Perhatian untuk Santri Generasi Pertama Muallimat NW

Beri perhatian Santri Perempuan generasi pertama Maulanasyaikh, Rachmat Hidayat bantu kursi roda

LOTIM.LombokJournal.com ~ Rachmat Hidayat berbagi kursi roda kepada warga di Lingkungan Bermi, Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Selasa (05/04/23).

Sebelumnya, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu juga membantu kursi roda untuk pensiunan PNS difabel di Sikur.

Penerima kursi roda tersebut adalah Hj Zawahir, santri generasi pertama Muallimat NW, madrasah yang didirikan untuk pendidikan anak-anak perempuan oleh Almagfurulahu Maulanasyaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid. 

BACA JUGA: Bang Zul Serap A[presiasi Warga Labuhan Alas, Sumbawa

Perhatian Rachmat Hidayat untuk santri generasi pertama muallimat NW

Rachmat tiba di Lingkungan Bermi sebelum Duhur dengan didampingi fungsionaris DPD PDI Perjuangan NTB H Ruslan Turmuzi.

Ia berjalan kaki menyusuri gang sempit untuk menuju rumah Zawahir, yang oleh warga setempat dipanggil dengan nama Hj Fauziah.

Sejumlah warga yang kebetulan sedang berada di dekat rumah perempuan yang kini berusia 88 tahun tersebut, turut menyalami Rachmat dengan takzim. 

Beberapa di antaranya bahkan ikut mengekor di belakang rombongan dan turut menyaksikan penyerahan kursi roda kepada Zawahir.

“Waktu dulu saya masih muda, Kampung Bermi ini adalah kampung tempat saya bermain. Beberapa sahabat saya juga masih tinggal di sini hingga sekarang,” tutur Rachmat.

Kampung Bermi, merupakan kampung tua di Pancor dan merupakan saksi sejarah perjuangan Almagfurulahu Maulanasyaikh mendirikan Nahdlatul Wathan, Ormas Islam terbesar di NTB.

Rumah pertama ulama kharismatik yang merupakan Pahlawan Nasional tersebut, juga berada di Lingkungan Bermi. 

Rumah itu masih berdiri tegak hingga saat ini, dan berada tak jauh dari rumah Zawahir.

Ahmad Tahir, putra bungsu Zawahir, menyongsong kedatangan Rachmat Hidayat di rumahnya yang sungguh sederhana. 

Saat Rachmat tiba, Zawahir masih di kamar mandi. Rachmat pun menunggunya di depan pintu rumah yang hanya memiliki sedikit halaman tersebut.

Zawahir menderita lumpuh semenjak tahun 2011, tak lama setelah ibu dari 18 anak tersebut menunaikan ibadah haji. Sejak itu aktivitas dan geraknya mulai terbatas. 

Beberapa warga setempat yang merupakan tetangganya menyebut Zawahir sudah berusia lebih dari 90 tahun. Namun, berdasarkan dokumen Kartu Keluarganya, usianya kini baru menginjak 88 tahun.

BACA JUGA: Pemprov NTB Dukung Sumbawa Lahirkan Qori-Qori’ah Terbaik

Kendati menderita lumpuh, namun Zawahir masih bisa berbicara dengan jelas. Penglihatannya pun tidak terganggu. Dia masih bisa menandai orang yang bertemu dengannya. 

Hanya pendengarannya yang sedikit terkendala, sehingga berbicara dengannya mestilah dengan suara yang lebih dikeraskan.

Begitu bertemu dengan Zawahir, Rachmat langsung menyerahkan bantuan kursi roda untuk perempuan yang mendapat pendidikan langsung dari Maulanasyaikh tersebut. 

Zawahir dibopong, dan didudukkan langsung di atas kursi roda tersebut. Sesekali dia melempar senyum, pertanda kegembiraan. Termasuk saat disalami Rachmat Hidayat.

“Ini dari kantor mana..,” katanya bertanya.

Dijawab oleh Rachmat, kalau dirinya dari Rumbuk, Lombok Timur. Datang untuk menyerahkan bantuan kursi roda untuk Zawahir.

Rachmat juga menceritakan jika dulu sewaktu muda, dirinya juga sering main di Kampung Bermi. Rachmat menceritakan juga salah seorang sahabatnya di Bermi yang bernama Amaq Irun. Rupanya dikenal baik juga oleh Zawahir.

BACA JUGA: MXGP 2023, Bang Zul Temui Nirwam Bakrie dan Dirut Lion Group

“Sahabat bareng-bareng laeq…,” kata Rachmat.

Oooo… Loq Irun…Lek ito balene…,” tukas Zawahir sembari menyebut lokasi tempat Amaq Irun kini tinggal.

“Sehat-sehat Inaq nggih…,” kata Rachmat sembari memegang tangan perempuan yang sudah sepuh tersebut.

Selain bantuan kursi roda, Rachmat juga menyerahkan bantuan uang tunai. 

Tak lupa juga dia berpesan kepada anak-anak Zawahir untuk terus berbakti dan merawat ibundanya dengan istiqomah

Pahala sangat besar dari Allah, menanti untuk anak-anak yang berbakti. Setelah itu, Rachmat Hidayat pun pamit.

Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut menuturkan, kegiatan berbagi kursi roda tersebut, murni sepenuhnya sebagai aksi kemanusiaan untuk membantu sesama. Tidak ada kaitannya dengan politik sama sekali.

“Seperti sering saya sampaikan, sesungguhnya hidup kita sebagai manusia bukan tentang bagaimana menikmati, melainkan bagaimana kita berbagi,” kata politisi kharismatik Bumi Gora ini.

