA JUGA: NTB Ingin Menjadi Pusat Busana Muslim Dunia

Penyelenggaraan LIMOFF bukan hanya fesyen tapi mengenalkan indtri lokal dan budaya Lombok
Busana Muslim

Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB ini berkomitmen dan akan terus mendukung gelaran LIMOFF.

“Kita akan mendukung sepenuhnya terkait event LIMOFF karena ini salah satu ikhtiar menjadikan NTB sebagai pusat Busana Muslim Nasional,” tutur Bang Zul.

LIMOFF diramaikan 150 Brand, 15 Guest Desainer dari Indonesia dan Asean Designers Philipines, Singapore, Cambodia, Malaysia dan Brunei Darusalam, 16 Dekranasda dari berbagai Provinsi dan Kabupaten dan Target Pengunjung 12.000 orang.

Bang Zul mengucapkan selamat datang kepada seluruh designer ke Provinsi NTB. 

“Selamat datang di Lombok, NTB,” ungkap Bang Zul.

Ketua Dekrenasda NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zuklieflimansyah menjelaskan, event LIMOFF bertujuan untuk mendukung dan menampilkan bakat jenama fesyen lokal dan pengrajin tekstil di Lombok. 

BACA JUGA: Mohon Keberkahan Jelang MXGP Lombok

“Dengan menyediakan platform bagi para kreator ini untuk menampilkan karya mereka, festival ini bertujuan untuk mempromosikan dan merayakan warisan budaya Lombok melalui fesyen,” jelasnya.

Selain fesyen, LIMOFF juga akan menjadi ajang promosi pariwisata, kerajinan tangan, dan industri kuliner di Lombok

Para pengunjung akan memiliki kesempatan untuk menemukan berbagai aspek budaya dan ekonomi Lombok, sekaligus mendukung bisnis dan pengrajin lokal. 

Festival ini akan menampilkan berbagai kegiatan, seperti peragaan busana, lokakarya, dan pameran, yang dapat dinikmati semua orang.

“LIMOFF bukan hanya ajang fashion, tapi juga kesempatan bagi pengunjung untuk belajar tentang Lombok dan keunikan budayanya,” ujar Bunda Niken. 

Menurutnya, festival ini merupakan upaya mendukung industri lokal, memamerkan produk mereka yang memiliki kualitas sangat tinggi, serta menjadi kesempatan bagi pengunjung untuk mengenal pulau dan orango-rangnya. 

BACA JUGA: Ini Cara Pemprov NTB Tangani Samnpah MXGP Samota

“Para pengunjung nantinya diharapkan mendapatkan pemahaman dan memberi apresiasi yang lebih dalam tentang kekayaan warisan budaya Lombok,” kata Bunda Niken. ***

 

 




Pelaku Kekerasan Seksual di Maluku Dihukum Seumur Hidup 

Mentreri PPPA Bintang Puspayoga berharap korban kekerasan seksual untuk berani bicara dan melaporkan kejadian yang menimpanya

AMBON.LombokJournal.com ~ Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon menjatuhkan sanksi pidana maksimal untuk Ayah dan kakek kandung pelaku tindak pidana kekerasan seksual  atau TPKS yang korbannya adalah anak dan cucu kandungnya.

BACA JUGA: Tinfak Asusila Ayah dan Kakek pada Anak dan Cucu Kandung 

Menteri PPPA menekankan agar korban kekerasan seksual berani melapor
Menteri Bintang Puspayoga

Dalam kunjungan di Ambon, Maluku, Senin (26/06) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menekankan, keberanian dari penyintas untuk melaporkan dan bicara kejadian kekerasan seksual  yang dialaminya, jadi titik terang dari proses penanganan dan penegakan hukum perkara itu. 

Penegakan hukum yang memberikan rasa keadilan bagi korban pun menjadi langkah penting bagi KemenPPPA dan APH untuk terus mendorong korban kekerasan seksual berani berbicara. 

Tidak hanya pada saat putusan di pengadilan, keberpihakan terhadap korban kekerasan seksual diharapkan terjadi dalam seluruh proses penegakan hukum mulai dari penyelidikan hingga penuntutan.

