Setelah Memantau Harga Sembako di Pasar, Rachmat Hidayat: Harga-harga Melambung

Rachmat Hidayat memantau sejumlah pasar tradisionil, diakuinya harga komoditi kebutuhan sehari-hari melonjak 

MATARAM.LombokJournal.com ~ H. Rachmat Hidayat melakukan kunjungan ke sejumlah pasar tradisional, selain menyapa masyarakat dan pedagang pasar penuh keakraban, kunjungan Rachmat Hidayat Anggota DPR RI dari PDIP, untuk mengecek harga sembako di pasar tradisional.

BACA JUGA : Barisan Tuan Guru Muda (Baruda) Nusantara NTB Dukung Ganjar-Mahfud

Setelah memantau harga kebutuhan sehari-hari, Rachmat Hidayat mengakui terjadi kenaikan harga

Tampil trendy dan santai usai berolahraga, Kamis pagi Rachmat Hidayat tiba di pasar Selak Mandalika, Kota Mataram, Kamis (08/02/24) pagi.

“Katanya harga-harga pada naik, maka saya cek langsung ke pasar ini. Dan ternyata memang benar harga sejumlah sembako sedang naik cukup signifikan,” kata Rachmat Hidayat di sela kunjungannya.

Rachmat Hidayat dengan rinci menjelaskan, terjadinya kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, Rachmat Hidayat mencatat sejumlah harga komoditi yang naik. 

Antara lain beras yang mencapai Rp16 ribu – Rp17 ribu per kilo, atau Rp370 ribu per karung ukuran 25 Kg. Tomat Rp22 ribu per kilo, bawang merah Rp35 ribu per kilo, ayam Rp40 ribu per kilo, kopi Rp58 ribu per kilo, bawang merah Rp35 ribu per kilo, Bawang Putih Rp33 ribu, gula Rp17,5 ribu perkilo, minyak goreng Rp177 ribu/12 liter dan masih banyak lagi.

Terkait kenaikan harga sejumlah komoditi di pasar tradisional, Rachmat Mengatakan mengatakan, hal ini harus menjadi atensi pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Daerah.

BACA JUGA : Apel Kesiapan Pengamanan Logistik Suara Pemilu 2024

Menurutnya, inflasi merupakan hal yang lazim terjadi namun harus tetap di dalam kontrol pemerintah.

“Ada komoditi yang bisa diintervensi pemerintah daerah, baik Pemprov NTB, Pemkot Mataram dan Pemda Kabupaten. Namun ada juga komoditi yang harus diintervensi pemerintah pusat. Jangan karena tahun politik, masalah inflasi ini tidak diatensi,” tegasnya.

Ia mengatakan, inflasi ibarat dua sisi mata uang yang berkaitan. Di tingkat lokal, papar Rachmat, kenaikan harga komoditi seperti hortikultura memang bisa membuat para petani tersenyum. Namun di sisi lain masyarakat umum sebagai konsumen harus menyediakan dana lebih untuk kebutuhan pokok mereka.

“Jadi yang harus dijaga adalah kestabilan harga. Naik boleh, karena petani bisa untung, tapi kenaikannya harus terjaga. Jangan sampai ada broker atau makelar yang mengambil keuntungan,” kata Rachmat.

Kehadiran Rachmat Hidayat di pasar Selak Mandalika Kota Mataram disambut baik sejumlah pedagang dan masyarakat di sana. Nampak Ketua DPD PDIP Provinsi NTB ini berdialog santai dengan pedagang yang ada.

BACA JUGA : Relawan Big Bro Dirikan Puluhan Posko Pemenangan Ganjar-Mahfud di NTB

Selain menyerap aspirasi mereka tentang harga sembako, Rachmat juga berdiskusi kecil tentang penataan pasar, kebersihan dan kenyamanannya. me

 

 




Kursi Roda Elektrik untuk Pensiunan PNS Difabel di Lotim 

Kai ini pensiuan PNS difabel di Lombok Timur mendapat bantuan kursi roda elektrik dari Rachmat Hidayat

LOTIM.LombokJournal.com ~ Kursi roda elektrik disalurkan Rachmat Hidayat untuk pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) difabel di Dusun Mekar Baru di Desa Sikur, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Sabtu (02/04/23).

BACA JUGA: Sekda NTB Buka Pesona Khazanah Ramadhan

Rachmat Hidayat serahkan bantuan kursi roda elektrik ke Budi Cahyono

Di Dusun Mekar Baru, anggota Komisi VIII DPR RI dari PDI Perjuangan NTB itu membesuk Budi Cahyono, pensiunan auditor di Inspektorat Kota Mataram, yang kini tidak bisa berjalan lagi.

Rachmat membawa bantuan kursi roda elektrik untuk aparatur sipil negara yang purna tugas tahun 2017. Dan ia menyerahkan langsung kepada salah satu tokoh yang sangat dihormati oleh masyarakat Desa Sikur itu.

Ia tegaskan, bantuan kursi roda ini adalah murni aksi kemanusiaan. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan politik.

BACA JUGA : NTB Masuk Dua Kategori 10 Besar Anugerah Tinarbuka

“Hanya dengan keihklasan dan tanpa mengharapkan pamrih apa pun, aksi kemanusiaan ini akan menjadi bermakna untuk kita semua,” kata Rachmat.

Rachmat menghubungi Kementerian Sosial dan meminta dikirimkan kursi roda elektrik sebagai bagian dari program aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Itu dilakukan saat Rachmat  mendapat informasi tentang kondisi kesehatan Budi Cahyono. Kursi roda elektrik pun dikirim Kemensos ke Mataram.

“Dengan kursi roda elektrik ini, Budi Cahyono kini bisa lebih mandiri dalam beraktivitas, lebih-lebih dalam beribadah,” ujar Rachmat.

Ia mengaku, bantuan itu wujud penghormatan atas seluruh dedikasi, jasa, dan pengabdian yang diberikan untuk pembangunan daerah.

“Bantuan ini tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian yang sudah beliau berikan untuk daerahnya,” ucap Rachmat.

BACA JUGA: Gubernur Zulkieflimansyah Sapa Warga Desa di Kabupaten Bima

Di antara keluarga Budi Cahyono yag enyambut kedatangan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini, antara lain H Murjoko dan Prof Yusuf Akhyar Sutaryono, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram. 

Ada pula istri Budi Cahyono, Sri Ningsun beserta anak-anaknya.

Budi Cahyono merupakan Aparatur Sipil Negara dari kaum difabel. Semenjak usia dua tahun, pria kelahiran 1957 tersebut  menderita polio. Kaki kirinya tidak bisa berjalan. Sehingga dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk selama berdinas sebagai pegawai negeri selama 34 tahun, Budi Cahyono harus menggunakan tongkat.

Kekurangan yang dideritanya tersebut, tak menjadi penghalang Budi Cahyono untuk berdikari. Rachmat yang mengenal Budi Cahyono semenjak kecil tahu persis, bagaimana gigihnya Budi Cahyono menempuh pendidikan. 

Tak sekalipun Budi Cahyono minder dengan kondisi fisiknya yang kekurangan.

Budi Cahyono tak pernah mengeluh, ikhlas menerima kondisinya. Rachmat melihat Budi Cahyono memiiki semangat melebihi yang memiliki fisik normal. 

Sehingga, Budi Cahyono pun mampu menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Mataram.

Selepas menamatkan studinya di perguruan tinggi negeri terbesar, Budi Cahyono kemudian berkarir di pemerintahan. Pengangkatannya sebagai PNS diawali dengan penempatan di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

 Seiring dengan berlakunya Otonomi Daerah, Budi Cahyono kemudian berpindah status kepegawaian dari pegawai pusat menjadi pegawai daerah dengan penempatan di Inspektorat Kota Mataram.

Selama 34 tahun berdinas, Budi Cahyono purna tugas tahun 2017 sebagai auditor dalam usia 60 tahun. Seiring usia, pria yang aktif berkecimpug pada organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia tersebut enam bulan lalu diserang stroke.Itu membuatnya tidak bisa berjalan.

Rachmat  menghampiri dan menyalami Budi Cahyono dengan hangat. Ia menyilahkan tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB, membawa masuk kursi roda elektrik untuk Budi Cahyono. 

Kustadi, perwakilan Tim Sentra Paramita Mataram kemudian menjelaskan bagaimana kursi roda elektrik tersebut dioperasikan. Tubuh Budi Cahyono pun diangkat dan didudukkan di atas kursi roda elektrik yang harganya mencapai Rp 27 juta tiap unitnya tersebut.

Budi Cahyono kemudian mempraktikkan langsung pengoperasiannya. Hanya butuh sebentar baginya untuk kemudian mengakrabi berbagai fitur canggih yang memudahkan pengguna mengoperasikan secara mandiri kursi roda tersebut. 

Budi Cahyono pun kini leluasa keluar masuk rumah hingga ke kamar, tanpa harus mendapat bantuan dari orang lain. Ia megaku sangat bersyukur.

Ssebelumnya ia menggunakan kursi roda manual. Dengan kursi roda elektrik itu akan mengantarnya untuk menunaikan ibadah salat berjamaah lima waktu, salat Jumat, dan juga salat tarawih selama bulan Ramadhan di masjid yang berjarak 300 meter dari rumahnya.

Mewakili keluarga, Prof Yusuf Akhyar Sutaryono, menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi atas perhatian yang sudah diberikan Rachmat kepada saudara sepupunya Budi Cahyono.

“Kami sungguh terharu. Beliau Pak Rachmat, tidak pernah lupa pada kami dan keluarga. Kursi roda elektrik ini akan sangat membantu sekali bagi saudara kami,” ucap Yusuf Akhyar.

rof Oyon, begitu dirinya karib disapa, mengungkapkan bahwa Budi Cahyono adalah penyandang disabilitas yang sangat mandiri.

BACA JUGA: Operasi Pasar untuk Stabilisasi Harga Selama Ramadhan

Diceritakan, sewaktu masih kanak-kanak, dengan kondisi fisik yang terbatas, Budi Cahyono bisa ikut bermain bola bersama teman-teman sebaya mereka.

