Indeks

Angka Stunting di NTB Turun Hingga 14 Persen

Posyandu Keluarga yang menjadi pintu masuk mengatasi stunting

Wagub NTB didampingi Kadis Kesehatan dalam pertemuan Release Data Stunting Provinsi NTB, yang diselenggarakan di ruang Command Center UPT Pusat Layanan Digital, Senin (18/09/23) / Foto: panda

Wagub NTB menjelaskan, adanya Posyandu Keluarga selain menurunkan stunting bisa digunakan menangani berbagai permasalahan sosial 

MATARAM.LombokJournal.com ~ Pada masa akhir jabatannya. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (Wagub NTB), Hj Sitti Jalillah mencatat prestasi terkait penurunan angka stunting di NTB.

Upaya terus menerus yang dilakukan Wagub NTB mengatasi stunting di Provinsi NTB mencatat penurunan stunting 14 persen atau tepatnya 13,78 persen, berarti penurunan itu  melebihi target yang sudah ditentukan.

Penurunan angka stunting itu disampaikan Wagub NTB Dalam pertemuan Release Data Stunting Provinsi NTB, yang diselenggarakan di ruang Command Center UPT Pusat Layanan Digital, Senin (18/09/23). 

Saat itu Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, secara umum angka stunting di Indonesia dilihat dari data survei. Namun tidak bisa memetakan langkah untuk diintervensi sehingga memerlukan data by name by addres.

Wagub NTB yang akrab disapa Umi Rohmi menggagas Posyandu Keluarga yang menjadi pintu masuk. Mengingat Posyandu dilaksanakan secara konsisten tiap bulan di seluruh dusun atau lingkungan di seluruh Indonesia termasuk Provinsi NTB. 

Ditegaskan Wagub NTB, Program tersebut dijadikan sebagai pusat edukasi berbasis dusun, yang tidak hanya menangani masalah kesehatan, stunting, penyakit menular tidak menular. Tapi dengan Posyandu Keluarga bisa digunakan menangani berbagai permasalahan sosial yang dialami masyarakat. 

Selain stuntintg, perkawinan anak, dan lingkungan yang membutuhkan kerja keras Pemerintah Pusat untuk merubah mindset masyarakat. 

“Secara umum angka stuMting itu datang dari hasil survei, dan itu tidak bisa dibiarkan. Kita harus punya data itu by name by addres, artinya kita harus punya data seluruh balita yang ada di NTB karena dengan demikian kita bisa mengintervensinya dengan benar,” jelas Ummi Rohmi.. 

Ia terus berupaya membuat Posyandu di NTB itu menjadi Posyandu yang aktif, berkualitas, dijadikan pusat edukasi

Ternyata dengan dukungan, gotong royong, dan kerja keras semua pihak pada tahun 2020 sebanyak 7716 Posyandu di NTB 100 persen menjadi Posyandu Keluarga. 

Dengan menjadi Posyandu Keluarga, Posyandu NTB semakin berjalan dengan aktif, kualitasnya terus ditingkatkan, NTB memiliki data By Name By Addres . 

Sehingga angka stunting di NTB benar-benar nyata atau data bayi dan anak di setiap dusun yang ada di NTB benar adanya. 

“Alhamdulillah sebanyak 7716 Posyandu NTB sudah bisa menjadi Posyandu Keluarga sejak tahun 2020 dan 100 persen menjadi Posyandu keluarga. Dengan menjadi Posyandu Keluarga, posyandunya berjalan dengan aktif, kualitasnya terus ditingkatkan, kita punya data by name by addres,” tegas Umi Rohmi. 

Penurunan stunting melampaui target

Dinas Kesehatan Provinsi NTB merilis September 2023, tingkat stunting di NTB turun menjadi 13,78 persen, melebihi target yang telah ditetapkan tahun 2023 yakni 16 persen. 

Rilis itu berdasarkan Data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) update September 2023.

Trend perkembangan dan penurunan stunting Provinsi NTB lima tahun terakhir, dari tahun 2019 update sampai dengan September 2023,  input mencapai 99,58 pesersen. 

Tercatat dari tahun 2019 angka stunting NTB berada di angka 25,9 persen, turun 2,4 persen. Dan di tahun 2020 angka stunting NTB berada di angka 23,51 persen, turun hingga 4,3 persen. 

Dan tahun 2021 angka stunting NTB berada pada posisi 19,23 persen, turun 2,4 persen. Tahun 2022 angka stunting NTB berada pada posisi 16,84 persen, turun hingga 3,0 persen. Sehingga angka stunting di tahun 2023 berada pada angka 13,78 persen melebih target yang ditentukan pada tahun 2023 yakni 16 persen..

Wagub Umi Rohmi menjelaskan, pencapaian tersebut tidak hanya mencerminkan kesuksesan dalam mengurangi tingkat stunting, tetapi juga komitmen pemerintah NTB dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak di wilayah NTB. 

Umi Rohmi mengungkapkan rasa syukurnya kepada semua pihak yang telah mendukung program-program penanggulangan stunting selama masa jabatannya. 

“Kami memahami bahwa upaya mengatasi stunting memerlukan pendekatan komprehensif, dan ini adalah bukti bahwa kerjasama berbuah hasil,” tutupnya.

Meskipun masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur NTB berakhir, Umi Rohmi menegaskan perjuangan untuk memastikan kesehatan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak NTB akan tetap menjadi prioritasnya. 

Prestasi ini akan menjadi fondasi kuat bagi kepemimpinan masa depan dalam melanjutkan upaya-upaya untuk menciptakan NTB yang lebih sehat dan sejahtera.

Turut mendampingi Wagub Umi Rohmi pada acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS, Kabid PTIK Diskominfotik Provinsi NTB Yasrul, ST, M.T Kepala UPT Pusat Layanan Digital Ary Wahyudin, S.STP., M.M. ***

 

Penulis: PandaEditor: Misami
Exit mobile version