Politisi Muda PDIP, Ahmad Amrullah Resmi Anggota DPRD Lotim
Usai dilantik duduk di DPRD Lombok Timur, politisi muda Ahmad Amrullah tak bisa sembunyikan rasa harunya
LOTIM.LombokJournal.com ~ Politisi muda Ahmad Amrullah bersama dengan 49 anggota DPRD Lombok Timur dilantikmenjadi anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur periode 2024-2029, di Kantor DPRD Lombok Timur pada Rabu (21/08/24).
Momen sakral pengucapan sumpah dan janji tersebut berlangsung khidmat.
Ahmad Amrullah mengaku tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Politisi PDI-Perjuangan itu mengaku amat bersyukur atas telah digelarnya pelantikan tersebut. Ia secara pribadi mengucapkan syukur alhamdulillah sudah bisa sampai di titik ini.
“Ini berkah dari Allah SWT kepada saya, kepada keluarga. InsyaAllah amanah ini akan saya jalani dengan sebaik-baiknya,” kata Amrullah kepada media.
Politisi muda itu kemudian mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dirinya dalam proses pemilihan legislatifpada Februari 2024 silam.
Amrullah mengaku akan mengingat orang-orang yang telah berjasa mengantarkan dirinya menjadi anggota DPRD, terutama masyarakat di daerah pemilihan (dapil) II Kabupaten Lombok Timur.
“Kedua tentu ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada keluarga, sahabat, tim-tim pemenangan, relawan, serta keluarga besar PDI Perjuangan Kabupaten Lombok Timur yang telah membantu saya dalam proses pileg kemarin,” kata Amrullah.
Pria yang dikenal mudah bergaul itu mengaku, momen pelantikan dirinya menjadi anggota DPRD Lombok Timur merupakan awal dari pengabdian kepada masyarakat. Dan ia siap menjalankan amanah yang diberikan masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, dalam menjalankan peran sebagai legislator, Amrullah akan berupaya menjadi mitra sekaligus pengontrol untuk lembaga eksekutif. Ia juga berkomitmen untuk dapat terus hadir dan menjembatani kebutuhan masyarakat.
“Ini periode pertama saya jadi anggota DPRD. Tentu saya sudah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Mendengar masukan dari para senior. Bismillah saya siap menghibahkan diri saya untuk masyarakat,” tegas Amrullah.
Ahmad Amrullah mengungkapkan beberapa sektor strategis yang akan menjadi perhatiannya seperti infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), hingga sektor-sektor sosial lainnya.
Sebagai informasi, Ahmad Amrullah terpilih menjadi anggota DPRD Lombok Timur dari dapil II fraksi PDI-Perjuangan.
Sebagai politisi muda pendatang baru, Amrullah memperoleh suara signifikan yakni 5.977 suara. Raihan tersebut mengantarkan Amrullah duduk di kursi DPRD Lombok Timur mengalahkan petahana. me
PDI Perjuangan Fokus Menangkan Kandidatnya di Pilkada Serentak
Mundurnya Budi Suryata tak ngefek apa-apa, malah para kader PDI Perjuangan merasa nyaman
MATARAM.LombokJournal.com ~ DPD PDI Perjuangan di NTB memberikan tanggapan terkait pengunduran diri H. Lalu Budi Suryata dari jabatannya sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB dan anggota partai.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H. Ruslan Turmuzi, menyatakan bahwa mundurnya Budi tidak memberikan dampak negatif pada partai, bahkan membuat para kader merasa lebih nyaman.
Pada hari Kamis, 18 April 2024, DPD PDIP NTB mengadakan rapat lengkap yang dihadiri oleh seluruh pengurus DPD PDIP NTB dan Ketua DPC PDIP dari sepuluh kabupaten/kota di NTB. Agenda utamanya adalah persiapan Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2024.
DPD PDIP NTB juga membuka pendaftaran calon kepala daerah, termasuk calon gubernur, bupati, dan wali kota di sepuluh kabupaten/kota di NTB. Agenda tambahan terkait pengunduran diri Budi Suryata pun dibahas dalam rapat tersebut. DPD PDIP NTB belum menerima surat resmi pengunduran diri Budi, namun telah menerima file digital surat tersebut secara personaldari Budi.
Dalam surat pengunduran dirinya, Budi mengemukakan alasan tidak nyaman dan tidak sejalan dengan kepemimpinan Ketua DPD PDIP NTB. Ruslan menegaskan bahwa PDIP tetap solid dari level anak ranting hingga DPP, dan partai fokus pada pemenangan Pilkada Serentak sesuai dengan instruksi DPP.
Ruslan mengakui bahwa Budi telah memperoleh banyak privilege selama dua dekade terakhir, termasuk posisi sebagai Ketua DPRD Sumbawa selama dua periode dan Ketua Badan Kehormatan DPRD NTB. Namun, jika Budi merasa tidak nyaman, hal ini dianggap tidak rasional, terutama jika terkait dengan proses pendaftaran calon bupati yang baru dimulai.
DR Hakam Ali Niazi telah ditetapkan sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTB menggantikan posisi Budi Suryata yang mengundurkan diri. Sementara itu, terkait posisi Budi Suryata di DPRD NTB, ia akan tetap berada di posisinya sebagai legislator hingga akhir Agustus 2023.
Pendaftaran calon kepala daerah dibuka untuk figur-figur terbaik di NTB, baik dari kader PDIP maupun non-kader. PDIP memiliki suara signifikan di beberapa wilayah dan menjalin komunikasi dengan partai lain untuk mengusung kandidat dalam Pilkada Serentak.
PDI Perjuangan juga terbuka bagi tokoh dan kandidat yang mendaftar dengan dukungan partai lain. me
Rachmat Hidayat Berbagi Kebahagiaan bersama Lansia, Bantu Kursi Roda Elektrik
Ada Sahabat yang menderita Lumpuh di Lombok Timur, Rachmat Hidayat datang bawakan kursi roda elektrik
MATARAM.LombokJournal.com ~H Rachmat Hidayat menjalankan panggilan hati untuk membantu dan berbagi kebahagiaan bersama lansia.
Anggota DPR RI dari Dapil Pulau Lombok dari PDI Perjuangan, Rachmat Hidayat, benar-benar menjadi sandaran dan harapan bagi warga Pulau Seribu Masjid yang menderita lumpuh dan yang mengalami mobilitas terbatas .
Rachmat Hidayat memberi bantuan kursi roda elektrik untuk H Lalu Adil, warga Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu (10/2/2024) siang,
Dua tahun sudah, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sakra tersebut, ditemui Rachmat Hidayat hanya bisa beraktivitasdi sekitar tempat tidur.
”Ini bukan kegiatan politik. Ini adalah panggilan hati untuk membantu saudara kita yang sedang membutuhkan,” ucap Rachmat Hidayat.
Kepada Lalu Adil, Rachmat Hidayat menyerahkan langsung bantuan kursi roda elektrik tersebut. Ketua DPD PDI Perjuangan NTB itu mendatangi kediaman Lalu Adil di Jalan Raya Sakra Induk, di Kecamatan Sakra, untuk membesuk sekaligus menyerahkan bantuan kursi roda elektrik yang harga satu unitnya kini mencapai Rp 30 juta.
Bantuan tersebut merupakan program aspirasi Rachmat Hidayat melalui Kementerian Sosial, salah satu mitra kerja Rachmat sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.
Dalam penyerahan bantuan kursi roda elektrik ini, Rachmat Hidayat didampingi sejumlah tim advance-nya. Di antaranya, Bung Ayat dan Ahmad Amrullah, politisi muda PDI Perjuangan Lombok Timur yang lagi naik daun.
Di usianya yang kini 74 tahun, Lalu Adil tidak lagi leluasa bergerak. Dua tahun lalu, tubuhnya tertabrak pintu kendaraan roda empat. Hasil diagnosa dokter, tabrakan pintu kendaraan itu telah merusak jaringan syaraf di pinggang tokoh kelahiran 1950 tersebut.
Semenjak itu, dua kaki Lalu Adil tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Jika dipaksakan berdiri, tak sampai 30 detik, badannya sudah langsung limbung dan terjatuh.
Lalu Didik, putra sulung Lalu Adil, menyongsong kedatangan Rachmat di gerbang rumah dan menyalami politisi senior Bumi Gora ini dengan takzim.
Digamitnya tangan Rachmat, lalu diajak langsung masuk rumah untuk menemui sang ayahanda. Rachmat mendapati Lalu Adil tengah berbaring di ranjang ruang tengah yang disulap menjadi kamar tidur.
