Wagub Jelaskan Cara NTB Tangani Penyakit Menular

Melalui Posyandu Keluarga, selain kesehatan persoalan lingkungan, ketenagakerjaan, sosial kemasyarakatan dan lain sebagainya, bisa disosialisasikan

LOBAR.lombokjournal.com

Mengatasi penyakit menular sesunguhnya harus sesegera mungkin menemukan  kasus. Sebaliknya yang terjadi di masyarakat, berusaha menghindari untuk tidak menemukan kasus.

Menurut Wagub NTB Dr. H. Siti Rohmi Djalilah, cara berpikir demikian yang sulit untuk dirubah. Karena itu pihaknya terus-menerus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Dengan begitu tindakan-tindakan promotif preventif yang cepat bisa dilakukan dengan baik. Posyandu berbasis keluarga merupakan salah satu solusi menangani masalah kesehatan di NTB termasuk penyakit menular seperti Tuberkulusis (TB),” kata Wagub.

Hal itu djelaskannya saat Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Sub Recipient Program Eliminasi TB-GF ATM Principal Recipient Komnsorsium Komunitas PenaBulu –STP se Indonesia, di Jayakarta Hotel, Senggigi, Senin (08/03/21).

Wagub menyatakan, persoalan TB di Indonesia termasuk di NTB menjadi PR besar yang harus diselesaikan.

Cara paling epektif  seperti dilakukan di NTB, dengan melakukan edukasi dan sosialisasi terus-menerus, hingga ke tingkat dusun melalui gerakan Posyandu yang tiap bulan dilaksanakan.

Melalui Posyandu tidak saja persoalan kesehatan yang bisa diedukasi, namuin persoalan lainpun bisa disosialisasi seperti lingkungan, ketenagakerjaan, sosial kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Wagub yang biasa disapa Ummi Rohmi di hadapan peserta dari 30 provinsi se Indonesia mengungkapkan, Pemprov NTB saat ini tengah giat-giatnya melakukan Revitalisasi Posyandu menuju Posyandu Keluarga yang mandiri.

Melalui Posyandu bisa dilakukan intervensi berbagai program dan kebijakan Pemerintah Daerah. Posyandu dihajatkan menjadi lebih power full dan bisa menjadi center education berbasis dusun.

“Kalau ini bisa kita intervensi dengan baik dari Posyandu berbasis dusun, akan lebih gampang untuk  memotretnya, mengevaluasi dan memonitornya. Nah itu yang berusaha kami lakukan di NTB,” ujar Ummi Rohmi.

Posyandu Keluarga digerakkan menjadi pusat edukasi tidak hanya masalah kesehatan, juga masalah-masalah sosial dan lainnya bisa diedukasi lewat Posyandu.

Pertumbuhan Posyandu Keluarga

Wagub mengapresiasi pertumbuhn Posyandu Keluarga di NTB yang hingga saat kini sudah mencapai 7000 Posyandu. Sejak digerakkannya Posyandu Keluarga tahun 2019, terjadi penambahan Posyandu tiap tahunnya kurang lebih 2000 Posyandu.

Wagub mensyukuri respon 10 kabupaten/kota se NTB tahun 2021 ini terhadap gerakan Posyandu cukup besar. Pemda komit untuk menjadikan Posyandu Keluarga di masing-masing daerahnya,  terang Wagubb.

 

Dijelaskan,  Pemerintah Desa tidak saja mengurus persoalan ketesediaan infrastruktur desa, pembangunan Kantor Desa, namun juga memikirkan persoalan kesehatan, pendidikan, lingkungan, sosial yang muara edukasi dan sosialisasinya bisa dilakukan melalui Posyandu Keluarga.

”Karena itu kami di NTB menggandeng steakholder termasuk NGO lainnya untuk mensukseskan program kesehatan di NTB dengan segala persoalannya melalui wadah Posyandu Keluarga,” KATA Wagub.

Program Komunitas Eloiminasi TBC

Dalam kesempatan itu, Direktur Nasional Recipient Program Eliminasi TB-GF ATM Principal Recipient Konsorsium Komunitas PenaBulu –STP, Eni Ahmad melaporkan Program Komunitas Eloiminasi TBC Indonesia.

Komunitas ini hadir untuk Strategi Program Tuberkulosis Nasional,  mendukung program nasional pencegahan TBC,  peningkatan akses layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien.

Selain itu melakukan pengendalian infeksi dan optimalisasi pemberian pengobatan, pencegahan TBC dan peningkatan peran serta komumitas mitra dan multi sektor lainnya dalam eliminasi TBC dan pemamfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tata laksana TBC.

“Peserta pelatihan ini diikuti 30 orang dari 30 provinsi di Indonesia dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 10 Maret 2021. Peserta selain berdiskusi masalah kesehatan khussnya dalam penanganan TB juga ingin mendapatkan masukan dari Pemprov NTB terkait penanganan TB yang selama ini dilakukan di NTB,” kata Eni.

Herikp