Kunjungi Santong, Geopark Rinjani Agendakan Pelatihan Wisata

KAYANGAN.lombokjournal.com

Manager Pemberdayaan Masyarakat Geopark Rinjani, Fathul Rahman menjelaskan, untuk mengangkat potensi wisatanya, wilayah Kecamatan Kayangan masih perlu banyak pembenahan.

“Secara administratif seluruh daerah Kabupaten Lombok Utara adalah bagian dari Geopark RInjani. Kayangan adalah geosite yang memiliki potensi air terjun dan budaya. Namun dibandingkan dengan gosite daerah lain, hanya Kayangan ini yang belum memiliki petunjuk untuk wisatanya,” ujar Fathul di Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Selasa (08/06/21).

Hal itu dikatakan Fathul Rakman dari pihak Geopark Rinjani dalam kunjungan rutin ke daerah-daerah dengan potensi wisata yang belum terkelola dengan baik.

BACA JUGA: Bupati Letakkan Batu Pertama Gedung Club Baca Perempuan

Salah satunya di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, yang masih sangat membutuhkan perhatian di bidang pemberdayaan SDM maupun pengelolaan lokasi wisata.

Kunjungan pihak Geopark Rinjani di Kayangan kali ini, difokuskan pada pengenalan tentang Geopark Rinjani, agenda kegiatan, juga tentang pentingnya pengelolaan wisata yang baik dan profesional.

Geopark Rinjani pada saat kunjungan di Desa Santong, Kecamatan Kayangan menjelaskan, potensi wisata di daerah Kayangan mulai dari Desa Kayangan, Gumantar, hingga Desa Santong sangat memungkinkan untuk bisa mengangkat eksistensi wisata sekaligus perekonomian masyarakat.

Kunjungan pihak Geopark Rinjani juga bertujuan untuk mengenalkan tentang geopark pada tiap element masyarakat maupun elemen kepemudaan.

Harapannya, ada masukan-masukan terkait apa saja yang perlu dibenahi untuk meningkatkan potensi wisata yang ada di daerah Kayangan.

Pihak Geopark Rinjani berkeinginan  memprioritaskan potensi wisata di daerah Kecamatan Kayangan. Agar bisa terkelola dengan baik oleh POKDARWIS, maupun elemen kepemudaan di tiap titik wisata yang ada di Kecamatan Kayangan.

Setelah kunjungan kali ini, segera akan dilakukan tahap pemberdayaan SDM untuk pengelolaan daerah wisata di daerah Kayangan.

Kunjungan kali ini dalam rangka sosialisasi, yang akan ditindaklanjuti dengan agenda pelatihan maupun kegiatan terkait pariwisata. Dan akan melibatkan elemen kepemudaan di tiap daerah wisata di Kecamatan Kayangan.

Kunjungan pihak Geopark Rinjani di Desa Santong, Selasa (08/06/21) dihadiri beberapa elemen kepemudaan. Mulai Karang Taruna Desa Santong, komunitas pemuda Desa Santong, Gabungan Pecinta Alam (GPA) Santong.

Pihak Geopark Rinjani menyampaikan, peran pemuda dalam meningkatkan potensi wisata perlu dikembangkan dan lebih disupport, baik dari Pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah.

Tujuannya, terbentuknya daerah wisata yang tertata dengan baik dan pengelolaan yang profesional.

BACA JUGA: UMKM NTB Harus Digembleng Jelang MotoGP

Dan pihak Geopark Rinjani berharap agar komunitas kepemudaan dan lainnya memberikan masukan dan informasi, terkait pengelolaan wisata yang pernah dilakukan.

“Selain untuk mengetahui setiap kendala yang ada, kami juga berharap agar nanti setiap objek wisata dapat dikelola oleh masyarakat atau pemuda daerah tersebut, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemuda di tiap daerah wisata.” kata Fathul

Han




UMKM NTB Harus Digembleng Menjelang MotoGP

LOTENG.lombokjournal.com

Menyambut gelaran akbar World Superbike dan MotoGP, Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah turut mendampingi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) H. Moeldoko, meninjau persiapan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah.

Dalam kunjungan kerjanya selama 2 hari, Moeldoko juga ingin memastikan keberadaan sirkuit Mandalika memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar. Pemerintah daerah dan ITDC harus bersinergi, menyiapkan UMKM sebaik-baiknya. Terakomodasi dengan baik, dan bahkan sudah terbangun komunikasi dengan Mandalika Grand Prix Association (MGPA).