Mengetahui yang datang Rachmat Hidayat, sontak Lalu Adil bangkit dari pembaringan. Rachmat bergegas dan segera merangkulnya. Sesaat keduanya bersalaman, lalu seperti dua orang yang sudah lama tidak bersua, keduanya langsung berpelukan hangat.
Hanya kaki yang sudah sulit digerakkan, secara fisik, Lalu Adil masih terlihat segar. Dia masih berbicara dengan lantang.
Dia bisa bertutur dengan fasih. Ingatannya terhadap peritiwa-peristiwa masa lampau juga masih begitu kuat. Tangannya juga masih leluasa bergerak dengan cekatan. Namun begitu, tubuhnya memang terlihat kurus.
Dari pertemuan itulah, diketahui Rachmat dan Lalu Adil, sesungguhnya adalah dua sahabat karib. Rachmat yang berasal dari Desa Rumbuk, Lombok Timur, menempuh pendidikan bangku SMP dan SMA di tempat yang sama dengan Lalu Adil. Lalu Adil satu tahun di atas Rachmat.
Saat di sekolah, Rachmat menyebut Lalu Adil sebagai pelindungnya. Terutama tatkala dirinya mendapat aksi perundungan dari teman-teman sekolah maupun kakak kelas.
Sementara di luar sekolah, Lalu Adil adalah sahabat dan teman bermain sekaligus kawan karib tempat berbagi suka dan duka.
Satu hari sebelumnya, seseorang menghubungi Rachmat melalui sambungan telepon dan mengabarkan kondisi Lalu Adil. Mendapati kabar tersebut, Rachmat sangat terkejut.
Tanpa ba bi bu lagi, politisi lintas zaman ini pun langsung menyiapkan kursi roda elektrik untuk sang sahabat, dan memilih mengantarkannya secara langsung.
”Bersahabat itu bukan hanya tentang berbagi kebahagiaan. Tetapi juga tentang saling menopang saat kesedihan datang. Kebersamaan itu mampu mengubah setiap beban menjadi ringan,” kata Rachmat.
Mantan Wakil Ketua DPRD NTB ini memang begitu. Jangankan seorang sahabat. Siapapun yang mendapatkan kemalangan, manakala diberi tahu, maka dengan segala daya dan upaya, Rachmat akan berusaha membantu.
Pekan lalu misalnya. Rachmat juga baru saja memberikan bantuan kursi roda elektrik untuk H Lalu Nasib, Dalang Wayang Sasak, yang diposisikan Rachmat sebagai penjaga maruah budaya masyarakat Sasak.
Sebelumnya, puluhan kursi roda juga disebar dan diberikannya kepada warga lanjut usia dan penderita lumpuh layu di tiga kabupaten yakni Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Tengah.
Begitu banyaknya jejak-jejak tempat Rachmat berbagi kursi roda elektrik di Pulau Lombok, menyebabkan politisi yang sudah delapan periode menjadi anggota parlemen tersebut dijuluki ”Rachmat Elektrik”. Saking banyaknya penyandang disabilitas yang telah tibantu, khalayak juga menjuluki Rachmat sebagai ”Bapak Penyandang Disabilitas Bumi Gora”.
Tak Cuma itu. Jejak Rachmat juga tercatat pada ratusan rumah tidak layak huni yang telah dipugar menjadi rumah layak huni di seluruh kabupaten/kota di Pulau Lombok. Menyebar pula bantuan dari Rachmat untuk pembangunan tempat ibadah.
Juga ruang-ruang kelas dan fasilitas untuk berbagai pondok pesantren. Termasuk juga menggelontorkan miliaran dana tunai untuk modal usaha produktif bagi pelaku usaha mikro di tingkat desa.
Toh, meski begitu, Rachmat menyebut, apa yang dilakukannya sebagai tindakan kecil belaka. Rachmat mengungkapkan, hanya ingin mewakafkan dirinya untuk kebaikan masyarakat Pulau Lombok. Rachmat ingin membawa dan menghadirkan berkah untuk sesama. Terutama mereka yang sulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Rachmat berharap, tindakan kecil yang dilakukannya tersebut, dapat turut membantu memperbaiki kualitas hidup mereka yang telah dibantu, dan memberikan sedikit kebahagiaan untuk mereka.
Dikatakan, bantuan kursi roda elektrik dan bantuan lainnya tersebut, diharapkan dapat membuat perbedaan dalam hidup orang lain. Politisi lintas zaman ini menekankan, dengan sedikit usaha dan kepedulian, sesungguhnya kita semua dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Maka, tak berbilang jumlah apresiasi dan ucapan terima kasih yang datang untuk Rachmat. Politisi lintas partai pun angkat topi.
Penghormatan tinggi diberikan kepada Rachmat, mengingat komitmennya yang sangat tinggi untuk bersedia menjadi tangan yang membantu, bahu yang menopang, dan hati yang mengerti saat warga di Pulau Lombok mengalami kesulitan dalam hidup mereka.
Dan jangan tanya, bagaimana bersyukur dan berterima kasihnya Lalu Adil, yang mendapat bantuan kursi roda elektrik dari Rachmat. Di usianya yang sudah senja, Lalu Adil mengungkapkan, kursi roda elektrik itu akan menemaninya dalam aktivitas ibadah.
Dengan kursi roda elektrik tersebut, Lalu Adil kini bisa secara mandiri pergi ke Masjid untuk menunaikan Salat Jumat, dan salat berjamaah lima waktu, dan ikut kajian-kajian keagamaan.
Rona kegembiraan terlihat begitu terpancar dari wajahnya. Dengan cepat pula, Lalu Adil belajar mengoperasikan kursi roda yang digerakkan oleh tenaga baterai bertenaga listrik tersebut.
Tak butuh waktu lama, ia pun sudah begitu mahir. Ucapan terima kasih juga datang dari sang putra sulung, Lalu Didik. Saking terharunya atas bantuan kursi roda elektrik untuk sang ayahanda, mata Lalu Didik terlihat berkaca-kaca.
Sebelum pamit, bapak dan anak tersebut dirangkul dalam pelukan sekali lagi oleh Rachmat. Dengan senyum dan lambaian tangan, Lalu Adil dan keluarganya melepas Rachmat yang hendak melanjutkan agenda lainnya sebagai Anggota DPR RI di Gumi Patuh Karya.
”Sahabat adalah harta kita yang tak akan pernah ternilai harganya,” kata Rachmat (*)
.
Rachmat Hidayat Resmikan Gedung Serba Guna di Lotim
Di sela-sela Resmikan Gedung Serba Guna Desa, Rachmat Hidayat berikan sumbangan tunai untuk beberapa elemen masyarakat Pringgabaya Utara.
LOTIM.LombokJournal.com ~ Melalui Wasilah dan perjuangan Rachmat Hidayat, anggota DPR RI dapil Lombok, masyarakat Pringgabaya Utara memiliki Gedung Serba Guna bantuan dari Kemensos RI.
Rachmat Hidayat kembali menorehkan catatan baik, mempercepat bantuan fasilitas umum agar bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Hari Kamis, 12 Oktober 2023, pekan lalu, Rachmat Hidayat disambut suka cita oleh ratusan warga Desa Pringgabaya Utara, disertai alunan gendang belek dan lagu lagu tradisional menyambut kedatangan ‘robin hood masyarakat desa’.
Gedung itu bisa dipakai untuk aneka keperluan kegiatan sosialdan keagamaan warga desa pringgabaya Utara.
Sehingga tak heran jika kehadiran Rachmat Hidayat di Kantor Desa Pringgabaya Utara meresmikan dan serah terima Gedung Serba Guna berlangsung meriah. Masyarakat antusiasmenyaksikan jalannya acara dengan suka cita.
Tampak Hadir dalam acara ini 4 Kepala Desa Tetangga yakni Taufik, SH (Kades Anggareksa, Kecamatan Pringgabaya) , Haji Idris ( Kades Poh Gading Timur ), Wira Made ( Kades Kromut ).Selain itu tampak pula puluhan Kader dan Fungsionaris PDIP Lombok Timur.
Sementara itu di meja depan para tamu, tampak dipamerkan berbagai penganan khas olahan warga Desa Pringgabaya Utara seperti Manisan Tomat, Bumbu Tabur Berbahan Jagung, Sirup khas Pringgabaya dan beberapa kerajinan dari tembikar.
Rachmat Hidayat yang juga Ketua DPD PDIP NTB dalam sambutannya mengatakan, Gedung Serba Guna Desa Pringgabaya ini harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terutama bagi Ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan keluarga (PKK) di wilayah tersebut.
