Pemda punya kewajiban mem-back up kebutuhan masyarakatnya, yang lahir dari aspirasi kebutuhahan masyarakat yang disampaikan secara langsung dalam kegiatan Jumpa Bang Zul Umi Rohmi
MATARAM.lombokjournal.com — Untuk memuluskan niat pengiriman beasiswa ke luar negeri tahun ini sebanyak RP 39 Miliar disiapkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2020.
Namun anggaran itu tidak murni untuk ke luar negeri, pemerintah juga merancang untuk beasiswa dalam negeri.
Anggaran yang cukup pantastis itu ada dalam DIPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB.
“Tahun ini ada 39 Miliar dalam DIPA Dilkbud untuk beasiswa,” ungkap Plt Kepala Dinas Dikbud NTB, Aidy Furqan pada Rabu (22/1)
Furqan menjelaskan, dari anggaran tersebut sekitar 18 miliar dialokasikan untuk luar negeri kategori berprestasi dan 18 sekian yang sisanya untuk beasiswa miskin (tidak mampu).
Dengan ketentuan mereka sedang menjalankan pendidikan entah di luar negeri maupun dalam negeri. Untuk beasiswa luar negeri, diakuinya sudah berjalan bahkan hingga saat ini sebanyak 300 orang telah dikirim.
“Sementara beasiswa miskin belum kita ekseksui, insya Allah segera lah,” kata Furqan.
Untuk mengeskusi beasiswa tersebut, gubernur telah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur semuanya.
Dalam Pergub itu juga disebutkan pemberian beasiswa melanjutkan ke perguruan tinggi.
Kategori berprestasi itu bisa dilihat dari akademik seperti IPK, atau prestasi skala provinsi maupun nasional.
“Kalau (kataegori) miskin yaitu mereka tidak mampu tetapi sedang melanjutkan pendidikan baik luar maupun dalam negeri. Yang penting orang NTB,” terangnya.
Dalam RPJMD di Dikbud tertera 1000 cendikia sampai akhir masa jabatan gubernur. Fuqan optimis visi misi itu bisa tuntas.
Alokasi beasiswa diberikan tidak sepenuhnya alias tidak fulI funded tentunya akan dilihat dari kebutuhan, misalnya di Malaysia satu mahasiwa membutuhkan Rp 8 juta atau di Polandia satu mahasiswa membutuhkan Rp 12 juta.
Begitu juga dengan komponennya misalnya twisen fee saja, atau diberikan beasiswa pendidikan saja atau juga bisa sharing dengan penerima beasiswa.
“Nanti masyarakat bisa sharing nggak. Yang jelas tidak full (utuh),” terangnya.
Disinggung dengan adaya anggaran dari APBD padahal sebelumnya gubernur tidak ingin menggunakan dana daerah, Furqan menjelaskan komitmen awal guberur mengirim putra putri ke luar daerah dan saat itu bantuannya dari pihak ketiga.
Namun adanya anggaran APBD itu karena Pemda juga punya kewajiban mem-back up kebutuhan masyarakatnya. Hal itu pun lahir dari aspirasi kebutuhahan masyarakat yang disampaikan secara langsung dalam kegiatan Jumpa Bang Zul Umi Rohmi.
“Sehingga alokasi APBD ini tidak saja untuk keluar negeri tetapi juga dalam negeri,” paparnya.
Untuk menjalankan program tersebut, pihaknya menggandeng Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) provinsi NTB yang bertugas melakukan rekrutmen, menyeleksi dan menghubungkan negara mana saja yang pas dan sesuai dengan anggaran yang dimiliki daerah.
“LPP secara khusus rekrutmen dan penyaluran,” katanya.
Sebagai penunjang program tersebut Pemprov membuat rumah bahasa yang saat ini sudah berjalan dimana tahun ini akan kembali dikembangkannya.
Rumah bahasa tidak hanya melatih bahasa asing untuk persiapan melanjtukan studi tetapi Dikbud juga membuka peluang bagi yang mau menyiapkan diri untuk bekerja di perusahaan asing sehingga rumah bahasa akan lebih luas jangkauannya.
Disinggung dengan jatah masing masing anggota dewan 10 orang, Furqan sendiri belum mengetahui hal tersebut dan pola pemberian jatahnya seperti apa.
Namun yang pasti semua dilakukan dalam seleksi. Pemerintah akan mengirim ke luar negeri bagi yang memenuhi kwalifikasi.
“Meski ada sepuluh orang tapi hanya dua yang memenuhi syarat maka dua itu yang akan dikirim,” jelasnya.
AYA