Ramadhan Dimaknai Sebagai Pembentuk Jati Diri Gemilang
Ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan pembentukan jati diri masyarakat agar tak terjerumus dalam kehinaan nafsu
MATARAM.lombokjournal.com ~ Jati diri Gemilang dimaknai saling menghargai, saling memberi maaf, menjalin silaturahmi dan selalu memperbaiki niat mengharap ridho Alloh.
Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Dr KH Subhan Abdullah Achim MA, menguraikan nilai-nilai ibadah Ramadhan itu saat menjadi Khatib dalam shalat Ied yang diimami Ustad H Abdul Hamid, di Mesjid Hubbul Wathan, Islamic Center, Mataram, Senin (02/04/22).
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah SE, MSc melaksanakan Sholat Idul Fitri di Islamic Center itu tampak menyimak makna dan pesan Idul Fitri itu.
BACA JUGA: Malam Takbiran dan Makna yang Tersirat dalam Takbir
Jati diri gemilang yang terbentuk selama menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan ini menjadi tanggungjawab sebagai anggota keluarga, warga masyarakat dan negara.
Menurutnya, sikap ini akan mencegah godaan yang datang dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab masing masing.
“Karena setiap individu Muslim seperti disebutkan dalam Surah Al An’am 162, bahwa sholat, ibadah, hidup dan mati kita hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam,” ucapnya dalam khutbah yang membahas memaknai Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah dalam membangun jati diri Gemilang.
Menurut Wakil Rerktor UIN, nilai yang terkandung dalam makna menjalani puasa Ramadhan itu menjadi pegangan selama sebelas bulan ke depan pasca Ramadhan agar tak terjerumus dalam kehinaan nafsu.
“Jika ada kemauan dan niat untuk berubah maka Allah akan membuka pintu dan jalan untuk meraihnya,” kata Subhan Abdullah Achim dalam penutupan khutbah Iedul Fitri sebagai rangkaian ibadah shalat hari raya.***
BACA JUGA: Gubernur NTB Hadiri Dharma Shanti dan HUT Puskor Hindunesia