Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin ketika membuka perlombaan presean menyambut Hari Ulang Tahun ke-66 Nusa Tenggara Barat, di Gelanggang Pemuda, Jum’at (06/12/24).
“Tugas kita sebagai warga NTB dapat mensosialisasikan budaya leluhur kita kepada khalayak umum. Selamat bertarung. Junjung sportivitas,“ pesannya.
Lomba Peresean bertajuk “Belage Pepadu Angoh” itu rencananya dilaksanakan selama dua hari (6-7) Desember.
Melibatkan delapan pepadu terkemuka di Pulau Lombok seperti Ken Arok, Cikararat, Rambo, Kamandaka, Kelabang Geni, Kebo Ireng Demung Wire serta Putra Mandalika.
Masyarakat diajak beramai-ramai menyaksikan adu tanding presean, sebagai bentuk apresiasi olahraga tradisional dan pelestarian tradisi budaya. rbg/dyd
Cerita Rakyat sebagai Sumber Inspirasi Puisi¹
Cerita rakyat mengandung nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal yang mengandung pesan moral cinta tuhan, alam semesta, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun
Penulis : Agus K. Saputra
lombokjournal.com ~ Cerita rakyat adalah warisan budaya berharga dari masa lalu yang mengajarkan tentang nilai-nilai dan kebijaksanaan yang diperoleh oleh leluhur. Cerita ini, bukan sekedar kumpulan kata-kata yang diceritakan oleh nenek moyang.
Cerita rakyat mencerminkan akar budaya dan identitas suatu Masyarakat. Setiap cerita adalah jendela ke masa lalu.
Cerita rakyat menawarkan wawasan tentang bagaimana manusia merasakan dunia masa lalu, serta pelajaran moral yang tetap relevan di zaman modern (detikSumut: Kamis, 14 Sept 2023 06.30 WIB).
Ciri bahasa yang dominan dalam cerita rakyat (detikEdu: Senin, 15 Mei 2023 06.00 WIB) adalah:
Menggunakan majas
Banyak menggunakan konjungsi pada awal kalimat
Menggunakan kata arkais (kata yang jarang digunakan)
Mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal
Sebagai bagian dari sastra lisan, maka cerita rakyat perlu direvitalisasi.
Menurut Kethy Inriani (2017: hal. 167), sebagian sastra lisan yang memiliki kerarifan masih ada yang bertahan dan sebagiannya telah hilang ditelan zaman.
Oleh karena itu, sastra lisan warisan leluhur yang mengandung kearifan perlu direvitalisasiuntuk diterapkan dan diajarkan pada generasi muda sekarang demi penciptaan kedamaian dan peningkatan kesejahteraan bangsa di masa depan.
Kearifan lokal adalah aturan yang berlaku di suatu tempat. Kearifan lokal sebagai local genius mampu mengatur tatanan kehidupan. Meskipun zaman telah berubah dan akan terus berubah, kearifan lokal mampu berperan untuk menata kehidupan masyarakat (Kethy Inriani,
2017: hal 167)
Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal (detikedu: Senin, 29 Apr 2024 06.20 WIB) dapat meliputi cinta kepada tuhan, alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun.
Juga mengajarkan nilai-nilai kasih sayang dan peduli, percaya diri, kreatif kerja keras, pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, rendah hati dan baik, toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Sebagai bentuk revitalisasi³, maka puisi adalah salah satu pilihannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasannya terikat oleh rima, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.
Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal karena puisi, drama, dan sastranya, (detikedu: Jum’at, 21 Jan 2022 16.30 WIB), mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
Beberapa contoh puisi yang bearasal cerita rakyat/kearifan lokal:
Sangkareang
maka jadilah taman
seperti kisah firdaus
melenakan mata
tempat sukma bersiteguh
membuang rasa lapar
membelit kasih sayang
maka jadilah taman
saat kau sebut jinayang
membuat mata bathinku hilang
Ampenan, 18-02-2022: 00.29
Mandalika (1)
aku adalah rahasia
di tepian pantai
antara hidup dan mati
berbalut cinta
berkelindan moksa
dilumuri kasih nyale*
aku adalah rahasia
kisah anak manusia
berbalut cinta
lahir
hidup
mati
Makassar, 17-11-2021: 23.12
*nyale (baca nyaleu) bahasa sasak berarti cacing
Mandalika (2)
ombak biru
pasir putih
adalah saksi bisu
tubuh menjelma nyale
seturut buihbuih cinta
menjaga kedamaian
aik meneng tunjung*
tilah empak bau*
bangun integritas bangkitkan solidaritas
putri cantik memikat
memilih jalan patriot
di atas kehadiran diri
Pantai Seger, 30-04-2023: 14.17
*Bahasa Sasak yang artinya: ambil ikannya, tapi jangan bikin keruh airnya
The Last Pepadu*
bulan ke tujuh
tanah kering membara
hujan belum tiba
angin membawa debu
memanggang asa tersisa
hingga napas menderu
dua lelaki telanjang dada
berhadapan adu kekuatan
penjalin dan ende di tangan
menyerang
menepis
melukai
hingga darah menetes
memercik tempat berpijak
menyambut hujan tiba
di riuh tetabuhan
tatapan nanar
pakembar
Bengkulu, 27-07-2023: 14.20
*Judul & Karya Lukis Lalu Syaukani Art
(dalam Pertemuan Kecil, Maret 2024: hal. 58)
Yellow Princess*
kesedihan segera berlalu
seturut kebaikan meninggalkan kenangan
kehangatan tetap terjaga
senyampang meneruskan semua risalahnya
adalah setitah ratu
merangkai narasi sabda
meredam amarah para kekasih
saat tubuh menjadi nyale
di tengah segara kuta
para kawula bahagia mengumpulkannya
bagai serpihan meneduhkan
meninggalkan langit kemarau
gemerlap di jiwa
menuntun kearifan
hidup berdampingan
seia sekata di gumi paer
Lampung, 06-08-2023: 20.40
*Judul & Karya Lukis Lalu Syaukani Art
(dalam Pertemuan Kecil, Maret 2024: hal. 67)
Jika diketegorikan, maka menurut Sutji Harijanti dalam Modul Bahasa Indonesia Kelas X, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru.
Dalam berkarya, saya lebih memilih ke puisi baru. Karena puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas dari puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Hal ini senada seperti di tulis Patta Nasrah (di Facebook: 25-10-2020), “Kang Agus tidak menulis “poem” seperti di zaman romantic Inggris, yang terikat oleh larik, rima, bait dan sajak. Ia seorang penulis “poetry” yang bergaya bebas seperti cara orang Amerika mengoreksi sastra Inggris yang puritan…”
#AKUAIR – Perumnas Ampenan, 15-11-2024: 19.47
¹Artikel ini telah disampaikan sebagai materi Pelatihan Mulok Bahasa Sasak Para Guru (PAUD, SD dan SMP) Se-Kota Mataram: Minggu, 16-11-2024
²Aktif di Entitas AKUAIR
³Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang berdaya.
Utsawa Dharma Gita NTB Siap Berlaga di Tingkat Nasional
Kontingen Utsawa Dharma Gita penting mendapat dukungan antarumat beragama demi menjaga keutuhan bangsa dan negara
MATARAM, LombokJournal.com~ Pemerintah Provinsi NTB secara resmi melepas kontingen Utsawa Dharma Gita (UDG) tingkat nasional yang akan mengikuti festival atau lomba nyanyian suci keagamaan Hindu di Kota Surakarta pada 8-12 Juli 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, yang mewakili PJ Gubernur NTB, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG).
Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi besar dalam mendukung program pembangunan di Provinsi NTB.
“Semoga kontingen UDG dari NTB dapat memberikan yang terbaik bagi daerah dan bangsa ini,” ujarnya saat memberikan sambutan dan arahan pada acara pelepasan Kontingen UDG Provinsi NTB di Mataram, Sabtu (06/07/24).
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi NTB, H. Fathurrahman, juga menekankan pentingnya dukungan antarumat beragama demi menjaga keutuhan bangsa dan negara.
“Untuk itu, bagi kontingen UDG, kami mengucapkan selamat berjuang. Tetap menjaga kesehatan,” pesannya.
Sebagai informasi, ratusan peserta umat Hindu dari berbagai perwakilan kabupaten dan kota di NTB turut serta dalam lomba UDG tingkat Provinsi NTB. Tujuannya adalah mencari bibit-bibit unggul yang ahli dalam Dharmagita.