Bantuan kursi roda untuk Zawahir tersebut tidak melalui proses yang ribet. Dua hari lalu, Rachmat mendapat informasi bahwa ada warga di Kampung Bermi yang sudah sepuh dan membutuhkan kursi roda untuk memudahkan aktivitasnya. 

Sebagai orang yang memiliki ikatan emosional dengan kampung Maulanasyaikh tersebut, Rachmat langsung menyiapkan bantuan kursi roda tersebut dan memilih untuk menyerahkan secara langsung.

“Ini bentuk kita saling memanusiakan dan tolong menolong sebagai sesama,” imbuh politisi lintas zaman ini.

BACA JUGA: Lombok FC U-16 Trining Camp Dua Pekan di Barcelona

Ahmad Tahrir, putra bungsu Zawahir, menyampaikan rasa syukur atas bantuan kursi roda itu. Aktivitas ibundanya kini disebutnya akan menjadi lebih mandiri. 

Sang ibunda bahkan akan bisa kembali beraktivitas di sekitar rumah dan berinteraksi kembali dengan sesama warga. 

Sudah sangat lama tidak bisa dilakukannya lantaran keterbatasan gerak fisiknya.

Dia menuturkan, ibundanya memang merupakan santri generasi pertama yang menempuh pendidikan di Muallimat NW. 

Madrasah Muallimat tersebut Almagfurulahu Maulanasysyaikh sebagai bagian dari revolusi pendidikan setelah mendirikan madrasah untuk anak-anak laki-laki.

Madrasah untuk anak-anak perempuan ini diberi nama Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI), dan didirikan pada 21 April 1943. 

BACA JUGA: Bang Zul Ngobrol Literasi Keuangan di Bima

Di awal berdirinya, Madrasah NBDI menyelenggarakan pendidikan dengan masa pembelajarannya empat tahun. 

Selanjutnya kemudian mengalami perubahan menjadi Madrasah Muallimat dengan masa pembelajarannya selama enam tahun.(*)

 

 




Kursi Roda Elektrik untuk Pensiunan PNS Difabel di Lotim 

Kai ini pensiuan PNS difabel di Lombok Timur mendapat bantuan kursi roda elektrik dari Rachmat Hidayat

LOTIM.LombokJournal.com ~ Kursi roda elektrik disalurkan Rachmat Hidayat untuk pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) difabel di Dusun Mekar Baru di Desa Sikur, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Sabtu (02/04/23).

BACA JUGA: Sekda NTB Buka Pesona Khazanah Ramadhan

Rachmat Hidayat serahkan bantuan kursi roda elektrik ke Budi Cahyono

Di Dusun Mekar Baru, anggota Komisi VIII DPR RI dari PDI Perjuangan NTB itu membesuk Budi Cahyono, pensiunan auditor di Inspektorat Kota Mataram, yang kini tidak bisa berjalan lagi.

Rachmat membawa bantuan kursi roda elektrik untuk aparatur sipil negara yang purna tugas tahun 2017. Dan ia menyerahkan langsung kepada salah satu tokoh yang sangat dihormati oleh masyarakat Desa Sikur itu.

Ia tegaskan, bantuan kursi roda ini adalah murni aksi kemanusiaan. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan politik.

BACA JUGA : NTB Masuk Dua Kategori 10 Besar Anugerah Tinarbuka

“Hanya dengan keihklasan dan tanpa mengharapkan pamrih apa pun, aksi kemanusiaan ini akan menjadi bermakna untuk kita semua,” kata Rachmat.

Rachmat menghubungi Kementerian Sosial dan meminta dikirimkan kursi roda elektrik sebagai bagian dari program aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Itu dilakukan saat Rachmat  mendapat informasi tentang kondisi kesehatan Budi Cahyono. Kursi roda elektrik pun dikirim Kemensos ke Mataram.

“Dengan kursi roda elektrik ini, Budi Cahyono kini bisa lebih mandiri dalam beraktivitas, lebih-lebih dalam beribadah,” ujar Rachmat.

Ia mengaku, bantuan itu wujud penghormatan atas seluruh dedikasi, jasa, dan pengabdian yang diberikan untuk pembangunan daerah.

“Bantuan ini tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian yang sudah beliau berikan untuk daerahnya,” ucap Rachmat.

BACA JUGA: Gubernur Zulkieflimansyah Sapa Warga Desa di Kabupaten Bima

Di antara keluarga Budi Cahyono yag enyambut kedatangan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini, antara lain H Murjoko dan Prof Yusuf Akhyar Sutaryono, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram. 

Ada pula istri Budi Cahyono, Sri Ningsun beserta anak-anaknya.

Budi Cahyono merupakan Aparatur Sipil Negara dari kaum difabel. Semenjak usia dua tahun, pria kelahiran 1957 tersebut  menderita polio. Kaki kirinya tidak bisa berjalan. Sehingga dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk selama berdinas sebagai pegawai negeri selama 34 tahun, Budi Cahyono harus menggunakan tongkat.

Kekurangan yang dideritanya tersebut, tak menjadi penghalang Budi Cahyono untuk berdikari. Rachmat yang mengenal Budi Cahyono semenjak kecil tahu persis, bagaimana gigihnya Budi Cahyono menempuh pendidikan. 

Tak sekalipun Budi Cahyono minder dengan kondisi fisiknya yang kekurangan.

Budi Cahyono tak pernah mengeluh, ikhlas menerima kondisinya. Rachmat melihat Budi Cahyono memiiki semangat melebihi yang memiliki fisik normal. 

Sehingga, Budi Cahyono pun mampu menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Mataram.

Selepas menamatkan studinya di perguruan tinggi negeri terbesar, Budi Cahyono kemudian berkarir di pemerintahan. Pengangkatannya sebagai PNS diawali dengan penempatan di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

 Seiring dengan berlakunya Otonomi Daerah, Budi Cahyono kemudian berpindah status kepegawaian dari pegawai pusat menjadi pegawai daerah dengan penempatan di Inspektorat Kota Mataram.

