Stunting di Lombok Barat Turun Signifikan

Wakil Gubernur NTB, Ummi Rohmi mengungkapkan rasa bangga, keberhasilan Pemkab Lobar yang menyatakan perang melawan stunting

LOBAR.LombokJournal.com ~ Luar biasa, itu ungkapan Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi penurunan angka stunting yang sangat signifikan.

“Saya bangga dan senang melihat kemajuan yang luar biasa yang ditorehkan untuk penurunan angka Stunting di Lobar, tahun ini sudah di bawah angka 19 persen, ini luarbiasa dan mari kita perkuat tekad kita untuk perang melawan stunting,” kata Wagub.

BACA JUGA: Kolaborasi Danone Indonesia, Soal Sampah hingga Stunting  

Wagub bangga angka stunting di Lobar menurun signifikan
Wagub Ummi Rohmi

Hal itu diungkapkannya saat membuka Kegiatan Aksi Gizi Generasi Maju Dalam Rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2023 berlokasi TPA Kebon Kongok  Lombok Barat, Kamis (09/02/223). 

Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub menambahkan, keberhasilan ini berkat tekad kuat Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang telah menyatakan perang melawan stunting.

Ia menekankan pentingnya pemberian protein hewani pada anak sebagai upaya pencegahan stunting atau kekerdilan pada anak di wilayah itu.

“Kita harus fokus pada pemberian protein hewani, seperti telur dan ini murah. Intinya anak-anak kita harus tetap sehat,” kata Ummi Rohmi. .

Ia mengatakan, asupan gizi berupa protein hewani harus terus diberikan kepada anak-anak, untuk menjaga kesehatan dan mencegah stunting yang pertumbuhannya tidak normal.

Menurutnya, para orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi sukses untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. dan intinya jangan putus sekolah.

“Untuk melanjutkan pendidikan, anak-anak harus tetap sehat dengan menjaga kesehatan dengan memperhatikan makanan,” ujarnya.

Ummi Rohmi menyampaikan terima kasih atas peran dan sumbangsih Danone yang serius membantu NTB dalam  memerangi stunting.

“Sumbangsih Danone yang serius membantu NTB dalam  memerangi stunting,” pungkasnya.

Ikut meramaikan acara, juga diadakan lomba  hias ketupat, lomba sajian aksi gizi  yang diikuti oleh Ibu-ibu PKK dari 5 desa area TPA Kebon Kongok, yang dimenangkan oleh Kelompok Ibu-ibu dari Desa Perampuan.

BACA JUGA: Wakil Duta Besar Inggris, Mencoba Dokar Liastrik

Sedangkan untuk lomba mewarnai yang juga diikuti oleh seluruh PAUD yang ada di Lombok Barat dimenangkan oleh Dinda Aprilia dari Paud Sekarwangi. 

Kegiatan ini untuk memberi semangat kepada semua  keluarga dengan harapan dapat meningkatkan kreatifitas anak-anak.

Dan yang penting mengerakkan masyarakat agar terbiasa dengan makanan sehat dan bergizi. Aksi Gizi Generasi Maju ini didukung oleh Pemprov NTB, Pemkab Lobar, Germas, Danone, Aqua, Nutricia, Sarihusada, Bersama Cegah Stunting di Hari Gizi Nasional 2023.

Pada kegiatan tersebut Wagub didampingi Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalid, para pejabat Pemprov NTB di antaranya Asisten 1, Kadis Kesehatan, Kadis PMPD Dukcapil, Kadis ,Kadis Dikbud dan BKKBN serta Pejabat dari  TNI Polri.***

 




Kolaborasi Danone Indonesia, Soal Sampah Hingga Stunting

Wagub berharap terjalin kolaborasi dengan Danone Indonesia dalam menangani pengolahan sampah dan stunting di NTB.

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah. sambut baik kolaborasi Danone Indonesia dalam pengolahan sampah hingga penanganan stunting di NTB.

Hal itu disampaikan saat menerima audiensi Danone Indonesia terkait kegiatan Aksi Gizi Generasi Maju dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional, di ruang kerja Wagub (08/01/23).