“Bapak Ibu sekalian, Mudah-mudahan ruangan ini dapat digunakan sebaik-baiknya, terutama bagi Ibu PKK. Di sini (Gedung Serba Guna) Ibu-ibu bisa ngobrol, arisan. Karena namanya serba guna,” kata Rachmat di hadapan masyarakat.
Selain itu, tokoh Gumi Gora ini juga menjelaskan, ikatan batinantara PDIP dengan masyarakat Pringgabaya sudah terjalin sejak lama. Bahkan sejak tahun 1987 silam, saat itu PDIP pertama kali mendapatkan 2 kursi DPRD kabupaten dari dapil Pringgabaya.
“Waktu itu PDIP dapat kursi dua orang dari Kecamatan Pringgabaya. Jadi kalau saya kasih yang begini-gini ini masih tak seberapa, masih kurang, jauh (dari apa yang diberikan masyarakat),” ujarnya.
Tak hanya itu, Rachmat juga berjanji kepada masyarakat Pringgabaya akan menggelontorkan seluruh aspirasinya kepada 4 desa yang ada di Kecamatan tersebut.
“Ke depan, pokir- pikir saya bagikan merata untuk empat desa yang hadir hari ini,” ujar Rachmat memerintahkan Wakil Ketua II DPC PDIP Lombok Timur yakni Ahmad Amrullah yang akrab disapa Am.
Di sisi lain, Rachmat juga meminta kepada anggota DPRD PDIP dapil 5, agar tidak hanya fokus pada basisnya yang ada satu desa saja, ia menyarankan agar desa-desa yang lain juga dapat diprioritaskan.
“Jangan hanya Sambalia aja kamu perhatikan. Tetapi juga desa-desa yang lain ini juga diperhatikan di Pringgabaya ini,” terangnya.
Menurut Rachmat, kedekatan dirinya dengan masyarakat Pringgabaya hampir tidak ada jarak. Jadi tak heran jika tokoh karismatik NTB itu memberikan hal yang lebih di sana.
“Jadi Pringgabaya ini sesungguhnya cuman saya tidak lahir saja saya di sini. Saya besar di sini dengan Mamiq Emok (sahabatnya),” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Rachmat juga menyebutkan banyak jenis bantuan dari Pemerintah Pusatyang bisa dikucurkan kepada masyarakat. Mulai dari bantuan jaminan kesehatan dari BPJS, bantuan UMKM, dan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) yang disebut sebagai rumah sehat.
“Jadi di Kemensos itu ada yang namanya Program PENA (Pahlawan Ekonomi Nasional) namanya. Itu nanti ada jatahnya masing-masing ibu UMKM bisa dapat Rp 5 juta satu orang. Begitu juga dengan rumah sehat, jadi siap rumahnya kurang bagus bisa kita berikan untuk rehab rumahnya Rp 20 juta,” ungkap Rachmat.
“Dan itu semua untuk Pringgabaya semua. Nanti itu akan diberikan kepada 4 desa di Pringgabaya. Kalau misalnya dapat Rp 200 juta sama-sama 50 rumah” sambungnya.
Pentingnya Jaminan Kesehatan
Tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur Haji Suroto mengatakan, sebetulnya, Dinas Sosial ini memiliki fungsi sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Di sana kata Suroto, banyak hal yang perlu ditangani oleh pemerintah. Mulai dari pakir miskin, orang terlantar, lansia terlantar, disabilitas, orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) dan kesehatan masyarakat.
“Sehingga kalau Bapak Ibu sekalian datang ke kantor bupati. Salah satu kantor yang paling rame sampai sore ya Dinas Sosial. Karena nangani paling banyak,” katanya.
Kendati demikian, Suroto menjelaskan bahwa seluruh masyarakat pasti bakal difasilitasi namun tentu dengan melihat kondisi keuangan daerah.
“Kalau tidak bisa kita tangani di daerah, kita ajukan ke Provinsi dan ke pusat. Dan terbukti yang kami ajukan ke pusat selalu direspon berkat komunikasi dengan DPR RI Pak Rachmat Hidayat, Alhamdulillah,” ujarnya.
Menurut dia, yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakatLombok Timur saat ini adalah persoalan Kartu Indonesia Sehat (KIS), sehingga program tersebut saat menjadi prioritas oleh pemerintah kabupaten.
“Dan hari ini itu sebagai prioritas Pj Bupati tahun ini bercita-cita 90 persen. Maunya 100 tetapi yang mampu ya diharapkan bayar sendiri, dan yang tidak mampu akan menjadi tanggungan pemerintah,” ungkapnya.
Suroto menyebut, sejauh ini Pemerintah Pusat telah memberikan sebanyak 736 ribu layanan. Kemudian pada bulan depan pihaknya bakal mendapatkan jatah lagi sebanyak 1 persen sehingga sisa yang belum tercover BPJS tinggal 2 persen.
“2 persen itu jumlahnya 26 ribu, dan di daerah siap untuk mengeluarkan anggaran. Tetapi akan lebih baik kami akan meminta bantuan kepada Ayahandanya (Rachmat Hidayat) yang 26 ribu itu mudah-mudahan ada pengurangan dari pemerintah pusat sehingga kabupaten sisanya sesuai dengan kemampuan,” imbuhnya.
Dengan begitu, seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur akan terlayani semua dengan jaminan kesehatan dari pemerintah.
“Minimal masyarakat punya BPJS, agar tidak perlu nunggu sakit yang penting sudah punya duluan. Agar tidak sekarang sakit baru buat,” katanya.
Ibu-ibu PKK Sulap Tomat jadi Permen
Kepala Desa Pringgabaya Utara Zulkarnaen menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rachmat Hidayat yang telah konsen membantu masyarakatnya.
“Kami dari masyarakat Desa Pringgabaya Utara kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda,” katanya.
Menurut Zulkarnaen, sudah banyak hal yang telah diberikan oleh Rachmat Hidayat kepada Desa Pringgabaya Utara. Bahkan dalam hal remeh temeh pun beliau ikut.
Dia memberikan contoh pada saat pembebasan lahan Bumdes Pringgabaya Utara, Rachmat Hidayat kata dia ikut melobi Bupati Lombok Timur sehingga mau tandatangan.
“Bahkan itu nilainya tidak sedikit, tapi Alhamdulillah berkat beliau Bupati tandatangan. Dan InsyaAllah ke depan ini ada lapangan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Zulkarnaen menjelaskan, Gedung Serba Guna ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Pringgabaya Utara. Gedung tersebut nantinya bakal dikelola langsung oleh Bumdes agar dapat membawa keuangan bagi desa.
“Nanti di sini akan ada tempat Ibu-ibu yang akan membuat tomat menjadi permen, dan produk itu akan kita buatkan sertifikat halal,” imbuhnya.
Dengan begitu, masyarakat Pringgabaya Utara akan merasakan kesejahteraandengan tidak lagi mengandalkan uang kebutuhan dapur dari suaminya.
“Jadi besok itu sudah tidak perlu lagi Ibu-ibu minta ke suami. Jadi kami sangat bersyukur sekali ada bantuan Gedung Seba Guna ini,” terangnya.
Di sisi lain, Zulkarnaen berharap bantuan berupa Gedung itu tidak menjadi pemberian terakhir dari Rachmat Hidayat. Dia meminta kepada masyarakatnya sama-sama mendoakan Ketua DPD PDIP NTB itu agar senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah Swt.
“Karena hanya beliau wakil rakyat yang benar-benar memikirkan kita. Semoga Pak Rachmat kembali terpilih dan dapat melanjutkan apa yang sudah diberikan sekarang ini,” harapnya.
Ucapan Terimakasih dari Tokoh Perempuan
Kemudian seperti biasa, tokoh yang dijuluki Robin Hood ini selalu memberikan kesempatan kepada para tokoh perempuan di setiap desa yang dikunjungi.
Saat itu, salah satu pelaku UMKM Pringgabaya, Iin Noviani terima kasih kepada Rachmat Hidayat yang telah konsen membantu masyarakat di Lombok Timur.
Menurut Iin, sebelumnya para UMKM di Pringgabaya Utara hanya mendapatkan bantuan dari perusahaan saja, namun itu dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
“Kayaknya itu tidak maksimal juga bantuannya, kami minta bantuan yang mungkin lebih bisa menjamin untuk kesejahteraan ibu-ibu ini,” katanya.
Oleh karena itu, Iin sangat berharap silaturahmi antara masyarakat Pringgabaya dengan Rachmat Hidayat tak ada putusnya. Ia mengakui bahwa baru kali ini ada anggota DPR RI yang konsen kepada masyarakat desa.