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, mendampingi Moeldoko saat meninjau kesiapan sirkuit MotoGP Mandalika

“Pembangunan Sirkuit Mandalika harus memiliki multiefek untuk masyarakat di lingkar KEK Mandalika,” kata purnawirawan TNI, ini, saat berdialog dengan pelaku UMKM, Senin (07/06/21).

Agar UMKM dilatih memahami bahwa produk-produk seperti souvenir atau buah tangan buatan lokal dimasukkan simbol sebagai ciri khas event internasional MotoGP.

Selain itu, UMKM ini juga harus dilakukan pendampingan-pendampingan, supaya produknya memiliki peningkatan kualitas. Termasuk dapat membaca pasar, apa yang menjadi keinginan konsumen yang akan hadir mengunjungi NTB pada event Internasional MotoGP.

Apalagi sudah disiapkan 303 outlet untuk UMKM, termasuk fasilitas seperti Masjid dibangun sekitar stand untuk UMKM.

BACA JUGAPasien Covid-19 di NTB, Senin, Melonjak 53 Positif

Senada dengan Muldoko, Gubernur Zulkieflimansyah mengatakan kehadiran MotoGP membuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat turut berkembang dan dapat menggerakan sektor ekonomi.

“Pemerintah provinsi terus fokus melakukan penguatan UMKM,” tuturnya.

BACA JUGA: Pembangunan Pengembangan BIZAM Berjalan Lancar

Gubernur menyebutkan terdapat lebih dari 5.000 UMKM dengan berbagai produk lokal yang terus berkembang dan kompetitif.

edy

@diskominfotik_ntb




Progres Sirkuit Mandalika 77 Persen, Muldoko: Tak ada Hambatan

LOTENG.lombokjournal.com

Menyambut event Internasional MotoGP, pengerjaan sirkuit Mandalika terus dikebut.

Hingga hari Senin (07/06/21) proses pembangunannya telah rampung hingga 77 persen.

“Semuanya sudah berjalan dengan baik, alhamdulillah tidak ada hambatan,” jelas Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., didampingi Gubernur NTB Dr. H. Zulkiefimansyah, SE., M.Sc., dan Kapolda NTB Irjen Pol. M. Ikbal, SIK.

Ditegaskannya, progres pembangunan sirkuit  secara tahapan tidak ditemukan permasalahan yang berarti. Termasuk isu-isu pembebasan lahan juga tertangani dengan baik.

BACA JUGA: Pembangunan Pengembangan Bizam Mandalikan Berjalan Lancar

“Saya senang, setelah mengelilingi sirkuit, prinsipnya sesuai on schedule,” kata Muldoko yang juga didampingi Direktur ITDC Abdulbar M. Mansoer dan Chief Strategic dan Communication Mandalika Grand Prix Associatio (MGPA) Happy Harianto.

Hanya ada pemunduran jadwal, yang semula direncanakan pada bulan November 2021, menjadi bulan Maret 2022.

Ditambahkan Guberbur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc., mundurnya jadwal MotoGP ini diakibatkan oleh keadaan dan situasi pandemi Covid-19.

“Ini lebih karena keadaan atau situasi bukan kendala teknis dan keinginan kita,” sambung Doktor Zul di tikungan 10 sirkuit saat berkeliling melihat progres pembangunan.

Namun sebelum pelaksanaan MotoGP, pada bulan November tanggal 12-14 November akan digelar seri World Superbike, sebagai penutup WSBK 2021.

BACA JUGA: Wagub NTB Serukan Dukungan Untuk Palestina

“Ajang ini gak kalah bergengsinya,” tutup Gubernur Zul.

edy

@diskominfotik_ntb




Moeldoko: Pembangunan Pengembangan BIZAM Berjalan Lancar

LOTENG.lombokjournal.com

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko, mengakui progres pembangunan pengembangan Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) berjalan sesuai rencana.

Hal tersebut disampaikan Moeldoko didampingi Gubernur NTB, Zulkiefimansyah, usai meninjau langsung progres pembangunan pengembangan BIZAM, Senin (7/6/2021).

Moeldoko bersama Gubernur NTB dan rombongan meninjau sirkuit MotoGP Mandalika

“Saya lihat progres pembangunannya sudah sempurna dan bagus,” kata Moeldoko usai berkeliling di sekitar kawasan bandara.