Selama 34 tahun berdinas, Budi Cahyono purna tugas tahun 2017 sebagai auditor dalam usia 60 tahun. Seiring usia, pria yang aktif berkecimpug pada organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia tersebut enam bulan lalu diserang stroke.Itu membuatnya tidak bisa berjalan.

Rachmat  menghampiri dan menyalami Budi Cahyono dengan hangat. Ia menyilahkan tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB, membawa masuk kursi roda elektrik untuk Budi Cahyono. 

Kustadi, perwakilan Tim Sentra Paramita Mataram kemudian menjelaskan bagaimana kursi roda elektrik tersebut dioperasikan. Tubuh Budi Cahyono pun diangkat dan didudukkan di atas kursi roda elektrik yang harganya mencapai Rp 27 juta tiap unitnya tersebut.

Budi Cahyono kemudian mempraktikkan langsung pengoperasiannya. Hanya butuh sebentar baginya untuk kemudian mengakrabi berbagai fitur canggih yang memudahkan pengguna mengoperasikan secara mandiri kursi roda tersebut. 

Budi Cahyono pun kini leluasa keluar masuk rumah hingga ke kamar, tanpa harus mendapat bantuan dari orang lain. Ia megaku sangat bersyukur.

Ssebelumnya ia menggunakan kursi roda manual. Dengan kursi roda elektrik itu akan mengantarnya untuk menunaikan ibadah salat berjamaah lima waktu, salat Jumat, dan juga salat tarawih selama bulan Ramadhan di masjid yang berjarak 300 meter dari rumahnya.

Mewakili keluarga, Prof Yusuf Akhyar Sutaryono, menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi atas perhatian yang sudah diberikan Rachmat kepada saudara sepupunya Budi Cahyono.

“Kami sungguh terharu. Beliau Pak Rachmat, tidak pernah lupa pada kami dan keluarga. Kursi roda elektrik ini akan sangat membantu sekali bagi saudara kami,” ucap Yusuf Akhyar.

rof Oyon, begitu dirinya karib disapa, mengungkapkan bahwa Budi Cahyono adalah penyandang disabilitas yang sangat mandiri.

BACA JUGA: Operasi Pasar untuk Stabilisasi Harga Selama Ramadhan

Diceritakan, sewaktu masih kanak-kanak, dengan kondisi fisik yang terbatas, Budi Cahyono bisa ikut bermain bola bersama teman-teman sebaya mereka.

“Doa kami dan seluruh keluarga agar Allah memberi balasan terbaik untuk seluruh perhatian dan bantuan yang telah diberikan Pak Rachmat kepada kami dan seluruh masyarakat NTB,” kata Prof Oyon.***

 

 

 




Rachmat Hidayat Bantu Kursi Roda Pensiunan Dinas Kehutanan

Mendenghar kabar pensiunan Dinas Kehutanan Ltim terserang stroke, Rachmat Hidayat datang memberi bantuan kursi roda elektrik warna eerah

LOTIM.LombokJournal.com ~ Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, H Rachmat Hidayat kembali menggelar aksi kemanusiaan. 

Setelah di Lombok Barat, kali ini, kegiatan membantu sesama tersebut digelar di Gumi Patuh Karya, Lombok Timur.

Rachmat menyambangi Lingkungan Bermis II di Kelurahan Kembang Sari, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Sabtu (24/01/23) siang, 

Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut membesuk Achmad Fadillah, pensiunan ASN Dinas Kehutanan Lombok Timur yang sakit diserang stroke.

Rachmat membawa bantuan kursi roda elektrik untuk Fadillah, dan menyerahkannya langsung kepada pensiunan abdi negara yang sudah purna tugas pada tahun 2003 silam itu.

“Ini sepenuhnya adalah kegiatan aksi kemanusiaan. Tak ada kaitannya dengan politik. Karena sesungguhnya hidup kita sebagai manusia bukan tentang bagaimana menikmati, melainkan bagaimana berbagi,” kata politisi kharismatik ini.

BACA JUGA: Racmat Hidayat Bantu Penderita Disabilitas di Lingkungan Gomong Mataram

Bantuan kursi roda dari Rachmat Hidayat itu semata-mata kegiatan aksi kemanusiaan
Rachmat Hidayat dan Acmad Fadillah

Rachmat segera menghubungi Kementerian Sosial dan meminta dikirimkan kursi roda elektrik sebagai bagian dari program aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI. Ia mendapat informasi kalau Achmad Fadillah menderita lumpuh karena serangan stroke. 

Rachmat bersyukur, tidak butuh waktu lama, kursi roda elektrik ini disiapkan dan dikirim Kemensos ke Mataram.

“Kursi roda ini mudah-mudahan dapat membantu Pak Fadillah bisa tetap mandiri dalam beraktivitas dan beribadah,” imbuh Rachmat.

Kerabat dan putra-putri Achmad Fadillah menyongsong kedatangan Rachmat dan rombongan dengan suka cita. 

Mereka menyampaikan ucapan terima kasih untuk seluruh perhatian Ketua DPD PDI Perjuangan NTB tersebut untuk Achmad Fadillah dan keluarga.

Rachmat sendiri datang dengan didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Lombok Timur Ahmad Sukro dan Anggota DPRD Lombok Timur dari PDIP yakni Nirmala Luk Santi, Marianah, dan Baiq Nurhasanah. Hadir pula politisi senior PDIP NTB yang juga mantan Anggota DPRD Lombok Timur H Jumat Dahlan dan sejumlah pengurus PDIP lainnya.

