Indeks

Baju Hazmat Diproduksi IKM Di Dusun Ketapang-Lingsar

Baju Hamzat yang diproduksi Industri Kecil Menengah (IKM) di Dusun Ketapang, Desa Gegelang, Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat meawat pasien virus Corona (Foto; AYA)
Simpan Sebagai PDFPrint

Pembuatan APD tenaga medis ini sendiri dilakukan secara steril di ruang tertutup. Bahan kain yang digunakan yaitu polypropylene spundbound dengan gramasi 100 sesuai standar yang ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan dipesan dari provinsi Jawa Barat

MATARAM.lombokjournal.com — Pengusaha konveksi Industri Kecil Menengah (IKM) di Dusun Ketapang,  Desa Gegelang, Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, memproduksi baju Hamzat atau pakaian APD untuk tenaga medis.

Pelaku IKM tersebut bekerja siang dan malam mempercepat produksi, agar tenaga medis di dalam daerah dapat tetap terjaga keselamatannya selama bertugas mengobati pasien Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara barat

Lina, salah satu pengusaha IKM yang sehari-harinya menjahit baju seragam pakaian sekolah dan segala hal yang berkaitan dengan produk usaha konveks, mengaku prihatin banyaknya petugas medis yang terpapar Covid-19.

Padahal tenaga medis yang jadi korban itu, justru saat melakukan penanganan pasien dalam pengawasan di ruang isolasi. Ini akibat minimnya ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD).

Lina menuturkan, saat ini ada 4 orang yang bertugas secara bergantian memproduksi satu set baju Hamzat  bagi tenaga medis yang bertugas menyembuhkan pasien covid-19 di Nusa Tenggara Barat.

“Mereka bekerja secara bergantian delapan jam setiap harinya  untuk memproduksi satu set pakaian yaitu baju pelindung  topi  dan sepatu serta masker,” ujar Lina, Rabu (08/04/20).

Pembuatan APD tenaga medis ini sendiri dilakukan secara steril di ruang tertutup. Bahan kain yang digunakan yaitu polypropylene spundbound dengan gramasi 100 sesuai standar yang ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan dipesan dari provinsi Jawa Barat .

Sedangkan mesin jahitnya sendiri menggunakan mesin jahit ultra sonic, yang berasal dari bantuan Dinas Perindustrian NTB.

Selain itu, saat ini ketersediaan APD tenaga medis atau Hamzat masih belum ada yang diproduksi dari dalam daerah, dan harus mengandalkan bantuan dari Pemerintah Pusat.

Padahal saat ini Provinsi NTB  sendiri sudah terkonfirmasi ada 10 orang  pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan ratusan orang dalam pengawasan lainnya.

Ini menuntut ketersediaan APD bagi tenaga medis yang saat ini tengah berjuang merawat pasien.

Sejak dua hari berproduksi IKM Yayasan As Syahid ini baru mampu menghasilkan 18 set alat pelindung diri yang layak dan sesuai dengan standar yang ditetapkan Dinas Kesehatan NTB.

“Saat ini pesanan yang sedang dikerjakan adalah untuk dua tempat yaitu Rumah Sakit Universitas Mataram sebanyak 100 perangkat, dan Dinas Kesehtan NTB 500 unit,” terangnya.

Dengan diproduksinya APD bagi tenaga medis ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan para tenaga medis yang bertugas menyembuhkan warga yang terpapar Covid-19.

“Semoga saja para tenaga medis di seluruh indonesia selalu diberikan kesehatan dan tentunya selalu dalam lindungan Allah SWT untuk berjuang menyembuhkan para pasien Covid-19,” harapnya.

AYA

Exit mobile version