Bahaya, Camilan ‘Chiki Ngebul’ Mengancam Kesehatan

Bahaya bagi orang dewasa apalagi anak-anak yang menelan nitrogen cair dapat mengalami sakit perut hebat, rasa begah, dan terkadang muntah

LombokJournal.com ~ Pemprov NTB akan menertibkan bahkan akan menyetop penjualan ‘Chiki Ngebul’, dan akan melakukan penyitaan bila ditemukan penjualan jajanan siap saji itu, sebelum korban berjatuhan.

Penertiban itu setelah Sekda NTB, H Lalu Gita Aryadi melakukan Rakor dengan pihak terkait. Menyusul larangan penjualan ‘Chiki Ngebul’ yang sudah dilakukan di beberapa daerah.

Korban “Chiki Ngebul” yang sudah terjadi di beberapa daerah adalah anak-anak, karena jajanan ini memberikan sensasi yang menarik bagi mereka.

BACA JUGA: Chiki Ngebul Pemicu Kerusakan Organ Tubuh

Rakor Pemprov NTB, memberitahu bahaya makanan yang menggunakan nitrogen cair
Rakor Pemprov NTB mengantisipasi beredarnya jajanan Chiki Ngebul

Apa sih yang dinamakan Chiki Ngebul?

Jajanan ‘Ciki Ngebul’ atau makanan dengan uap yang dihasilkan melalui proses penggunaan nitrogen cair dalam penyajiannya, memang tengah jadi perhatian. 

Nitrogen cair dapat menguap secara cepat sehingga dapat membentuk gas seakan efek mengebul. Makanan-makanan tertentu yang disajikan dengan zat ini seolah-olah mempunyai sensasi mengeluarkan asap.

Kementerian Kesehatan pada 12 Januari 2023 menerima total 10 kasus dengan gejala keracunan pangan akibat makan chiki ngebul.

Muzal Kadim, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap dampak yang bisa terjadi pada tubuh bila nitrogen dalam bentuk cair tertelan, salah satunya perut kembung.

“Kalau 1 mililiter menjadi 700 ml, kalau secara cepat masuk ke lambung, menguap menjadi 700 mililiter. Kapasitas lambung kan kecil, paling-paling enggak sampai 100 mililiter. Kalau langsung mengembang secara cepat, perut jadi kembung,” jelas Muzal.

Tak hanya perut kembung, orang yang menelan nitrogen cair juga dapat mengalami sakit perut hebat, rasa begah, dan terkadang muntah. Pada kondisi yang lebih berat, dia bisa mengalami kebocoran atau perforasi lambung. 

Menurut Healthline, penderita perforasi lambung biasanya merasa nyeri yang memburuk saat menyentuh atau meraba area lambung atau saat bergerak.

Pasien juga bisa mengalami gejala peritonitis seperti kelelahan, buang air kecil atau besar atau gas lebih sedikit, sesak napas, detak jantung yang cepat, dan pusing. Ini dikatakan termasuk kondisi darurat medis yang membutuhkan perawatan medis segera karena dapat mengancam jiwa.

Pemakaian yang sesuai

Sebenarnya, nitrogen merupakan zat yang tidak berbahaya, tidak berbau, berasa dan berwarna. Zat ini bisa dipadatkan sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk cair dengan suhu minus 196 derajat untuk digunakan dalam pengolahan dan penyajian makanan. 

“Selama pemakaiannya sesuai, tidak menimbulkan masalah. Hanya sebagai bahan untuk pendingin. Tapi kalau bahan cairnya tertelan, itu akan menimbulkan masalah,” jelas Muzal.

BACA JUGA: Rumah Tangga Miskin di Indonesia Hidup dari Sektor Pertanian

Karena itu, perlu pengelolaan yang baik terkait nitrogen cair. Termasuk,bagi yang mengelola zat, karena dia berisiko terkena luka dingin apabila melakukan kontak terlalu lama tanpa menggunakan pelindung.

“Cara penyimpanan tidak boleh di ruang tertutup yang tidak kuat, nitrogen bisa mengembang dengan cepat, bahkan meledak,” katanya.***