Catcalling di Gili, Kadis Pariwisata NTB: Harus Bijak dan Tidak Panik

Pelaku pariwisata di Gili membicarakan kasus catcalling yang kabarnya menimpa wisatawan domestik di Gili

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Catcalling yang kabarnya menimpa pengunjung Gili yang sempat vral dari akun tik tok inisial @ME belakangan ini, mengundang perhatian para pelaku pariwisata di tiga Gili, Lombok Utara.

Pasalnya video pengakuan dari seorang perempuan yang mengalami Catcalling itu mendapat respon nitizan dan ditonton cukup banyak. Di video part 1 yang diunggah Kamis (15/09/22) sudah ditonton 1,1 M. Sementara di part 2, sudah mencapai 105 K.

Pelaku pariwisata sepakat kasus catcalling tidak ditanggapi

Kapala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H Yusron Hadi bersama Sekdis Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Ali Zulkarnain, dan Kabid Destinasi, I Wy. Subada, pada pertemuan terbatas di Pondok Banget KLU, Sabtu (17/09/22) mengatakan, kejadian tersebut harus ditanggapi secara bijak. 

BACA JUGA: Penghargaan dari BNN RI untuk Bupati Lombok Utara

“Kejadian ini harus dilihat secara bijak agar tidak menjadi bola liar di media sosial,” ungkap Yusron. 

Pertemuan terbatas itu juga melibatkan sejumlah pelaku usaha pariwisata, BPD Desa Gili Indah dan dan tokoh masyarakat untuk menyikapi Catcalling yang viral di akun tik tok. 

Saat ini pihak yang berkentingan di Lombok Utara sedang melacak siapa pemilik akun dan dimana korban menginap serta alamat pastinya. 

Demikian juga H Yusron dan Kadispar KLU, Drs Ainal Yakin dengan cepat merespon dan melacak keberadaan oknom inisial @ME. Namun belum memperoleh kepastian siapa identitas pengunggahnya.

Namun peristiwa jangan membuat kegelisahan Pemda maupun masyarakat pelaku usaha wisata. 

“Kita tetap merespon secara bijak, positif, namun jangan larut dengan kegelisahan, ketakutan dan lain sebagainya,” kata Yusron. 

Ia berharap masyarakat tidak meresponnya, sebab identitas yang bersangkutan serta apa motivasinya belum diketahui. 

“Hingga hari ini kita masih melacaknya,” kata H Yusron. 

Pihaknya berharap masalah ini tidak membesar-besarkan. Sebab apa yang diunggah di medsos kadang belum tentu kebenarannya. 

Salah satu peserta yang mewakili pelaku usaha pariwisata, Daeng Basok asal Gili mengatakan, ia tidak mau berspekulasi terhadap akun TikTok inisial @ME yang menjadi topik berita dan diskusi kita hari ini.

“Biarkan saja dan tidak usah di tanggapi, apa motivasi nya kita tidak tau”, harapnya. 

Sevav hak seperti itu dialami destinasi wisata yang naik daun. Basok justru berharap bagaimana Pemda bersama masyarakat menata kembali tiga Gili ini pasca bencana Gempa Bumi dan Covid-19. 

“Kami sanggup bersinergi untuk  menata dan menertibkan para pelaku wisata untuk lebih baik dalam rangka menjamin kenyamanan wisatawan,” katanya. 

Di tiga Gili ini masih banyak masalah yang belum terselesaikan, di antaranya para oknum guide bodong yang berkeliaran di pantai bangsal, Teluk Nara dan di tiga Gili, ungkap Basok.

Oknum Broker dari luar yang sering malak dan mengganggu wisatawan banyak berkeliaran di Gili. 

“Broker (makelar) dari luar sana sering menimbulkan kesan tidak baik kepada tamu, Itu yang harus di tertibkan,” harapnya. 

BACA JUGA: Aset Mastarakat di Gili Trawangan, Ada Titik Terang

Ia berharap para pelaku pariwisata tidak larut dengan unggahan di medsos yang mengaku punya pengalaman buruk saat liburan di Gili Trawangan, sebab itu belum tentu benar dan hanya dibesar-besarkan. 

Malah diungkapkan, sepengetahuannya orang yang mengunggah pengalam di Gili itu memang saat itu berpakaian yang tidak sopan dan terkesan melebihi cara berpakaian tamu asing. 

“Sumpah serakah apapun demi apapun belum tentu benar dan karena demikian maka saya sepakat dengan apa saran Kadispar Prvinsi NTB dan Kadispar KLU, untuk tidak menyebar isi yang diragukan kebenarannya,” katanya. 

Salah satu anggota BPD Desa Gili indah dan peserta lainnya sepakat tidak menyebar berita Tik Tok akun @ME. Karena tidak jelas siapa dan dimana menginap dan sebagainya.***