BACA JUGA: Anak Korban KDRT di Jateng, Ibunya Meregang Nyawa

“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi atas keberanian para penyintas dalam berbicara atau melaporkan kejadian yang dialami sehingga APH dapat bergerak cepat dalam upaya penegakan hukum yang hasilnya pun sungguh luar biasa. Khususnya, dalam kasus TPKS oleh ayah dan kakek kandung, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon menjatuhkan sanksi pidana maksimal terhadap pelaku tindak pidana kekerasan seksual. Putusan tersebut memberikan harapan bagi kita semua untuk terus menuntut penegakan hukum yang berkeadilan dan berperspektif korban sehingga diharapkan dapat melahirkan efek jera,” tutur Menteri PPPA.

Dalam upaya pencegahan kasus TPKS di masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) secara masif menggencarkan kampanye Dare to Speak Up atau Berani Berbicara kepada masyarakat.

Tujuannya mendorong korban, keluarga korban, dan masyarakat umum untuk berani melaporkan berbagai tindak kekerasan yang dialami atau diketahui. 

Selain itu, kehadiran Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) pun serta merta memberikan perlindungan yang komprehensif kepada korban, keluarga korban, dan saksi atas kejahatan terhadap martabat manusia dan pelanggaran atas hak asasi manusia.

Menteri PPPA juga mengingatkan DP3A dan UPTD PPA Provinsi Maluku agar dapat terus mengawal dan berpartisipasi dalam proses pendampingan yang dibutuhkan oleh penyintas, meskipun sudah kembali menjalani kehidupan normal.

Dan penyintas anak pun melanjutkan sekolah seperti biasa. Setelah kejadian TPKS yang dilakukan oleh ayah dan kakek kandung. 

BACA JUGA: Polres Sumbawa Terjunkan 65 Persinel untuk MXGP Samota

Penanganan penyintas langsung dilakukan oleh Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah pusat, serta diberikan rumah tinggal di salah satu kawasan perumahan di Kota Ambon. 

“Meskipun para penyintas telah menjalani hidupnya kembali secara normal, masih diperlukan dukungan dan pengawalan ketat dari DP3A dan UPTD PPA Provinsi Maluku, terutama pada para penyintas usia anak yang membutuhkan perhatian lebih untuk memastikan hak-haknya terpenuhi. Saya harap pengalaman para penyintas ini dapat menjadi inspirasi dan menebar bibit keberanian kepada para penyintas korban TPKS lainnya untuk berani berbicara dan melapor,” tandas Menteri PPPA..***

 

Sumber : kemenpppa.go.id




NTB Ingin Menjadi Pusat Busana Muslim dunia

Kata Bunda Niken, Keinginan Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia bukanlah mustahil, karena NTB memiliki potensi itu

SUMBAWA.LombokJournal.com ~ Provinsi NTB memiliki potensi menjadi pusat busana muslim dunia. Namun upaya NTB untuk meraih kesuksesan itu tak cukup dengan pelatihan beberapa hari, tapi butuh waktu bertahun-tahun untuk merasakan hasil dari keringat.

BACA JUGA: Seksi Free Practice MX2 di Sirkuit Samota, Adamo Unggul

Kata Bunda Niken, NTB punya potensi jadi pusat busana muslim
Bunda Niken (kanan)

Ketua Dekranasda NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah mengungkapkan itu saat menutup Bimtek (bimbingan teknis) Fashion Designer Berbasis Tenun, di SMKN 1 Sumbawa Besar, Sabtu (24/06/23).

“Saya sebagai Ketua Dekranasda NTB optimis, Provinsi NTB kecil tapi memiliki cita-cita besar mengutip pak Gubernur,” tuturnya.

BACA JUGA: Sebelum Balapan Pembalap MXGP Samota Diarak Naik Dokar

Provinsi NTB memang kecil terdiri dari pulau-pulau kecil yang jumlahnya tidak terlalu besar, namun NTB bagian dari republik ini ingin negara Indonesia maju.