Kebetulan, pada hari yang sama, jajaran PDIP Lombok Timur memang akan menggelar aksi penanaman pohon dan penghijauan di Kecamatan Sakra, sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-50 PDI Perjuangan sekaligus perayaan ulang tahun ke-76 Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Prof. Dr. (H.C.) Hj Megawati Soekarnoputri. 

Rachmat sendiri pada pagi hari sebelum menjenguk Achmad Fadillah, telah mencanangkan Gerakan PDIP untuk menanam pohon dan aksi bersih-bersih daerah aliran sungai di Dusun Selojan, Desa Presak, Batukliang, Lombok Tengah. 

Gerakan tersebut kemudian dilakukan serentak pada hari yang sama oleh pengurus PDIP di seluruh Kabupaten/Kota di NTB.

Bagi Rachmat, Achmad Fadillah adalah sosok pejuang lingkungan. Rachmat yang mengawali karir politiknya dari Lombok Timur, tahu persis, bagaimana Fadillah mendedikasikan karir birokratnya yang panjang untuk menyelamatkan hutan di Lombok Timur. 

Fadillah terlibat dan berada di garis depan untuk memimpin berbagai aksi penghijauan hutan di kawasan Sambelia, salah satu daerah di kaki Gunung Rinjani yang masuk wilayah Lombok Timur. 

Juga aktif menjaga dan menghijaukan kawasan Gawah Sekaroh, salah satu kawasan hutan di Lombok Timur bagian selatan.

Karena itu, jika kini dirinya begitu responsif membantu kursi roda elektrik saat menerima kabar kalau Achmad Fadillah menderita lumpuh, hal itu kata Rachmat adalah wujud penghormatan atas seluruh dedikasi, jasa, dan pengabdian yang diberikan Fadillah untuk lingkungan.

BACA JUGA: Kadis Kominfotik NTB Ajak GJI Sampaikan Pesan Kebaikan

“Bantuan ini tentu tak akan sebanding dengan dedikasi dan pengabdian yang sudah beliau berikan,” ucap Rachmat.

Kepada sosok-sosok yang begitu memperhatikan keberlanjutan lingkungan seperti Achmad Fadillah, kata Rachmat, PDI Perjuangan ingin menyampaikan rasa terima kasih. 

Sebab, pengabdian mereka sejalan dengan perhatian besar yang diberikan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri, yang memiliki rasa cinta Tanah Air dan begitu mencintai bumi dan lingkungan.

Rasa cinta itu hingga kini terus dibangun Ibu Mega dan menjadi kultur partai, agar setiap kader partai benar-benar menaruh rasa cinta pada tanaman dan lingkungan.

Aksi-aksi penghijauan dengan menanam pohon kata Rachmat, berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan hidup. 

Sebab, pohon mampu memproduksi oksigen, menyimpan karbon, dan bahkan menghasilkan buah maupun bahan obat yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pohon juga menjadi tempat berlindung dan rumah dari berbagai spesies binatang.

”Dan jangan pernah lupa, pohon juga menjadi sumber daya penting bagi kehidupan dan peradaban,” imbuhnya.

Rachmat menekankan, aksi penghijauan dan menanam pohon adalah cara terbaik merawat kehidupan. Dan itulah mengapa, Ibu Mega tiada henti menginstruksikan kepada seluruh kader untuk bergerak konkret dalam merawat bumi secara bersama-sama.

“Bantuan ini adalah wujud terima kasih kami untuk pengabdian pada lingkungan yang sudah dilakukan Pak Achmad Fadillah,” kata Rachmat.

Kustadi dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB menjelaskan, kursi roda elektrik untuk Achmad Fadillah bersumber dari Program Aspirasi H Rachmat Hidayat yang dikirim langsung Kementerian Sosial. 

Harga satu unit kursi roda elektrik tersebut mencapai Rp 27 juta.

“Kursi roda elektrik ini canggih karena dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan penderita mengoperasikannya secara mandiri dan simple,” kata Kustadi.

Usai penyerahan, Fadillah pun langsung mencoba kursi roda elektrik tersebut di halaman rumahnya. 

Sejumlah petugas dari Sentra Paramita Mataram juga membantu dengan menerangkan secara tekun dan detail terkait dengan fungsi-fungsi pada fitur kursi roda elektrik beserta cara mengoperasikannya. 

Fadillah dan keluarganya pun terlihat menyimak dengan sangat seksama.

Tanggapi Situasi Terkini Politik NTB

Pada kesempatan yang sama, Rachmat Hidayat sempat menjawab pertanyaan media terkait situasi terkini perpolitikan di NTB. Awak media meminta tanggapan terhadap sejumlah dinamika politik yang membelit sejumlah Parpol di NTB, dimana terjadi aksi lompat pagar elite partai. 

Selain itu, ada juga pucuk pimpinan partai yang dicopot dari jabatannya lalu diganti oleh orang yang baru dan bahkan merupakan pecatan dari partai lain.

Politisi senior NTB ini mengemukakan, apa yang terjadi tersebut adalah situasi yang biasa. Dinamika terjadi adalah di tingkatan elite partai, bukan dinamika di masyarakat. Karena itu kata Rachmat, situasi tersebut tak akan banyak berdampak pada masyarakat secara luas.

“Ini tak ubahnya seperti meteror-meteor yang bertabrakan di angkasa. Saling baku hantam sesama meteor. Pada akhirnya, hanya akan menjadi debu ketika tiba di tanah,” kata Rachmat.

Rachmat terus mencermati dinamika yang terjadi tersebut. Namun, dia menegaskan, PDI Perjuangan tidak menjadi bagian dari meteor-meteor tersebut. 

Karena itu, jika kini sejumlah partai politik di NTB disibukkan dengan dinamika akibat ulah dan tindakan elite di partai tersebut, PDIP NTB memilih terus bersama-sama rakyat NTB.

