Koreografer Muda NTB yang Berprestasi Bermunculan

Para koreografer muda berbakat yang berprestasi internasional itu akan mengharumkan nama daerah 

MATARAM.LombokJournal.com ~ Para koreografer muda Nusa Tenggara Barat yang menunjukkan karya-karya terbaiknya menyajikan karya-karyanya dalam tajuk “Yang Muda Yang Berkarya” di gedung tertutup Taman Budaya NTB, Sabtu (27/09/25) malam.

Tari Maring Sejiwe,karya koreografer Sella Aprilina
Tari MARING SEJIWE

Tujuh koreografer berbakat itu masing-masing Sella Ayu Aprilina, Alliya Andarin, Auliyah Azizah, Selly Ayu Aprilia, Ayu Laksmi Juliantari, I Gusti Ayu Agya Kirania, dan Ni Luh Putu Gek Mirah. 

Karya tari yang disuguhkan malam itu bukan saja menuai decak kagum penonton. Bahkan para seniman menilai karya tari itu merupakan karya yang sarat pembaruhan yang mengolah semangat dan roh tradisi Lombok. Seni tradisi selain makin dinamis sekaligus menunjukkan daya kreatif besar dari para koreografer belia yang bicara kepedulian sosial. 

Dalam karya Maring Sejiwe, koreografer Sella Aprilina mengangkat persahabatan di masa pandemi Covid  Solidaritas ditampilkan dengan cara membuka kesempatam dan ruang untuk penyadang disabilitas agar berprestasi untuk indonesia maju.   

Tujuh karya tari dari para koreografer muda itu mencatat prestasi mulai tingkat provinsi, nasional hingga dalam forum bergengsi internasional. Sebut saja karya tari ‘Maring Sejiwe’, selain karya tari ini menjadi juara 1 (medali emas) FLS2N tk Nasional th 2022 jenjang SMP. Juga meraih medali emas lomba Tari Internasional di Ceko th 2022 mewakili Indonesia.

“Para koreografer muda itu merupakan generasi emas dalam bidang seni, khususnya seni tari, yang akan mengharumkan nama NTB,” tutur Kepala Taman Budaya NTB, Suryadi Mulawarman di kantornya usai pergelaran tari.

Di tengah miskinnya prestasi karya seni modern NTB di level nasional dan internasional, karya yang disajikan para koreografer muda berbakat itu sungguh membanggakan. Menurut Surya, menilik prestasi menonjol koreografer muda berbakat itu, maka sudah selayaknya mereka diberi ruang untuk tampil di Taman Budaya..

“Bahkan Taman Budaya wajib memberi ruang seluasnya guna mendukung prestasi mereka,” ujar Surya sungguh-sungguh.

Mengangkat Taman Budaya

Saya memberi ruang pada koreografer yang berprestasi
Kepala Taman Bufaya NTB, Suryadi Mulawarman

Sejak Surya Mulawarman, ASN yang juga yang juga dikenal sebagai koreografer, membuat lembaga Taman Budaya NTB terangkat pamornya. Baru-baru ini Taman Budaya NTB mengirim para penari profesional dalam perayaan Hari Ulang Tahun RI ke 80 di Istana Negara. Bersamaan dengan itu Surya juga mengajak Satpam, cleaning serivice dan beberapa pegawai Taman Budaya berangkat ke Istana Negara untuk menarikan tari Rudat Lombok.

“Saya berusaha meningkatkan pamor Taman Budaya yang selama ini tidak mengambil peran dalam event besar,” ujar Surya. Tahun ini para penari yang dikordinasikan Taman Budaya NTB juga berperanan menyemarakkan event MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika.

Meski demikian Surya sebagai Kepala Taman Budaya tak luput dari yang mengkritisi kiprahnya. Misalnya, upaya mengangkat para koreografer muda berbakat itu dicurigai nepotis, karena dinilai hanya menampilkan orang-orang di lingkarannya.

“Kalau saya memberi ruang pada koreografer yang berprestasi itu, mendorong mereka agar lebih berprestasi lagi, apa itu nepotis?“ kata Surya bertanya keheranan.

Diakuinya, Surya mengenal para koreografer itu tapi tidak serta merta ia melakukan praktik nepotisme. Sebab siapa pun yang berprestasi akan diberi kesempatan yang sama. 

Surya menegaskan bahwa ia tidak alergi kritik, tapi sikap kritis yang dibebani tendensi tertentu justru terkesan menyerang pribadi.