Keinginan Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia bukanlah mustahil, karena NTB memiliki potensi itu. 

“Kita di NTB ingin menunjukkan, Indonesia bisa maju jika masyarakat seluruhnya tegak,” ujarnya.

Menurut Bunda Niken, upaya yang dilakukan NTB saat ini adalah untuk membentuk suatu sistem. 

“Ke depan akan melibatkan berbagai pihak untuk berkontribusi. Karena. Dunia fashion ini memiliki pemasukan bagi pertumbuhan ekonomi,” tukasnya.

Dengan bertambahnya 20 desainer busana di Kabupaten Sumbawa menjadi pijakan melihat busana dan tenun yang bagus ke depan.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Didampingi Guibernur NTB Tinjau Smelter

Kegiatan bimtek Fashion Designer Berbasis Tenun ini diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian Prov. NTB bekerjasama dengan Diskoperindag Kabupaten Sumbawa dan SMKN 1 Sumbawa.***

 

 




Gizi Anak Harus Dijaga, Mereka Pemimpin Masa Depan

Para orang tua dihimbau perhatikan gizi anak, kata Bunda Niken mereka merupakan pemimpin masa depan bangsa

MATARAM.LombokJournal.com ~ Bunda Niken sapaan Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, mengajak para orang tua selalu memperhatikan gizi anak-anak. 

Gizi menjadi faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, menjadi generasi yang sehat dan cerdas.

BACA JUGA: Bunda Niken Launching Bhakti Stunting di Lombok Timur

Ia mengatakan itu saat menghadiri sekaligus melaunching Gotong Royong Bhakti Stunting di Lingkungan Kelurahan Tanjung Karang, Sekarbela Kota Mataram, Jumat (16/06/23).

“Kami mengajak para orang tua untuk menjaga gizi anak. Karena mereka adalah pemimpin masa depan bagi bangsa dan daerah,” ajak Bunda Niken.

Menurutnya, perkembangan dan pertumbuhan yang sehat merupakan tanggung jawab orang tua. Untuk itu mereka harus diperhatikan makanannya.

Makanan yang sehat dan bergizi akan menentukan pertumbuhan anak yang cerdas dan sehat. 

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Merahkan Lapangan Nasional Lotim

Dalam kesempatan yang sama, Ketua TP PKK Kecamatan Sekarbela, Syanik Handayani Samudra mengungkapkan terimah kasih kepada Pemerintah Provinsi NTB dan PKK NTB yang sangat masif menggelorakan gerakan mewujudkan anak-anak NTB bebas dari masalah stunting.

“Gotong royong semua pihak menjadi kunci utama dalam mengentaskan masalah stunting di NTB. Kami sangat berterima kasih dengan adanya gerakan gotong royong stunting dari Pemprov NTB,” ungkapnya.

Launching Gotong Royong Bakti Stunting di Kecamatan Sekarbela dirangkaikan dengan pembagian telur kepada puluhan balita. 

BACA JUGA: MXGP Lombok Sumbawa 2023, Datangkan Artis dan Grup Band Papan Atas

Pembagian telur secara gratis tersebut didukung oleh PW Salimah NTB, PD Salimah Kota Mataram dan PKK Provinsi NTB. ***

 

 




PAUD Merupakan Tempat Bermain dan Bergembira

Bunda PAUD Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah menekankan, belajar harus dilaksanakan secara menyenangkan

LOBAR.LombokJournal.com ~ Salah satu kunci pendidikan anak usia dini adalah bermain dan bergembira, karena itu belajar harus dilaksanakan dengan menyenangkan.

BACA JUGA: Gizi Anak Harus Dijaga, Mereka Pemimpin Masa Depan

Bunda PAUD NTB berpesan, anak-anak harus belajar dengan gembira

Bunda PAUD Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah menyampaikan itu, dalam acara pelepasan siswa-siswi Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TK IT) Anak Soleh Kediri, Lombok Barat, Sabtu (17/06/23).

Belajar harus dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan, karena dunia anak pada usia dini adalah dunia bermain,” ujarnya.