Sesuai rencana dan akan rampung di akhir bulan Juni 2021. Pengembangan ini dilakukan demi mendukung event MotoGP yang akan datang. Seperti pengembangan bandara untuk memperpanjang serta peningkatan daya dukung landas pacu (runway) dari 2,7 Km menjadi  3,3 Km.

Perpanjangan ini perlu guna menambah dan memperluas taxiway, agar bisa memarkir pesawat berbadan lebar (wide body) sekelas B777 dan pesawat kargo logistik MotorGP. Dan menambah daya tampung kapasitas untuk penumpang bandara, sebab diperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang.

BACA JUGA: Wabup Danny: Bangunan ACT dI Gondang Harus Dibongkar

“Saat sekarang ini dengan 3 juta penumpang, akan ditambah menjadi 7 juta penumpang. Begitupun pembangunan jalan baypass dari bandara menuju ke sirkuit Mandalika sudah on the track“, jelas Moeldoko .

Usai meninjau Bandara, mantan panglima TNI ini bersama Gubernur NTB, Kapolda, Dirut ITDC meninjau sirkuit di KEK Mandalika dan melihat outlet UMKM.

BACA JUGAWagub NTB Serukan Dukungan untuk Palestina

edy@diskominfotik_ntb




Jalan Wisata Utama di Bangsal Tanpa Trotoar

PEMENANG.lombokjournal.com

Jalur wisata utama Perempatan Pamenang – Bangsal sebagai sentral untuk ke tiga Gili (Gili Air, Dili Meno dan G.Terawangan) terkesan tidak tertata, lantaran tidak memiliki trotoar untuk pejalan kaki.

Pemda Kabupaten Lombok Utara harusnya bisa meniru daerah lain seperti Bali dan sejumlah kota lain dala menata jalan wisata yang jadi lalu lintas wisatawan.

BACA JUGA:

Bupati KLU Silaturahmi Dengan Pemdes dan Tomas di Bayan

Sebagai destinasi wisata yang jadi primadona, Lombok Utara satu satunya jalur wisata yang tidak memiliki trotoar.

Padahal, sebagaimana yang diklaim Pemda KLU setiap gelar acara promosi daerah terungkap jumlah kunjungan Wisnu (wisatawan nusantara) wisman wisatawan mancanegara) dan sumber PAD terbesar dari pariwisata.

Anehnya kemudian OPD pariwisata sendiri belum mampu memperhatikan kondisi jalan terkesan kumuh dan semrawut.

Data jumlah kunjungan wisnu dan wisman pada tahun 2017 – 2021 ke masing masing Gili yaitu, Gili Air, wisnu, 59.940, wisma, 449.753 orang. Sedangkan Gili Meno, wisnu, 30.038, wisma, 237.358 orang. G. Terawangan wisnu,153.128 orang dan wisman, 1.198.625 orang (sumber data Dinas Pariwisata KLU).

Harusnya Pemda KLU mulalui OPD terkait memikirkan untuk segera membangun areal pejalan kaki yang representatif untuk standar kota.

Faktanya, kesemrawutan tercermin saat ramai kunjungan wisatawan, antara pengendara roda empat, roda dua, cidomo dan pejalan kaki menjadi pemandangan kumuh.

Belum lagi melihat terminal dengan sederet bangunan Kantor kantor, konter dan perumahan pribadi yang tidak tertata rapi.

Jalan Pamenang – Bangsal adalah salah satu titik yang paling padat di KLU saat situasi normal. Karena padat dikunjungi tamu asing dan lokal yang hendak berkunjung ke tiga gili di Kabupaten Lombok Utara.

BACA JUGA:

Pasien Covid-19 di NTB, Sabtu, Bertambah 23 Orang

Namun hampir tak ada kenyamanan bagi pejalan kaki di saat kondisi normal. Belum lagi parkir kendaraan yang merenggut jatah pejalan kaki berlangsung terus menerus.

Andai saja kawasan ini ditata lebih baik dan nyaman, wisatawan dapat lebih lama menghabiskan waktu di sini ketimbang hanya singgah sebentar untuk makan.

Dengan demikian, restouran dan pedagang di sepanjang jalan itu bisa terus beroperasi untuk menawarkan sesuatu yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan ke negeri mereka.