“Doa kami dan seluruh keluarga agar Allah memberi balasan terbaik untuk seluruh perhatian dan bantuan yang telah diberikan Pak Rachmat kepada kami dan seluruh masyarakat NTB,” kata Prof Oyon.***

 

 

 




Rachmat Hidayat Desak Pemda Siapkan Anggaran Pemulangan Jenasah

Wujud aksi kemanusiaan dan gotong royong, Rachmat Hidayat instruksikan Legislator PDIP di DPRD NTB, harus ada anggaran biaya pemulangan jenazah dari rumah sakit di APBD

MATARAM.LombokJournal.com ~ Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan diminta menyiapkan anggaran membantu biaya pemulangan jenazah warga NTB yang meninggal di rumah sakit.

Penyiapan anggaran tersebut di APBD dinilai sangat mendesak. Karena biaya ambulans untuk pemulangan jenazah kerap menjadi beban berat bagi keluarga yang sedang ditimpa duka.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB H Rachmat Hidayat menginstruksikan seluruh anggota DPRD NTB dari Fraksi PDI Perjuangan memperjuangkan anggaran yang dimaksud.

BACA JUGA: Aksi Kemanusiaan untuk Umat di Bulan Ramadhan

Rachmat Hidayat mendesak Gubernur NTB menyiapkan anggaran pemulangan jenasah di APBD NTB

“Anggota Fraksi dari PDI Perjuangan yang duduk di Komisi V DPRD NTB, wajib memperjuangkan ketersediaan anggaran ini. Ini instruksi resmi partai. Bila berlu, jangan beri persetujuan jika anggaran untuk membantu pemulangan jenazah ini belum ada di APBD,” tandas Rachmat, Minggu (26/03/23).

Rachmat mengetahui, ternyata saat ini tidak ada bantuan dari daerah untuk proses pemulangan jenazah dari rumah sakit ke kampung mereka. 

Ia mengetahui setelah sehari sebelumnya, Rachmat mengurus langsung pemulangan jenazah Syahril Bulakea, adik bungsu mantan Hakim Agung Sulaiman Bulakea yang sudah seperti keluarganya sendiri. 

Syahril meninggal saat dirawat di RSUD Provinsi NTB, dan jenazahnya harus dipulangkan ke Dompu, tanah kelahirannya.

Rachmat mengungkapkan, ia bergegas ke RSUD Provinsi NTB selepas Ashar, begitu mendapat kabar Syahril telah berpulang. Seniman yang juga pendidik tersebut, kata Rachmat sudah seperti bapak angkat bagi dirinya. 

Perjumpaannya dengan almarhum dan keluarga besarnya dimulai pada tahun 1971 di Surabaya. Semenjak itu, kedekatan tersebut terjalin begitu erat. Setiap almarhum datang di Mataram, biasanya selalu menghubungi dan selanjutnya berjumpa. 

Begitu pula ketika almarhum sedang berada di Jakarta, dan Rachmat sedang di sana, mereka akan selalu bertemu untuk melepas rindu.

Betapa terkejutnya Rachmat mendapati kabar duka meninggalnya almarhum. Di tengah duka yang mendalam, sebelum menuju rumah sakit, Rachmat menghubungi Direktur RSUD Provinsi NTB dr HL Herman Mahaputra. 

BACA JUGA: Pesan Ramadhan: Tak Ada yang Abadi Semua Pasti Berlalu

Kepada keluarga besar Bulakea, Rachmat memang telah berjanji akan mengurus pemulangan jenazah almarhum ke Dompu. 

Karena itu, ia ingin minta bantuan Direktur RSUD Provinsi NTB agar seluruh yang diperlukan untuk proses pemulangan jenazah ke Dompu dipersiapkan. Segala pembiayaan terkait hal tersebut akan ditanggung Rachmat.

Saat tiba di RSUD Provinsi NTB, dr Herman Mahaputra sudah menunggu kedatangan Rachmat. Ambulans yang akan membawa almarhum pun sudah disiapkan. 

Begitu pun proses penanganan jenazah sesuai syariat Islam juga sudah dilakukan. Rachmat kemudian memimpin pelepasan jenazah tersebut dengan diiringi doa dari seluruh keluarga besar yang sudah berada di rumah sakit. 

Setelah jenazah diberangkatkan, saat Rachmat hendak menuntaskan seluruh pembiayaan, dr Herman Mahaputra memastikan seluruhnya telah diselesaikan.

Kepada Dokter Jack, begitu dr Herman Mahaputra karib disapa, Rachmat menanyakan, apakah rumah sakit memang memiliki anggaran untuk membantu biayai pemulangan jenazah? 

Dokter Jack menjawab, RSUD Provinsi NTB tidak memiliki anggaran dimaksud. Namun, untuk pemulangan jenazah Syahril Bulakea ke Dompu, seluruhnya ditanggung Dokter Jack, atas nama pribadi.

Rachmat yang terkejut mendapat informasi tersebut, menyampaikan apresiasi kepada Dokter Jack. 

BACA JUGA: Puasa Ramadhan, Perjalanan Menjadi Insan Muttaqin

Penghormatan yang tinggi juga diberikan kepada mantan Direktur RSUD Kota Mataram tersebut, atas kepeduliannya, dan juga atas responsnya yang begitu cepat tanggap.

“Saya sungguh angkat topi untuk Dokter Jack. Saya beri hormat. Dokter Jack sudah langsung turun tangan dan memastikan tidak membebani siapa pun. Beliau sungguh pribadi yang luar biasa. Mewakili seluruh keluarga Bulakea, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tinggi,” tutur Rachmat.

Pengalaman langsung mengurus pemulangan jenazah itulah yang membuat Rachmat tersadar, betapa pentingnya kehadiran Pemerintah Daerah dalam membantu biaya pemulangan jenazah warganya yang meninggal di rumah sakit. 

Sebab, kata Rachmat, biaya pemulangan tersebut menyangkut dana yang tidak sedikit. Apalagi jika pemulangannya dari Mataram ke daerah-daerah di Pulau Sumbawa mulai dari Sumbawa, Dompu, hingga Bima.

“Biaya pemulangan untuk ke kota-kota seperti Dompu dan Bima saja begitu tinggi. Bagaimana jika warga NTB tersebut tinggalnya di Doroncanga di kaki Tambora, atau di Sape, yang ada di ujung paling timur Kabupaten Bima. Pasti sangat besar,” kata Rachmat.

Sudah pasti kata Anggota Komisi VIII DPR RI ini, biaya tersebut akan sangat memberatkan bagi keluarga pasien yang meninggal. 

Padahal, di saat yang sama, mereka sedang ditimpa kemalangan.

Wujud paling nyata kehadiran pemerintah kata Rachmat, adalah menyiapkan pembiayaan untuk membantu pemulangan jenazah tersebut. 

Karena itulah, ia menginstruksikan langsung anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan untuk menggunakan hak budgeting yang dimilikinya. Memperjuangkan anggaran tersebut di APBD NTB saat pembahasan anggaran di Komisi V.

“Anggaran ini harus dan wajib diperjuangkan. Ini semuanya untuk masyarakat. Jangan tambah lagi kemalangan mereka. Biarkan masyarakat menerima jenazah keluarganya di kampung halamannya tanpa harus memikirkan biaya-biaya ambulans,” kata Rachmat.

Ditegaskannya, mestinya, alokasi anggaran seperti inilah yang harus diperjuangkan mati-matian oleh para wakil rakyat. 

Alih-alih memperjuangkan anggaran yang orientasinya proyek fisik belaka.

“Ini demi kemanusiaan. Inilah wujud sesungguhnya keadilan sosial itu. Karena itu, Anggota Fraksi dari PDI Perjuangan harus memperjuangkan ini,” tandas Rachmat.

Pada saat yang sama, Rachmat juga minta agar Gubernur H Zulkieflimansyah juga bisa menjadikan hal ini sebagai perhatian. 

Ditegaskannya, pasti akan menjadi pengalaman yang sangat pahit bagi setiap keluarga dari Bima, Dompu, Sumbawa, mapun Sumbawa Barat, kalau harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk memberangkatkan jenazah keluarganya dari Mataram menuju kampung halamannya.

“Anggaran inilah yang harusnya di urus. Harus disiapkan. Jangan yang lain-lain yang diurus. Kita minta ini juga agar menjadi perhatian Pak Gubernur,” imbuh Rachmat.

Ditanya soal status RSUD Provinsi NTB yang kini sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah, Rachmat menjawab lugas.

Harusnya status BLUD tersebut tidak menjadi soal bagi penyiapan anggaran di APBD untuk membantu pemulangan jenazah warga yang meninggal.

Rachmat memberi contoh, bagaimana Pemprov NTB menggelontorkan anggaran puluhan miliar untuk membiayai anak-anak muda NTB yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dalam bentuk beasiswa. 

Dana itu antara lain digunakan untuk membiayai transportasi, biaya hidup, dan juga biaya tempat tinggal penerima beasiswa.

Contoh lain, bagaimana Pemprov NTB pernah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk memberi subsidi penerbangan demi bisa mendatangkan wisatawan asing dalam jumlah yang besar ke NTB. 

Padahal, subsidi tersebut dikerjasamakan dengan maskapai komersial.

Karena itu, tidak ada alasan untuk tidak bisa mewujudkan alokasi pembiayaan untuk membantu pemulangan jenazah warga NTB yang meninggal di rumah sakit di Mataram ke kampung halaman mereka.

“Kalau ini tidak mampu diwujudkan. Sama saja artinya, kebijakan Pemprov NTB ini hanya mampu melihat semut di seberang pantai, tapi gajah di pelukuk mata tidak terlihat,” tandasnya memberi tamsil.

BACA JUGA: Modus Penipuan WhatsApp Mencatut Nama Pejabat Pemprov NTB

Rachmat pun menegaskan, sudah pasti, setiap yang bernyawa akan meninggal. Tapi tidak ada yang tahu, akan meninggal seperti apa. 

Karena itu, menjadi tugas kita yang masih hidup, termasuk juga tugas Pemerintah Daerah, memperlakukan mereka yang meninggal dengan layak. 