Sementara itu selepas acara peresmian dan serah terima gedung serba guna , Rachmat Hidayat nampak memberikan sumbangan tunai yang nominal jutaan rupiah kepada beberapa elemen warga desa pringgabaya Utara seperti bantuan untuk kegiatan BPD desa Pringgabaya Utara, bantuan untuk pemuda/ wirausaha desa dan bantuan untuk kaum perempuan UMKM .
“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat mendukung berbagai kegiatan bapak ibu sekalian untuk memacu semangat gotong royong di desa Pringgabaya Utara ini,” imbuh Rachmat. ***
Rachmat Hidayat Salurkan Bantuan PENA untuk Pedagang Kecil
Rachmat Hidayat salurkan bantuan modal usaha untuk pedagang kecil program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), satu orang kebagian Rp5 Juta
LOTIM.LombokJournal.com ~ Bantuan Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) disalurkan untuk puluhan pedagang kecil di Lombok Timur (Lotim), di halaman Kantor Pos unit Desa Sakra di Lotim, Sabtu (07/19.23).
Dana bantuan untuk pedagang kecil itu bersumber dari aspirasidan wasilah Rachmat Hidayat, Anggota DPR RI komisi VIII yang bermitra dengan Kementerian Sosial.
Bantuan tunai itu untuk modal usaha pedagang kecil dan bakulan untuk memperkuat pondasi usahamereka agar dapat berkembang maju.
Pemerintahan Jokowi melalui Kemensos RI menyalurkan bantuan tunai pedagang kecil dalam program PENA sebesar Rp5 juta untuk masing-masing pedagang kecil.
Penyerahan bantuan itu didahului dengan proses rekrutmen pedagang kecil calon penerima bantuan, dan dilakukan assesment oleh petugas PKH sekaligus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap penggunaan dana PENA agar tepat sasaran.
Kemiskinan di Lotim.
Saat penyerahan bantuan PENA untuk pedagang kecil itu dihadiri Sekda Lotim, Baiq Miftahul Wasli, Eksekutif Manager Kantor Pos Selong, Goderdzeo de Araujo, Camat Sakra Hj Wira Negarawati, dari Kemensos RI, Ihsan Nurdin Hartanto.
Sekda Lombok Timur, Hj Miftahul Wasli menyampaikan, kondisi Lotim yang merupakan kabupaten terluas di NTB dengan jumlah penduduk terpadat di NTB menjadikan isu kemiskinan menjadi pembahasan dan menjadi masalah dari periode ke periode.
“Karena wilayah kita di Lombok Timur ini wilayah terluas di NTB dengan penduduk terbanyak sekitar 1,3 juta, sehingga persoalan kemiskinan dari periode pimpinan ke periode pimpinan lain isu kemiskinan menjadi sesuatu yang muncul di permukaan,” katanya.
Dia menjelaskan, tahun terakhir ini angka kemiskinan di Lotim mulai menurun. Pada 2018 sekitar 17 persen namun pada 2023 menurun menjadi 15,24 persen.
“Namun demikian penurunan itu rasanya melambat, karena dengan 15,24 persen kita di lingkup NTB berada pada angka di atas rata-rata provinsi, sehingga butuh kerja keras semua pihak bagaimana ke depannya mampu menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya.
Baiq Miftahul Wasli merasa bersyukur terhadap Rachmat Hidayat maupun Kemensos yang telah menyalurkan bantuan ke Lombok Timur untuk mengentaskan kemiskinan melalui program PENA tersebut.
“Sangat bersyukur kesempatan hari ini ada dari pusat, baik dari DPR RI maupun kementerian darang membawa program yang dihajatkan untuk membantu masyarakatdi Lotim bagaimana bisa terentaskan dari kemiskinan,” ujarnya.
Baiq Miftahul Wasli menjelaskan dari 1,3 juta penduduk Lotim, ada sebanyak 971.337 jiwa atau 377,522 kepala keluarga (KK) terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Lotim dan masih sekitar 123 ribu jiwa data administrasi dan kependudukan (Adminduk) yang perlu diperbaiki.
“Sengaja saya sampaikan ini supaya dari pusat juga maklum dengan kondisi kita sehingga ada perhatian lebih nanti untuk menurunkan program di Lombok Timur,” katanya.
Dia berharap warga penerima bantuan PENA dimanfaatkan lebih baik agar tujuannya untuk menekan angka kemiskinan dapat berhasil.
“Tentunya pengawalan juga menjadi penting agar bantuan dapat tepat sasaran sehingga mampu mengentaskan masalah kemiskinan,” ujarnya.
Dia berharap bantuan tersebut tidak hanya di Kecamatan Sakra namun dapat menyasar kecamatan lainnya di Lombok Timur. Dia yakin jika kemiskinan di Lombok Timur teratasi, maka masalah kemiskinan skala provinsi akan ikut menurun.
“Kami meyakini jika masalah kemiskinandi Lombok Timur teratasi, maka masalah kemiskinan di Provinsi NTB sebagian besar akan teratasi,” katanya.
Banyak Bantuan Pusat
Terpisah Kemensos RI yang diwakili Kepala Dinas Sosial Lombok Timur, H. Suroto mengatakan, program PENA merupakan salah satu program bantuan dari banyaknya program bantuan yang diturunkan Pemerintah pusat.
Suroto mengatakan banyak sekali program pusat yang turun ke Lombok Timur baik untuk warga miskin maupun disabilitas.
“Ada yang dapat beras lewat Bulog, ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP). Alhamdulillah berkat bantuan ayahanda (Rachmat Hidayat) kita tahun ini dapat kuota tambahan kemarin,” ujarnya.
Dia berharap program tersebut dapat dimanfaatkan oleh penerima sebaik mungkin dan tidak digunakan untuk hal-hal lain yang tidak produktif.
“Mudah-mudahan program PENA betul-betul dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga warga kita yang belum masuk dapat masuk ke Bansos lain,” katanya.
Iia yakin keberadaan Rachmat Hidayat di DPR RI dapat membantu masyarakat Lombok untuk lepas dari jeratan kemiskinan.
“Saya yakin keberadaan ayahanda (Rachmat Hidayat) di pusat Insya Allah dapat membantu kita terutama yang betul-betul layak mendapatkan,” ujarnya.
Sementara Anggota DPR RI yang juga Ketua DPD PDIP NTB, Rachmat Hidayat mengatakan. sudah menjadi tugasnya sebagai wakil rakyat untuk mengusulkan bantuan dari pemerintah agar diturunkan ke masyarakat yang membutuhkan.
“Tugas saya hanya mengusulkan dan mengawasi. Jadi saya sudah usulan, tidak apa-apa saya jadi pengemis demi rakyat. Ada proposal juga sudah masuk di Kemensos insya Allah juga segera terealisasi,” kata Rachmat yang didampingi oleh Ahmad Amrullah, Wakil Ketua II DPC PDI Perjuangan Lombok Timur.
Tokoh kharismatik di NTB ini mengatakan kepedulian dia kepada masyarakat di Lombok Timur, selain karena dia adalah wakil rakyat Dapil Lombok, juga karena Rachmat lahir dan besar di Lombok Timur, dan bahkan bersekolah di Sakra.
“Saya lahir di Lombok Timur, besar di Lombok Timur, sekolah juga di Sakra sini SMP dulu. Saya tahu semua ini,” kata dia.
Dia mengingatkan warga penerima bantuan untuk benar-benar memanfaatkan bantuan tersebut untuk menjadi modal berbisnis. Bahkan dia mengaku akian ikut mengawasi.
“Mudah-mudahan cita-cita kita insya Allah tercapai. Nanti bantuan lain akan saya ngomong sama menterinya. Kebetulan menterinya adalah teman saya,” kata Rachmat.
Senyum pedagang kecil
Usai acara sambutan, serah terima bantuan PENA digelar. Puluhan pedagang kecil, pedagang sembako dan pedagang bakulan mendapat sama-sama Rp5 juta. Penerima bantuan diwajibkan membawa identitas dan persyaratan administrasi lainnya.
Para petugas dengan cermat dan teliti memverifikasi calon penerima bantuan PENA yang telah mendapat bantuan tersebut.
Penerima bantuan PENA asal Desa Kabar, Sukmawati yang bekerja sebagai penjahit itu mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi, Menteri Sosial dan Rachmat Hidayat yang telah memberi dan menyalurkan program bantuan PENA.
“Saya sujud syukur atas cairnya bantuan PENA untuk menambah modal usaha guna beli mesin jahit baru . Meskipun demikian saya akan tetap berkonsultasi dan didampingi petugas PKH,” katanya.
Penerima bantuan lainnya, Sarman asal Peresak mengaku sangat bahagia mendapatkan bantuan PENA tersebut. Dia akan menggunakan modal tersebut pada usaha kerajinan tebolak (tudung saji).