“Kritik seniman seharusnya juga menimbang prestasi kesenian. Kalau tidak, itu akan mengeruhkan upaya kita untuk menumbuhkan iklim berkesenian yang sehat,” ujar Surya sambil tersenyum . rsy 




Pembukaan Indonesia Gastrodiplomacy Series Disambut Tari Tradisi

Acara pembukaan Indonesia Gastrodiplomacy Series  selain disapa dengan pesona tarian tradisi, juga dikenalkan dengan kuliner NTB

MATARAM.LombokJournal.com ~ Suguhan tari tradisi membuat suasana hangat dan penuh pesona budaya acara pembukaan menyambut para delegasi Indonesia Gastrodiplomacy Series: Diplomatic Tour Goes to West Nusa Tenggara, di Merumatta Hotel, Kamis malam (08/05/25).

Menyertai pembukaan itu, dalam acara jamuan makan malam penyambutan ke 38 delegasi dirancang dengan menghadirkan nuansa modern namun diisi dengan penampilan tiga tarian tradisional khas NTB.

BACA JUGA : Isu Penting dalam Pembangunan Berkelanjutan di NTB 

Tarian Nguri yang merupakan tarian selamat datang untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian kedua, Dedare Nyesek, menceritakan keseharian masyarakat desa dalam menenun. Kata “Dedare Nyesek” sendiri memiliki arti “Gadis Menenun” dengan gerakan menenun dari awal hingga akhir. 

Tarian ini dianggap sesuai untuk memperkenalkan budaya dan adat masyarakat Lombok, khususnya kerajinan tenun.

Tidak hanya disapa lewat seni tari, para tamu juga dikenalkan dengan kuliner khas NTB, hidangan pembuka Sate Rembiga, seafood dari hasil laut NTB, dan makanan penutup (desserts) kue cerorot jajanan tradisional Lombok, yang terbuat dari tepung beras, gula merah, dan santan, lalu dibaluti janur kelapa. 

Meski bahannya terbilang sederhana, namun rasanya istimewa.hal ini menjadi bagian dari pendekatan gastrodiplomasi yang menjadi kekuatan diplomasi budaya Indonesia.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Lalu Muhamad Iqbal yang hadir langsung dalam pembukaan tersebut menyampaikan kesiapan Pemprov NTB untuk bekerja sama dengan Pemerintah Pusat membawa perubahan memajukan NTB.

BACA JUGA : Insan Media Berperan Strategis Dalam Pembangunan Daerah

“Pada pertemuan esok hari, saya akan menyampaikan kepada anda potensi-potensi yang dimiliki NTB. NTB adalah provinsi dengan beribu peluang,” tegasnya. 

Sebagai ketua delegasi, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Duta Besar R. Heru Hartanto Subolo menyatakan bahwa Provinsi NTB memiliki banyak potensi dari sektor agrikultur, pariwisata, dan kekayaan adat masyarakatnya.

“Selama tiga hari ke depan, kami menawarkan kesempatan dan jejaring yang telah disiapkan oleh Pemprov NTB. Kami juga akan memperkenalkan mitra-mitra investasi baru.” ujarnya.

Menutup acara, para peserta diajak menari “Gandrung” bersama para penari dan tamu undangan lainnya yang semakin menunjukkan keramahan masyarakat NTB.

Indonesia Gastrodiplomacy Series merupakan rangkaian kegiatan diplomatik yang bertujuan memperkenalkan budaya daerah di Indonesia kepada dunia internasional, terutama kepada perwakilan negara-negara sahabat dan mitra kerja sama global.

Acara pembukaan ini menjadi bukti bahwa NTB tidak hanya memiliki potensi wisata alam yang luar biasa, tetapi juga kekayaan budaya yang mampu menjadi daya tarik dan sarana membangun diplomasi internasional.

BACA JUGA : Perusahaan Korsel Kembangkan Kebun Kopi dan Bangun Akademi di Lombok 

Selama 4 hari di Lombok, 38 dubes asing beserta pasangan dan peserta diplomatic tour lainnya akan diajak mengenal sejarah dan budaya NTB di Museum dan Kota Tua Ampenan, desa wisata hijau Bilebante. Para tamu itu akan berinteraksi langsung dengan para pelaku UMKM di NTB Mall, dan diskusi potensi ekonomi dan investasi NTB bersama Gubernur NTB. 

Sementara di Mandalika, para peserta akan menggali potensi investasi bidang pariwisata bersama ITDC, serta menyaksikan Fanatec GT World Challenge Asia 2025 yang tengah berlangsung.pnd

a