Perlakuan yang layak tersebut, juga harus mewujud dalam kehadiran nyata pemerintah dengan tidak membebani pembiayaan untuk pemulangan jenazah yang akan dimakamkan di kampung halaman mereka.

“Sekali lagi, inilah wujud kemanusiaan yang adil dan beadab. Inilah wujud kita bergotong royong,” tandas politisi lintas zaman ini.***

 

 




Aksi Kemanusiaan untuk Umat di Bulan Ramadhan

Terus Gelar Aksi Kemanusiaan untuk umat, Guru Besar Unram nilai kiprah Rachmat Hidayat melebihi kader Partai Religius

MATARAM.LombokJournal.com ~ Politisi PDI Perjuangan, H. Rachmat Hidayat  menyalurkan bantuan kursi roda elektrik untuk pensiunan abdi negara yang tinggal di Kota Mataram.

Sehari sebelum menjalankan ibadah puasa, Rachmat menyambangi Gang Kecubung III di Kelurahan Gomong, Kecamatan Mataram. 

Disana, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu menyambut kedatangan bulan suci Ramadan dengan menggelar aksi kemanusiaan. 

BACA JUGA: Puasa Ramadhan, Perjalanan Menjadi Insan Muttaqin

Rachmat Hidayat mengawali Ramadhan dengan aksi kemanusiaan, membantu pensiunan kursi roda elektrik

Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut membesuk H Sukartadji Anwar, pensiunan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, yang kini tidak lagi leluasa bisa berjalan akibat kondisi kesehatannya. 

Rachmat membawa bantuan kursi roda elektrik untuk mantan Sekretaris KONI NTB tersebut. Menyerahkan langsung kepada pensiunan abdi negara yang bulan depan akan genap berusia 72 tahun itu, Kamis (23/03/23).

“Kegiatan aksi kemanusiaan ini adalah wujud dari rasa syukur kita bersama. Tak ada kaitannya sama sekali dengan politik. Allah itu menciptakan kita bukan untuk saling menyakiti, tapi untuk kita saling berbagi,” katanya..

Rachmat segera menghubungi Kementerian Sosial dan meminta dikirimkan kursi roda elektrik sebagai bagian dari program aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI. 

Hal itu dilakukan manakala mendapat informasi tentang kondisi Sukartadji. Rachmat bersyukur, tidak butuh waktu lama, kursi roda elektrik ini disiapkan dan dikirim Kemensos ke Mataram.

“Mudah-mudahan dengan keberadaan kursi roda elektrik ini, saudara saya, Pak Sukartadji Anwar, bisa lebih mandiri dalam beraktivitas dan beribadah. Apalagi kita semua saat ini diperjumpakan kembali oleh Allah dengan bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah,” ujar Rachmat.

BACA JUGA: Wagub NTB: Pembangunan Kesehatan Kebijakan Prioritas 

Dia menegaskan, jika kini dirinya begitu responsif membantu kursi roda elektrik saat menerima kabar kondisi Sukartadji, hal itu kata Rachmat adalah wujud penghormatan atas seluruh dedikasi, jasa, dan pengabdian yang diberikan Sukartadji untuk pembangunan daerah.

“Bantuan ini tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian yang sudah beliau berikan untuk NTB,” ucap Rachmat.

Kerabat Sukartadji Anwar menyongsong kedatangan Ketua DPD PDI Perjuangan ini dengan suka cita. 

Di antara keluarga yang menyambut antara lain ada Prof H Zainal Asikin, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram. Ada pula Dr Widodo Dwi Putro, pengajar di FH Unram yang rumahnya memang bersebelahan dengan Sukartadji.

Semenjak istrinya dipanggil Yang Mahakuasa, Sukartadji kini tinggal sendiri di rumahnya. Pada malam hari, baru anaknya-anaknya yang telah memiliki keluarga masing-masing, datang secara bergiliran untuk berjaga dan menemaninya. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, seluruhnya telah lebih dahulu dipenuhi.

Rona kebahagiaan terpancar sangat jelas dari raut wajah alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran tersebut, manakala mendapati Rachmat telah berada di pintu rumahnya. Rachmat kemudian menghampiri Sukartadji yang duduk di sofa ruang tamu. 

Keduanya lalu berbagi pelukan hangat. Melepas kerinduan bersama.

“Ini oleh-oleh kita jadinya ini,” kata Sukartadji pada Rachmat, begitu politisi berambut perak itu menyilakan tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB, membawa masuk kursi roda elektrik untuk Sukartadji.

BACA JUGA: Kado Istimewa Rachmat Hidayat untuk Loteng dan KLU

Rachmat dan Sukartadji adalah sahabat karib. Keduanya hanya terpaut usia satu tahun. Mereka sama-sama menempuh pendidikan di sekolah yang sama di Lombok Timur. Menempuh masa remaja dengan penuh lika-liku, suka dan duka. Rachmat bahkan acap menginap di rumah Sukartadji dan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Sukartadji.

Lama malang melintang menjadi Syahbandar dengan mengepalai sejumlah pelabuhan yang menjadi unit kerja milik Kementerian Perhubungan, Sukartadji kemudian mendapat promosi menjadi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB. 

Saat Sukartadji memangku jabatan eselon II tersebut, Rachmat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB.

Maka jadilah, pertemuan sore itu tak ubahnya seperti pertemuan keluarga. Kecuali kondisi kakinya yang tidak memungkinkan berjalan dengan leluasa lagi, selebihnya Sukartajdji masih sangat sehat. 

Suara mantan pejabat yang dikenal sebagai karateka ini pun masih sangat lantang.

Banyak cerita-cerita masa lalu yang menggelitik, terutama bagaimana dirinya dengan Rachmat menjalani masa muda. 

Keduanya pun menuturkannya dengan begitu rinci, sehingga menjadi pertemuan suka cita itu pun penuh dengan gelak tawa.

Sukartadji menuturkan, meski rajin berolahraga dan tidak merokok, situasi kesehatannya memang mulai menurun. Tahun 2015, dirinya menjalani operasi jantung untuk pasang ring. Dokter juga mendiagnosa dirinya menderita diabetes. 

BACA JUGA: Perempuan UMKM Dibekali agar Naik Kelas

Faktor makanan yang dominan asupan karbohidrat berasal dari nasi menjadi penyebab utama. Tahun 2016, Sukartadji juga didiagnosa menderita hernia.

“Kalau duduk, sakit di pangkal paha,” tuturnya.

Dengan didampingi sang istri, segala ikhtiar sudah dijalani Sukartadji untuk berobat. Terutama ketika kondisinya mulai susah untuk berdiri dan berjalan. Bahkan, tidak hanya di NTB. Namun, juga berobat ke dokter-dokter terbaik di luar NTB. 

Salah seorang dokter di NTB kemudian mendiagnosa ada masalah pada lututnya. Direkomendasikan operasi untuk mengganti bantalan lutut. Namun, di tengah menunggu jadwal operasi, Sukartaji malah tidak bisa bangun sama sekali dari tempat tidur. Hanya tergeletak.

Akhirnya, pemeriksaan dilakukan menyeluruh dengan CT Scan. Sampai kemudian diketahui, bahwa masalahnya bukan di lutut, melainkan di tulang lumbar. 

Sukartadji kemudian menjalani operasi selama lebih dari tujuh jam. Sebanyak delapan pen dipasang di tulang punggung bagian bawah. Setelah operasi, kondisinya terus membaik. Namun begitu, aktivitas berjalannya tidak lagi leluasa.

Karena itu, mendapat bantuan kursi roda elektrik dari Rachmat, membuatnya begitu bersyukur. 

Sukartajdi bahkan sudah menyusun rencana. Kursi roda elektrik itu akan mengantarnya untuk menunaikan ibadah salat berjamaah lima waktu di musala yang berjarak 250 meter dari rumahnya.

Sukartadji pun sudah mendapatkan penjelasan secara seksama dari Kustadi, Tim Sentra Paramita Mataram, bagaimana kursi roda elektrik tersebut dioperasikan. 

Sukartadji kemudian langsung mempraktikkan pengoperasian kursi roda yang harganya mencapai Rp 27 juta tiap unitnya tersebut karena dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna mengoperasikannya secara mandiri.

Sementara itu, mewakili keluarga, Prof Zainal Asikin menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi atas perhatian yang sudah diberikan Rachmat kepada kakaknya Sukartadji Anwar.

“Terima kasih banyak untuk bantuan kursi roda ini. Alat ini sungguh dibutuhkan kakak kami,” ujar mantan Wakil Rektor IV Universitas Mataram ini.

Prof Asikin mengungkapkan, Rachmat Hidayat adalah figur yang harusnya menjadi contoh bagi siapa saja. 

Dia mengungkapkan, bagaimana Rachmat begitu hormat kepada orang tua dan kepada guru. Juga memberikan perhatian yang begitu besar kepada sahabat-sahabatnya.

“Hubungannya dengan sahabat-sahabat beliau, sungguh tidak pernah pupus. Wujudnya seperti yang kita saksikan hari ini,” ucap Prof Asikin.

Diakui Prof Asikin, sebagai tokoh NTB yang kini berkhidmat di tingkat nasional, Rachmat memang disebutnya sebagai figur yang jarang bicara di hadapan publik. Misalnya dengan muncul di televisi. 

BACA JUGA: Prabowo Subianto Menggema di Arena Musra XXIV NTB

Tapi dalam mewujudkan hal-hal nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat NTB, Rachmat nyaris tidak pernah alpa.

“Itu menunjukkan betapa beliau benar-benar memahami persoalan NTB dan persoalan daerah,” imbuhnya.

Prof Asikin mengaku, dirinya mengetahui dan mengikuti dari pemberitaan media, bagaimana Rachmat hadir di tengah-tengah persoalan kemanusiaan yang dihadapi masyarakat. 

Mulai dari membantu memugar rumah tidak layak huni milik warga tidak mampu. Membantu penyandang disabilitas. 

Membantu pondok pesantren, sekolah, dan juga tempat ibadah. Hadir pula secara langsung untuk membantu kepentingan seluruh umat.