“ Saya sangat bersyukur atas bantuan ini. Insya Allah dana bantuan ini akan saya gunakan untuk memperbesar volume kerajinan tebolak sehingga keuntungan bisa bertambah. Terimakasih banyak Pak Rachmat yang telah membantu menyalurkan bantuan ini,” katanya.
Pemandangan cukup menyentuh juga terjadi saat penyerahan bantuan. Seorang wanita tua renta menangis dengan mata berkaca-kaca saat Rachmat Hidayat memberikan dia bantuan tersebut.
Tampak dari raut wajahnya dia sangat bersyukur di sisa usianya saat ini masih dapat menerima bantuan untuk modal usaha melanjutkan hidupnya. (*)
Kubah Masjid Darussalam Batukliang Dikagumi Turis
Rachmat Hidayat resmikan pembangunan Kubah Masjid Darussalam, Desa Dasan Makmur, ornamennya dikagumi wisatawan
MATARAM.LombokJournal.com ~Peresmian kubah masjid Masjid Darussalam Dusun Dasan Makmur, desa Aikdarek, Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, Jumat (15/09/23), dihadiri langsung legislator NTB dan Lombok Tengah.
Direktur Eksekutif NU Care LazisNU, Drs. Qohari Cholil, Kepala Desa Dasan Makmur serta masyarakat penerima manfaat, ikut hadir dalam peremian itu.
Pembangunan kubah Masjid Darussalam itu berdasarkan wasilah atau aspirasi Rachmat Hidayat melalui anggaran Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI. Pengerjaan pembangunan kubah masjid itu dikerjakan NU Care/LazisNU.
Sungguh tidak terduga masjid yang dulunya kecil dan hanya beralas lantai tanpa keramik, kini menjadi masjid yang megah. Hal itu diungkapkan penerima manfaat, H. Zununul Masri mengatakan tidak
“Kami masyarakat di sini tidak pernah menduga, tidak pernah memikir tiba-tiba masjid yang dulunya kecil, yang dulunya berhampar lantai kini menjadi masjid yang sangat megah untuk standar yang ada di daerah ini,” katanya.
Zununul menceritakan, banyak wisatawan mancanegarayang berhenti di depan masjid hanya untuk mengambil foto bangunan masjid. Mereka sangat tertarik dengan arsitektur kubah masjid dengan ornamen-ornamen yang indah.
“Sampai wisatawan mancanegara berhenti di sisi jalan untuk mengambil gambar masjid. Mereka tertarik dengan arsiteknya, kubahnya sangat megah. Ornamennya indah,” ujarnya.
Dia mengapresiasi kepedulian Rachmat Hidayatyang merawat dan membesarkan masjid. Dia mendoakan pahala yang terus mengalir bagi setiap orang yang membangun rumah Allah SWT.
“Pahala dan doa orang yang sembahyang di sini mengalir ke bapak/ibu. Bapak Rachmat Hidayat, mudah-mudahan dengan kehadiran bapak Allah terus memberikan kesehatan, kemuliaan dan kebahagian sehingga pertemuan ini mengalir terus sampai kita bertemu di surganya Allah SWT,” katanya.
“Allah mengutus seseorang rahmatan yaitu Bapak Rachmat yang menjadi penghubung, yang bermanfaat bagi masyarakat. Kita menyaksikan momen yang sangat membahagiakan hari ini,” ujarnya.
Direktur Eksekutif NUCare Drs Qohari Cholil mengatakan, NUCare hanya sebagai pelaksana untuk membangun kubah masjid tersebut. Bantuan anggaran berasal dari BPKH melalui wasilah atau aspirasi DPR, yaitu Rachmat Hidayat.
“Kita hanya pelaksana saja, jaminan duit BPKH dan wasilahnya DPR. Mudah-mudahan bantuan ini membawa kemaslahatan dan barokah untuk kita semua,” ujarnya.
Sementara Kepala Divisi Registrasi dan Analisis Kemaslahatan BPKH RI, Agung Sri Hendarsa melalui zoom meeting mengatakan sangat berterimakasih kepada LazisNU yang telah menjadi perpanjangan tangan BPKH. Juga kepada Rachmat Hidayat yang menjadi wasilah pembangunan kubah tersebut.
“Kami berterima kasih LazisNU yang telah menjadi perpanjangan tangan membantu masyarakat. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Rachmat Hidayat yang telah memberikan informasi mengenai titik yang akan dibantu, sehingga kita bisa lihat bersama serah terima pembangunan kubah Masjid Darussalam,” katanya.
Terakhir, Anggota DPR RI Komisi VIII, H. Rachmat Hidayat yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan NTB dalam sambutannya mengatakan, sumber dana pembangunan sebenarnya bukan berasal dari dana haji secara implisit. Tapi merupakan dana abadi umat yang disimpan di bank dan menjadi bunga.
Dari bunga bank tersebut dipakai untuk membangun kebutuhan umat seperti madrasah, al-quran, masjid dan lainnya.
“Perlu saya jelaskan uang haji kita dipakai oleh Pak Jokowi membuat jalan, membuat jalan tol, membuat gedung mewah. Sebenarnya itu bukan uang haji, dana umat abadi disimpan di bank, bunga bank itulah yang dipakai untuk membangun,” ujar politisi lintas zaman ini.
Rachmat juga berjanji akan membangun paving blok masjid yang memiliki luas sekitar 13 are. Dia juga memerintahkan Anggota DPRD NTB Ruslan Turmuzi untuk membangun pagar masjid, dan Anggota DPRD Lombok Tengah Suhaimi untuk membangun kamar mandi sekaligus tempat wudhu.
Tidak sampai di sana, Rachmat akan mengikhtiarkan untuk membangun ruang kelas di pondok sekitar masjid.
“Kalau ruang kelas pondok nanti saya mintakan ke BPKH juga,” imbuhnya.
Di akhir acara, Rachmat Hidayat dan Rombongan dari BPKH dan NU Care-Lazis NU meninjau langsung Kubah Masjid Darussalam dengan menaiki tangga darurat setinggi 8 meter lebih.
Selain itu Rachmat juga membagikan dua dus besar yang berisi Al Qur’an untuk untuk masjid Darussalam dan warga dusun Dasan Makmur. (*)
Rachmat Hidayat Disebut Sebagai Bapak Pluralisme NTB
TGH Najamudin anggap Rachmat Hidayat politisi senior yang konsisten
Rachmat Hidayat dinilai politisi TGH Najamuddin Mustafa merupakan sosok politisi senior yang mampu menjadi pengayom lintas kalangan
MATARAM.LombokJournal.com ~ Ketua DPDP PDI Perjuangan, H. Rachmat Hidayat disebut sosok politisi senior yang nyaris tak ada politisi lain yang mengimbangi pemikiran, sumbangsih, dan kinerjanya untuk masyarakat NTB.
Kekaguman pada anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan asal dapil NTB II Pulau Lombok, Rachmat Hidayat itu disampaikan politisi TGH Najamuddin Mustafa
Bagaimana tidak, Najamuddin mengaku Rachmat Hidayat sangat nasionalis dan sangat menjunjung pluralisme
Dalam perjalanan karier politiknya meripakan generasi di bawah Rachmat Hidayat, Najamuddin mengaku, semula tak tertarik gaya politik H Rachmat Hidayat.
Ia mengaku jarang sealiran pemikiran di kancah politik dengan Rachmat Hidayat. Namun, perbedaan itu justru membuatnya penasaran. Akhirnya, Najamuddin mengamati gerak-gerik dan tingkah-polah politik yang dijalankan Rachmat Hidayat.
“Saya mengamaitnya sejak usia belasan tahun, skeitar 1982. Saya mengenal beliau, sering datang ke tempat saya, bertemu kakak saya. Saya tidak pernah membayangkan jadinya akan seperti ini. Yang saya bayangkan Rachmat Hidayat ini orang “jenggo” lah. “Begal” lah gayanya.
Apa yang mau saya dapatkan dari orang semacam ini. Maka saya ndak mau ikuti,” kata Najamuddin di hadapan Rachmat Hidayat saat santap siang di Prime Park Hotel Mataram, Selasa (22/08/23).
Sejak ia amati mulai tahun 1987-1988, hidup H Rachmat Hidayat, kata Najam memang seperti itu. Ia adalah sosok politisi yang lahir dari kelas bawah “akar rumput”.Rachmat Hidayat termasuk target operasi rezim Orde Baru bersama teman seperjuangannya yang lain, misalnya Raden Suweno dan Sutomo.
Yang paling berkesan dari figure H Rachmat Hidayat menurut Najam adalah perihal konsistensi dan loyalitas.