Acara pelepasan kontingen UDG ini juga dihadiri oleh Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita Provinsi NTB, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi NTB, perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB, serta sejumlah tokoh masyarakat dan agama di NTB. mnp/dyd
Gamelan bagi Warga Lombok di Johor, Malaysia
Silaturahmi sekaligus penyerahan gamelan berlangsung dengan penuh kehangatan, sebagai penguatan akar budaya dan tradisi Lombok
MATARAM.LombokJournal.com ~Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) menggelar acara silaturahmi dengan komunitaswarga Lombok di Johor, Malaysia.
Dalam acara tersebut, Pemprov NTB menyerahkan satu set alat musik gamelan sebagai bentuk dukungan untuk melestarikanbudaya Lombok di luar negeri.
Rombongan Pemprov NTB dipimpin oleh Wakil Ketua Dekranasda NTB, Ir. Hj. Lale Prayatni Gita Ariadi, bersama dengan beberapa kepala dinas, disambut hangat oleh masyarakat Lombok di Johor.
Acara silaturahmi sekaligus penyerahan gamelan berlangsung dengan penuh kehangatan, memperingati akar budaya dan tradisiLombok.
Dalam sambutannya, Bunda Lale menekankan pentingnya pelestarian budaya Lombok di diaspora. Ia menyampaikan bahwa gamelan sasak yang diserahkan memiliki nilai simbolis yang tinggi dan diharapkan dapat mempererat hubungan antar sesama warga Lombok di Johor.
Bunda Lale juga berencana untuk memperkenalkan seni Rebana kepada masyarakat Sumbawa di Johor Bahru, Malaysia. Dia berharap bahwa gamelan tersebut tidak hanya akan menjadi penghibur, tetapi juga akan digunakan untuk memelihara kesenian dan tradisi Lombok di Johor.
Selain seremoni penyerahan gamelan, Bunda Lale juga mengadakan dialog dengan warga Lombok untuk mendengarkan aspirasidan isu-isu yang mereka hadapi di luar negeri. Diskusi berlangsung hangat dan interaktif, dengan banyak masukan yang disampaikan oleh masyarakat.
Bunda Lale juga menitipkan harapannya kepada Pemerintah Johor Bahru untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat Lombok yang tinggal di sana, sambil menegaskan bahwa Pemprov NTB akan selalu mendukung warganya di manapun mereka berada.
Ketua Perhimpunan Masyarakat warga NTB di Johor Malaysia, Baiq Mustika, mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi NTB. Dia juga membagikan sejarah perhimpunan mereka dan mengapresiasi perhatian yang diberikan untuk komunitas mereka di luar negeri.
Dengan penyerahan gamelan ini, diharapkan bahwa budaya Lombok akan semakin dikenal dan dilestarikan di Johor, serta memperkuat rasa kebersamaan dan identitas budaya bagi warga Lombok di Malaysia.***
Pj Sekda Halal Bihalal bersama Himpunan Keluarga KSB-Mataram
Abah Ibnu sapaan Pj Sekda NTB mengatakan, halal bihalal memiliki nilai-nilai penting dalam kehidupan berkomunitas
MATARAM, LombokJournal.com ~ Pj. Sekda NTB Ibnu Salim, SH., M.Si menghadiri acara Halal bihalal Himpunan Keluarga Sumbawa Barat-Mataram, di Hotel Lombok Raya Mataram, Sabtu (18/05/24).
Dalam acara ini, Pj Sekda NTB, Ibnu Salim yang akrab disapa Abah Ibnu menekankan bahwa halal bihalal tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana untuk bersyukur dan memperkuat kebersamaan.
Ia menyebut halalbihalal sebagai jalan untuk menjalin kebersamaan, mengenal orang yang belum dikenal, serta memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan atau terucap keliru.
“Halalbihalal adalah jalan kita menjalin kebersamaan. Mengenal yang belum mengenal, memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan dan yang pernah terucap keliru,” kata Pj Sekda.
Abah Ibnu juga menambahkan bahwa tradisi halal bihalal memiliki nilai-nilai penting dalam kehidupan berkomunitas. Selain berbicara tentang kebersamaan dan tali silaturahmi, halalbihalal juga berkaitan dengan kebersamaan dan berbagi.
“Kita berbagi kebahagiaan dari berbagai hal, entah itu harapan atau rencana di masa mendatang,” jelasnya.