Prof Asikin bahkan sempat bertanya pada diri sendiri. Sebab, Rachmat berasal dari PDI Perjuangan yang merupakan partai nasionalis. 

Namun, dalam aksi nyata untuk membantu masyarakat NTB, apa yang dilakukan politisi lintas zaman tersebut, sudah melebihi dari apa yang dilakukan kader partai yang berbasis religius.

“Kami begitu bangga, memiliki sosok pemimpin seperti Pak Rachmat,” ujar Prof Asikin. (*)

 

 




Sumbangan Kursi Roda untuk Janda Tua dan Manula Lumpuh

Selain sumbangan kursi Janda tua dan Manula lumpuh di tiga dusun Desa Bagikpapan, Lotim, Rachmat Hidayat juga bantu operasi katarak Imam Masjid 

LOTIM.LombokJournal.com ~ Sumbangan kursi roda kembali dibagikan Rachmat Hidayat untuk janda tua dan manula lumpuh, warga dusun Bagikpapan, Bampak, dan Dasan Imba di Desa Bagik Papan, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Selasa (07/03/23). 

Dalam melakukan aksi kemanusiaan, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, H Rachmat Hidayat didampingi sejumlah politisi PDI Perjuangan, seperti Hakam Ali Niazi, Mamiq Lukman yang merupakan mantan Ketua DPC PDIP Lombok Timur.

BACA JUGA: Kado Istimewa Eachmat Hidayat untuk Lombok Tengah dan Lombok Utara

Rachmad Hidayat memberio sumbangan kursi roda untuk janda
Bertemu imam masjid

Selain itu hadir pula Bhabinkamtibmas Polsek Pringgabaya Bripta Agus Salim.

Rachmat bergegas menuju kediaman Inaq Humaeni, salah seorang warga yang sudah menderita Lumpuh empat tahun terakhir.

Inaq Humaeni menurut penuturan warga setempat adalah cucu dari Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi. 

Rumahnya pun hanya berjarak puluhan meter dari rumah lama H Rumaksi. Inaq Humaeni juga baru sebulan ini ditinggal sang suami yang menghadap Sang Pencipta.

Saat Rachmat menyerahkan kursi roda, Inaq Humaeni tak kuasa menahan tangis haru. Bripka Agus Salim pun terlihat berkali-kali berusaha menenangkannya. Hal yang sama dilakukan anak-anaknya. 

“Catat ya, Inaq Humaeni ini cucunya Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi yang tinggal di Dusun Bagik Papan,” kata Rachmat Hidayat di sela-sela penyerahan bantuan kursi roda tersebut.

Pada saat yang sama, Rachmat juga menyerahkan bantuan uang tunai kepada Inaq Humaeni.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini menambahkan, aksi kemanusiaan bagi kursi roda tersebut dilakukan dirinya bekerja sama dengan Kementerian Sosial. 

Rachmat mendapat informasi adanya warga yang membutuhkan bantuan kursi roda di Desa Bagik Papan dari Bripka Agus Salim. Rupanya, di desa tersebut, jumlah penyandang disabilitas dan orang tua lumpuh cukup signifikan.

BACA JUGA: Gubernur Bang Zul Ajak Warga Sumbawa Tetap Bersemangat

“Beberapa hari lalu saya menghubungi Bripka Agus Salim minta diberitahu tempat warga yang difabel dan menderita lumpuh agar bisa dibantu kursi roda di wilayah Lombok Timur,” ungkap Rachmat. 

Dalam kesempatan tersebut, Bripka Agus menjelaskan, berdasarkan data lapangan,setidaknya ada sekitar 1.300 warga yang menderita lumpuh layu di seluruh Lombok Timur. Sementara mereka yang menderia lumpuh karena penyakit dan kecelakaan jumlahnya tidak terhitung.

Bripka Agus bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Lombok Timur dari tahun 2014 hingga sekarang. 

“Sebab jumlahnya jauh lebih banyak,” tutur Agus Salim, yang kerap membantu masyarakat yang kurang mampu ini.

Sementara itu Sekretaris Desa Bagik Papan Muhammad Jaelani menyampaikan terima kasih kepada Rachmat Hidayat atas bantuan kursi roda untuk warganya. 

“Jika diperkenankan, mohon kiranya Bapak Rachmat Hidayat bisa membantu warga Bagik Papan lainnya,” pinta Jaelani. 

Menanggapi hal tersebut, Rachmat meminta Kepala Desa dan Kepala Dusun di desa tersebut untuk mendata warganya yang tidak mampu dan tidak memiliki rumah layak huni. Agar dimaksukkan dalam program pemugaran rumah tidak layak huni yang menjadi bagian dari aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

“Tolong didata warganya yang belum punya rumah agar bisa saya masukkan lewat program pemugaran RTLH,” kata politisi berambut perak ini. 

Dari rumah Inaq Humaeini, dengan dipandu Bripka Agus, Rachmat bergerak menuju Dusun Bampak untuk menyerahkan kursi roda kedua. 

Di sana, Rachmat mengunjungi Inaq Sahuri yang juga sudah empat tahun menderita lumpuh. Rachmat disambut penuh kekeluargaan oleh anak-anak Inaq Sahuri. 

“Kami sangat bersyukur Bapak Rachmat Hidayat memberi sumbangan kursi roda buat ibu kami,” ujar salah satu putri Inaq Sahuri. 

Matanya terlihat sembab karena haru. Tak kuasa ia menahan bulir-bulir air matanya yang akhirnya jatuh.

Kepada Inaq Sahuri, selain kursi roda, Rachmat juga tampak memberikan sumbangan uang tunai. Untuk digunakan membeli bahan makanan pokok yang kaya nutrisi. 

“Semoga lekas sembuh ya ibunya,” imbuh Rachmat sembari memberikan salam hormat kepada Bripka Agus Salim, sudah dibawa ke rumah Inaq Sahuri.

Alasan Rachmat memberikan hormat sebagai apresiasi lantaran Bripka Agus kerap terlibat membantu masyarakat tidak mampu dengan berbagai aksi kemanusiaannya. 

BACA JUGA: Menparekraf Sandiaga Uno Naik Jaran Kamput

“Bripka Agus Salim ini contoh teladan Polisi yang humanis yang berempati terhadap masyarakat miskin lewat aksi nyata kemanusiaan,” kata Rachmat. 

Bantu Operasi Katarak

Saat menyerahkan bantuan kursi roda untuk Inaq Lis di Dusun Dasan Imba, Desa Bagik Papan, Rachmat tampak terkejut saat di depannya melintas seorang warga berjalan menggunakan tongkat menuju masjid. 

Warga tersebut bernama Amaq Maskur Hadi, seorang imam masjid di Dusun Dasan Imba. Dia menderita katarak, sehingga penglihatannya terganggu.

“Pak Kadus, saya minta datanya Amaq Maskur Hadi untuk syarat operasi katarak. Untuk biaya dan lain-lain, saya yang menanggung,” ujar Rachmat kepada Kepala Dusun Dasan Imba. 

Mendapati dirinya akan mendapat bantuan untuk operasi katarak, Maskur Hadi menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung kepada Rachmat. 

Pada kesempatan tersebut, Rachmat menekankan kembali agar Kadus-Kadus di Bagik Papan mendata warga yang tidak mampu, kaum difabel, maupun yang menderita lumpuh.

Agar bisa dibantu lewat program aspirasinya yang bekerja sama dengan Kemensos maupun kemetrian lain yang menjadi mitra kerja Komisi VIII DPR RI tempat Rachmat berkhdimat.

Dalam kesempatan tersebut, Kadus Bagik Papan Daya Kasri menyampaikan secara langsung kalau di wilayahnya terdapat dua orang penyandang disabilitas dan empat orang yang kini menderita lumpuh.

BACA JUGA: Mahasiswa NTB Memulai Hidup di Poldandia, Warsawa

Atas informasi tersebut, Rachmat berjanji dalam waktu dekat akan mengirim Tim Aksi Kemanusiaan bentukannya untuk membawakan aneka bantuan sosial untuk warga Lombok Timur. (*)

 

 




Kado Istimewa Rachmat Hidayat untuk Loteng dan KLU

Penuntasan 49 RTLH dan RKB Ponpes merupakan kado spesial dari Rachmat Hidayat untuk warga KLU dan Lombok Tengah

KLU.LombokJournal.com ~ Rachmat Hidayat, memberikan Kado spesial untuk masyarakat di Pulau Lombok. 

Kali ini, Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini menuntaskan pemugaran 49 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) untuk Pondok Pesantren di Lombok Utara dan Lombok Tengah.

“Bantuan-bantuan dari program aspirasi saya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI ini semata-mata didasari oleh aspek sosial kemanusiaan, agar masyarakat tidak mampu memiliki rumah layak tinggal,” kata Rachmat Hidayat .

BACA JUGA: Aksi Solidaritas Sosial dan Kemanusiaan Rachmat Hidayat

Rachmat Hidayat menyampaikan kado spesial untuk Ponpes di KLU

Ia menyampaikan itu di sela-sela meninjau salah satu RTLH yang telah tuntas dipugar di Lombok Tengah dan Lombok Utara, sepanjang akhir pekan lalu.

Di Lombok Tengah, peninjauan antara lain dilakukan di Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur. 

Menurut Rachmat, membantu masyarakat tidak mampu agar memiliki rumah layak huni merupakan komitmennya yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial maupun Badan Pengelola Keuangan Haji.

Angka warga tidak mampu sendiri di NTB memang masih mencapai 746 ribu jiwa.

Khusus di Pulau Lombok yang menjadi Daerah Pemilihan Rachmat Hidayat, data BPS NTB menyebutkan, pada 2021 jumlah penduduk miskin di Pulau Seribu Masjid sebanyak 524.170 jiwa. 

Jumlah terbanyak ada di Lombok Timur dengan 180.840 warga miskin. Disusul Lombok Tengah dengan 131.940 jiwa. Lalu Lombok Barat dengan 105.240 jiwa. Lombok Utara 61.700 jiwa, dan Kota Mataram dengan 44.450 jiwa.