“Yang saya lihat di beliau ini soal konsistensi dan loyalitas. Dia berani melawan rezim orde baru, dan cara melawannya kekeh dan tak surut. Hidupnya beliau seperti pengembara. Di kampung saya ndak asing lagi, wara-wiri di Sakre. Dia konsisten membela Megawati di saat orang-orang lain lari karena gertakan Orde Baru,” ujarnya.
Dengan pengalaman dan upaya persekusi oleh rezim kala itu, Najam tak membayangkan bahwa sejarah politik H Rachmat Hidayat akan secemerlang ini.
Semestinya, dengan keberanian berteriak lantang membela Megawati di saat masa krisis, H Rachmat Hidayat tentu sangat dekat dengan bahaya.
“Rachmat lahir dari golongan yang sangat bawah, tapi sekarang? nyaris tidak ada yang tidak mengenalnya di masyarakat bawah, apalagi politisi-pejabat kelas tinggi. Maka bagi saya politisi baru ini di bawah masa beliau, saya berkesimpulan bahwa beliau memang besar karena tidak pernah pilih-pilih, bergaul dengan semua orang dan kalangan, tidak melihat latar belakang,” jelasnya.
Bapak Pluralisme NTB
TGH Najamuddin yang juga merupakan Putra Kandung salah seorang ulama yang menyebarluaskan ajaran Nahdlatul Ulama (NU) di NTB yakni TGH Mustafa Gazali kelahiran Dusun Batu Sambak Desa Montong Tangi Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur. Ia takjub dengan pemikiran H Rachmat Hidayat.
Salah satu yang paling mencolok menurut Najam adalah H Rachmat Hidayat mampu menjadi pengayom lintas kalangan.
Kebaikannya tak pandang bulu dan latar belakang mana pun. Karakteristik itu, menurut Najam sangat relevan dengan pemikiran Presiden ke IV RI yang juga ulama kharismatik Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Gus Dur dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia. Ia dikenal mampu menjadi ‘orang tua’ di balik keberagaman dan kemajemukan Indonesia.
“Saya pernah beberapa tahun ikut Gus Dur. Di Ciganjur saya kenal dengan Yenni Wahid putri beliau. Saya melihat ada persamaan cara berpikir H Rachmat Hidayat dengan Gus Dur. Saya bilang begini dari hati saya. Beliau ini sangat nasionalis, pluralismenya tinggi. Dia perlihatkan itu dalam setiap tindakannya, pikirannya mencerminkan kebangsaan,” jelasnya.
Najamuddin mencontohkan, H Rachmat Hidayat getol sekali membangun saranA ibadah bagi umat agama lain semisal Hindu dan Nasrani. Tak hanya tempat ibadah, H Rachmat Hidayat pula membangun sarana pendidikan bagi kelompok masyarakat agama lain di luar dirinya, yakni islam.
Sikap yang ditunjukkan politisi kharismatik Bumi Gora itu dinilai sangat berpegang teguh pada semangat kemanusiaan. Ia mengeliminasi perbedaan pandangan keberagamaan. Ia rajut itu dalam semangat kebhinekaan yang memiliki kesamaan hak sebagai anak bangsa.
“Ketika tokoh kita membangun masjid, pesantren, itu biasa. Tetapi ketika ada orang muslim membangun tempat peribadatan bagi orang Hindu, Nasrani, kita ndak salah mengatakan bahwa beliau sangat pluralis,” ujarnya.
Dengan sikap konsisten itu, anggota DPRD NTB itu mengaku tak salah jika dirinya memberikan label “Bapak Pluralisme NTB” kepada H Rachmat Hidayat.
“Maka saya berkesikpulan orang ini saya nobatkan sebagai Bapak Plurasilme NTB. Dari hasil kinerjanya, sangat paham keberagaman. Kalau Gusdur Bapak Plurasilme Indonesia, Rachmat Hidayat yang Bapak Pluralisme di NTB,” bebernya.
“Saya ini tokoh NU, saya melihat bahwa seorang H Rachmat Hidayat sangat layak menjadi panutan kita. Baik dari sisi prilaku dan ketokohan (senioritasnya). Cocok jadi Bapak bangsa kita di NTB,” sambungnya.
Tak hanya melihat dari pandangan mata saja, Najam mengaku kiprah H Rachmat Hidayat juga diakui oleh kelompok umat agama lain. Najam mengaku sering bertanya kepada kawannya soal apa yang telah diperbuat H Rachmat Hidayat.
Menurut Najam, perhatian dan sumbangsih H Rachmat Hidayat telah diakui dan diacungi jempol. Tak hanya oleh kelompok masyarakat muslim, melainkan juga non-muslim.
“Saya juga bertanya kepada teman-teman Budha, dikatakan Rachmat orang baik, pengayom kita, bukan hanya islam. Di teman-teman China dan Nasran, apa respon mereka? Beliau itu orang bagus. Sangat perhatian ke kita. Kalau orang kami mengatakan bagus, kenapa kita tidak,” ulasnya.
“Ketika ada orang yang membangun tempat pendidikan agama lain, itu sangat luar biasa bagi saya. Bukan saya menyanggung, ngapain. Tapi ini bentuk perhatian dan kecintaaan saya berdasarkan pandangan dan kacamata empirik dari apa yang beliau lakukan. Ini diakui nurani dan barin saya,” imbuh anggota Komisi I DPRD NTB itu.
Di NTB, kata Najam tidak ada politisi dan tokoh publik sekelas H Rachmat Hidayat. Secara pribadi, Najam mengaku tak akan mampu mengimbangi apalagi menyamai apa yang telah didarma-baktikan H Rachmat Hidayat kepada masyarakat NTB, khususnya Pulau Seribu Masjid.
“Tokoh NTB tidak ada yang seperti beliau. Saya sendiri ndak mampu mengimbangi pekerjaan beliau. Karena saya masih punya rasa takut, beliau punya tingkat keagamaan tang tinggi (makrifat) tidak peduli pandangan manusia. Ini makomnya lain. Ini bedanya beliau dengan tokoh-tokoh kita yang lain. Ini jadi pelajaran, tauladan kita semua,” jelasnya.
Terakhir, Najam mengakui bahwa kemampuan dan ketajaman pemikiran yang dimiliki H Rachmat Hidayat tak diraih atau by given dari orang lain. Melainkan itu buah dari sejarah kehidupan panjang yang dijalaninya secara otodidak.
“Ini tidak mudah saya sampaikan. Dia ini menurut saya tidak dapat ilmu dari orang, dia dapat ilmu dari dirinya, perjalanan hidupnya dia dapat ilmu dari alam. Maka saya bangga, serius saya bangga,” jelasnya.
Dalam konteks NTB, Najam mengakui akan sangat sulit menemukan lagi tokoh seperti H Rachmat Hidayat. Butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun lagi untuk melahirkan sosok yang dapat mengimbangi apa yang telah diperbuat H Rachmat Hidayat. (*)
Peristiwa Persekusi Kader PDI Perjuangan di Sekotong
Terjadinya persekusi kader PDI Perjuangan di Sekotong, Rachmat Hidayat jadi ingat peristiwa tragis yang juga menimpa kadernya 37 silam di Lombok Timur
MATARAM.LombokJournal.com ~ Peristiwa persekusi yang menimpa kader PDI Perjuangan di Sekotong, Lombok Barat baru-baru ini, membuat Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat mengenang kembali peristiwa tragis di Lombok Timur 37 tahun silam.
Saat itu terjadi peristiwa mengenaskan yang juga menimpa kaderPartai Demokrasi Indonesia (PDI) di Lombok Timur bernama Amaq Nurita pada tahun 1986. Terjadi peristiwa mengenaskan, Amaq Nurita ditembak di batang lehernya, hingga gigi dan lidahnya rontok.
Tubuhnya lalu dibuang di parit, namun Tuhan berkehendak lain, namun peristiwa tragis itu tak membuat Amaq Nurita kehilangan nyawanya. .
Rachmat Hidayat berharap, semua pihak menjadikan peristiwa tiga dekade silam itu sebagai pembelajaran, termasuk bagi aparat penegak hukum.
Amaq Nurita Ditahan Polisi
RACHMAT tak akan pernah lupa. Waktu itu, bulan Ramadan baru separo jalan. Dua hari menjelang peringatan Nuzulul Quran.
Usai santap sahur, Rachmat yang kala itu menjabat Ketua DPD PDI Lombok Timur kedatangan tamu. Enam orang jumlahnya. Mereka adalah tokoh masyarakat dan para tetua dari Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.
Jika bukan karena ada hal yang sangat mendesak, tak mungkin mereka bertamu pada dinihari begitu.