BACA JUGA: Fokus Penurunan Stunting dan Perkuat Kolaborasi

Wagub NTB sambut baik kolaborasi Danone Indonesia dalam pengolahan sampah hingga penanganan stunting

“Selain pengolahan sampah dan pemeliharaan lingkungan yang baik, edukasi kepada masyarakat sangat penting dilakukan untuk merubah mindset masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan,” terang Ummi Rohmi.

Pengolahan sampah di NTB sudah berjalan cukup baik, namun masih banyak hal yang harus di lakukan agar pengolahan sampah dan produksi plastik bisa direcycle. 

Wagub menjelaskan,  pentingnya pengolahan sampah dan lingkungan menjadi PR bersama. 

“PR kita mengumpulkan semua sampah plastik di NTB yang tentunya memerlukan effort besar dan kerja sama semua pihak agar bisa mengumpulkan banyak sampah untuk di recycle ,” tuturnya.

Bersama Danone ia berharap adanya kerja sama yang baik dalam menangani pengolahan sampah dan stunting di NTB.

Rahman Hidayat dari  Danone Indonesia menyampaikan program pembinaan terhadap masyarakat dalam pengolahan sampah, juga menjelaskan program baru nya Aksi Generasi Maju Cegah Stanting. 

 “Program ini sangat penting untuk generasi kita di masa depan,” jelasnya.

BACA JUGA: HBK Dorong NTB Kembangkan Food Estate Sektor Peternakan

Tujuan Danone sendiri memilih NTB sebagai objek dalam programnya adalah mengingat NTB termasuk kedalam 5 provinsi destinasi wisata terbaik di Indonesia. 

“One Help One Planet, pelaku daur ulang adalah manusia sendiri, yang harus dibantu kesehatannya, gizi anaknya, pola asuhan yang benar yang harus sejalan dengan pola pilar strategi pemerintah,” tutur pak Rahman.

Danone berharap dalam programnya menjadi inspirasi bersama. ***

 

 

 




Fokus Penurunan Stunting dan Perkuat Kolaborasi

Fokus penanganan stunting tidak bisa menyasar satu segmen saja, dan harus komperhensif

MATARAM.LombokJournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, minta fokus dalam menurunkan angka stunting, dan makin memperkuat kolaborasi pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Prov. NTB.

Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi BKKBN Pusat terkait percepatan penurunan angka stunting di NTB, di ruang kerja Wagub, Selasa (07/02/23).

BACA JUGA: Wagub NTB Ummi Rohmi Ajak Berantas Rokok Ilegal

Wagub NTB menerima audensi BKKN Pusat, dan mengungkapkan upaya fokus penanganan stunting

“Posyandu di NTB tidak hanya melayani bayi dan ibu hamil namun juga lansia, remaja, keluarga,” kata Wagub yang biasa disapa Ummi Rohmi.

Menurutnya, stunting tidak bisa menyasar satu segmen saja, (penanganan) stunting itu harus komperhensif. Tidak bisa kita bicara tentang stuntingnya saja tapi remajanya juga. 

Sebanyak 7600 lebih Posyandu di NTB ini sudah menjadi Posyandu Keluarga karena adanya di dusun, dekat dengan masyarakat.

Monitornya juga menjadi lebih mudah karena terdiri dari puluhan hingga ratusan rumah saja, dan lebih mudah diintervensi.

“Alhamdulillah dengan aktifnya Posyandu Keluarga kami punya data by name by adress yang pertumbuhannya signifikan, data sampel survei juga di kroscek. Bahkan kalau ada yang tidak datang ke Posyandu kita minta sweeping ke rumah. Sehingga kalau intervensi anak stunting ya anak stunting yang diintervensi. Bukan anak balita secara keseluruhan. Itu yang kita lakukan selama ini,” jelasnya.

Kepada tim percepatan stunting, Ummi Rohmi berharap langsung menukik permasalahan apa yang di hadapi. Sehingga mengidentifikasi permasalahan, kehadiran dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk datang ke Posyandu. 