PDIP NTB kata Rachmat, istiqomah untuk membantu masyarakat, tanpa embel-embel kepentingan politik sesaat di belakangnya. 

BACA JUGA: Expo Karya Siswa SMA-SMK untuk Meriahkan WSBK 2023

Bantuan tersebut antara lain berupa bantuan UMKM, bantuan beasiswa, bantuan RTLH, dan juga bantuan untuk Pondok Pesantren seperti pembangunan ruang kelas baru.

Untuk tahun 2023 ini, Rachmat menginformasikan, dirinya menyiapkan program penyaluran beragam bantuan sosial untuk masyarakat di Pulau Lombok tanpa memandang latar belakang, kepentingan, maupun strata sosialnya.

“Siapa pun warga Lombok yang memerlukan bantuan terkait tupoksi Komisi VIII DPR RI, saya akan bantu tanpa ada birokrasi bertele-tele dan potongan sesenpun,” katanya.

Ia menekankan, setiap bantuan tersebut akan dipublikasi secara terbuka dan transparan sebagai bagian dari akuntabilitas dirinya sebagai Wakil Rakyat dari dapil Pulau Lombok. (*) 

 

 




Bantuan Kursi Roda Elektrik Warna Merah untuk Prof Chairussyuhur 

Rachmat Hidayat mengatakan, bantuan itu diberikan untuk membantu Prof Chairussyuhur Arman semata-mata karena panggilan Kemanusiaan.

MATARAM.lombokjournal.com ~ Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat menyumbangkan kursi roda elektrik warna merah untuk Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Prof  H Chairussyuhur Arman.

Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu menyerahkan langsung kursi roda kepada keluarga saat menjenguk Prof Chairussyuhur di kediamannya, Kamis (22/12/22). 

Prof Chairussyuhur menderita lumpuh, dan kini lebih banyak menghabiskan aktivitas hariannya di tempat tidur.

BACA JUGA: Mengelola Sampah dengan Digitalisasi, Bisa Dikembangkan di NTB

Rachmat Hidayat memberi bantuan karena kemanusiaan
Rachmat Hidayat bersama Hj. Herawati

Saat serah terima bantuan kursi roda elektrik itu, Rachmat Hidayat didampingi tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial. 

Selain itu turut serta pula akademisi Fakultas Hukum Universitas Mataram Dr Widodo Dwi Putro dan Wakil Ketua II DPC PDIP Lombok Timur, Ahmad Amrullah.

Hj Herawati, istri Prof Chairussyuhur menyambut kedatangan Rachmat. Politisi senior NTB itu kemudian diantar ke kamar kamar tempat Prof Chairussyuhur berbaring. 

Rachmat menyapa dari dekat Guru Besar yang merupakan pakar reproduksi ternak tersebut.

Rachmat menuturkan, dirinya belum lama mengetahui kalau Prof Chairussyuhur menderita sakit dan lumpuh.

 Karena itu, begitu mendengar kabar Prof Chairussyuhur butuh bantuan kursi roda elektrik, dirinya langsung mengontak Kementerian Sosial untuk menyiapkannya.

“Soalnya ini sangat urgen. Tanpa butuh waktu lama, langsung dikirimkan barangnya untuk beliau,” kata Rachmat.

Dia menegaskan, apa yang ia sumbangkan untuk Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram tersebut, semata-mata atas nama panggilan kemanusiaan dan saling tolong menolong untuk sesama. 

“Kedatangan saya ke kediaman Prof Chairussyuhur Arman sebagai bentuk rasa empati atas dedikasi beliau dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di bidang teknologi budidaya peternakan,” imbuh Anggota DPR RI tiga periode ini. 

Rachmat mengungkapkan, Prof Chairussyuhur Arman adalah salah satu ilmuwan dan scientis terbaik dari NTB lulusan Australia. 

Sepanjang pengabdiannya di Universitas Mataram, Prof Chairussyuhur telah melakukan berbagai terobosan dalam pengetahuan teknologi peternakan. 

Riset-riset yang dilakukannya juga telah memberikan sumbangsih yang besar bagi pengembangan sektor peternakan di NTB.

“Meskipun saya bukan lulusan Universitas Mataram, namun saya bisa merasakan betapa besar jasa beliau dalam memajukan dan mengembangkan ilmu peternakan di NTB,” imbuh Rachmat.

Rachmat berharap apa yang ia lakukan hari ini bisa menjadi trigger dan spirit dalam membangun kesetiakawanan sosial dan bergotong royong dalam membantu sesama, khususnya yang sedang dilanda kesusahan. 

“Di tengah serbuan budaya asing yang antisosial, kita perlu kembali ke jati diri bangsa yakni budaya tolong menolong , sawang sinawang (saling melihat), saling welas asih dan gotong royong,” katanya.

Widodo Dwi Putro yang hadir dalam penyerahan bantuan tersebut mengapresiasi langkah dan aksi kemanusiaan yang dilakukan H Rachmat Hidayat. 

Apalagi, sebelum bantuan untuk Prof Chairussyuhur, Rachmat disebutnya telah banyak memberikan bantuan terutama untuk warga kurang mampu di seluruh Pulau Lombok.

“Apa yang dilakukan Pak Rachmat Hidayat harus dimaknai sebagai bentuk pencerahan moral dalam membangkitkan tradisi berbagi untuk membangun solidaritas sosial,” ujar Doktor Ilmu Hukum yang belum lama ini merampungkan studinya di Norwegia. 

Pada kesempatan yang sama, Hj Herawati menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan kursi roda elektrik untuk suaminya. 