Rachmat tergopoh menyongsong para tetamu itu. Dengan takzim, dipersilakannya masuk. Dan benar. Tanpa banyak basa-basi, enam tokoh itu segera menyampaikan laporan.
”Kawule pelungguh ditangkap polisi dan dibawa ke Polsek Keruak,” kata Amaq Rasine, memulai laporan.
Rachmat menyebut, usia Amaq Rasine kala itu sudah 70 tahun, dan merupakan salah seorang tokoh yang sangat dihormati di Desa Beleka.
Hanya butuh sekejap, cerita dari enam tokoh dan tetua Desa Beleka itu pun tumpah.
Hari Minggu (13/08/23), Rachmat menuturkan cerita 37 tahun silam itu dengan detail. Yang dilaporkan ditangkap itu adalah warga Desa Beleka bernama Amaq Nurita. Pekerjaannya penggembala kerbau. Ia adalah kader PDI tulen.
Pada masa itu, kader-kader militanPDI, sebelum kini menjadi PDI Perjuangan, memang banyak bermukim di daerah-daerah seperti di Beleka, Janapria, Saba, Jagawana, yang secara administratif merupakan desa-desa di wilayah Lombok Tengah. Tapi, kata Rachmat, mereka memiliki KTA sebagai Anggota PDI Lombok Timur.
Ihwal penangkapan Amaq Nurita pun dituturkan Anggota Komisi VIII DPR RI ini dengan lengkap.
Semua bermula dari kegiatan Amaq Nurita menggembala puluhan kerbau di kawasan Gawah Sekaroh, wilayah yang kini merupakan ujung bagian selatan dari Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Kawasan hutan ini berada dekat pantai. Sekarang, beberapa di antara pantai itu sudah menjadi destinasi wisata dengan nama yang sangat kesohor.
Dulu, sebelum ada jalan aspal mulus seperti saat ini, gawah Sekaroh adalah tempat yang sangat terpencil. Karena itu, Amaq Nurita bisa menginap berhari-hari di sana untuk menggembala kerbau.
Biasanya pula, setelah waktu tertentu, dia akan berpindah menggiring kerbaunya ke lokasi lain yang memiliki rumput lebih hijau, dan akan menginap lagi di sana hingga beberapa hari.
Suatu malam, Amaq Nurita terjaga dari lelap. Kira-kira pukul tiga dini hari. Sebuah perahu besar merapat ke bibir pantai. Perahu itu sarat muatan ternak. Sapi-sapi dalam bobot besar. Entah dari mana. Entah pula terkait ternak apa.
Beberapa orang juga dilihatnya turun dari perahu menjejak pantai. Meski memerhatikan, Amaq Nurita memilih tidak berinteraksi dengan mereka. Dirinya hanya fokus dan awas pada kerbau-kerbaunya.
Dua hari setelah itu, Amaq Nurita ternyata ditangkap aparat kepolisian. Tak ada yang tahu bagaimana persisnya.
Keluarganya di Beleka, tiba-tiba saja mendapati kabar kalau Amaq Nurita ditangkap dan dibawa ke Polsek Keruak.
Hal yang kemudian membuat keluarga berembuk bersama para tokoh dan tetua di desa itu, dan mereka bersepakat melaporkan hal tersebut secara langsung kepada Rachmat Hidayat.
”Saya sampaikan kepada beliau-beliau waktu itu, kalau saya akan menindaklanjuti laporan itu begitu hari sudah terang,” kata Rachmat.
Para tetamu itu pun lega. Mereka lalu pamit. Saat matahari belum sepenggalan, Rachmat kemudian sudah memacu motor trail miliknya menuju Polsek Keruak.
Di sana, Rachmat yang kala itu sudah menjabat sebagai Anggota DPRD Lombok Timur bertemu dengan Sersan Subari yang dikenalnya sangat baik. Dari Sersan Subari, Rachmat mendapat kabar, Amaq Nurita sudah tidak di Polsek Keruak, tapi dibawa ke Polsek Sakra.
Rachmat balik badan. Kendaraan trailnya kembali dipacu menuju ke Polsek Sakra. Namun, di sana, dia juga tidak mendapatkan informasi yang detail.
Petugas kepolsian di polsek itu hanya menyampaikan, Amaq Nurita telah dibawa ke Polres Lombok Timur di Selong.
Atas informasi itu, Rachmat mulai sedikit lega. Selepas agenda kedinasan, dia bakal mengurus kembali hal tersebut.
Namun, malam harinya, tokoh dan tetua dari Beleka kembali datang ke rumahnya. Kali ini, mereka mengenakan pakaian adat lengkap. Mereka datang menyampaikan informasi yang membuat Rachmat terperanjat.
”Amaq Nurita ditembak,” kata tetamu itu.
”Siapa yang menembak?” tanya Rachmat.
Tetamu kompak menggeleng. Tak seorang pun dari mereka tahu para penembak. Yang jelas, tubuh Amaq Nurita ditemukan di parit. Lima belas kilometer dari Desa Beleka. Kondisinya bersimbah darah. Amaq Nurita ditembak di batang lehernya. Gigi dan lidahnya rontok.
”Tapi dia masih hidup,” kata tamu melanjutkan.
Dalam kondisi masih terperanjat, Rachmat berkemas. Dia memerintahkan langsung agar Amaq Nurite malam itu langsung dibawa ke Rumah Sakit di Kota Mataram. Kendaraan disiapkan. Rachmat menyebut, dirinya juga akan langsung berangkat ke Mataram dan menunggu di rumah sakit di ibu kota provinsi NTB itu.
Seiring waktu, sedikit-demi sedikit informasi kian semakin jelas. Diketahui, bahwa Amaq Nurita ditembak oknumpersonel kepolisian. Informasi itu dipastikan sendiri oleh Rachmat. Qadarullah, Rachmat yang tiba lebih dulu di Rumah Sakit Provinsi NTB di Mataram malam itu, bertemu dengan Anggota POM ABRI yang merupakan sahabatnya bernama Rawitah. Saat itu, Rawitah sedang menunggu keluarganya yang sedang rawat inap di rumah sakit. Mendapati Rachmat di sana, Rawitah menghampiri.
“Ada apa Dik…?” kata Rawitah yang langsung menyapa Rachmat.
Cerita tentang apa yang menimpa Amaq Nurita pun meluncur deras. Tak ada yang ditutup-tutupi. Tak ada pula yang dilebih-lebihkan. Persis seperti yang diketahui langsung Rachmat.
Mendapati cerita tersebut, Rawitah kemudian meminjam telepon rumah sakit. Dia menghubungi instansinya.
Tak berselang lama, satu truk personel POM ABRI datang ke rumah sakit. Sesuai perintah Rawitah, ruang perawatan yang akan ditempati Amaq Nurita harus disterilkan dan dijaga oleh personel POM ABRI secara ketat.
Tak lama kemudian, kendaraan yang membawa Amaq Nurita tiba dan langsung menjalani perawatan intensif di bagian gawat darurat. Dan selama proses perawatan tersebut, personel POM ABRI berjaga. Berkat kesigapan dokter, Amaq Nurite tertolong.
“Beliau juga masih hidup sampai hari ini,” kata Rachmat.
Malam itu, Rachmat turut bermalam di rumah sakit. Esok harinya, dia kemudian bergegas menemui Lalu Fatrhurrahman yang merupakan Ketua Fraksi PDI di DPRD NTB. Rachmat melaporkan apa yang telah terjadi. Menerima laporan tersebut, Fathurrhaman kemudian bergegas ke RSUD Mataram utuk memastikan langsung hal tersebut.
Meminjam telepon rumah sakit, Lalu Fathurrhaman kemudian menghubungi jajaran Muspida Pemprov NTB. Mulai dari Kepala Polisi Wilayah, dimana waktu itu, NTB masih berada di bawah wilayah hukum Polda Bali dan Nusa Tenggara. Komandan Korem juga ditelepon. Termasuk Gubernur NTB kala itu, H Gatot Suherman.
Hari itu juga, sejumlah anggota Polsek dan Polres di Lombok Timur diamankan oleh tim POM ABRI. Kasus ini pun diusut dan sampai persidangan di Mahkamah Militer di Surabaya. Mahkamah Militer menyatakan tiga orang terbukti bersalah. Yang pertama AKBP Djais, yang menjabat Kapolres Lombok Timur kala itu. Dihukum enam tahun penjara dan dipecat dari kepolisian.
Yang kedua, Lalu Lukman Ris, Kapolsek Keruak kala itu. Mendapat hukuman yang sama dengan Kapolres. Satu personel lagi yakni Mahdi, yang disebut dalam persidangan sebagai yang menembak Amaq Nurita. Divonis tiga tahun penjara dan dipecat dengan tidak hormat dari anggota kepolisian.