Ia mengajak semua kalangan untuk terus melestarikan tradisi dan warisan ini. Menurutnya, penting untuk kembali memaknai keragaman sebagai sikap bernegara agar tercipta daerah yang damai dan sejahtera.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M., Ketua Rukun Keluarga Sumbawa Barat Drs. Lukmanul Hakim, para sesepuh, dan para tokoh se-Sumbawa Barat. ubl/dyd
Kebersamaan dalam Halal Bihalal Miq Gita dan Keluarga Samawa
Dalam halal bihalal bersama IKS, Miq Gita menekanakan, pentingnya nilai-nilai kebersamaan, dan solidaritas dalam memperkuat hubungan keluarga besar
MATARAM.LombokJournal.com ~ Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, hadir dalam acara halalbihalal yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Samawa (IKS) di Auditorium UIN Mataram, Sabtu (04/05/24).
Dalam kesempatan penuh kehangatan tersebut, Pj Gubernur NTB yang akrab disapa Miq Gita itu menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idulfitri kepada seluruh anggota IKS yang hadir. Ditegaskannya, pentingnya nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, dan solidaritas dalam memperkuat hubungan keluarga besar.
Dalam pidatonya, Miq Gita juga tidak lupa untuk memohon maaf lahir dan batin kepada semua yang hadir. Ia mengungkapkan bahwa acara halalbihalal adalah momen yang sangat berarti untuk mempererat tali silaturahmidan meningkatkan kedekatan di antara anggota keluarga besar IKS.
Miq Gita menekankan bahwa dalam suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan seperti ini, banyak hal bisa dibagikan dan cerita bisa saling disampaikan, sehingga ikatan kekeluargaan semakin kokoh.
Tak hanya sebagai perwakilan pemerintah, kehadiran Pj Gubernur NTB dalam acara tersebut juga merupakan bentuk nyata dari perhatian dan dukungan terhadap kegiatan sosialdan budaya masyarakat.
Ini menjadi bukti bahwa pemerintah sangat memperhatikan dan mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antarwarga, terutama dalam suasana yang penuh keberagaman seperti di NTB.
Melalui semangat kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin dalam acara halalbihalal, diharapkan akan muncul inspirasibagi seluruh masyarakat NTB untuk menjaga dan memperkuat ikatan kekeluargaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, toleransi, dan gotong royong akan terus menjadi pondasi utama dalam membangun NTB yang lebih baik di masa depan. ***
Miq Gita Safari Syawal Bersama Pj Walikota Bima
Kegiatan Safari Syawal Miq Gita di Kota Bima, merupakan momentum untuk saling memaafkan
BIMA.LombokJournal.com ~ Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, melakukan Safari Syawal dan halal bihalal bersama Penjabat (Pj) Walikota Bima, Ir. H. Muhammad Rum, MT di kediamannya, Selasa (16/04/24).
Safari syawal ini diadakan sebagai pengganti safari ramadhan yang tertunda karena libur hari raya Idulfitri yang lebih cepat.
Penjabat Gubernur, yang akrab disapa Miq Gite, hadir bersama istri, Ir. Hj. Lale Prayatni, dan sejumlah kepala OPD lingkup Provinsi NTB. Hadir pula putri Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Hj. Siti Nur Azizah, S.H., M.Hum., yang sedang melakukan kegiatan pembinaan terhadap wirausaha muda di Kota Bima.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Danrem 162/WB, Brigjen Agus Bhakti, serta Forkopimda Provinsi NTB dan Kota Bima, serta sejumlah Kepala OPD lingkup Kota Bima.
“Ini merupakan momentum untuk kita saling memaafkan,” ujar Miq Gita. Ia juga mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1445 Hijriah, dan memohon maaf lahir batin atas hal-hal yang mungkin mengganggu komunikasi selama menjalankan tugas.
Selain itu, Miq Gita menyampaikan ucapan Dirgahayu ke-22 Kota Bima. Pada peringatan HUT ke-22 Kota Bima, ia tidak dapat hadir karena bersamaan dengan HUT ke-66 Kabupaten Lombok Barat.
Ia memberikan apresiasikepada Pj Walikota Bima dan jajarannya atas penyelenggaraan pemerintahan dan pembinaan masyarakat yang berjalan baik.