Menurutnya, pendidikan tidak boleh dilaksanakan dengan tekanan, terlebih lagi pada usia dini.

Pentingnya mengajarkan tanpa tekanan agar anak ke depan mencintai proses belajar, tanpa menganggap belajar itu merupakan hal yang sulit.

BACA JUGA: Pemprov NTB Terbuka, IKIP NTB 5 Besar Nasional

“Seseorang yang punya semangat belajar dari dalam hatinya, maka dia akan terus mencari ilmu tanpa ada paksaan,” tutur Bunda Niken.

Isteri Gubernur NTB itu mengapresiasi TK IT karena berhasil memberikan pendidikan yang baik kepada siswa-siswi yang tampak dari penampilan siswa-siswi pada kegiatan tersebut.

BACA JUGA: Gubernur NTB: Dompu Great Adventure Luar Biasa!

“Selamat kepada orang tua yang sudah hadir, anak-anak kita sudah melewati masa TK, jangan lupa diberi hadiah, agar lebih semangat lagi ya,” pintanya. ***

 

 




Peringatan HKG PKK ke 51 dan Rakor Bunda PAUD se-NTB

Menghadiri peringatan HKG PKK ke 51, Gubernur NTB mengapresiasi TP PKK NTB yang dalam keterbatasan tetap bekerja

MATARAM.LombokJournal.com ~ Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengapresiasi organisasi TP PKK NTB yang bisa terus berkegiatan dalam berbagai keterbatasan. 

Hal itu disampaikannya saat membuka acara Rapat Koordinasi PKK dan Rapat Koordinasi Bunda PAUD Tingkat Provinsi NTB Tahun 2023. 

BACA JUGA: Bang Zul Apresiasi BNNP NTB Dalam Pemberantasan Narkoba

Bunda Niken merayakan peringatan HKG PKK NTB ke 51

Acara tersebut digelar memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-51 Tahun 2023 Tingkat Provinsi NTB, di Gedung Graha Bhakti Praja, Kantor Gubernur NTB, Selasa (13/06/23).

“Ibu-ibu pimpinan TP PKK di NTB dengan segala macam keterbatasan dana, dengan segala keterbatasan ini dan itu, tapi mampu menyanyi dengan riang gembira,” ujar Bang Zul. 

Ia berharap masyarakat NTB  dapat menerima perbedaan dan dapat menghargai sesama. 

Sebagaimana yang ia harapkan, kepada anak-anaknya dapat tumbuh di tempat yang dapat memanusiakan manusia

Seseorang tidak dievaluasi dinilai dari warna kulitnya karena bentuk matanya, karena benuk rambutnya, tapi dia hidup dalam satu negeri yang menghargai prestasi dan karakter yang dimilikinya.

BACA JUGA: Studi Banding Penerapan Program PAAREDI di Sesaot

“We have learnt to fly the air like the birds, we could smim like fish, but haven’t learn so much to be like human being. (Kita telah belajar terbang di udara seperti burung, berenang di lautan seperti ikan, tapi kita belum banyak belajar untuk menjadi manusia),” kata Bang Zul.

Sementara itu, Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE. M.Sc. selaku Ketua TP PKK NTB berharap kemeriahan pembukaan acara Rakor PKK dan  HKG PKK ke-51 dapat menular ke berbagai aktivitas lainnya. 

Ia berharap kebersamaan tim PKK dan gotong royong dalam mendukung visi dan misi Pemrov NTB dapat tercapai. 

BACA JUGA: Ganjar Pranowo akan ke Lombok, Rachmat Sambangi PPP NTB

“Kemeriahan dan rasa syukur haruslah selalu menimbulkan gelora semangat baru, energi baru, dalam setiap langkah gerakan PKK. Semoga segenap jajaran Tim PKK NTB  dapat menjaga kebersamaan serta gotongroyong agar agenda pemerintah dalam pembangunan dapat tercapai,” harapnya.***

 

 




Peran Wanita Penting Menanamkan Moderasi Beragama

Eny Yaqut Jelaskan Pentingnya jadi narasumber acara talk show Peran Wanita dalam Moderasi Beragama

JAKARTA,LombokJournal.com ~ Peran wanita sangat vital dalam menanamkan pemahaman moderasi beragama kepada generasi penerus.

Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Eny Retno Yaqut menegaskan, pentingnya pemahaman moderasi beragama bagi para wanita. 

BACA JUGA: Cegah Perkawinan Anak Melalui Edukasi Kesehatan

Peran wanita sangat vital dalam menanamkan pemahaman moderasi beragama kepada generasi penerus
Moderasi beragama

Ia mengungkapkan itu saat menjadi narasumber pada acara Talk Show Peran Wanita dalam Moderasi Beragama, yang digelar Dirjen Bimas Buddha di Auditorium HM. Rasjidi, Jakarta, pada Senin (15/05/23).

Seorang wanita, sebagai seorang ibu, sebagai pendidik, mempunyai kewajiban mengajarkan akidah yang teguh terkait keyakinannya. 

Sehingga, anak kita kokoh dan nyaman dengan keyakinannya, dan nyaman dengan perbedaan keyakinan orang lain.

“Kalau di Agama Islam kita mengajarkan bagaimana menjadi agama yang rahmatanan lil alamin. Agar saling mengasihi sesama makhluk Tuhan,” ungkapnya.

Siapa pun harus mampu dan bisa dalam mentransfer pemahaman moderasi beragama. Hal itu demi kemaslahatan dan kebaikan bangsa ini. 

BACA JUGA: Lombok Sharia Festival (LSF) 2023 Dukung Fashion Muslimah

“Karena kelak bangsa ini dipegang oleh generasi penerus kita,” tegasnya.

Ia mengatakan, moderasi beragama itu penting, karena pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan. 

“Karena esensinya semua agama adalah bagaimana cara memanuasiakan manusia,” Ungkapnya.

Namun, menurut Eny ada tantangan luar biasa dalam memberikan pemahaman moderat. 

Terutama di era digitalisasi seperti saat ini, di mana arus informasi begitu derasnya.

“Hari ini, anak kita sangat rentan dengan informasi yang begitu masif. Terlebih informasi-informasi tersebut beda tipis antara fakta dan hoaks. Banyak info yang provokatif, padahal isinya tidak sesuai judul,” ungkapnya.

Eny menekankan pentingnya pemahaman cara kerja dunia digital dengan meningkatkan literasi digital. Dengan bekal pemahaman yang mumpuni tentang dunia digital, ia berharap masyarakat Indonesia mampu menyaring informasi yang baik.

Sementara itu, Dewi ‘Dee’ Lestari seorang novelis dan musisi yang juga menjadi narasumber talkshow juga sepakat dengan apa yang diungkapkan Eny. 

Moderasi beragama pada dasarnya sangat berpengaruh dengan kehidupan sehari-hari.

“Sejak kecil, saya selalu diperkenalkan dengan toleransi Agama, namun satu hal yang menurut saya juga sangat penting, yaitu apresiasi beragama,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, apresiasi beragama merupakan bentuk toleransi yang bisa menimbulkan empty antar umat. Sehingga akan menimbulkan rasa saling menghargai dalam perbedaan.

Dee pun bercerita, setiap karyanya selalu menerapkan prinsip empati. 

Ia selalu berusaha memahami setiap karakternya, sehingga mampu memposisikan diri ketika melihat penadangan yang berbeda.

Ada dua cara yang ampuh bagi Dee sapaan akrab Dewi lestari, untuk memunculkan rasa empati. Pertama banyak membaca. Dengan membaca dia mendapat informasi baru yang sebelumnya kita belum ketahui.

BACA JUGA: Lombok Layak Disebut Pusat Balap Motor Nasional, Dampak MXGP

Kedua, banyak bepergian. Karena menurutnya bepergian mampu membukakan mata kita dengan budaya yang berbeda dengan kita. 