Pemerintah tak perlu mengkhayal untuk membangun trotoar seperti di Jakarta dan cukup dengan sekelas kota Mataram. KLU akan menjadi lebih nyaman untuk para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

@ng




Desa Senaru dan Malaka di KLU Kecipratan Dana Kemendes RI

TANJUNG.lombokjournal.com

Dua Desa di Kabupaten Lombok Utara kecipratan dana bantuan dari Kementerian Desa (Kemendes) RI, yaitu Desa Senaru di Kecamatan Bayan, dan Desa Malaka di Kecamatan Pemenang.

Bantuan Kemendes RI itu diperuntukkan membiayai pembangunan lima unit Home Stay untuk Desa Senaru Kecamatan Bayan, demikian juga peruntukan bantuan ke Desa Malaka.

Total bantuan yang didapatkan Desa Senaru sebesar Rp 600 Juta Rupiah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Senaru, Raden Akriabuana, saat dikonfirmasi wartawan via telpon, hari Jum’at (04/06/21).

BACA JUGA: Gili Matra dan Gili Balu Menuju Rehabilitasi Terumbu Karang

Ia menuturkan, salah satu Desa di Kecamatan Bayan, yaitu Desa Senaru mendapat peringkat Desa wisata Nasional. Karena prestasi itu, pihak Kemendes RI mengucurkan bantuan untuk membangun home stay yag diharapkan menjadi aset desa yang produktif.

Akria Buana mengaku, terkait bantuan pebangunan home stay itu ia telah menandatangani MOU di Bogor, pada hari Rabu (02/06) lalu.

Arung Rinjani yang merupakan tanah kas Desa Senaru dengan luas sekitar 1,5 hektare, merupakan tanah kas Desa yang bakal menjadi tempat obyek wisata Baru, dan akan menjadi lokasi pembangunan home stay.

Dari tempat yang menawan ini, wasatawan dapat menikmati pemandangan atau view Rinjani, Sunerise dan view laut yang membentang dari ujung timur sampai ke barat.

BACA JUGA: Dinas Lingkugan Hidup Bersih-bersih di Pantai Sira Indah 

“Selain view Rinjani, Sunerise dan view laut Wisatawan bisa melihat bukit Pegasingan Sembalun,” tutur R. Akriabuana.

Selain Desa Senaru, Desa Malaka kecamatan Pamenang juga mendapatkan dana serupa dengan jumlah yang sama yaitu Rp 600 Juta.

Desa Malaka di Kecamatan Pemenang, yang terletak di wilayah pesisir dengan hamparan pantai yang menawan, juga kecipratan bantuan untuk pembangunan Home Stay dan Gazebo.

Wilayah Desa Malaka memang juga merupakan desa yang potensial dikembangkan sebagai resort wisata. Sebab Malaka letaknya tidak jauh dari daerah wisata Senggigi yang sudah lebih populer di kalangan wisatawan mancanegara.

Kucuran dana dari Kemendes sangat tepat untuk membangun home stay dan gazebo menunjang kesiapan menerima wisatawan. Home stay yang akan dibangun bakal menjadi salah satu pendapatan desa dari sektor pariwisata.

@ng




Gili Matra dan Gili Balu Menuju Rehabilitasi Terumbu Karang

LOBAR.lombokjournal.com

Sebagai daerah segitiga Amazon of The Sea, manajemen pengelolaan kawasan konservasi perairan (KKP) di NTB, terutama pelestarian terumbu karang membutuhkan peningkatan efektifitas pengelolaan.

Climate Change Trust Fund (ICCTF) bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan melaksanakan Coral Reef Rehabilitation Management Program–Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) atau dikenal dengan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang yang fokus pada manajemen pengelolaan.

“NTB termasuk KKP Lesser Sunda. Pilot projectnya ada di Nusa Penida, Bali dan Gili Matra dan Gili Balu di NTB,” jelas Sri Yanti, Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/ Bappenas di Hotel Katamaran, Senggigi, Jumat (04/06/2021).

Sri Yanti mengakui telah banyak program serupa dari berbagai pihak untuk dukungan konservasi. Akan tetapi dukungan COREMAP-CTI Asian Development Bank untuk Gili Matra sebesar 1,282 juta dollar dan Gili Balu sebesar 985.352 dollar sampai Desember 2022, fokus dalam hal manajemen pengelolaan konservasi.

Project ini sendiri telah dimulai pada 4 Maret 2020 dan akan berakhir pada 31 Desember 2022. Targetnya untuk mencapai 80% Kategori Biru di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, dan mencapai 100% Kategori Hijau di Taman Pulau Kecil (TPK) Gili Balu.

