Summit Institute for Development Diminta Integrasikan Data
Summit Institute for Development (SID) diminta Wagub NTB bekerja sama mengintegrasikan data Posyandu dan data kesehatan masyarakat yang sudah ada di desa
MATARAM.LombokJournal.com ~ Summit Institute for Development (SID) diminta bekerja sama menyempurnakan aplikasi SIP (Sistim Informasi Pelayanan) dan aplikasi BUNDA, agar maksimal mengintegrasikan data Posyandu secara khusus, dan data kesehatan masyarakat di desa umumnya.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah di Hotel Astoria, Senin (27/02/23).
BACA JUGA: Disabilitas Harus Diberi Ruang dan Dukungan Lingkungan
“SID sekiranya bisa duduk bersama dengan stakeholders terkait, bagaimana mengintegrasikan aplikasi SIP yang sudah ada agar bisa berfungsi maksimal,” pesan Ummi Rohmi.
Menurutnya, pendataan kesehataan yang baik dari dusun melalui Posyandu dapat memudahkan Puskesmas dalam pendataan di tingkat desa.
Jika data kesehatan bisa dipetakan skala dusun dan desa, maka permasalahan kesehatan yang ada bisa lebih jelas dilihat. Sehingga pemerintah bisa mengambil langkah yang tepat dan cepat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
“Jika memiliki data yang valid maka akan mudah menentukan lokus permasalahannya sehingga penyelesaian bisa lebih tepat sasaran,” jelas Wagub.
SID berdiri tahun 2007
Di tempat sama, Chief Project Officer SID Yuni Dwi Setiyawati menyampaikan, Yayasan Institut Pengembangan Suara Mitra atau Summit Institute for Development (SID) merupakan lembaga nirlaba berstandar global.
SID memulai kegiatan sejak tahun 2000-2004 di Lombok dengan pemberian tablet multiple mikronutrien (MMS) kepada 42.000 ibu hamil.
SID resmi berdiri pada tahun 2007 untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
“Kami telah memulai riset dan kegiatan sejak tahun 2000 di Lombok untuk kesehatan ibu dan anak” jelasnya.
Yuni Dwi Setiyawati mengatakan, program SID bersama mitra Pemda Lombok Barat yakni pengembangan sistem informasi kesehatan. Pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak berbasis digital.
BACA JUGA: Digitalisasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Serta program peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan.
“Program yang kami laksanakan yakni peningkatan kesehatan ibu dan anak dan pengembangan SDM kesehatan dan non kesehatan” ungkapnya.***