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Bantu Penderita Disabilitas di Lingkungan Gomong Mataram

Dia menuturkan, Prof Chairussyuhur mulai menderita sakit pada tahun 2020. Semenjak itu, berbagai ikhtiar pengobatan dan penanganan medis untuk proses penyembuhan telah dilakukan. Namun saat ini memang belum bisa sembuh total.

“Kursi roda elektrik bantuan Pak Rachmat ini setidaknya bisa dipakai untuk beraktivitas. Misalnya berjemur di pagi hari supaya bisa terkena sinar matahari,” tutur Hj Herawati. (*)

 




Bantuan Kursi Roda di Hari Disabilitas di Lombok

Sambut hari Disabilitas, Rachmat Hidayat mengunjungi warga disabilitas di Dusun Lekong Narmada, Rachmat Hidayat dan bagikan bantuan kursi roda 

LOBAR.lombokjournaL.com ~ Menyongsong Hari Disabilitas Internasional atau International Day of Persons with Disabilities (IDPD) yang jatuh tanggal 3 Desember, Anggota Komisi VIII DPR RI dapil Lombok dari PDI Perjuangan, Rachmat Hidayat  membagikan bantuan kursi roda untuk warga disabilitas, Rabu (12/10/22).

Rachmat Hidayat didampingi Kepala Sentra Paramita, H. Sudirman dan Staff Paramita, Den Ardani AS, mengunjungi warga disabilitas di Dusun Lekong Dendek, Desa Dasan Tereng, Kecamatan Narmada, Lombok Barat,

BACA JUGA: Mulud Adat Bayan, Ini Haraoan Gubernur NTB

Rachmat Hidayat serahkan bantuan kursi roda karena prihatin

Selain itu juga mengunjungi Dusun Kalitemu, Desa Kalianyar, Kecamatan Terara, Lombok Timur.

Di Desa Dasan Tereng, Narmada, Rachmat membagikan kursi roda adaptif yang telah didesain sesuai kebutuhan pengguna.

 Penerima kursi roda tersebut adalah Rayudi Junanda (27) yang mengalami kelumpuhan akibat mengalami pengeroyokan. 

Bagian kepalanya dipukul, sehingga menyebabkan dia mengalami kelumpuhan setelah operasi.

Ibu Rayudi saat ini bekerja di luar negeri, sementara sang kakak berada di tahanan Lapas karena tersangkut kasus Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sementara ayahnya kini menganggur karena harus mengurusi anaknya.

Nurti (51) ayah Rayudi mengatakan anaknya dijemput, lalu tiba-tiba mendapat kabar anaknya dikeroyok oleh orang. Mirisnya, kasus pengeroyokan tersebut belum diusut pihak kepolisian.

“Setelah kejadian itu dia lumpuh. Sampai saat ini kasus itu tidak diproses (di Polsek Narmada),” katanya.

Sedangkan di Dusun Kalianyar, Lombok Timur, Rachmat Hidayat juga membantu memberikan bantuan kursi roda untuk dua kakak beradik penyandang disabilitas. 

Anak pertama bernama Lalu Hakim Wirapaksi (9) mengalami kelumpuhan akibat cerebral palsy (gangguan otot gerak). Dia diberi bantuan kursi roda adaptif. 

Sedangkan anak kedua bernama Baiq Arumi Zahra (1 tahun) yang mengalami epilepsi dan Dandy Walker Sindrom, dia juga diberikan bantuan Backsleep untuk terapi tangan dan kaki. 

Kepala Sentra Paramita, H. Sudirman mengatakan kedua orangtua anak penyandang disabilitas masih hubungan darah. 

Ayahnya berprofesi sebagai buruh harian lepas yang berpendapatan Rp500 per bulan. Sementara ibunya hanya berpenghasilan rata-rata Rp300 ribu per bulan.

“Menurut keterangan pemerintah desa setempat, kedua orangtua anak masih hubungan darah. Kondisi perekonomian mereka tidak cukup untuk membiayai pengobatan anaknya. Sehingga bantuan seperti ini terasa sangat berarti,” katanya.

Sang ayah, Lalu Golan, mengatakan anaknya Lalu Hakim mengalami kejang, kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diopname dua malam.

“Namun dalam seminggu sering kejang. Kita tidak punya biaya untuk pengobatan setelah mengetahui hasil scannya radang otak. Sekarang mengalami lumpuh layu,” ujarnya.

Kades Karang Anyar, Lalu Miswan Jayadi mengapresiasi kepedulian Rachmat Hidayat terhadap warganya yang mengalami kelumpuhan.

“Saya atas nama pribadi mewakili masyarakat mengucap beribu terimakasih atas perhatian Rachmat Hidayat yang membantu warga kami,” ujarnya.

Dia mengatakan, selain dua warga yang mengalami kelumpuhan ini, banyak warga juga yang memiliki rumah tidak layak huni dan hidup miskin.

“Bapak Rachmat Hidayat sudah menyuruh saya untuk mendata semua warga miskin dan yang memiliki rumah kumuh untuk selanjutnya akan dibantu,” katanya.

Rasa Kemanusiaan

Rachmat merasa sangat prihatin dengan kondisi perekonomian keluarga dan anak yang mengalami kelumpuhan, sehingga berupaya membantu dengan memberi kursi roda adaptif. Tidak hanya itu, dia dan keluarganya diberikan aneka makanan kaya nutrisi yang membantu gizi keluarga.

Rachmat Hidayat mengatakan, bantuan tersebut semata-mata soal kemanusiaan. Dia juga menugaskan para kader PDIP untuk mendata warga disabilitas dan miskin di desa masing-masing.

“Bantuan ini saya berikan bukan bermaksud apa-apa, tapi karena rasa kemanusiaan. Saya juga meminta para kader PDIP untuk mendata warga disabilitas maupun warga kurang mampu di desa-desa untuk kita upayakan bantuan,” katanya.