Sebanyak 49 RTLH yang dipugar melalui program aspirasi Rachmat diperuntukkan untuk Lombok Utara sebanyak 20 unit, ditambah dengan Pembangunan RKB untuk MTs Malaka dan Ponpes Nurul Yaqin Malaka Kabupaten Lombok Utara. 

BACA JUGA: Menparekraf Sandiaga Uno Naik  Jaran Kaput

Di Lombok Tengah, terdapat 29 unit untuk masyarakat tidak mampu di wilayah Desa Semoyang, Kecamatan Praya Timur. 

Di Semoyang, saat meninjau rumah-rumah yang sudah selesai dipugar tersebut, Rachmat disambut ratusan warga dari dua desa, yakni Desa Semoyang dan Desa Marong. 

Mereka datang sebagian besar mengenakan kaos berwarna merah. Rachmat dan rombongan bahkan dielu-elukan warga desa sepanjang jalan masuk menuju lokasi RTLH yang selesai dibangun tersebut. 

Tampak hadir beberapa Pengurus dan Anggota Legislatif dari PDI Perjuangan antara lain, H Ruslan Turmuzi, anggota DPRD NTB yang juga Caleg DPRD NTB dari Lombok Tenah Dapil Utara pada Pemilu 2024. 

Ada pula Ketua DPC PDIP Lombok Tengah yang juga Legislator DPRD Loteng, Suhaimi. Pada Pemilu 2024, Suhaimi mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD NTB dari dapil Lombok Tengah bagian Selatan. 

Hadir juga caleg dapil 3 Praya Timur Haji Senirah yang akrab disapa masyarakat dengan nama Kasiron. Juga hadir Wakil Ketua II DPC PDIP Lombok Timur yang juga Caleg dapil II yakni Ahmad Amrullah.

Dari kelompok masyarakat, hadir puluhan anggota P3A (Persatuan Petani Pengguna Air), Petugas Program Keluarga Harapan (PKH ), serta sejumlah tokoh masyarakat, perangkat desa dan kepala dusun di lingkungan Desa Semoyang. 

BACA JUGA: Pariwisata NTB Ke Depan Makin Dikenal Dunia

Di hadapan Rachmat Hidayat, Amaq Roli salah seorang penerima bantuan pemugaran rumah dari Dusun Kebon, Desa Semoyang, mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Rachmat Hidayat.

“Saya menerima bantuan dari Bapak Rachmat Hidayat untuk pemugaran rumah saya senilai Rp 20 juta. Sudah saya pakai untuk menyelesaikan pembangunan rumah 4 x 5 meter dengan dibimbing oleh tim dari PKH,” katanya.

Selanjutnya Amaq Roli bercerita, sebelum mendapat bantuan tersebut, dirinya tinggal di rumah bedek reot. Rumah juga tidak memiliki ventilasi. 

“Kebaikkan Bapak Rachmat Hidayat dan PDI Perjuangan tidak akan pernah saya lupakan,” katanya.

Selain meninjau dan menginspeksi rumah yang telah selesai dipugar, Rachmat juga menggelar temu wicara untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait beberapa isu. 

Rachmat juga minta mereka terbuka dan menyampaikan apa adanya permasalahan sosial kemasyarakatan.

Dalam kesempatan tersebut, Amaq Nurisam dari Dusun Kebon meminta bantuan agar dibuatkan sumur bor. sehingga pada musim kemarau mereka tidak kesulitan mendapatkan air bersih untuk berbagai keperluan sehari-hari.

Sementara itu Amaq Rizal dari Dusun Batimaling, meminta bantuan rabat jalan agar mobilitas warga lebih cepat dan efisien.

Menanggapi aneka permintaan warga, Rachmat Hidayat akan mencarikan solusi terbaiknya agar hal tersebut bisa terlaksana.

Rachmat kemudian meminta para calegnya baik dari provinsi dan kabupaten tampil ke depan untuk diperkenalkan kepada warga desa yang hadir. 

“Saya minta kepada bapak ibu sekalian untuk Pileg 2024 agar memilih calon legislatif dari PDI Perjuangan, untuk dapil 3 Praya Timur pilih dan menangkan Senirah yang akrab disapa Kasiron. Untuk Dapil Utara DPRD Provinsi, pilih Ruslan Turmuzi. Sementara untuk Selatan DPRD Provinsi, pilih dan coblos Suhaimi,” kata Rachmat.

BACA JUGA: Event WSBK Mandalika 2023 Ditonton 59 Ribu Orang

Ia bercerita, seputaran Desa Semoyang dulunya salah satu basis PDIP yang kuat dan solid. 

Bantuan di KLU

Dalam kunjungan road show-nya ke Lombok Utara, Rachmat Hidayat meresmikan Bangunan RKB untuk MTs Malaka, lembaga pendidikan milik Yayasan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Lombok Utara.

Sebelum melakukan pengguntingan pita , Rachmat Hidayat disambut dengan tarian NU Wonderland Indonesia oleh para santri.

 Tarian tersebut menggambarkan tentang keindahan, kebhinnekaan dan marwah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai sebuah perwujudan Ideologi Pancasila.

Dalam orasi nya di hadapan para santri, Rachmat menya menyampaikan rasa kagumnya dengan rasa kebangsaan yang begitu besar meskipun di tempat yang terpencil.

“Di sinilah saya yakin NKRI harga mati,” imbuhnya. 

Selain itu, Rachmat menginformasikan ada program aspirasinya masuk di Ponpes Nurul Yaqin berupa pembangunan RKB untuk kelas ruang MTs Malaka. 

“Saya kagum sama Ustad Thoha Mahsun yang menyisati pembangunan alokasi untuk satu Ruang Kelas Baru menjadi dua ruangan,” tandas Rachmat Hidayat.

Ketua DPD PDI perjuangan ini pun berjanji ke depan ia akan membantu lagi untuk Ponpes Nurul Yaqin agar proses belajar mengajar para siswa menjadi lebih baik lagi. 

“Tidak perlu saya ucapkan sekarang apa bentuk bantuannya, tapi saya pasti akan datang lagi membawa bantuan,” ujar Rachmat. 

Selain itu Rachmat meminta kepada Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara kalau besok terpilih kembali, membantu menyumbang paving blok agar halaman Ponpes Nurul Yaqin terlihat rapi. 

“Mana besok yang jadi duluan jadi legislatif, dia yang nyumbang. Kalau saya yang duluan jadi legislatif, saya yang akan bergegas menyumbangnya,” kata Rachmat. 

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Ustad Thoha Mahsun secara terbuka meminta sumbangan keramik kepada Rachmat untuk aula serba guna agar selama bulan Ramadhan mendatang bisa dipakai kegiatan Ponpes  

“Saya menyumbang 125 kotak keramik ukuran 40 x 40 sekarang juga,” imbuh Rachmat.

Bantuan keramik itu telah tiba di Ponpes tersebut, pada Jumat (03/03), pekan lalu.

Usai acara seremonial dan dialog dengan para satri dan guru di lingkungan Ponpes, Rachmat didaulat melakukan peresmian dan penguntingan pita RKB yang bersumber dari program aspirasinya. 

Turun Hadir dalam acara peresmian RKB ini adalah sejumlah fungsionaris PDIP Kabupaten Lombok Utara antara lain, politisi PDIP yang merupakan anggota DPRD NTB dari Lombok Utara, Raden Nuna Abriadi, dan Ketua DPC PDIP Lombok Utara Raden Miling. 

Tiga orang legislator PDIP lombok Utara yakni Made Kariyasa, Tusen La Sima, dan Lalu Muhammad Zaki juga hadir. Turut hadir pula Wakil Ketua II DPC PDIP Lombok Timur Ahmad Amrullah.  

Dari Ponpes tersebut, Rachmat kemudian bertolak menuju lokasi 20 RTLH yang sudah selesai dipugar di Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung. 

BACA JUGA: UMKM Didorong untuk Kembangkan Produk Ekspor

Sesampai di lokasi Rachmat disambut penerima bantuan. Antara lain Nyingkranep. Sebelum mendapat bantuan pemugaran rumah, pria 60 tahun tersebut sehari-harinya tidurnya di berugak sekenem yang dijadikan tempat tidurnya.

“Akhirnya saya memiliki rumah layak huni yang sudah saya impikan sejak puluhan tahun,” ujar Nyingkranep berkaca-kaca. Dia menyampaikan terima kasih yang tak terhingga pada Rachmat. (*) 

 




Sumbangan Kursi Roda untuk Warga Mataram dan Lombok Tengah

Rachmat Hidayat targetkan membagikan sumbangan 100 kursi roda untuk penyandang disabilitas di Pulau Lombok

LOTENG.LombokJournal.com ~  Sumbangan kursi roda dibagikan Rachmat Hidayat kepada warga di Kota Mataram dan Lombok Tengah penyandang disabilitas.

Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu, hari Kamis (02/03/23), membagikan kursi roda untuk dua warga Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. 

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Apresiasi Atlet Porprov dari Kota Mataram

Pertama untuk anak seorang penghulu di Dusun Sulin, dan kedua untuk penyandang disabilitas anak seorang tukang bangunan. 

Pada hari yang sama, dibagikan pula kursi roda untuk seorang petani penggarap di Dusun Sebowok, Desa Ubung. 

Rachmat Hidayat berjanji hingga bulan Maret menyampaikan sumbangan 100 kursi roda

Sementara di Kota Mataram, kursi roda dibagikan kepada warga perantauan.

Penyerahan bantuan kursi roda dilakukan di aula Kantor Desa Labulia, yang dipimpin Kepala Desa Labulia Mahjat. 

Hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD NTB dari PDIP H Ruslan Turmuzi, Anggota DPRD Lombok Tengah Suhaimi, Wakil Ketua II DPC PDI Perjuangan Lombok Timur, Ahmad Amrullah, Babinsa Desa Labulia serta sejumlah tokoh dan perangkat desa Labulia. 

Kades Labulia Mahjat menyampaikan terima kasih atas sumbangan dua kursi roda untuk warganya.