“Karena kita tahu Indonesia sangat luas dengan berbagai budaya yang berbeda dengan kita. Bepergian merupakan cara kita melihat situasi dan perbedaan yang berbeda dengan kita,” ungkap Dewi Lestari. ***




Cegah Perkawinan Anak melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi

Upaya yang bisa dilakukan untuk cegah perkawinan anak bisa dimulai dari edukasi kesehatan reproduksi, baik kepada anak maupun orang tua

JAKARTA.LombokJournal.com ~ Upaya pencegahan perkawinan anak harus dimulai dari edukasi kesehatan reproduksi, baik kepada anak maupun orang tua. Itu dikatakan Plt. Deputi Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Rini Handayani, saat kegiatan Media Talk KemenPPPA di Jakarta, Jumat (12/05/22).

Kegiatan Itu merupakan upaya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) yang serius menyikapi maraknya kasus perkawinan anak. Misalnya, dengan mengintervensi di hulu melalui penguatan sumber daya manusia (SDM) berupa edukasi. 

BACA JUGA: NTB Bertekad Selesaikan 5 Pilar Sanitasi

“Perkawinan anak merupakan tantangan dalam pembangunan SDM dikarenakan memiliki dampak yang multiaspek dan lintas generasi. Selain itu, perkawinan anak juga merupakan bentuk pelanggaran hak anak yang dapat menghambat dalam mendapatkan hak-haknya secara optimal,” ujar Rini seperti dikutip di laman kemenpppa.go.id..

Perkara dispensasi kawin mengalami penurunan setiap tahunnya. Data penurunan itu tercatat di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia, sepanjang 2020-2022.  

Ada 52.095 perkara dispensasi kawin yang masuk di tahun 2022, sebanyak 50.748 diputuskan. 

Jumlah perkara yang masih tergolong besar itu menunjukkan, perkawinan anak masih banyak terjadi dilihat dari jumlah permohonan perkara dispensasi kawin yang masuk ke pengadilan.

“Meskipun data prevalensi perkawinan anak di Indonesia menunjukkan penurunan setiap tahunnya, masih banyak perkawinan anak dan remaja yang terjadi  tidak dapat dicatatkan karena tidak membawa perkara dispensasi kawin ke pengadilan. Diperlukan upaya sistemik dan terpadu dalam menekan angka perkawinan anak untuk mencapai target 6,94 persen pada tahun 2030,” tutur Rini.

BACA JUGA: Posyandu Keluarga Turunkan Angka Stunting dan AKIB di NTB

Ada banyak faktor yang ditengarai berkontribusi dalam perkawinan anak. Di antaranya faktor kemiskinan, geografis, pendidikan, ketidaksetaraan gender, masalah sosial, budaya, dan agama. Serta minimnya akses layanan dan informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif. 

Rini menegaskan, edukasi kesehatan reproduksi menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai perkawinan anak di Indonesia. Baik anak maupun orang tua harus mengerti, perkawinan anak memiliki dampak yang begitu besar bagi anak.

Mulai dari pendidikan, kesehatan, kemiskinan berlanjut sampai kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian.

Menurutnya, tren perkawinan anak di Indonesia, penyebabnya bukan hanya kurangnya pemahaman bahaya serta ancaman dari perkawinan anak. Tapi juga dampak gerusan pergaulan bebas di kalangan anak dan remaja, yang beresiko pada Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).

“Edukasi terkait perkawinan anak yang dimulai dari kesehatan reproduksi menjadi penting dan perlu ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Anak-anak perlu mengetahui bagian-bagian penting dari tubuh dan sistem reproduksi yang berdampak pada masa depannya,” jelas Rini.

Perkawinan anak merupakan isu bersama yang pencegahannya pun harus diselesaikan secara multi sektoral, holistik, komprehensif, terpadu, dan melibatkan banyak orang. 

BACA JUGA: Wagub NTB Jelaskan Upaya Mencapai Desa Gemilang

Cegah perkawinan anak, xebab perkawinan dan kehamilan anak memicu Obstetric Fistula, kerusakan pada organ intim perempuan penyebab kebocoran urin atau feses ke dalam vagina
Obstetric Fistula

Komplikasi medis 

Kepala Bagian Staf Medik Fungsional Ginekologi Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Widyorini Lestari Hardjolukito Hanafy SpOG.Subsp.Onk menjelaskan, perkawinan dan kehamilan anak memiliki risiko komplikasi medis. Baikterhadap ibu maupun anak yang dilahirkan itu.