“Salah satu manajemen pengelolaan itu adalah dengan mencari strategi efektif agar keberlanjutannya terus dilakukan usai berakhirnya project ini”, tambah Yanti.

BACA JUGAFK Unram Barometer Kualitas SDM Kesehatan di NTB

Sementara itu, Sekretaris Utama Kementerian PPN/Bappenas, Himawan Haryoga mengatakan, upaya ini untuk menghasilkan kebijakan yang lebih komprehensif dalam pengelolaan konservasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah daerah dan pusat untuk ditiru dan dilakukan di daerah lain.

BACA JUGA: Konferensi Internasional FK Unram Bisa Hidupkan Pariwisata

Hal lain adalah upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 juga memerlukan strategi yang baik. Diistilahkan Kementerian, dalam upaya pelestarian dan konservasi, economic trade off karena laut sebagai sumber penghasilan, maka pengawasan untuk kejahatan lingkungan dan substitusi mata pencaharian penting dilakukan.

jm




Wabup Lombok Utara Lepas Tukik di Pantai

TANJUNG.lombokjournal.com

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R ST MEng melakukan Pelepasan Anak Tukik di Pantai Sorong Jukung Desa Tanjung (02/06/21).

Hadir pula Kadis Lingkungan Hidup Perumahan dan Kawasan Pemukiman KLU M Zaldi Rahadian ST, Kapolsek Tanjung AKP Wahono Brurie Cahyono SH, Kepala Desa Tanjung Budiawan SH, serta masyarakat setempat.

Kegiatan diawali dengan gotong royong membersihkan lingkungan dan roi pantai yang ada di Dusun Sorong Jukung dan sekitarnya.

Wabup Danny mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Dinas LH Perkim dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Kegiatan bersih-bersih pantai menjadi langkah awal yang baik dan semoga tetap berjalan bukan hanya seremonial saja, tetapi bagaimana kita menjaga kelestarian lingkungan, agar kebersihan tetap terjaga,” tuturnya.

Sebagai catatan, untuk menggalakkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan diperlukan regulasi dan sarana prasarana agar lingkungan tetap bersih. Mengingat permasalahan sampah adalah klasik.

“Berdiskusi dengan temen-temen di provinsi, sebenarnya sampah bisa diolah untuk dijadikan bahan bakar dan sebagian dimanfaatkan masyarakat untuk diolah menjadi kompos serta kerajinan yang memiliki nilai jual,” tandasnya.

Untuk menjaga ekosistem baik flora maupun fauna, anak tukik atau penyu yang saat ini hampir punah menjadi tanggung jawab bersama, untuk melestarikan hewan yang dilindungi keberlangsungannya.

Selain itu, dibutuhkan pelestarian ekosistem sebagai daya tarik wisata.

“Berharap seluruh pembangunan infrastruktur, agar tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,” kata Wabup.

Sementara itu, Kadis LH Perkim M Zaldi Rahadian ST, saat diwawancara menyampaikan kegiatan ini adalah salah satu rangkaian dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 5 Juni.

“Kegiatan ini bentuk kerja sama antara pemda dengan pelaku usaha pariwisata serta masyarakat. Untuk meningkatkan semangat masyarakat terkait sampah. Kiita bicara masalah sampah ini, terkait dengan prilaku dan kepedulian bersama di wilayah masing-masing. Banyak hal yang kita lakukan terkait dengan sampah seperti Pelayanan Sampah Keliling,” pungkasnya.

Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kegiatan hari ini dimulai dari Sorong Jukung. Kemudian besok (3/6/2021) di Sire dan diakhiri dengan penanaman pohon.

rar




Pariwisata NTB Akan Berbenah Jelang Event Internasional

MATARAM.lombokjournal.com

Menjelang gelaran Superbike, L’Etape dan Hutama Karya Endurance Challenge yang akan digelar mulai Agustus sampai November depan, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah meminta momentum kebangkitan pariwisata NTB ini benar benar disiapkan dengan baik. Ketiga event tersebut akan menjadi lompatan pemulihan sektor andalan yang paling terdampak pandemi Covid 19.

“Tugas Dinas Pariwisata sebenarnya melakukan banyak promosi dan membuat grand design pariwisata kita dengan melibatkan semua pihak yang mendukung bergeraknya pariwisata,” ujar Wagub di Pendopo Wakil Gubernur, Senin (31/05/21).