Pada dua lokasi tersebut, Rachmat Hidayat membagikan puluhan kursi melalui masing-masing DPC PDIP. Namun sejak jauh hari pembagian kursi roda terus dilakukan mencapai ratusan unit.

Dia mengatakan, bantuan tersebut berkaitan dengan posisinya di Komisi VIII DPR RI yang berkaitan dengan sosial.

“Saya sudah perintahkan pengurus partai dan konstituen untuk mendata warga masyarakat yang miskin, cacat, pedagang kecil, madrasah dan ponpes agar bisa diberikan bantuan langsung secara cepat tanpa prosedur yang berbelit plus tidak ada potongan apapun,” ujarnya.

BACA JUGA: Wagub NTB: Stop Kirim Buruh Migran Ilegal

Rachmat juga minta Kades Karang Anyar, Lalu Miswan Jayadi agar memanfaatkan dirinya sebagai anggota legislatif Dapil Lombok untuk bisa membantu warganya yang miskin. 

“Saya tadi ngomong sama Kades Karang Anyar agar mendata warganya yang rumahnya kurang layak, agar bisa diberikan bantuan Rehab RTLH,” ujarnya.

Dalam penyaluran bantuan sosial tersebut, hadir Ketua DPC PDIP Lombok Barat, HL Muhammad, Anggota DPRD Lombok Barat dari PDIP Dapil Narmada – Lingsar, Sardian, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP NTB, Endang Yulianti, Kasi Disabilitas Dinas Sosial Lombok Timur, Baiq Eni Iswantari dan Wakil Ketua 2 DPC PDIP Lombok Timur, Ahmad Amrullah. (*)

 




Respon Cepat NTB Care, Sultan Arya Dibantu Kursi Roda 

Respon cepat Pemprov melalui NTB Care, Sultan Arya mendapat bantuan kursi roda

SUMBAWA.lombokjournal.com ~ Penyandang disabilitas, Sultan Arya (9 tahun) dari Dusun Pelita, Desa Serading, Kec. Moyo Hilir Sumbawa, menerima bantuan kursi roda.

Tentang bantuan itu dituturkan Deden Fitriyadi, seorang penggiat sosial yang juga merupakan ASN di Kabupaten Sumbawa, merupakan respon Cepat NTB Care bersama Dinas Sosial atas pengaduan yang disampaikannya melalui kanal aplikasi Facebook. 

BACA JUGA: Doa Lintas Agama Sambut HUT KE 76 Bhayangkara

Pengaduan soal Sultan Arya mendapat respon cepat
Sultan Arya

Karena itu, ia menyampaikan terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB atas respon Cepat NTB Care bersama Dinas Sosial atas pengaduanbya. 

“Saya merasakan langsung, hanya 2 hari sejak saya melaporkan, tim NTB Care menghubungi saya hingga merealisasikan permintaan saya,” kata Deden, Kamis (30/6/2022) di Sumbawa usai menerima bantuan kursi roda untuk Sultan.

Menurutnya, respon dan tindakan Pemprov, melalui NTB Care, Dinas Sosial Provinsi NTB berkolaborasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa, luar biasa pelayanannya.  

Sangat responsif, sesuai dengan misi NTB Gemilang yaitu misi NTB Bersih dan Melayani.

” Alhamdulillah, Kursi roda bantuan Pak Gubernur Bang Zul Zulkieflimansyah dan Wagub Ummi Rohmi,  telah disampaikan dan diterima dengan baik oleh adik SA dan keluarga,” ungkap Deden. 

Dikatakannya, ini merupakan mimpi Sultan yang terwujud untuk memiliki kursi roda agar dapat beraktivitas sehari-hari.

Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa juga menyerahkan bantuan berupa sandang dan pangan serta memfasilitasi pembuatan dokumen kependudukan Sultan seperti Kartu Keluarga, kartu BPJS dan Akta Kelahiran.

Sementara itu, Ketua Tim NTB Care, Dr Amry Rakhman menjelaskan, NTB Care telah meneruskan informasi pengaduan Deden, sejak tanggal 28 Juni 2022, ke Dinas Sosial NTB  untuk dikoordinasikan dengan Kabupaten Sumbawa, melalui Dinas Sosial dan telah ditindaklanjuti.

BACA JUGA: KPK Lakukan Monev Tematik Terintegrasi di KLU 

“Kami bersinergi, berkomunikasi dan membangun kolaborasi untuk masyarakat di NTB. Ada aduan yang bisa langsung ditangani, ada aduan yang membutuhkan waktu untuk diselesaikan. Semua berdasarkan hasil asasment dinas terkait. NTB Care adalah kanal aduan yang efektif untuk merespon aduan masyarakat,” tuturnya.

Dr. Amri juga merupakan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan Infrastruktur dan Pembangunan tersebut. ***

 




Rachmat Hidayat Serahkan Bantuan Kursi Roda Adaptif

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat serahkan bantuan Kursi Roda Adaptif untuk penderita lumpuh layu

MATARAM.lombokjournal.com ~ Bantuan kursi roda adaptif untuk Haikal Arofi, pemuda 25 tahun yang menderita lumpuh layu, di Gerung, Lombok Barat, diserahkan Anggota Komisi VIII DPR RI dari Dapil Pulau Lombok H Rachmat Hidayat, Senin (28/03/22).

Rachmat Hidayat juga menyerahkan bantuan paket usaha

“Kita sama-sama ingin agar ananda Haikal Arofi bisa tersenyum kembali,” kata Rachmat Hidayat di sela penyerahan bantuan tersebut.

Rahmat juga menyerahkan bantuan untuk pemenuhan nutrisi dan makanan harian bagi Ofi, begitu Haikal Arofi biasa disapa. 