“Anatomi tubuh anak perempuan belum siap menjalani proses mengandung dan melahirkan,” jelasnya.

Hal ini berisiko mengalami komplikasi medis baik pada ibu maupun pada anak. United Nations Population Fund (UNFPA) mencatat Obstetric Fistula sebagai kasus komplikasi medis persalinan usia anak yang sering terjadi. 

Obstetric Fistula merupakan kerusakan pada organ intim perempuan yang menyebabkan kebocoran urin atau feses ke dalam vagina. 

“Perempuan yang berusia kurang dari 20 tahun rentan mengalami Obstetric Fistula dan dapat terjadi akibat hubungan seksual di usia anak,” jelas Widyorini.

Dijelaskan, perkawinan anak yang kerap kali terjadi karena KTD diakibatkan minimnya pengetahuan akan kesehatan reproduksi dan risiko yang dihadapi. 

BACA JUGA: Wamenag Ajak Elit Bangsa Jadi Negarawan

Pencegahan KTD dapat dimulai dari edukasi kesehatan reproduksi, baik itu kontrasepsi dan ancaman penyakit menular seksual hingga kanker serviks, edukasi gizi, dan peran orang tua serta pendidikan formal. ***

 




Polwan Terlibat Dalam Program Pembangunan Pemprov

Wagub NTB menyambut baik kemungkinan keterlibatan Polwan (Polisi Wanita) dalam program Pemprov NTB

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj Sitti Rohmi Djalillah menyambut positif peran  polisi wanita dalam program program pembangunan. 

BACA JUGA: Bang Zul Minta Wings Group Segera Bangun Hotel di Mekaki

Wagub NTB menyembut baik kemungkinan keterlibatan Polwan dalam pembangunan NTB

“Kami menantikan keterlibatan Polwan dalam mendukung program Pemerintah Provinsi,” ucap Wagub di Hotel Lombok Plaza, Rabu (12/04/23).

Saat itu Wagub NTB merespon peserta workshop yang terdiri dari anggota Polwan terkait kemungkinan keterlibatan Polwan dalam program Pemprov. 

Wagub Ummi Rohmi memberikan pemaparan Visi Misi NTB Gemilang dan Program Unggulan dalam Sosialisasi dan Workshop Pengarusutamaan Gender di lingkungan Polda NTB.

Menurutnya, sejak awal Pemprov NTB menyusun program pembangunan yang memberikan ruang bagi keterlibatan perempuan

Beberapa di antaranya seperti disebutkan Wagub adalah Posyandu Keluarga dan Industrialisasi. Sebagian besar digerakkan perempuan di bidang kesehatan maupun UKM dalam pengembangan tenun maupun program unggulan lain. 

Di sisi lain, Pemprov NTB juga banyak melahirkan regulasi yang mendukung peran perempuan, seperti pernikahan dini, perlindungan perempuan dan anak sampai persoalan buruh migran perempuan. 

BACA JUGA: Sekda NTB Tutup Halaqoh Ramadhan 1444 H

Brigjen Pol Desy Andriani, SSDM Polri, salah seorang yang hadir sebagai narasumber mengatakan, peran perempuan dalam pengarusutamaan gender berperan luas di masyarakat. 

“Selain sebagai Polwan banyak juga anggota polisi wanita di Polda NTB di masyarakat menjadi Ketua RT sampai ketua yayasan yatim piatu,” sebutnya. 

Hal ini membuktikan kesetaraan peran dalam masyarakat juga bergantung pada kecakapan personal. 

Ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan ruang berkiprah lebih luas bagi perempuan terutama Polwan. 

