Rapat Pengendalian Inflasi, Pemerintah Salurkan Bantuan Sosial

Gubernur NTB ikuti rapat video conference terkait kebijakan pengendalian inflasi yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian

MATARAM.lombokjournal.com ~ Rapat Video Conference terkait Kebijakan Pengendalian Inflasi, khususnya Sosialisasi Kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) terkait dengan Kebijakan Recofusing 2 persen Dana Alokasi Umum (DAU) dan Kebijakan Penggunaan Dana Bansos, berlangsung hari Senin (05/09/22).

Gubernur NTB,  Zulkieflimansyah hadir dalam rapat video conference yang dipimpin secara langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian  tersebut. 

BACA JUGA: Rektor Unram: Mimbar Akademik Terbuka untuk Tokoh Mana pun

Rapat video conference kebijakan pengendalian inflasi

Selain itu juga diikuti Menteri Sosial, Tri Rismaharini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dr. (H.C.) Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M. Pd., Menteri Ketenagakerjaan RI, Dr. Dra Hj. Ida Fauziyah, M.Si, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung RI, Dr. ST. Burhanuddin, SH., MM, Wakil Menteri Keuangan, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Lembaga, Kepala Daerah Gubernur, Walikota, Bupati dan jajarannya.

Mendagri Muhammad Tito Karnavian menghimbau, agar masyarakat kurang mampu dapat terus dijaga, melalui beberapa skema bantuan sosial yang akan dilakukan pemerintah.

Skema yang dimaksud seperti pemberian Jaring Pengaman Sosial (JPS) bagi masyarakat kurang mampu, dukungan bagi pekerja melalui Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan dukungan Pemda sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU) terdiri dari DAU atau DBH.

“Kita akan terus berupaya menjaga masyarakat kurang mampu, diantaranya melalui skema yang telah disusun pemerintah memberikan BLT sebesar 12.4 triliun yang di kelola Kemensos, dukungan untuk pekerja yang dikelola untuk kemenaker sebanyak 9,6 Triliu, Pemda 2 persen dari dana transfer umum yang berasal dari DAU dan DBH,” ucapnya. 

Wakil Menteri Keuangan, Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., Ph.D menjabarkan, skema pemberian bansos tambahan sebesar 24,17 Triliun. BLT dan BSU akan dieksekusi pada akhir Agustus atau awal September. 

Dan dukungan dari Pemda 2 persen diperkirakan dapat dieksekusi pada Oktober.

“Kita berharap ini nanti program perlindungan sosial, bisa mendorong penciptaan lapangan kerja, bagi usaha mikro, usaha kecil, ojek, angkutan umum, nelayan dan lainnya sesuai karakteristik daerah,” tuturnya. 

Sementara itu, Gubernur Zulkieflimansyah menuturkan, langkah nyata yang dilakukan untuk menangani inflasi, yaitu salah satunya melalui operasi pasar.

BACA JUGA: Mengapa Orang Mau Menjadi Pembunuh Bayaran

“Langkah real pemerintah untuk menangani inflasi yaitu operasi pasar dan tadi dijelaskan, subsidinya akibat gejolak eksternal itu membengkak. Jadi pemerintah tidak punya pilihan lain, di sisi yang lain kita tidak mau memberatkan masyarakat sehingga nanti ada bantuan kepada masyarakat langsung, supaya nanti yang betul-betul terkena dampaknya tidak terlalu memberatkan,” tutur Bang Zul.***

 

 




Gubernur NTB Tegaskan Pentingnya Pengendalian Inflasi

Hadiri Rakor TPID, Gubernur NTB tegaskan pentingnya pengendalian inflasi daerah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

MATARAM.lombokjournal.com ~ Dengan banyaknya berbagai perhelatan berskala Nasional maupun Internasional terselenggara di Provinsi NTB, sehingga penting  pengendalian inflasi daerah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

BACA JUGA: Provinsi NTB Siap Jadi Pilot Project Green Energy

Gubernur NTB tegaskan pentingnya pengendalian inflasi daerah

“Banyak Event Internasional maka harus dibarengi dengan pengendalian inflasi, karena jika harga tinggi maka akan ada kenaikan harga, karena demandnya tinggi,” ungkap Bang Zul saat menghadiri rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB bertajuk “Pentingnya Sinergitas Untuk Menjaga Ketersediaan dan Pengendalian Bahan Pokok” Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H berlangsung di Hotel Lombok Raya, Selasa (05/07/22).

Sementara itu, Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB, H. Wirajaya  megatakan, Rakor TPID diadakan untuk mendapatkan strategi apa yang bisa di intervensi.

“Menjelang Hari Raya Besar kita melakukan rakor supaya kita mendapatkan strategi apa yang bisa kita intervensi, dimana ada kelebihan stok disitu kita bisa distribusikan,” tutur Kepala Biro Ekonomi.

Ia juga menganalogikan inflasi seperti mengukur tensi darah, tidak boleh teralu tinggi dan terlalu rendah, harus dalam posisi normal. 

“Ketika dijual petani atau produsen itu untung, tetapi masyarakat dapat membeli dengan harga yang terjangkau dan layak, sehingga prinsipnya ada keseimbangan antara produksi dengan harga jual tersebut,” jelasnya.

BACA JUGA: Revitalisasi Posyandu Dapat Dukungan Pusat

Ia menjelaskan terkait optimalisasi 4K, yaitu Ketersediaan stok, Kelancaran Retsribusi, Komunikasi Efektif dan Ketergantungan Harga. Hal ini dikarenakan untuk menjaga agar supaya bahan pokok tersedia dan harga – harga terjangkau ditengah masyarakat.***