Ibunda Ofi, Hadijah, juga mendapat bantuan paket usaha berjualan ikan, mulai dari timbangan, boks tempat menyimpan ikan, dan juga modal awal usaha.

Ofi menderita lumpuh layu setelah kelas VI SD. Sejak itu, aktivitasnya hanya berada di tempat tidur. 

Saat Rachmat datang ke rumahnya yang sederhana di kampungnya, sang ibu yang membopongnya dari dalam rumah untuk dibawa ke teras. 

BACA JUGA: Rakor Doskominfotik, Tekankan Pelaksanaan Lima Elemen

Terlihat punggung Ofi bertabur luka. Tak bisa menggerakkan badan dan terus menerus hanya berbaring selama puluhan tahun, menjadi musabab luka di bagian belakang tubuhnya tersebut.

Rachmat mengungkapkan, menderita lumpuh layu seperti itu, Ofi rupanya tidak terdata sebagai penerima bantuan dari pemerintah yang disiapkan Kementerian Sosial. Ofi rupanya luput dari pendataan. 

Hal itu terungkap pekan lalu, saat Rachmat menggelar monitoring penyaluran berbagai bantuan sosial untuk anak-anak yang membutuhkan di Balai Anak “Paramita” milik Kementerian Sosial di Bengkel, Lombok Barat.

Saat itu, Ofi dibopong keluarganya datang ke sana. Dia bersama sang adik, Heri, yang juga menderita lumpuh layu. Namun, rupanya yang terdata dalam penerima bantuan hanya sang adik saja. 

Sementata nama Ofi rupanya tak tercantum sebagai penerima bantuan. Kepada Ofi waktu itu, Rachmat memberikan bantuan dari kantong pribadinya. Setelah itu, Ketua DPD PDI Perjuangan NTB tersebut langsung berkoordinasi dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Rachmat ingin agar Ofi dimasukkan dalam daftar penerima bantuan tanpa harus menunggu proses yang berbelit-belit. 

Jajaran pejabat Eselon I dan Eselon II di Kemensos kemudian menindaklanjuti hal tersebut dengan cepat.

“Setelah satu minggu, hari ini kita bertemu ananda Ofi lagi, untuk menyerahkan bantuan yang memang sudah menjadi haknya ananda Ofi,” imbuh Rachmat sembari memegang dan mengelus rambut Ofi.

Dalam penyerahan bantuan untuk Ofi tersebut, tokoh kharismatik NTB ini didampingi Kepala Balai Anak Paramita, I Ketut Supena dan jajarannya. Rachmat juga didampingi dua anggota DPRD Lombok Barat dari PDI Perjuangan.

Kepada Anggota DPRD dari PDI Perjuangan, Rachmat juga langsung menginstruksikan agar mereka menyiapkan bantuan secara rutin setiap bulan untuk Ofi, terutama untuk memastikan asupan dan nutrisinya.

Bakal Dibuat Berdaya

Kepala Balai Anak Paramita I Ketut Supena mengatakan, tak cuma Ofi yang kini sudah mendapat bantuan. Ibunya juga kini sudah terdaftar dalam penerima bantuan Program Keluarga Harapan. 

Mereka juga akan mendapat pula Bantuan Pangan Non Tunai secara rutin.

Khusus untuk bantuan yang diserahkan kemarin, pihaknya membawa kursi roda adaptif. Kursi roda tersebut didesain khusus untuk memberi kenyamanan bagi Ofi. Karena kursi roda bisa menyesuaikan dengan tubuh Ofi yang memang sudah tidak bisa menyangga tubuhnya sendiri. Kursi roda adaptif tersebut adalah karya anak-anak yang dibina dan dididik di Balai Anak Paramita.

Dengan kursi roda adaptif tersebut, memungkinkan Ofi bisa dibawa keluar rumah. Sehingga tidak harus selalu berada di dalam rumah dan terbaring di tempat tidur sepanjang hari yang justru memperburuk kondisi kesehatannya.

BACA JUGA: Event Earth Dat Google, Lombok Siap Jadi Tuan Rumah

Ketut Supena menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu melakukan sejumlah asesmen terkait kondisi Ofi. Sehingga bantuan yang disalurkan Anggota Komisi VIII DPR RI kemarin tersebut, adalah merupakan bantuan yang memang dibutuhkan.

“Selanjutnya, kami akan melakukan pemantauan intensif,” ungkap Ketut.

Kementerian Sosial menyiapkan Pendamping Sosial yang akan secara rutin melakukan pemantauan tersebut. 

Sehingga segala hal yang terkait perkembangan lanjutan mengenai penanganan Ofi, akan segera diketahui.

Khusus untuk Hadijah, ibunda Ofi, Ketut Supena menjelaskan, bantuan paket usaha berjualan ikan diberikan agar perempuan yang kini menjadi kepala keluarga tersebut memiliki penghasilan sehingga membuat keluarganya bisa berdaya kembali.

“Kami akan melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan usaha jual ikan yang dilakukan Ibu Hadijah bisa berjalan dan berkembang,” kata Ketut Supena.

Dulu, Hadijah memang sempat memiliki usaha berjualan ikan tersebut. Namun, usahanya tersebut harus terhenti. Perempuan yang kini menjanda tersebut, tak lagi memiliki modal untuk bisa berjualan kembali.

Itu sebabnya, mendapati dirinya kini sudah mendapat bantuan dari PKH dan sang anak juga mendapat bantuan, Hadijah begitu sangat bersyukur. 

Menerima bantuan tersebut, dia tak kuasa membendung haru. Dia berjanji akan memanfaatkan bantuan tesebut sebaik-baiknya. Terutama bantuan paket usaha yang diterimanya.***