BACA JUGA: Saat Inflasi Masyarakat Harus Tetap Semangat dan Tak Menyerah

Hadir Asisten III yang juga Plt Kadis DP3AP2KB dan Karo SDM Polda NTB. ***

 




NTB Harus Konsisten Tingkatkan Kualitas Posyandu Keluarga

 Berdasarkan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), angka stunting di NTB terus menurun

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, memimpin rapat Persiapan Pendampingan Intervensi Stunting untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi NTB, berlangsung di Gedung Graha Bhakti Praja, Selasa (11/04/23).

Ummi Rohmi minta agar NTB konsisten meningkatkan kualitas Posyandu Keluarga. Intervensi dengan tepat sehingga angka stunting benar-benar turun signifikan dan tepat sasaran untuk mencapai target 14 persen tahun 2024.

BACA JUGA: Saat Inflasi Masyarakat Harus Tetap Semangat dan Tak Menyerah

Wagub ajak kabupaten/kota se NTB gotong royong tangani stunting
Wagub Ummi Rohmi

Angka stunting di NTB berdasarkan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) terus mengalami penurunan. 

Tahun 2019 hasilnya 25,5 persen input baru 70,5 persen, kemudian 2020 23,3 persen untuk inputnya 82,7 persen. 

Mulai 2021 setelah 100 persen posyandu keluarga terbentuk di NTB inputnya sudah 98,54 persen, dan hasilnya 19,2 persem. 

Tahun 2022 menjadi 16,8 persen dan 2023 report terakhir pada Februari 2023 dengan input 97,87 persen hasilnya 14,76 persen..

“Kita harus terus pastikan seluruh balita, ibu hamil, remaja agar terintervensi dengan baik dan benar sehingga angka real yang kita laporkan itu memang betul angka stunting. Memang benar kondisi balita kita seperti itu, fokus dengan itu maka insyaallah yang kita inginkan untuk mewujudkan anak-anak sehat,” jelas Ummi Rohmi 

Dengan E-PPGBM bisa dilihat bagaimana begitu complicated nya kasus stunting ini. 

BACA JUGA: RS Mandalika Jalin Kerjasama dengan BPJS Kesehatan

Tidak terlepas dari kondisi lingkungan, tidak buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minum, makan minum rumah tangganya baik pengolahan sampah rumah tangga, limbah cair rumah tangga, kalau semua sudah baik intervensi spesifik gizi akan sangat efektif menurunkan angka stunting sehingga ini harus menjadi evaluasi bersama. Kepada ibu hamil juga diharapkan agar melakukan USG di puskesmas terdekat yang sudah menyediakan alat untuk USG. Kepada remaja ataupun calon ibu yang anemia juga diharapkan rajin minum vitamin penambah darah.

Wagub NTB mengajak seluruh kabupaten/kota ikut bergotong royong dalam gerakan bakti stunting, dengan menyumbang telur seikhlasnya untuk kemudian disumbangkan kepada anak-anak stunting.

Peran TP PKK

Ketua TP.PKK NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE. M.Sc juga menyampaikan peran yang sudah coba dilakukan oleh TP PKK provinsi untuk ikut membantu program pemerintah dalam pencegahan dan penanganan.

Sebagai contoh yang sudah dilakukan di Desa Senaru Kabupaten Lombok Utara, sasaran dalam satu desa tersebut terdapat 34 anak stunting. 

Dengan terus intens memberikan protein tambahan berupa telur selama 3 bulan, dari yang semula berjumlah 100 anak, kini turun tinggal 5 orang anak.

TP PKK masih menggodok konsep agar bisa lebihmemberikan signifikasi dari hasil yang diberikan. 

BACA JUGA: Wagub NTB Terima Tim Visitasi Tinarbuka KI Pusat

“Dari PPI Provinsi kita saat ini juga sedang merancang pilot project dapur sehat atasi stunting ini mulai di Kota Mataram kita berencana untuk melakukan intervensi di satu kelurahan dengan bentuk dapur yang sama, insyaallah akan dimulai setelah bulan Ramadan nanti. Tentu kami mengharapkan kerjasama dari semua pihak untuk terus sama-sama mensukseskan program-program dalam mengatasi stunting ini,” tutup Bunda Niken. ***