“Baru tadi malam saya WA Bapak Rachmat Hidayat untuk minta sumbangan kursi roda buat warga saya, hari ini beliau langsung merespons dan membawakan dua kursi roda,” ungkap Mahjat. 

BACA JUGA: Aksi Solidaritas Sosial dan Kemanusiaan Rachmat Hidayat

Menurutnya, saat ini ada enam warganya yang memerlukan bantuan kursi roda. Ada pula sejumlah warga yang menderita penyakit lain seperti stroke yang jumlahnya 12 orang. 

Sehingga total ada 18 orang warga yang perlu dibantu kursi roda baik manual, elektrik, ataupun adaptif. 

Selanjutnya Mahjat juga menginformasikan banyak warga Desa Labulia yang belum punya BPJS karena berbagai faktor. Sementara sedikitnya ada 80 kk yang rumahnya tidak layak karena miskin.

“Untuk itu kami mohon kiranya Bapak Rachmat Hidayat bisa membantu Warga saya dengan program RTLH. Kalaupun tidak bisa 80 KK cukup 20 KK saja. Yang penting ada program RTLH aspirasi Bapak Rachmat masuk Desa Labulia, karena baru kali ini ada Anggota DPR RI Dapil Lombok yang memberikan bantuan kepada warga saya,” ulas Mahjat. 

Terhadap permintaan Kades Labulia tersebut, Rachmat Hidayat berjanji akan menindak-lanjuti meskipun tidak bisa semuanya.

“Saya akan perhatikan dan catat permintaan program dari Kades Labulia, termasuk untuk program RTLH maupun lainnya,” kata Rachmat Hidayat.

Kepada Kades ia menanyakan apakah ada anggota DPR RI yang sudah masuk dan beri bantuan di Desa Labulia. 

“Tidak ada sama sekali,” kata Mahjat yang dibenarkan warga dan tokoh yang hadir. 

Selanjutnya Rachmat Hidayat menambahkan, terkait sumbangan dua kursi roda untuk warga Desa Labulia, tidak ada unsur kepentingan politik apa pun. 

Hal ini semata-mata didorong oleh rasa kemanusiaan untuk saling membantu sesama. Juga sudah menjadi tupoksinya sebagai Wakil Rakyat Dapil Lombok. 

“Semalam saya di-WA sama Pak Kades minta dibantu 18 kursi roda untuk warganya. Dengan pertimbangan urgensi dan pemerataan, saya putuskan hari ini sumbangkan dua kursi roda bersumber dari aspirasi saya yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial,” ujarnya. 

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini menambahkan, pembagian kursi roda gratis dari program aspirasinya dipastikan akan terus berjalan selama dirinya masih dipercaya masyarakat Lombok menjadi wakilnya di DPR RI. 

“Untuk bulan Maret ini saya targetkan 100 kursi roda berbagai spesifikasi sudah terbagi untuk masyarakat di Lombok. Khususnya untuk para penderita disabilitas agar hidup mereka lebih berarti,” ujar politisi senior NTB ini.

BACA JUGA: World Superbike (WSBK) Indonesian Round 2023 Dimulai

Rachmat menegaskan, sebagai wakil rakyat dapil Lombok yang bertugas di Komisi VIII DPR RI, dirinya berkomitmen memboyong bansos maupun program sosial lain di Kementerian yang menjadi tupoksinya untuk masyarakat tidak mampu di Pulau Lombok. 

“Tahun 2023 ini Insya Allah ada banyak program bantuan sosial yang bisa saya bawa untuk masyarakat Lombok,” imbuhnya. 

Sementara itu, prosesi penyerahan sumbangan kursi roda berlangsung dengan penuh haru. Hal ini karena penerima bantuan kursi roda seorang bocah berumur 11 tahun yang bernama Emha Istafadi. Ayah Emha, sehari-hari berprofesi sebagai tukang bangunan.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Haji Rachmat Hidayat yang telah menyumbangkan kursi roda untuk anak bungsu saya. Tyang tidak akan pernah lupa budi baik Pak Rachmat,” ujar Hafizin, orang tua Emha Istafadi. 

Selain memberikan bantuan kursi roda untuk anak tukang bangunan, Rachmat Hidayat juga memberikan sejumlah uang tunai untuk Hafizin. 

Usai menyerahkan bantuan kursi roda di kantor desa, Rachmat Hidayat dan rombongan bergegas menuju Dusun Sulin, untuk menyerahkan kursi roda untuk anak perempuan Penghulu Desa Labulia yang bernama Muniam, yang kini berusia 30 tahun. 

Kedatangan Rachmat dan rombongan yang diiringi Kades Labulia dan Babinsa disambut hangat oleh Penghulu Dusun Sulin Mahfud.

“Putri saya, ini menderita cacat sejak kecil dan tidak bisa berjalan secara normal. Syukur Alhamdulillah hari ini Bapak Rachmat Hidayat berkenan memberikan sumbangan kursi roda. Setidaknya nanti putri saya beraktivitas dengan kursi rodanya,” kata Mahfud.

Di sela-sela penyerahan kursi roda tersebut, tiba-tiba datang Kepala Bangkespoldagri NTB Lalu Abdul Wahid. Pejabat eselon II Pemprov NTB ini pun memberikan apresiasi yang tinggi atas aksi kemanusiaan yang selama ini digencarkan Anggota DPR RI Dapil Lombok, H Rachmat Hidayat.

“Pembagian kursi roda yg dilakukan oleh beliau kepada masyarakat kurang mampu adalah wujud dari kepedulian beliau sebagai wakil rakyat. Pengabdian seperti yang beliau lakukan patut dicontoh oleh kita semua. Semoga menjadi berkah untuk keharmonisan dan keutuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Lalu Abdul Wahid.

Silaturahmi dengan TGH Samsul Rijal Najamuddin

Setelah menyelesaikan kunjungan lapangan dengan membagikan kursi roda, Rachmat kemudian mengecek langsung progress pemugaran 29 Rumah Tidak Layak Huni yang dibangun melalui program aspirasinya di Dusun Kebon, Desa Semoyang, Lombok Tengah.

Kemudian melanjutkan bersilaturahmi dan mengunjungi Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muhajirin TGH Samsul Rijal Najamuddin yang sedang sakit.

Kedatangan Rachmat ke Ponpes Darul Muhajirin bermula dari Permintaan TGH Samsul Rijal Najamuddin, agar dipanggilkan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB agar bisa menyempatkan waktunya ke Ponpes Darul Muhajirin. 

Pesan tesebut dititipkan melalui Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan H Ruslan Turmuzi, yang merupakan politisi senior di Gumi tatas Tuhu Trasna.

“Beliau berpesan demikian kepada saya agar menyampaikan pesannya kepada Bapak H Rachmat Hidayat bisa berkenan membezuk dan bersilahturahmi dengan TGH Samsul Rijal Najamuddin,” kata Ruslan.

Dalam silaturahmi tersebut, Rachmat Hidayat langsung menemui ulama kharismatik NTB tersebut yang berada di pembaringan. Keduanya pun terlibat pembicaraan hampir selama 30 menit dan saling mendoakan satu sama lain.

Dari Ponpes Darul Muhajirin, Rachmat dan rombongan bergegas bergerak menuju rumah Papuk Atik di Dusun Sebowok, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat. 

BACA JUGA: Pertunjukan Kolosal INEN GUMI Meriahkan WSBK 2023

Papuk Atik yang sudah renta tidak bisa berjalan. Kepadanya, Rachmat menyerahkan kursi roda yang diterima putra Papuk Atik yakni Amaq Atik. Sehari-hari dia adalah petani penggarap. 

Dari Jonggat, Rachmat kembali ke Mataram, dan melanjutkan pembagian kursi roda untuk warga perantauan. Antara lain kepada warga perantauan asal Sunda yakni Hermansyah dan Imas Rodiah. Keduanya dari Tasikmalaya dan sudah puluhan tahun menetap di Mataram.

Hermansyah dan Imas menderita lumpuh. Namun, dalam tiga bulan ini Imas sudah mulai bisa berjalan meskipun masih tertatih-tatih.

“Terima kasih Bapak Rachmat Hidayat sudah membantu kursi roda untuk kedua orang tua saya yang sakit,” kata putri bungsunya, Wiwik Mulyati sembari mengatakan kursi roda ini nantinya bisa dipakai bergantian sama orang tuanya.

Menanggapi hal itu, Rachmat Hidayat mengatakan, bantuan tersebut nanti akan dilengkapi dengan bantuan makanan sehat kaya nutrisi dan susu kaya protein.***

 

 




Aksi Solidaritas Sosial dan Kemanusiaan Rachmat Hidayat 

Rachmat Hidayat melakukan aksi menyiram bantuan di Loteng, dari bantuan Kubah Masjid, bantuan UMKM  hingga bagi kursi roda

LOTENG.LombokJournal.com ~ Roadshow Pemberian Bantuan Sosial dan Kemanusiaan dilakukan Anggota DPR RI dapil Lombok dari PDI Perjuangan, H. Rachmat Hidayat  

Kini giliran masyarakat Lombok Tengah disiram  berbagai macam paket Bantuan Sosial dan Kemanusiaan.

Mulai bantuan Kubah Masjid, Pembangunan Gedung Serba Guna Kantor Desa, rabat jalan desa, bantuan kendaraan operasional untuk Tulus Angen Community,  RKB Ponpes, 50 unit RTLH , Hand Traktor, bantuan UMKM hingga bagi Kursi Roda untuk Disabilitas. 

BACA JUGA: Porprov NTB XI Ditutup, Kota Mataram Juara Umum

Rachmat Hidayat membagi bantuan mulai bantuan UMKM hingga kursi roda

Di hadapan unsur perangkat desa dan masyarakat, Rachmat Hidayat menyerahkan bantuan kubah masjid Darussalam senilai 278 juta, yang bersumber dari Dana Aspirasinya bekerjasama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji ( BPKH ), di dusun Dasan Makmur,  Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, Sabtu (25/02/23). 