“Tahun ini kita akan menghadapi ujian kedua, yaitu menyukseskan Pilkada serentak pada 27 November 2024. Semoga berjalan lancar dan sukses,” pungkasnya. nov/dyd
AMAN Mataram Gelar Seminar/Dialog Perlindungan & Hak-hak Masyarakat Adat
Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PD Aman) adakan seminar ‘Perlindungan hak-hak Masyarakat adat Nusantara
MATARAM.LombokJournal.com ~ AMAN Mataram menyelenggarakan Seminar/Dialog perlindungan dan Hak-Hak Masyarakat Adat mengangkat tema ‘Perlindungan hak-hak Masyarakat adat Nusantara di Era Society 5.0″ di Hotel Pratama Mataram, Rabu (31/01/24)
Ketua PD Aman Mataram, L. M. Iswadi Athar dalam sambutannya menegaskan, tiap masyarakat adat harus tetap menjaga eksistensi adat di Kota Mataram.
“Karena itu diperlukan perlindungan hak hak masyarakat adat nusantara Mataram, sehingga masyarakat adat mampu mempertahankan eksistensinya di Era Society 5.0,” kata Ketua Aman Mataram..
Walikota Mataram yang diwakili Asisten 1, Lalu Martawang saat menyampaikan sambutan seminar/dialog AMAN Mataramitu, menyinggung perubahan generasi.
Martawang mengatakan, dalam zaman yang dinamis dan penuh dengan perubahan generasi kita, anak anak muda masa kini, adalah saksi dari pergeseran besar dalam perkembangan teknologi dan cara kita hidup.
“Kita telah melalui beberapa era sebelumnya, seperti Society 1.0 yang berfokus pada pertanian, seperti Society 2.0 yang ditandai oleh revolusi industri, society 3.0 dengan internet, dan society 4.0 yang mengintegrasikan kecerdasan buatan dan teknologi canggih,” urai Martawang.
Namun, apa yang membedakan spciety 5.0 adalah fokusnya pada kemanusiaan.
“Ini adalah era dimana teknologi seperti kecerdasan buatan, internet of rhings, dan big data digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menyelesaikan masalah sosial,” katanya.
Menurutnya, masyarakat adat didefinisikan sebagai sekelompok penduduk yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur dalam suatu geografis tertentu, memiliki system nilai dan sosial budaya yang khas. Berdaulat atas tanah dn kekayaan alamnya serta mengatur dan mengurus keberlanjutan kehidupannya dengan hukum dan kelembagaan adat.
“Ada legih dari 70 juta Masyarakat adat di wilayah Indonesia atau sekitar 25 persen dari populasi penduduk Indonesia,” ungkap Lalu Martawang.
Seminar/Dialog Perlindungan Hak-hak Masyarakat Tersebut yang dimoderatori Maheriandi, dengan 3 orang narasumber berasal dari berbagai Instans dan tokoh Adat, Narasumber pertama L. Prima Wira Putra (Ketua PW AMAN NTB), kedua Pungka M. Sinaga (Kemenkumham NTB), dan Baiq Anggraini (Bakesbangpol kota Mataram).
Didalam dialog tersebut. Prima Wira Putra (PW Aman NTB) mengatakan, masyarakat adat itu bukan sekedar menggunakan pakaian adat, memainkan alat kesenian seperti Gendang Bleq, Peresean, dan seni lainnya.
Menurutnya, adat merupakan satu kesatuan yang harus dipegang teguh. Sehingga tidak memudarnya adat Sasak dengan adanya berbagai event nasional dan internasional yang selalu diselenggarakan, serta dengan memegang teguh adat dan kebudayaan sasak sehingga pariwisata di NTB semakin maju.
Sementara itu, Pungka M. Sinaga dari Kemenkumham NTB mengatakan pentingnya menjaga keutuhan adat. Karena suatu adat merupakan sebuah satu kesatuan suatu daerah.
Dijelaskan, identitas dari adat ada 2 yaitu bahasa dan budaya. Agar tetap menjaga kebudayaan dan bahasa yang dimiliki masyarakat Sasak sebagai identitas dan ciri khas dalam bernegara, hukum suatu negara mengikuti hukum adat daerah setempat,
Nara sumber lainnya, Baiq Anggraini dari Bakesbangpol Kota Mataram 3 mengatakan, setiap kegiatan yang akan dilakukan/dilaksanakan oleh Aman Mataram akan selalu didukung, sehingga Aman Mataram makin maju dan berkembang seiring perkembangan kota Mataram.
