Analisa Terbaru Elektabilitas Kandidat Pilgub NTB 2024
Analisa dari hasil survei, ada penurunan signifikan dalam elektabilitas petahana Zulkieflimansyah, dari puncaknya di 50,5 persen dalam survei OMI menjadi hanya 25,4 persen
MATARAM, LomBokJournal ~ Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin mendekat dan dinamika politik kian menarik untuk diikuti. Analisa dari laporan survei terbaru dari berbagai lembaga menunjukkan perubahan signifikan dalam elektabilitas para kandidat.
Bambang Mei Finarwanto, akrab disapa Didu, memaparkan analisa mendalam terkait hasil survei terbaru ini.
BACA JUGA : Kemendagri Adakan Rakor Pengandalian Inflasi Daerah
Perkembangan Elektabilitas Kandidat Berdasarkan Survei
- OMI (12-21 Maret 2024)
- Zul-Suhaili: 50,5%
- Iqbal-Dinda: 11,6%
- Rohmi-Musyafirin: 10,4%
- Pathul-Syafruddin: 5,0%
- Belum Menentukan Pilihan: 22,5%
- LSI (11-17 Mei 2024)
- Zulkieflimansyah: 35,5%
- Suhaili Fadhil Thohir: 14,1%
- Sitti Rohmi Djalillah: 10,9%
- Lalu Pathul Bahri: 4,4%
- Belum Menentukan Pilihan: 35,1%
- Kedai Kopi (20-29 Mei 2024)
- Dr. H. Zulkieflimansyah: 27,7%
- Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah: 19,9%
- H. Suhaili FT: 17,9%
- Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal: 10,9%
- Belum Menentukan Pilihan: 23,6%
- LSI (7-11 Mei 2024)
- Zulkieflimansyah: 32,1%
- Suhaili Fadhil Thohir: 11,9%
- Sitti Rohmi Djalillah: 10,3%
- Indah Dhamayanti Putri: 10,1%
- Lalu Muhammad Iqbal: 6,4%
- Lalu Gita Ariadi: 3,5%
- Mohan Roliskana: 3,1%
- W. Musyafirin: 2,0%
- Belum Menentukan Pilihan: 20,6%
- Indikator (28-31 Mei 2024)
- Sitti Rohmi Djalillah: 26,7%
- Zulkieflimansyah: 24,2%
- Lalu Muhammad Iqbal: 6,6%
- Lalu Gita Ariadi: 2,1%
- Belum Menentukan Pilihan: 39,9%
- POLTRACKING (31 Mei-7 Juni 2024)
- Sitti Rohmi Djalillah: 33,0%
- Zulkieflimansyah: 29,5%
- Lalu Muhammad Iqbal: 17,0%
- Lalu Gita Ariadi: 2,1%
- Belum Menentukan Pilihan: 18,4%
- PRC (9-18 Juni 2024)
- Zulkieflimansyah: 25,4%
- Sitti Rohmi Djalillah: 17,3%
- Suhaili Fadhil Thohir: 10,5%
- M. Sukiman Azmi: 6,6%
- Lembaga Presisi (25 Mei – 4 Juni 2024) di Lombok Timur
- Sitti Rohmi Djalillah: 36,8%
- M. Sukiman Azmy: 17,7%
- Zulkieflimansyah: 9,3%
- Suhaili Fadhil Thohir: 3,6%
- Lalu Muhammad Iqbal: 2,3%
- Lalu Gita Ariadi: 1,3%
- Mohan Roliskana: 0,5%
Hasil Survei
Analisa dari hasil survei, ada penurunan signifikan dalam elektabilitas petahana Zulkieflimansyah, dari puncaknya di 50,5 persen dalam survei OMI menjadi hanya 25,4 persen dalam survei PRC terbaru. Sementara itu, survei LSI terakhir menunjukkan angka 32,1 persen.
Didu menjelaskan bahwa penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh performa kampanye, isu-isu lokal, dan dinamika politik.
BACA JUGA : Santunan kepada 100 Anak Yatim di Pendopo Gubernur NTB
Sebaliknya, Ketua Dewan Pertimbangan Wilayah Partai Perindo NTB, Sitti Rohmi Djalillah, menunjukkan tren peningkatan dukungan. Dalam survei POLTRACKING terbaru, elektabilitasnya mencapai 33,0 persen, meningkat dari 19,9 persen dalam survei Kedai Kopi sebelumnya.
Didu berpendapat bahwa strategi kampanye Sitti Rohmi yang efektif dan responsif terhadap isu-isu lokal telah berhasil menarik simpati pemilih.
Di sisi lain, elektabilitas Suhaili Fadhil Thohir tampak stabil, berkisar antara 10,5 persen hingga 14,1 persen dalam berbagai survei. Didu mencatat bahwa basis pemilih yang loyal kemungkinan menjadi kunci stabilitas elektabilitasnya.
Analisa Didu menggarisbawahi tingginya angka pemilih yang belum menentukan pilihan, yang masih sangat tinggi dalam sebagian besar survei.
“Ketidakpastian yang signifikan ini membuka peluang bagi semua calon untuk memaksimalkan kampanye mereka guna menggaet swing voters,” katanya.
Didu menyimpulkan bahwa dukungan untuk Zulkieflimansyah terus menurun secara signifikan, sementara Sitti Rohmi Djalillah menunjukkan peningkatan elektabilitas yang impresif.
BACA JUGA : Pasangan Rohmi-Firin, Era Baru Kepemimpinan NTB
Suhaili Fadhil Thohir mempertahankan stabilitas elektabilitasnya, menunjukkan adanya basis pemilih yang setia.
“Hasil survei ini menunjukkan bahwa pertarungan utama akan terjadi antara Rohmi-Musyafirin dan Zul-Uhel, dengan calon lainnya kurang signifikan,” ujar Didu.***