“Untuk tehnis pengerjaannya bantuan kubah masjid ini akan ditangani oleh NU Care – LazisNU. Silahkan nanti dari BPKH berkoordinasi dengan pihak desa atau kadus. Dari DPR RI akan melakukan pemantauan dan pengawasan untuk memastikan program tersebut berjalan baik,” kata Rachmat Hidayat. 

Di Forum Resesnya ini ia mempermaklumkan untuk Pemilihan Legislatif 2024 mendatang, Ruslan Turmuzi diperintahkan pindah Dapil ke Utara. 

Menurut Rachmat,  Ruslan Turmuzi sudah 25 tahun di Dapil Selatan Lombok Tengah, dan sudah ratusan milyard yang dikeluarkan Ruslan Turmuzi untuk memberdayakan dapilnya. 

“Untuk Pileg 2024 mendatang, Ruslan Turmuzi akan maju jadi caleg Propinsi dari dapil Utara, agar masyarakat dapil utara lombok tengah bisa diberdayakan dan dibantu oleh Ruslan Turmuzi malalui program aspirasinya maupun program bantuan sosial lainnya,” kata Rachmat. 

Diinformasikan, untuk program Rumah Tidak Layak Huni ( RTLH ) tahun 2023 ini akan mengalokasikan 50 Unit RTLH untuk Masyarakat Lombok tengah. 

BACA JUGA: Revitalisasi Pelabuhan Lembar, Pedagang Jangan Dilupakan

“Dari 50 unit RTLH untuk Loteng, 25 Unit RTLH saya alokasikan untuk masyarakat dusun dasan makmur ditempat kita berpijak ini,” tegas Rachmat yang disambut tepuk tangan meriah warga yang hadir. 

Rachmat juga menjanjikan, dalam waktu dekat siap membangunkan gedung serba guna di Kantor Desa Aik Darek, agar bisa dipakai  berbagai keperluan warga desa nantinya. 

“Saya siap bangunkan Gedung Serba Guna di kantor desa Aik Berik , asal bangunannya di cat warna merah dan bantuan UMKM untuk pedagang kecil,” kata Rachmat yang disambut anggukan Kepala Kades Aik Darek, Abdur Rasid.

Sementara itu tanya sesi tanya jawab ada beberapa warga dan perangkat desa yang antusias mengajukan pertanyaan dan permohonan bantuan untuk pemberdayaan. 

Kepala Desa Aik Darek, Abdur Rasid melaporkan, Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan, Ruslan Turmuzi sudah memberikan bantuan dana tunai untuk rambat jalan sepanjang 200 meter.

“Meskipun baru kenal dengan beliau, tapi Bapak Ruslan Turmuzi langsung bertindak tanpa banyak bicara untuk membantu warga desa Aik Berik,” ucap Abdur Rasid.

Ia minta maaf karena warga yang hadir di acara reses terhalang oleh hujan, meskipun faktanya warga yang hadir ratusan orang. 

Sementara Ketua Yayasan Islahul Anam, Haji Basirah mengutarakan, sejak dari dulu warga Desa Aik Berik welcome kepada siapapun yang datang di desa ini. 

Karena itu pada Pemilu 2019 kemarin, pilihan masyarakat Desa Aik Berik bersifat majemuk. Haji Basirah mengakui PDI Perjuangan di desa Aik Berik terlihat asing. 

“Kami baru tahu saat ini kalau PDIP ada wakilnya di DPRD Kabupaten,” imbuhnya.

Haji Basirah kemudian menginformasikan proses belajar mengajar di Yayasan Islahul Anam yang terkait dengan sarana dan prasarana praktek lapangan. 

“Kami mohon bisa dibantu untuk hand traktor  agar bisa pakai praktek lapangan oleh siswa,” pinta H. Basirah. 

Terhadap permintaan H. Besirah tersebut, Rachmat Hidayat langsung telpon untuk di adakan bantuan hand traktor agar bisa segera untuk praktek.

“Dalam waktu dekat ini hand traktor segera dikirim ke Yayasan Iskahul Anam,” ujar Rachmat. 

Sementara itu, Kelompok Pemuda Kreatif yang di wakili oleh Bajang Toni dari Tulus Angen Community menginformasi, saat ini lembaga nirlaba yang ia pimpin sudah melakukan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan secara mandiri, dengan cara menggalang dana masyarakat melalui Medsos. 

BACA JUGA: Ekspedisi Rupiah, Distribusikan Eupiah ke Wilayah Terpencil

“Yayasan Tulus Angen Community saat ini sudah membangun 20 Rumah layak huni di Lombok Tengah dan 2 di lombok barat yang diperuntuk untuk kaum miskin, yatim piatu, difabel maupun kebutuhan khusus lain,” ucap Bajang Toni. 

Mendengar paparan kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh Yayasan Tulus Angen tersebut, Rachmat Hidayat langsung menjanjikan bantuan  kendaraan operasional yang bersumber dana aspirasinya. 

“Apa yang dilakukan Yayasan Tulus Angen membantu sesamanya patut diapreasi dan di atensi agar semangat kesetiakawanan sosial dan gotong royong tetap terjaga,” tutur Rachmat Hidayat. 

Ditempat yang sama Rachmat Hidayat juga memberikan bantuan kursi roda untuk penderita disabilitas dari Desa Karang Sidemen, Lombok tengah atasnama Herjan. 

Lelaki yang beralamat di Desa Karang Sidemen Bawak itu nampak berbahagia menerima sumbangan kursi roda dari Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, Rachmat Hidayat. 

“Terima Kasih Bapak Rachmat Hidayat. Saya sudah puluhan tahun memimpikan dapat kursi roda ini agar hidup saya lebih berarti,” ujar Herjan dengan ekspresi wajah berseri-seri

Di akhir acara seremonial penyerahan bantuan aspirasi, Rachmat meminta Ketua DPC PDI Perjuangan Lombok Tengah, Suhaimi untuk memberikan tauziah dan pemcerahan kepada warga desa yang hadir. 

Menurut Suhaimi, hari ini orang baik mulai hilang. Masyarakat pun mulai skeptis bahwa masih ada orang baik, apalagi didalam politik. 

Nah di tengah semakin menipisnya  jumlah orang baik,masih ada manusia bernama H. Rachmat Hidayat, sudah 40 tahun jadi anggota DPR, konsisten. Al Istiqomah Khairun min Alfi karomah,  konsisten lebih baik dari seribu kemuliaan.

“Sebagai pilihan berdasarkan track record dan kapasitas yang telah telah teruji, tentu H Rachmat Hidayat adalah pilihan yang sangat logik, rasional dan benar,” kata Suhaimi. 

Selanjutnya Suhaimi mengatakan Al insanu Abdul Ihsan, manusia itu adalah budak kebaikan. Sudah fitrah manusia untuk patuh, tunduk memperbudak diri,kepada siapa yang baik kepadanya. 

Karena itu bila anda ingin memimpin orang banyak, tidak cukup cuma menjadi shaleh dan pintar,tapi juga harus baik.

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Apresiasi Atlet Porprov dari Kota Mataram

“Sosok H. Rahmat Hidayat adalah contoh nyata tentang ini. Sekalipun tidak banyak spanduk dan  baliho, tidak pernah transaksional vulgar ketika pemilu. Tapi karena dia baik dan  Istiqomah melakukan itu, terbukti sudah 40 tahun dia menjadi anggota DPR. Al insanu Abdul Ihsan,” kata Suhaimi disambut tepukan meriah hadirin. (*) 

 

 




Rehab 25 Rumah Dana Aspirasi Senilai 500 Juta Rampung.

Rachmat Hidayat gelontorkan dana 500 juta melalui program Dana Aspirasi dari Kementerian Sosial untuk rehab rumah janda tua tidak mampu

LOBAR.LombokJournal.com ~ Program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) senilai Rp 500 juta yang bersumber dari Dana Aspirasi, digelontorkan Rachmat Hidayat untuk memugar 25 rumah warga di Lombok Barat atau Gumi Patut Patuh Patju.

Hari Rabu (22/02/23), Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu meninjau kondisi rumah-rumah yang dipugar itu. 

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Apresiasi Atlet Porprov dari Kota Mataram

Rachmat Hidayat gelontorkan dana aspirasi untuk rehab rumah janda tua tidak mampu

Rumah-rumah yang dipugar itu lokasinya di Desa Kebon Ayu, Lombok Barat. Di desa ini saja, 17 rumah milik janda tua tidak mampu, dipugar menjadi rumah layak huni. Dananya melalui program Dana Aspirasi Rachmat Hidayat sebagai Anggota DPR RI dari Kementerian Sosial. 

Masing-masing rumah tesebut mendapatkan dana Rp 20 juta.

“Rumah itu kebutuhan dasar dalam melaksanakan peran sosial bagi kita semua. Saudara-saudara kita yang tidak mampu pun berhak atas rumah yang layak dan nyaman,” ujar Rachmat.

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB ini mengatakan, ia senang bisa membantu meringankan beban hidup para janda yang tidak mampu tersebut. Rachmat menegaskan, janda yang tidak mampu wajid disantuni dan diberdayakan untuk memuliakan kehidupannya sesuai sunnatullah.

Ia termotivasi memberikan bantuan ke para perempuan kepala keluarga tidak mampu tersebut, karena kecendrungan populasi janda miskin di Lombok Barat terus meningkat setiap tahun. Tahun 2020 saja, jumlahnya sudah lebih dari 30 ribu.

Rachmat berjanji, akan meningkatkan aksi kemanusiaan untuk membantu masyarakat di Pulau Lombok yang tidak mampu dan hidupnya memprihatinkan. Tak kecuali para perempuan yang kini menjadi kepala keluarga.

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Bantu Ruang Kelas Baru untuk Ponpes di Lotim

“Tidak mungkin PDIP NTB sendirian menyelesaikan semua problem yang dihadapi masyarakat. Tapi setidaknya melalui program aspirasi ini menjadi stimulus meringankan beban pemerintah daerah dalam mengurangi problem kemiskinan warganya,” katanya.

Saat meninjau rumah-rumah yang dipugar itu, Rachmat didampingi Ketua DPD PDIP Lombok Barat, Lalu Muhammad Ismail yang juga Anggota DPRD Lombok Barat. Turut pula sejumlah Anggota DPRD Lobar dari PDIP seperti H Sardian.

