Trump Banyak Dikritik Internal Partai
Meski Donald Trump meyakinkan kampanyenya berjalan normal, tapi tak bisa ditutupi kalangan petinggi Republik mengkhawatirkan kampanyenya yang keluar jalur (off-track). Ketua Komite Nasional Partai Republik, Reince Priebus, mengabarkan bahwa petinggi Partai Republik akan mengingatkan Trump seputar pendekatan kampanyenya.
Washington
Hari Rabu, Trump mentweet bahwa kampanyenye utuh, bahkan lebih hebat dari sebelumnya. Namun beberapa hari terakhir, kandidat Republik itu tak menghentikan perseteruannya dengan orang tua seorang tentara Muslim Amerika tewas dalam pertempuran di Irak. Karena itu, kubu Republik di parlemen, Paul Ryan dan mantan kandidat presiden Republik tahun 2008 John McCain, tegas menolak mendukung Trump.
Pernyataan kandidat Republik bahwa dalam pemilihan bulan November pemilu akan dicurangi, menyebabkan sejumlah petinggi Partai Republik akan mengintervensi jalannya kampanye. Staf kampanye Trump juga dikabarkan menganggap pernyataan itu ungkapan ‘frustrasi’ dan ‘bunuh diri’.
Menurut Associated Press, mengutip pejabat Partai Republik yang langsung mengetahui rencana Priebus ‘, sekelompok petinggi Republik yang dihormati akan mendekati Trump beberapa hari mendatang. Memang belum final, namun pejabat itu mengatakan, kelompok itu mungkin termasuk mantan pembicara DPR Newt Gingrich dan mantan walikota New York Rudy Giuliani, teman dekat Trump.
Priebus telah berbicara dengan berbagai pihak termasuk anak-anak miliarder itu, yang setuju agar Trump menghindari perseteruan dalam partainya sendiri maupun kritiknya pada keluarga Khan. Calon wakil presiden Trump, Mike Pence, kepada Fox News, pekan lalu, sudah menyebut Kapten Humayun Khan seorang “pahlawan Amerika”.
Sesepuh partai memang mengakui, Trump sukses sebagai kandidat justru dengan pernyataan -pernyataan kontroversialnya. Tapi menghadapi pemilihan umum bulan November, seharusnya berubah menjadi tokoh politik yang lebih sadar, fokus, menumbuhkan harapan. Ternyata hal itu seperti angan-angan. Petinggi Republik sudah mengekspresikan penyesalannya karena salah memilih kandidat.
Dari angka jajak pendapat, pihak Republik makin menyadari kenyataan bahwa Trump, yang bahkan “memilih bertengkar dengan bayi menangis dalam rapat umum kampanye” hari Selasa, memang dianggap tidak layak menjadi “presiden”. Bahkan dengan menuding McCain “tidak melakukan pekerjaan yang baik sebagai dokter hewan”, Trump memicu sesepuh partai tidak menggubriskan pada pemilihan musim panas 2015. Apalagi ia juga mengatakan John McCain “bukanlah pahlawan perang” .
Perilaku tidak wajar itu mendorong sebagian tokoh terkemuka Partai Republik pindah kapal. Banyak figur Partai yang menegaskan bahwa mereka tidak akan memilih Trump dalam keadaan apa pun.
Pada hari Selasa, Richard Hanna, pensiunan Partai Republik anggota Kongres dari New York, mengumumkan, ia akan memberikan suara untuk Clinton pada bulan November. Dalam sebuah op-ed di Syracuse Post-Standard, Hanna menulis: “Saya tidak setuju dengan dia dalam banyak isu, saya akan memilih Nyonya Clinton. Saya akan tegas dalam keyakinan saya, bahwa berharap menjadi Amerika yang baik, yang mencintai negaranya jauh lebih penting daripada membela partai. ”
Hanna telah menggalang dukungan di partainya, dan juga akan ia akan menggalang dukungan dana untuk mantan sekretaris negara, Clinton .
Beberapa tokoh lainnya memilih memberikan teguran tak langsung. Pada acara penggalangan dana untuk Ohio senator Rob Portman, Selasa, mantan presiden George W Bush mengkritik kebijakan Trump dari “isolasionisme, nativisme dan proteksionisme” tapi tidak menyebut nama siapa pun.
Editor; Roman Emsyair (Guardian/AP)