Mendorong Posyandu semakin aktif dan berkualitas, sehingga dengan data by name by adress akan didapatkan data potensi pernikahan anak, literasi sanitasi, narkoba, edukasi keluarga. 

BACA JUGA: HBK Dorong NTB Kembangkan Food Estate Sektor Peternakan

Jadi data real di lapangan tidak akan didapatkan jika ujung tombak itu sendiri tidak aktif.

“Dan kami juga berharap kolaborasi dengan BKKBN semakin baik, sama-sama menggotong royongkan PR besar kita,” tutupnya.

Multiplayer efek

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN RI, dr Irma Ardiana, MAPS mengapresiasi bagaimana Pemprov NTB menggerakkan sistem yang sebenarnya sudah ada.

Kemudian melengkapi dan menyempurnakan sehingga memiliki multiplayer efek yang luar biasa ke program lainnya. 

“Walaupun sasarannya stunting tapi sebenarnya dengan sistem tersebut tentu banyak permasalahan yang ada di Provinsi NTB bisa diatasi. Misalnya tentang stunting, dengan sistem Posyandu keluarga bisa mengatasi juga angka kematian ibu, bayi, PTM, gizi dan seterusnya,” ungkap dr Irma.

Salah satu yang sangat di apresiasinya adalah bisa memutus siklus, termasuk kemiskinan, memastikan remaja putri tidak putus sekolah, sehingga bisa mengenyam pendidikan yang lebih baik. 

Selain itu juga bagaimana Pemprov langsung ke lapangan, dan langsung mengecek untuk melakukan konfirmasi.

BACA JUGA: Diet Gula Darah, Kontrol Karbohidrat dan Kalori

“Jadi ternyata seluruh elemen itu jika digerakkan itu bisa, dengan sumber daya, pengetahuan dan kemauan yang ada ini tinggal konsistensi. Dan di tahun 2023 ini harus gaspol, menyatukan seluruh kekuatan yang ada, ketika ada data byname by adress saya rasa ini bisa menurunkan angka stunting di seluruh NTB,” katanya. ***

 




Program SNGI Diharapkan Sasar Barometer Stunting di NTB

Wagub Ummi Rohmi berharap,  program SNGI ini betul-betul ke lokusnya, artinya ke daerah yang paling banyak stuntingnya 

MATARAM.lombokjournal.com ~ Program Pemberdayaan Desa untuk Penanganan Stunting di NTB yang digagas oleh Saving Next Generation Indonesia (SNGI) menyasar daerah yang menjadi barometer di NTB.

Harapan itu disampaikan Wakil Gubernur Provinsi NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyambut saat menerima audiensi SNGI secara virtual di Ruang Kerja Pendopo Wagub NTB,  Selasa (08/03/22).

Wagub menyambut baik program penanganan stunting
Wagub Hj Sitti Rohmi

“Kami semua sangat menyambut baik apa yang dilakukan SNGI untuk dieksekusi NTB. Kami berharap program SNGI ini betul-betul ke lokusnya, artinya ke daerah yang menjadi barometer dan paling banyak stuntingnya, seperti Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat,” harap Ummi Rohmi sapaan wagub.

Ia juga berharap, adanya program pemberdayaan desa untuk penanganan stunting tidak hanya dapat menyelesaikan permasalahan stunting di NTB, tetapi juga berbagai permasalahan lainnya.

BACA JUGA: Revitalisasi Posyandu Langkah Konkrit Wujudkan SDG’s

“Sekali lagi kami sangat welcome, karena kami juga butuh support dari berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan stunting di NTB. Sehingga nantinya tidak hanya stunting, tapi seluruh permasalahan krusial yang kita alami di NTB dapat ditangani dengan baik,” tambahnya..

Sementara itu, Lani, perwakilan dari Komunitas SNGI berharap agar program pemberdayaan tersebut dapat benar-benar menggali potensi desa, sehingga berbagai permasalahan kesehatan di NTB  khususnya terkait stunting dapat diselesaikan dengan baik.

“Mudah-mudahan dengan pendekatan ini, kita dapat memberdayakan desa, menggali potensi mereka, meelihat masalahnya apa, sehingga intervensinya memang berbasis pada kebutuhan masalah di dalam desa tersebut,” kata Lani.