Saat tiba di Desa Kebon Ayu, Rachmat disambut para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Lombok Barat dan sejumlah Kepala Dusun yang rumah warganya telah dipugar. 

Bersama-sama pejabat dari Kementerian Sosial, tim kemudian melihat sejumlah rumah yang pemugarannya telah rampung.

Kedatangan Rachmat disambut hangat para pemilik rumah. Pemilik rumah menyampaikan ucapan terima kasih. Buat mereka, perhatian besar yang diberikan Rachmat sungguh tak ternilai.

“Hidup kami sekarang sudah tenang dan nyaman,” kata salah seorang penerima bantuan yang rumahnya sudah rampung.

Inaq Narasah dari Dusun Penarukan Lauk, salah seorang penerima bantuan yang rumahnya juga dipugar mengatakan, dirinya senang kini bisa langsung bertatap muka dengan H Rachmat Hidayat yang telah membantu memugar rumahnya.

Dia bersyukur mendapat bantuan aspirasi dari politisi senior NTB tersebut. 

“Terima kasih Pak Haji Rachmat atas bantuan untuk rehab gubuk saya agar layak dihuni. Tyang tidak akan melupakan kebaikkan pelungguh,” ucap Inaq Narasah.

Rachmat pun menyampaikan, apresiasi dan ucapan terima kasih, tak layak untuk dirinya semata. Ucapan terima kasih dari masyarakat juga haruslah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. 

Termasuk Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang memberi ruang dan kesempatan sehingga ia bisa memperjuangkan bantuan bagi masyarakat di Pulau Lombok hingga terealisasi.

Ketua DPC PDIP Lombok Barat Lalu Muhammad Ismail menjelaskan, bantuan rehab rumah tersebut dikoordinasikan sepenuhnya dengan Kepala Desa Kebon Ayu mulai dari proses awal hingga pembangunan rehab rumah menjadi tuntas. 

Proses rehab telah dimulai semenjak Desember 2022.

Dalam pelaksanaannya, bantuan RST ini tidak dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk bahan bangunan yang dibutuhkan sampai rehab rumah tuntas. 

Warga yang mendapat bantuan membentuk kelompok, dan Ketua Kelompok tinggal meminta bahan material yang dibutuhkan dengan berkoordinasi ke Kades Kebon Ayu.

“Ini untuk memudahkan penerima RST menyelesaikan renovasi rumahnya dan pelaporan administrasi penggunaan keuangannya,” ujar Lalu Muhammad.

Dalam proses penyaluran bantuan ini pula, tim pendamping PKH dilibatkan untuk melakukan proses assesment para penerima. Lalu meninjau data administrasi. 

Saat bantuan sudah cair, Tim PKH Lombok Barat tetap melakukan pendampingan kepada Keluarga Penerima Manfaat.

BACA JUGA: Rakor Perhubungan “Membangun Konektivitas Maritim”

Termasuk pendampingan pembuatan laporan administrasi dan keuangan. Tim PKH juga melakukan pemantauan terhadap pembangunan. 

Mulai dari awal direnovasi, proses renovasi, serta sampai rumah tersebut ditempati kembali.

Secara khusus pula, Lalu Muhammad meminta para Ketua PAC PDIP di Lombok Barat untuk proaktif menyosialisasikan program aspirasi Rachmat Hidayat, agar lebih banyak masyarakat kurang mampu di Lombok Barat bisa dibantu.***

 

 




Rachmat Hidayat Apresiasi Atlet Porprov dari Kota Mataram

 Putri Sopir Angkot Boyong Lima Medali Emas Cabor Menembak di Porprov, Rachmat Hidayat Beri Apresiasi dan Hadiah Uang Pembinaan

MATARAM.LombokJournal.com ~ Penghargaan dan apresiasi pada atlet berprestasi dari Kota Mataram dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB XI, Rachmat Hidayat memberi hadiah uang pembinaan. 

Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu mengapresiasi anak-anak yang berjuang mengharumkan nama daerahnya, dalam Porprov yang berlangsung hingga 26 Februari mendatang. 

“Apresiasi ini adalah ekspresi rasa syukur. Anak-anak kita yang telah berjuang mengharumkan nama daerah, layak mendapat ucapan terima kasih yang pantas,” kata Rachmat.

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Bantu Kursi Roda Pensiunan Dinas Kehutanan

Rachmat Hidayat mengapresiasi atlet Kota Mataram yang berprestasi

Anggota Komisi VIII DPR RI ini, Rabu (22/02/23) pagi memang langsung bergegas menuju salah satu hotel berbintang di tengah kota yang menjadi home base atlet Porprov Kota Mataram.

Rachmat menemui langsung Rifka Afriliana, atlet Kota Mataram yang telah mempersembahkan lima medali emas dan satu perunggu dari Cabor Menembak. Kedatangan Rachmat didampingi Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Mataram, Nyayu Ernawati, Tenaga Ahli DPR RI, Hakam Ali Niazi dan  sejumlah pengurus PDIP kota Mataram lainnya. 

Rifka, mempersembahkan lima medali emas dari nomor 50 M Rifle 3 Position Beregu, 10 M Air Rifle Women Standard, 50 M Prone Women Team, 10 M Air Rifle Mixed Team Standard, dan 50 M Prone Women. 

Sementara satu medali perunggu dipersembahkan dari nomor 50M Rifle 3 Position Perorangan.

Tentu tak cuma Rifka. Prestasi atlet menembak Kota Mataram pada Porprov 2023 ini memang menjadi buah bibir. Dari 36 medali emas yang diperebutkan, sebanyak 35 medali emas, diborong oleh atlet-atlet menembak Kota Mataram. 

Hingga tadi malam, Kota Mataram pun masih berada pada posisi teratas klasemen perolehan medali dengan 80 emas, 59 perak, dan 39 perunggu. 

Sementara di posisi kedua, Lombok Barat terpaut jauh dengan 20 emas, 16 perak, dan 24 perunggu.

Rachmat mengatakan, Rifka adalah inspirasi bagi anak-anak muda tak cuma di Kota Mataram, namun juga anak-anak muda di Bumi Gora. 

Pada usia belia, sudah bergelimang prestasi dan telah memberi kebanggaan yang luar biasa bagi daerahnya.

BACA JUGA: Penyerahan SK Perhutanan Sosial dan SK TORA Secara Virtual  

Terlebih, untuk Rifka, atlet yang berasal dari keluarga sederhana. Ayah Rifka, Ahmad Rifai, seorang sopir angkot. Ibunya, seorang ibu rumah tangga biasa yang menambah penghasilan keluarga dengan berjualan krupuk.

Saat Rachmat tiba, sang ibunda ikut mendampingi sang buah hati menyongsong kedatangan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB tersebut. 

Rachmat menyalami Rifka dengan hangat dan menyampaikan ucapan selamat. Diperhatikannya satu per satu lima medali emas dan satu medali perunggu yang telah dipersembahkan Rifka. 

Rachmat kemudian menyerahkan buket bunga dan hadiah uang pembinaan untuk Rifka.

“Pada ananda Rifka dan seluruh atlet-atlet Bumi Gora, kita menyematkan harapan-harapan kita tentang masa depan,” imbuh Rachmat.

Menjadi atlet berprestasi bukanlah hal yang mudah. Sebab, mereka harus secara sadar untuk berkorban. Mulai dari berkorban waktu hingga berkorban biaya. 

Mereka harus menyisihkan waktu untuk menempa diri dalam latihan setiap hari. 

Bahkan mungkin harus rela ditepikan teman sebaya, lantaran tidak memiliki banyak waktu bermain dengan mereka karena mementingkan latihan.

BACA JUGA: Cabor Renang Porprov NTB Tak Ada Kesalahan atau Excellent

Bagi Rachmat, para atlet terbiasa berusaha dua kali lipat lebih keras dibanding orang lain. Karena itu, mereka layak mendapat apresiasi lebih atas seluruh dedikasinya bagi kebanggaan daerah.

Keluarga yang tidak bergelimang materi bukan menjadi penghalang untuknya berprestasi. Bahkan demi bisa ikut tanding dalam sebuah kejuaraan nasional, Rifka memilih menggadaikan sepeda motor miliknya semata untuk tidak memberatkan ekonomi keluarga. Dengan seluruh kerja keras dan doa dari orang-orang yang dicintainya, dari dara 20 tahun itu kemudian lahir prestasi-prestasi yang gemilang. 

Di tingkat nasional, Rifka tecatat sudah mengantongi dua medali perak kejuaraan nasional.

Atas semua pencapaiannya, Rifka tak hendak berpuas diri. Alumnus SMK 2 Mataram ini masih memiliki segudang impian untuk memberi kebanggaan daerah dengan prestasi-prestasi gemilang. 

Hal yang disasadarinya baru akan bisa mewujud hanya dengan kerja keras sebagai sebuah ikhtiar dan disertai doa pada Sang Pencipta.

Rachmat kemudian menanyakan cita-cita Rifka. Rupanya bungsu dari tiga bersaudara itu ingin menjadi Polwan. Rachmat menebalkan keyakinan pada diri Rifka, dengan prestasi olahraga menembak yang dimilikinya, jalan untuknya akan terbuka lebar. 

Rachmat juga memiliki keinginan untuk memperkenalkan Rifka kepada Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto secara langsung. 

Manakala kesempatan itu tiba, Rachmat ingin orang tua Rifka mengizinkan hal tersebut dan mereka bisa turut mendampinginya.

Perjumpaan Rachmat dengan Rifka kemudian ditutup dengan foto bersama. Dara asal Ampenan tersebut mencium tangan Rachmat dengan takzim dan pamit untuk kembali bersama para atlet Poprov Kota Mataram lainnya. 

BACA JUGA: Perempuan Punya Kompetensi Soft dan Hard Skill

Tapi rupanya, kejutan lain datang untuk Rachmat. Dia mendapati laporan, Rifka terlahir dari keluarga besar yang begitu mencintai PDI Perjuangan.***