Ditekankan Wagub, branding NTB sebagai tujuan pariwisata dunia harus menyebar ke seluruh dunia. Dimasa pandemi, promosi branding CHSE (Clean Health Safety Environment) menjadi jaminan kunjungan wisata selain branding Wisata Halal yang dulu diraih dengan kerja keras.

Wagub juga sepakat dengan program kerja Dispar yang mengedepankan wisata berkualitas dari jumlah kunjungan semata. Karena dengan begitu, keberlanjutan pariwisata dapat lebih terukur.

Selain itu, Wagub juga meminta pasar domestik wisatawan nusantara mulai digarap lebih serius.

“Intinya pemulihan pariwisata kita sudah berjalan sesuai rencana. Yang perlu adalah detail pelaksanaannya dengan berkoordinasi dengan semua pihak,” tegas Wagub.

Dalam pertemuan dengan seluruh jajaran Dinas Pariwisata, Wagub juga menegaskan, penyiapan destinasi wisata sebenarnya adalah tanggungjawab kabupaten/kota di luar program Kementerian agar semua aspek dalam membangun pariwisata dikerjakan oleh semua orang tidak hanya pemerintah provinsi.

BACA JUGA:

Gubernur NTB: Sebarkan Informasi Bemanfaat Untuk Kemajuan Daerah

Dijelaskannya, sebagai daerah yang dilimpahi kekayaan alam, seni dan budaya, tugas seluruh stakeholder adalah memastikan pelayanan terbaik dengan manajemen yang baik, yang disadari sebagai aset sendiri untuk dijual sebagai andalan ekonomi.

“Jadi tidak lagi bergantung dari seberapa besar anggaran yang dialokasikan untuk maintenance fasilitas, kebersihan, kesehatan dan lain-lain,” tegas Wagub.

Di sisi lain, sebagai destinasi super prioritas, pemerintah pusat juga berkepentingan memastikan persiapan berjalan dengan baik.

BACA JUGAWagub NTB Minta Dinsos Perkuat Peran Revitalisasi Posyandu

Sementara itu Kepala Dispar NTB, Yusron Hadi, menambahkan bahwa sektor ekonomi kreatif juga menjadi pendukung pariwisata. Dari 17 jenis ekonomi kreatif, kata Yusron semuanya ada di NTB. Diantaranya, mode, kuliner, desain, kerajinan dan lain lain.

“Kita akan kembangkan semaksimal mungkin untuk mendukung event pariwisata nasional dan internasional”, ujar Yusron.

Ia menambahkan pula, pariwisata religi dengan menjadikan Islamic Center sebagai destinasi wisata unggulan mulai dibenahi selain wisata edukasi seperti museum dan lain lain.

jm




Menggali Potensi Destinasi Wisata Sambik Bangkol

GANGGA.lombokjournal.com

Menggali potensi sumberdaya lokal seperti destinasi wisata di tiap dusun di Desa Sambik Bangkol (Samba), Kecamatan Gangga, Lombok Utara jadi kegiatan mingguan.

Pemerintah Desa (Pemdes) Samba menggulirkan kegiatan mingguan Sambang Dusun ke semua dusun di Desa Samba. Tujuannya menggali potensi sumberdaya tiap dusun, yang bisa dikembangkan untuk kemajuan desa ke depan. Misalnya potensi wisata dusun.

“Hari ini memang jadwal Pemdes berkunjung ke dusun-dusun di Sambik Bangkol. Rona-rona alam dusun kita ini luar biasa,” ungkap Penjabat (Pj) Kepala Desa Samba, Sarjono, di hadapan masyarakat setempat, Jumat (28/05/21).

Menurutnya, ini menandakan desa Samba kaya potensi alam. Dan berpotensi dikembangkan menjadi lumbung ekonomi.

Sarjono menceritakan, sempat dibisiki mantan Kepala Dusun (kadus), ada potensi wisata Tiu Bombong.

BACA JUGA:

Kawasan Budidaya Lobster Nasional di NTB Dibangun Tahun Ini

“Ke depan bagaimana diupayakan mengembangkan obyek wisata desa kita,” katanya.

Turut hadir membersamai Pj Kades di antaranya Sekdes Samba Hadianto, Kasi Kesra Budiasim, Kaur Keuangan Syekh Abdullah, Operator SID Roni, Staf Kesra Muhammad dan sejumlah perangkat kewilayahan.

