Stunting Turun, Ketua TP PKK NTB Apresiasi Posyandu di Mataram

Kota Mataram menjadikan penurunan stunting menjadi prioritas meskipun kesehatan mental remaja mulai menjadi perhatian

MATARAM.LombokJournal.com ~ Ketua Tim Penggerak Program Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Nusa Tenggara Barat, Sinta Agathia Iqbal mengapresiasi capaian TP PKK kota Mataram khususnya Posyandu dan para kadernya dalam menurunkan angka stunting.

BACA JUGA : Koperasi Merah Putih di Desa dan Keluragan di NTB

Ketua TP PKK kota Mataram, Hj Kinnastri Mohan Roliskana mengatakan, pihaknya juga tetap menjadikan penurunan stunting menjadi prioritas

“Saya terus mendukung agar inovasi dan strategi Posyandu dalam menurunkan angka stunting di kota Mataram tetap dijalankan dengan penuh semangat”, ujarnya di Posyandu Amal Sejati, Cakranegara Selatan Baru, kota Mataram, Selasa (29/04/25). 

Apalagi menurutnya, Kota Mataram sebagai  pusat pemerintahan dan ekonomi harus menjadi contoh yang menularkan semangat kepada daerah lain. 

Sementara itu, Ketua TP PKK kota Mataram, Hj Kinnastri Mohan Roliskana mengatakan, pihaknya  juga tetap menjadikan penurunan itu menjadi prioritas meskipun ia mengakui fokus kesehatan mental remaja mulai menjadi perhatian. 

BACA JUGA : Kesiapsiagaan Bencana, Sirene Dibunyakan Serentak se Indonesia

“Kami juga sudah mulai memantau kesehatan mental remaja. Tidak terus stunting menjadi trending topic karena persoalan sosial remaja di kota Mataram juga memerlukan perhatian “, jelasnya. 

Selama tiga bulan terakhir, kota Mataram berhasil mengentaskan 205 anak dari 1.639 dengan rapor merah stunting dari 23.118 bayi di kota  Mataram.  Posyandu Amal Sejati sendiri yang dikunjungi Ketua TP PKK NTB hari ini adalah satu dari 365 Posyandu Keluarga. 

BACA JUGA : Pernyataan Prof Asikin Dinilai sebagai Logika yang Membahayakan

Posyandu ini juga terintegrasi dengan pelayanan dasar masyarakat seperti pendidikan, sosial dan ekonomi masyarakat dan berprestasi dari inovasi layanan kesehatan tidak hanya stunting namun juga bagi lansia dan balita.jm

 

 

 




PKK Diajak Perbanyak Gerakan Tangani Stunting

Wagub NTB mengatakan, mulai Maret ASN secara sukarela menyumbang telur, dan peran PKK meyakinkan sumbangan telur itu sampai ke anak stunting

MATARAM.LombokJournal.com ~ Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Nusa Tenggara Barat diajak perbanyak gerakan dalam menangani stunting.

Hal itu disampaikan  Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menerima audiensi Pita Putih Indonesia di ruang kerjanya, Senin (27/02/23).

BACA JUGA: Disabilitas Harus Diberi Ruang dan Dukungan L;ingkungan

Ketua TP PKK akan melakukan gerakan tangani stunting

“Karena kita sudah on the right track, yang harus kita fokuskan sekarang yaitu kualitas yang di desa dan dusun. Dan kuncinya memang kini gerakan, karena hampir semua sudah kita ikhtiarkan,” jelas Wagub NTB.

Saat ini yang dibutuhkan bagaimana Kabupaten sampai Desa dusun satu irama. Pertama, pemberian tablet tambah darah, itu sudah ada program nya, program untuk SMA SMK dan ibu hamil.

Kedua, program bakti stunting yang mana menggerakkan anak-anak SMA SMK SLB ini untuk menyumbangkan telur seikhlasnya.

Diharapkan Pemprov NTB mulai Maret ini melakukan gerakan dari ASN secara sukarela menyumbang, koordinasi dengan OPD masing-masing seikhlasnya yang penting konsisten. Tidak ada paksaan.

Gerakan sumbang telur ini butuh pengawasan, melalui Dinas Kesehatan kemudian Kepala Puskesmas menyalurkan ke Posyandu hingga kader. Disinilah peran PKK, bisa membantu meyakinkan sumbangan telur itu sampai ke anak stunting.

“Sekarang posyandu itu menjadi sesuatu yang dipentingkan, orang mulai senang datang ke posyandu, mulai merasa dengan mengaktifkan posyandu begitu banyak yang terbantukan . Sekarang tinggal teknisnya saja kasi penambah darah, telur dan edukasi, sekali lagi kuncinya itu komitmen,” tegas Ummi Rohmi 

Kini yang harus dilakukan juga bagaimana meyakinkan pendamping desa, menyiapkan peralatan standar posyandu, seperti timbangan elektrik. Kemudian training kader secara besar, PMT dan Pokjanal berbasis desa. 

Sehingga dengan intervensi yang benar, posyandu dan kader aktif, stunting tidak perlu dibuat stress, asalkan sistem sudah berjalan baik. 

Sementara itu Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Niken Saptarini Widiyawati Zulkieflimansyah juga menyampaikan, gerakan seperti ini memang harus didorong sehingga menyempurnakan program-program yang sudah berjalan. Koordinasi dan sinergi sangat dibutuhkan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri juga menyebutkan kini faktor terbesar setelah mengintervensi ada di ibu hamil, Jadi harus terbebas dari anemia dan ibu hamil harus sehat.

BACA JUGA: Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan dan PMT Anak Stunting

“Kontribusi ibu hamil tidak anemia adalah untuk mencegah anak stunting,” katanya.

Selain protein hewani seperti telur harus dijaga agar benar-benar sampai ke anak stunting yang harus dijaga ketat, intervensi lingkungan yang sehat juga sangat berpengaruh signifikan terhadap kesehatan. ***