Wagub Anggap Penting Ide Dan Sumbangan Pikiran Bagi Korban Gempa

Bencana tidak hanya menyerang fisik, melainkan juga menyerang mental

MATARAM.lombokjournal.com —  Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd membuka Simposium Antar Bangsa, Seminar dan Workshop Trauma Healing Pasca Gempa dengan tema “Developing Holistical Psychology After The Earthquake Tragedy“, di Gedung Birrul Walidain Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pancor, Lombok Timur, Minggu (24/03).

Acara itu atas inisiasi 3 (tiga) pihak yakni Yayasan Pendidikan Hamzanwadi, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, dan Persatuan Konselor Pendidikan (PEKA) dari Malaysia,  guna membahas kontribusi terkini atas dampak gempa yang telah melanda NTB beberapa waktu lalu.

Dalam sambutannya, Wagub mengungkapkan, agenda ini penting untuk menyumbangkan ide dan pikiran terutama kepada saudara/i korban gempa.

Dikatakan, dari sisi ‘fisik’, pemerintah pusat RI telah memberikan banyak bantuan kepada seluruh korban gempa,  baik yang (rumahnya) rusak berat, sedang, dan ringan. Akan tetapi, bencana tidak hanya menyerang fisik, melainkan juga menyerang mental.

Masyarakat harus diedukasi dengan baik agar kita benar-benar siap menghadapi segala bentuk bencana dan di edukasi bagaimana mengatasi trauma.

“Karena itu kami selaku pemerintah Provinsi NTB sangat mengapresiasi kegiatan ini,” ungkap Wagub.

Menurutnya, masyarakat harus mengingat NTB berada di jalur ring of fire, artinya rawan bencana terutama gempa. Kondisi ini membuat masyarakat harus waspada dan mempersiapkan diri terutama terkait kontruksi rumah,

“Kewajiban kita adalah membangun rumah yang strukturnya tahan gempa, selain itu sistem harus disiapkan guna mengantisipasi setiap bencana yang ada,” tegas Wagub.

Pesannya, masyarakat harus senantiasa memelihara lingkungan. Wagub menyampaikan, saat ini pemprov NTB tengah gencar mengkampanyekan NTB Zero Waste.

Wagub menghimbau, NTB harus bersih, tidak boleh lagi sampah di buang ke sungai maupun ke laut.  Masyarakat harus mulai memilah mana sampah organik dan mana anorganik. Hal ini semata agar sampah yang ada kelak dapat mendatangkan manfaat,

“Kita harus mulai berpikir, bagaimana sampah dapat menjadi berkah bukan musibah,” tegas Wagub.

Usai memberi arahan Wagub melakukan pemukulan gendang sebagai tanda dimulainya kegiatan Simposium.

AYA/Hms