Rombongan Pemdes disambut hangat oleh kadus, BPD perwakilan dusun setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga lainnya.

Pada kesempatan road show tersebut, Pj Kades Samba ini mengajak Kepala Dusun, BPD, para tokoh, warga masyarakat dusun setempat serta semua pihak untuk secara bersama mewujudkan Desa Wisata (Dewi) di Samba.

Program tersebut, merupakan salah satu cara untuk mengembangkan perekonomian warga sekaligus menciptakan branding Desa Samba.

Tujuannya, terang Pj Kades yang baru menjabat dua bulan ini, bagaimana  Desa Samba populer di memori masyarakat luas.

“Desa kita memiliki potensi wisata yang tak kalah indahnya dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Gangga dan KLU pada umumnya,” jelas Kasubbag Humas pada Bagian Humas dan Protokol Pemda KLU ini.

Desa Samba secara topografis memiliki wilayah yang relatif lengkap. Misalnya, wilayah atas yang sangat elok dengan pemandangan alam perkebunan.

Sedangkan di wilayah tengah terdapat hamparan tanah lapang yang juga indah. Serta di wilayah bawah terdapat pantai yang menawan yang mengarah dari timur ke barat.

Keindahan alam desa yang nyaris komplit, kata Pj Kades Samba, menjadi sumber daya yang unggul untuk kemajuan masyarakat desa di masa mendatang.

Dicontohkan, satu dari sejumlah dusun di Desa Samba yang berpotensi dan wajib dikembangkan.

“Harapan saya agar dikembangkan Tiu Bombong menjadi objek wisata desa kita. Bila ini mampu kita kelola dengan baik, dapat menjadi destinasi wisata unggulan desa di bumi Tetu Gati,” urai Sarjono.

Sambang Dusun dalam kegiatan sambung rasa antara Pemdes Samba dengan masyarakat memang kegiatan rutin setiap Jumat. Tidak hanya di Dusun Sambik Bangkol, tapi merambah ke seluruh dusun.

BACA JUGA:

Bunda PAUD KLU Road Show di Gangga

Hasil dari kegiatan Sambang Dusun nantinya, masih kata mantan Ketua IPMLU Yogyakarta Periode 2008-2009 ini, perlunya fokus rencana program desa menjadi skala prioritas pembangunan desa.

Selain itu penguatan kelembagaan yang ada di Desa, penguatan sinergi semua pihak untuk kemajuan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Disamping itu, perlu penyesuaian anggaran desa baik ADD/DD dialokasikan sesuai skala prioritas pembangunan untuk penguatan pembangunan berskala desa. Dan pembinaan kapasitas dan pendampingan sumber daya manusia dan pelayanan desa yang efektif dan maksimal.

“Masalah di desa kita selama ini ada pada kebijakan perencanaan dan alokasi anggaran pembangunan yang kurang tepat. Kita bisa lihat hingga kini pembangunan kurang memperhatikan skala prioritas. Begitu pula alokasi anggaran seperti kita bagi-bagi biji kacang, sehingga hasilnya tidak nampak. Yang ada hanya penampakan saja,” urainya.

Ke depan, Pemdes Samba akan betul-betul mengutamakan program pembangunan yang dapat memberikan manfaat besar dan nyata bagi masyarakat.

Kemudian mengalokasikan anggaran dalam jumlah yang memadai, sehingga meningkatkan penghasilan masyarakat, menjamin perputaran uang serta menghasilkan PADes Samba.

“Saya berharap kedepan kita bisa menetapkan program pembangunan setiap tahun itu cukup dua atau tiga program saja dengan anggaran yang memadai. Tidak lagi kita cecer anggaran desa kita seperti menabur biji kacang ke tanah lapang. Tapi satu kuncinya bapak-bapak dan saudara-saudara, yaitu kompak, bersatu dan bersinergi satu dengan lainnya. Mari kita bekerja bersama-sama membangun desa kita,” tegas Sarjono.

Pj Kades Samba ini juga menyosialisasikan pentingnya bagi semua warga untuk mematuhi anjuran pemerintah menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Cara memportal diri dan semua orang dari bahaya virus corona.

“Agenda kami selanjutnya adalah sosialisasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro di desa. Upaya kita semua mencegah penularan dan penyebaran pandemi Covid-19 di wilayah desa kita,” tutup Sarjono.

ang