Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat memang tengah diberlakukan Pemerintah, meski demikian akhir pandemi mulai kelihatan di dunia
MATARAM.lombokjournal.com– Meski Pemerintah mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), mulai 6 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021, bukan berarti pandemi Covid-19 benar-benar tak terkendali.
Bahkan Menko Pereknomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (05/07/21) mengatakan, Pemerintah memperketat penerapan PPKM Mikro 43 kota di luar Jawa Bali.
Dan Kota Mataram di Nusa Tenggara Barat termasuk salah satu kota yang termasuk dalam pemberlakuan pengetatan PPKM mikro itu. Sampai hari Kamis, 8 Juli 2021, pasien yang masih diisolasi jumlah 199 orang, terbanyak dibanding kabupaten/kota lain se NTB.
Di NTB, penambahan pasien positif Covid-19 hingga hari Kamis, tanggal 8 Juli 2021 sebanyak 179. Namun jumlah yang sembuh jumlahnya 185 orang. Samai hari Kamis jumlah pasien Covid-19 yang masih diisolasi sebanyak 816 orang.
Tapi kabar baik terkait pandemi Covid-19 itu mulai tersiar. Dikabarkan, akhir pandemi Covid-19 di dunia mulai terlihat.
BACA JUGA: Konsultasi Online Gratis, Layanan RSUD NTB Untuk Covid-19
Optimisme akan berakhirya pandemi itu disampaikan kalangan internal di Satgas Penanganan Covid-19.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengungkapkan, tanda-tanda itu terlihat dengan tercapainya herd immunity alias kekebalan kelompok di sejumlah negara.
Jadi finis penyebaran Covid-19 itu mulai kelihatan.
“Kita lihat beberapa negara di dunia sudah mencapai herd immunity,” ujar Sonny dalam webinar ‘PPKM Darurat, Indonesia Selamat’, Rabu (7/7/2021).
Sehingga, level pandemi Covid-19 dapat menurun menjadi endemi.
“Nah, kalau ternyata negara di dunia sudah bisa menurunkan level penularannya, positivity rate-nya di bawah 1 persen. Kita bisa menurunkan statusnya menjadi endemi,” jelas Sonny.
Setelah menjadi endemi, Sonny mengatakan penularan Covid-19 akan seperti penyakit demam berdarah (DB) maupun malaria, yang kadang-kadang muncul di wilayah tertentu.
“Malaria, masih ada enggak? Masih ada. Tapi munculnya kadang-kadang dan di daerah tertentu,” ulas Sonny.
BACA JUGA : MATARAM, Kota Non Jawa Bali Kenan Pengetatan PPKM Mikro
Meski begitu, Sonny mengatakan hal tersebut hanya dapat tercapai ketika seluruh masyarakat dunia mengikuti vaksinasi, menjalankan protokol kesehatan, serta 3M dan 3T.
“Jadi kalau kita punya fighting spirit, lari ya sampai finis dan seluruh dunia melakukan hal yang sama mendukung program vaksinasi dan patuh protokol kesehatan, melaksanakan 3T sebaik-baiknya,” beber Sonny.
Update Vaksinasi
Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 34.039.797 (83,00%) penduduk hingga Rabu (07/07/21).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 14.443.813 (35,58%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.
Rr/Tribune