Baiq Anggraini mengatakan, tiap kegiatan dan permasalahan masyarakat akan selalu didukung oleh Bakesbangpol Kota Mataram, agar Aman Mataram mampu menjaga Keutuhan NKRI dan Kebudayaan-kebudayaan dan adat yang dimiliki oleh masyarakat sasak.
Acara dialog berlangsung, dengan sesi tanya jawab dengan peserta dari Komunitas Adat Nusantara di Mataram dan dari stakeholder yang peduli terhadap masyarakat adat Nusantara di Kota Mataram. (*)
Silaturahmi Penglingsir Puri Agung Blah Batuh Gianyar ke Gedeng Gede Singasari Puyung, Loteng
Pj Gubernur NTB Miq Gite menerima simekrama atau silaturahmi dengan Penglingsir Puri Agung Blah Batuh Gianyar Bali-Anak Agung Ngurah Udanyadnya, Bali
LOTENG.LombokJournal.com ~ Kedatangan Penglingsir Puri Agung Blah Batuh Gianyar Bali – Anak Agung Ngurah Udanyadnya dan rombongan dari Bali dan Keluarga dari Karang Buleleng Cakranegara, diterima Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si di Gedeng Gede Singasari Puyung, Minggu (28/01/24) siang.
Simekrama atau sillaturrahmi tersebut berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan. Selain rombongan dari Bali dan keluarga Karang Buleleng Cakranegara, simekrama atau silaturrahmi diikuti juga perwakilan anak cucu Baiq Sriwulan (Almarhumah) dari Rempung Lombok Timur.
“Dalam simekrame, Penglingsir Puri Agung Blah Batuh Gianyar bercerita banyak hal. Mulai dari kisah Sri Aji Kepakisan, cerita tentang kiprah dan keberadaan Dharma Putra Mahotama Ki Anglurah Jelantik, juga cerita tentang topeng Gajah Mada yang tersimpan di Puri Agung Blah Batuh,” jelas Miq Gite, sapaan Gubernur.
Miq Gite juga menjelaskan, Penglingsir Puri berjanji ingin silaturrahmi ke Rempung Lotim dan tak lupa mengundang peserta simekrame untuk berkunjung ke Puri Agung Blah Batuh Gianyar Bali.
Selain simekrame ke Puyung, sebelumnya Penglingsir Puri Agung Blah Batuh Gianyar, ke Lombok untuk menghadiri Pujewali Pura Penataran Agung Gedong Blahbatuh Pelangan Sekotong Lombok Barat, hari Senin tanggal 29 Januari 2024. ***
Pelatihan Kader PD Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Mataram
Pelatihan kader pemula Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Mataram untuk meningkatkan kualitas kader
MATARAM.LombokJournal.com ~ Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Mataram (PD Aman Mataram) gelar Pelatihan Kader Pemula Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Mataram, yang berlangsung tanggal 26-27 Januari 2024 di Taman Wisata Loang Baloq, Kota Mataram.
Pelatihan Kader pemula PD Aman itu mengangkat tema ‘ Meningkatkankualitas kader Masyarakat Adat Nusantara di Era Milenial.
Ketua PD Aman Mataram, L. M. Iswadi Athar menyatakan pentingnya pelatihan kader, karena organisasi itu ruhnya adalah pengkaderan.
“Tentunya kader yang akan melanjutkan estafet leadership di PD Aman Mataram ke depannya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adatNusantara Mataram di Kota Mataram,” kata Iswadi
Peserta pelatihan kader pemula PD Aman Mataram itu berasal dari komunitas Adat Nusantara di Mataram
Pelatihan itu dihadiri PW Aman NTB yang membuka acara, Ketua OKK PW AMAN NTB, Abdul Majid.
“Pengkaderan pemula ini penting dan direkrut dari komunitas-komunitas Adat di PD AMAN Mataram,” ujarnya.
Dalam pelatihan itu menghadirkan pemateri dari tokoh adat Nusantara Mataram di Kota Mataram, yakni H.L. Mahdaraen, H. L. Sri Muhlisin, Ida sekariani, dan Abdul Majid dari OKK PW AMAN NTB
Iswadi menjelaskan,. Kota Mataram itu uniq, sebuah kota besar namun memiliki masyarakat adat yang masih lestari.
“Mari kita lestarikan adat dan budaya kita, tentunya dengan kita memiliki kader yang aktif di Mataram akan menjadi generasi yang akan melestarikan adat nusantara di Kota Mataram,” kata Iswadi. ***