BACA JUGA: Bupati: Kemiskinan Tinggi Tapi Pengangguran Rendah

Hadir secara virtual dalam audiensi tersebut, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kepala Bappeda NTB, dan Kepala Dinas DPMD NTB. ***

 




Wagub; Kalau Semua Posyandu Jadi Posyandu Keluarga, Akan Turunkan Stunting

Kalau seluruh Posyandu menjadi Posyandu keluarga, akan berdampak pada penurunan stunting

MATARAM.lombokjournal.com

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menerima wawancara tim Metro TV membahas inisiasi berbagai program pencegahan stunting di wilayah NTB, di ruang kerja wakil gubernur, Rabu (04/11/20).

Wagub  menjelaskan terkait data stunting di NTB, yang berdasarkan Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Masyarakat (e-PPGBM), data stunting di NTB hanya sekitar 19,02 persen.

Wagub Hj Sitti Rohmi

Angka ini yang terus menerus ditekan oleh Pemerintah Provinsi NTB, melalui program unggulan Posyandu Keluarga yang bertujuan, Posyandu bukan hanya untuk ibu hamil dan bayi saja. Tetapi untuk seluruh masyarakat, termasuk remaja.

Kalau seluruh Posyandu menjadi Posyandu keluarga, akan berdampak pada penurunan stunting, gizi buruk, ibu melahirkan meninggal serta angka kematian bayi menurun.

“Karena masalah stunting ini kan tidak masalah pada satu sektor saja, pada satu imun saja, ditentukan juga bagaimana kesehatan remaja tersebut karena dia menjadi calon ibu, kemudian juga sangat di tunjukan oleh tingkat pendidikan masyarakat atau pengetahuan masyarakat tentang stunting,” ungkapnya.

Umi Rohmi mengungkapkan, data 19,02 persen itu didapatkan dari data riil yang dikumpulkan dari seluruh Puskesmas dan Posyandu di NTB. Bukan data dari Riskesdes yang merupakan data survei.

Dan data dari Riskedes akan dibandingkan dengan data e-PPGBM untuk menjadi bahan evaluasi, dan patokan untuk melihat dari kabupaten mana yang angka stuntingnya tinggi agar dapat ditemukan solusi.

Dari data PPGBM, persentasi stunting tertinggi ada di Mataram. Akan tetapi jika dari segi jumlah, jumlah masyarakat NTB terbanyak ada di Lombok Timur. Otomatis jumlahnya ada di Lombok Timur namun secara persentasi Lombok Timur mengalami penurunan yang signifikan.

“Sehingga kita harapkan betul-betul kalo terintegrasi pemerintah dari Pemdes, Pemkab sampai Pemprov ini akan lebih detail. Kita harapkan bagaimana masyarakat NTB ini berbasis keluarga paham betul bagaimana gizi yang baik untuk keluarganya,bagaimana hidup sehat sehingga secara inisiatif akan berusaha menjaga dan kami lebih mengedepankan edukasi dari itu semua,” ujarnya.

Wagub bercerita, gempa 2018 lalu, cukup berpengaruh kepada keaktifan Posyandu. Banyak masyarakat yang kehilangan rumah. Ditambah lagi dengan pandemi Covid-19, itu semua menjadi salah satu hambatan Posyandu keluarga.

“Meski musibah terus melanda kita, tapi kita semua harus optimis untuk tetap menjadi lebih baik,” tambah Umi Rohmi.

Ditekankan Wagub, bencana itu harus dijadikan sebuah pelajaran. Wagub meminta masyarakat untuk selalu bersabar. Namun, seluruh ikhtiar harus tetap dilaksanakan.

Contohnya pada pandemi Covid-19 ini, seluruh masyarakat harus bersinergi. Tidak bisa semuanya diserahkan kepada pemerintah.

“Kalau sudah kita ikhtiarkan, InsyaAllah seluruh musibah yang telah melanda kita menjadikan derajat kita lebih tinggi,” kata Umi Rohmi.

Rr/HmsNTB