Wagub NTB: Distribusi Minyak Goreng Harus Diperbaiki
Kata Wagub Sitti Rohmi, rantai distribusi harus dicari jalan keluarnya, jangan dibiarkan terlalu lama
MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur (Wagub) NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah menekankan perbaikan pola distribusi kebutuhan pokok minyak goreng dari distributor ke retail dan pasar, hingga sampai kepada masyarakat.
Ini untuk membereskan permasalahan kebutuhan pokok minyak goreng dan menjaga ketersediaan stok barang kebutuhan pokok.
Wagub Sitti Rohmi menegaskan, pola dan rantai distribusinya harus dipikirkan jalan keluarnya.
“Jadi hal seperti ini jangan dibiarkan terlampau lama, harus ada solusi untuk mengurai permasalahan tersebut,” tandas Wagub.
Hal itu disampaikan pada Rapat Terbatas (Ratas) menyikapi kebutuhan pokok minyak goreng dan menjaga ketersediaan stok barang kebutuhan pokok, Selasa (8/3/2022) di Ruang Rapat Sangkareang Kantor Gubernur NTB.
Ia berharap agar pintu masuknya minyak goreng dari pabrik ke distributor-distributor di NTB harus jelas. Baik itu jumlah distributor, cara dropping ke retail maupun pasar hingga ke konsumen atau masyarakat.
“Jadi harus kita tau masuknya ke NTB, normalnya per bulan itu berapa, sehingga ketahuan prosentase terpenuhinya kebutuhan minyak goreng,” katanya.
BACA JUGA: Program SNGI Diharapkan Sasar Barometer Stunting di NTB
Dalam laman facebooknya saat berdiskusi dengan para distributor minyak goreng dan asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) mengenai supply and demand minyak goreng di NTB, Selasa (8/3), Wagub juga menegaskan, soal minyak goreng ini bukan hanya di NTB, tetapi menjadi persoalan di hampir seluruh daerah.
Menurutnya, pemerintah sedang menyiapkan sejumlah langkah. Salah satunya terkait upaya penambahan alokasi dan kuota minyak goreng.
Tiap bulan dibutuhkan 1,7 juta hingga 2 juta liter untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.
“Jangan sampai UMKM kita yang mengandalkan minyak goreng sebagai bahan baku pokok, berhenti berproduksi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Drs. H. Fathurrahman,M.Si, menyatakan bahwa kebutuhan pokok minyak goreng ini akan segera diatasi.
“Apalagi menjelang perhelatan MotoGP, harus segera diatasi agar tidak mencuat,” kata H. Fathurrahman.
Karena menurutnya, para UMKM maupun industri-industri kuliner yang berpartisipasi mensukseskan event MotoGP membutuhkan pasokan demi terjaminnya kebutuhan saat pelaksanaan event tersebut.
Selain itu. ia menjelaskan, rapat ini untuk mengetahui quota minyak goreng untuk NTB. Sehingga dapat dipantau, pasokan minyak goreng terhubung dengan produsen mana saja dan distributor lokal di NTB.
“Semua ini agar kita dapat mengawasi dan memantau rantai pasoknya,” kata Fathurrahman.
Menurutnya, kebutuhan minyak goreng untuk NTB 1,7 juta liter sampai 2,2 juta liter per bulan. Jumlahnya sekitar 50 ribu-60 liter per hari.
Dari paparan beberapa distributor di NTB, khususnya di pulau Lombok, saat ini para distributor hanya mampu sediakan kurang lebih 1.500 liter perhari.
Jadi pasokan minyak goreng dari produsen ke distributor belum secara kontinyu tersedia.
BACA JUGA: Revitalisasi Posyandu Langkah Konkrit Wujudkan SDG’s
“Kadang dalam sehari, datang 2-3 kontainer. Dalam sehari atau dua hari langsung di droping ke retail dan pasar, sehingga hari berikutnya sudah tidak ada,” ucapnya
Ia mengaku terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Satgas dan para distributor untuk mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan minyak goreng.
“Termasuk untuk mengikuti ketetapan HET minyak goreng sebesar Rp14.000,- per liter. Namun saat ini harga yang beredar dipasar tembus hingga angka Rp18.000,- sampai Rp25.000,- per liter,” ujarnya.
Ia mengaku Rapat tersebut akan ada pertemuan berikutnya, untuk mengerucutkan solusi kebutuhan pokok minyak goreng.
Dalam Rapat terbatas tersebut turut dihadiri Asisten 2 Setda Provinsi NTB, para distributor minyak goreng dan beberapa retail di NTB. ***