Wagub Tegaskan, Sistem Kebencanaan Yang Baik Jadi Keharusan
Kedatangan bencana itu sulit diprediksi. Sehingga yang mesti dilakukan adalah menyiapkan sistem yang baik, dan menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan itu
MATARAM.lombokjournal.com – Sistem kebencanaan yang baik penting diperhatikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB sebagai salah satu daerah yang rawan terjadi bencana alam
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat membuka Rapat Koordinasi dan Latihan SAR Daerah 2019, di Hotel Lombok Raya, Rabu (28/08) 2019.
“Kebencanaan menjadi salah satu poin, yang harus betul-betul kita perhatikan, sistem kebencanaan yang baik, menjadi suatu keharusan bagi kita. Betapa pentingnya kita memiliki mitigasi bencana yang baik,” kata Wagub Hj Rohmi.
Mitigasi bencana juga merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi NTB, lantaran perannya sangat penting, mengingat Provinsi NTB termasuk dalam salah satu kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik.
Menurutnya, yang kita lakukan bukan menghawatirkan kita berada pada posisi ring of fire atau tidak.
“Tapi bagaimana kesiapsiagaan kita menghadapi semua potensi bencana yang ada, Insya Allah dengan kebersamaan, kita dapat menghadapinya, ” ungkapnya.
Dikatakan, kedatangan bencana itu sulit diprediksi. Sehingga yang mesti dilakukan adalah menyiapkan sistem yang baik, dan menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan itu.
Salah satu yang harus dilakukan ke depan, tidak ada lagi ada bangunan yang strukturnya tidak baik.
Profesional, Sinergi dan Militan
Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama, mengungkapkan bahwa Basarnas tidak bekerja sendiri.
“Basarnas hanya pada level manajemen rescue, tapi kalau bicara soal kekuatan, kita sangat berharap kehadiran TNI, Polri dan seluruh potensi SAR yang ada di daerah,” ungkap Budi Purnama.
Ia berharap, segala pihak dapat bersinergi dalam penanganan bencana, sehingga hasil yang diinginkan dapat maksimal.
Budi Purnama juga sangat bangga atas respon dari para potensi SAR selama ini.
“Karena itu, Kepala Basarnas baru mencantumkan PSM, yakni Profesional, Sinergi dan Militan. Sinerginya inilah yang dijadikan penekanan oleh beliau, bahwa tanpa sinergitas mustahil di setiap kegiatan kita dapat melaksanakan tugas dengan baik,” kata Budi Purnama.
AYA/HmsNTB