Dari ketiganya, hanya Lalu Lukman Ris yang saat ini masih hidup. Lalu Lukman sendiri masih memiliki hubungan keluarga dengan Rachmat.
“Lalu Lukman Ris sepupu saya. Ibunya adalah bibi saya,” kata Rachmat.
Ada Kemiripan
Rachmat menegaskan, dirinya mengungkap peristiwa 37 tahun silam tersebut ke publik, lantaran politisi lintas zaman Bumi Gora ini melihat ada kemiripan dengan tindakan persekusi terhadap kader PDI Perjuangan di Sekotong, Lombok Barat, yang dihakimi massa dan rumahnya dirusak, lantaran dituding melakukan tindakan rudapaksa terhadap anak kandungnya.
Hal yang belakangan tidak terbukti, dan kasusnya dihentikan oleh aparat kepolisian.
Rachmat menegaskan, semua orang harus bisa belajar terhadap apa yang terjadi pada kader PDI di Lombok Timur tiga dekade silam tersebut. Termasuk aparat penegak hukum.
”Jangan sampai kejadian 37 tahun lalu ini terulang lagi. Kejadian itu harus jadi pembelajaran agar jangan sampai ada yang begini,” ucapnya.
Sudah menjadi komitmen PDI Perjuangan untuk membela dengan teguh kadernya yang tidak bersalah. Kasus yang menimpa Amaq Nurita menjadi contoh. Bahkan, pembelaan itu dilakukan saat Indonesia masih dibawah pemerintahan Orde Baru yang dicatat sejarah sebagai pemerintahan yang represif dan tidak ramah pada lawan politik pemerintah.
”Apalagi zaman reformasi saat ini. PDI Perjuangan akan berada di garis depan, membela kadernya yang tidak bersalah,” kata Rachmat.
Karena itu, dia ingin kasus persekusi kader PDI Perjuangan di Sekotong diusut tuntas. Dibuka pula dengan terang benderang. Sebab, kata Rachmat, dirinya mendapat informasi yang disertai bukti foto, sebelum tindakan persekusi terhadap kader PDI Perjuangan, sempat ada rapat warga di rumah salah seorang tokoh di Sekotong. Dari bukti foto tersebut, kata Rachmat, terlihat Kapolsek Sekotong ada di sana.
”Begitu pula saat persekusi terjadi. Hingga perusakan rumah kader kami. Ada aparat kepolisian di lokasi. Namun, keberadaan mereka justru tidak signifikan bertindak untuk menghentikan tindakan persekusi tersebut. Ada bukti terkait ini dan bukti-bukti itu juga sudah kami serahkan ke Komisi III DPR RI,” tandas Rachmat.
Politisi kharismatik Bumi Gora ini menegaskan, dirinya dan PDI Perjuangan sangat mencintai kepolisian. Apalagi dirinya, terlahir dan besar dari keluarga polisi.
Hanya saja, Rachmat menegaskan, dirinya tak ingin ada oknum di kepolisian yang lalai atau justru melakukan pembiaran terhadap tindakan yang melawan hukum. Karena itu, dia ingin kasus persekusi di Sekotong diusut tuntas.
”Kalau memang benar ada kelalaian, atau ada yang terlibat, atau ada pembiaran, kita tahu bahwa itu adalah perbuatan oknum. Dan kalau benar ada oknum seperti ini terhadap kasus persekusi ini. Oooooo… nggak ada cerita!” tandas Rachmat.
Dalam hal ini, hukum kata Anggota DPR RI tiga periode ini, harus menjadi panglima. Tidak boleh pula ada kegaduhan baru. Apalagi kegaduhan akibat statement aparat penegak hukum yang prematur seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Sekali lagi, tragedi yang menimpa Amaq Nurita harus menjadi contoh. Bagaimana penegakan hukum dilakukan tanpa ada kegaduhan.
Rachmat pun yakin seyakinnya, meski saat ini belum ada perkembangan signifikan, kasus persekusi kader PDI Perjuangan di Sekotong akan selesai dan ditangani hingga tuntas. Sebagai muslim yang taat, Rachmat menegaskan tentang pentingnya berlaku adil seperti dalam Ayat Suci Alquran, Surat al-Madidah Ayat 8.
”Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa,” kata Rachmat menyitir sebagian terjemahan Surat al-Maidah Ayat 8 tersebut.
Rachmat menegaskan, hukum Tuhan pasti akan berlaku. Cepat atau lambat.
”Saya memiliki keyakinan. Dan keyakinan saya itu seperti makna dalam Surat al-Maidah ayat delapan. Inilah modal kami menjaga harkat dan martabat partai. Menjaga harkat dan martabat hukum, harkat dan martabat negara, juga harkat dan martabat kemanusiaan dan pergaulan berkehidupan,” tandasnya ***
Ganjar Pranowo menyapa masyarakat Pulau Seribu Masjid, PDIP NTB konsolidasi Tim Pemenangan Pilpres 2024
MATARAM.LombokJournal.com ~ Ganjar Pranowo tiba menyapa masyarakat Pulau Lombok, Minggu (18/06/23).
Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari PFI Perjuangan itu terlebih dahulu menghadiri Konsolidasi PDI Perjuangan NTB untuk Pemenangan Pilpres 2024, di Kantor DPD PDIP NTB di Jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram.
Gubernur Jawa Tengah itu tiba tiba pukul 08.30 Wita didampingi Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat, Ketua DPP PDIP Sri Rahayu, dan fungsionaris DPP PDIP I Made Urip.
Kedatangan Ganjar disambut kader, simpatisan, relawan, dan pengurus PDIP NTB seluruh tingkatan.
Pekik “Merdeka”, “Ganjar Pranowo Untuk Indonesia” dan “Ganjar Pranowo Presidenku” menggema menyambut kedatangan Bacapres yang merupakan kader PDI Perjuangan tersebut.
Antusiasme para kader dan hadirin yang menyambut Ganjar membuat kantor PDIP NTB penuh sesak oleh massa.
Ganjar menyapa dan menyalami para kaderyang di antaranya ada pula yang diketahui datang secara khusus dari daerah-daerah di Pulau Sumbawa.
Setelah menyapa, menyalami, dan memenuhi permintaan foto bersama, Ganjar kemudian meuju lantai dua Gedung DPD PDIP NTB tempat konsolidasi berlangsung.
Diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Hymne dan Mars Partai, serta penayangan video Instruksi Ketua Umum DPP PDIP Prof (HC). Hj Megawati Soekarnoputri, konsolidasitersebut dibuka dengan penyampaian sambutan Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat.
Anggota DPR RI tersebut mengemukakan, masyarakat Pulau Lombok, lebih-lebih kader dan simpatisan PDIP mendapat berkah luar biasa dengan kehadiran Bacapres Ganjar Pranowo.
Salah seorang sesepuh PDIP dari Pulau Sunbawa, Sukarno ke hadapan Ganjar dan para pejabat dari PDIP di pulau terbesar di NTB tersebut.
Ada Ketua DPRD Sumbawa dan Sumbawa Barat, serta Bupati Sumbawa Barat.
Mereka kemudian dimintai komitmen memenangkan Ganjar di Pulau Sumbawa yang disanggupi gegap gempita
Rachmat menyampaikan, PDIP memasang target 51 persen untuk kemenangan Ganjar di NTB. Meski Rachmat menyadari, kemenangan 51 persen bukan perkara mudah dicapai.
Apalagi jika merujuk pada perhelatan Pilpres sebelumnya, Jokowi dalam dua kali Pilpres kalah di NTB, meski di pilpres 2019 suaranya meningkat signifikan.
Namun begitu, Rachmat menegaskan, komitmen Jokowi untuk NTB tak pernah pudar. Terbukti dengan pembangunan NTB yang disuport penuh antara lain dengan terbangunnya Mandalika.
“Ganjar Pranowo akan melanjutkan lebih-lebih apa yang telah dilakukan Pak Jokowi untuk NTB. Karena itu, masyarakat NTB akan dicap tidak tahu diri dan tidak tahu terima kasih, jika tidak memenangkan Ganjar 51 persen dalam Pilpres tahun 2024,” ucap Rachmat.
Memenangkan Ganjar adalah cara terbaik bagi masyarakat NTB untuk berterima kasih, sambung pokitisi berambut perak ini.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Sri Rahayu, Ketua DPP PDIP dalam sambutannya menyebutkan, konsolidasi kemarin merupakan konsolidasi pertama di NTB.
Sejak Ganjar ditetapkan sebagai Bacapres oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnooutri.
Sri Rahayu membeberkan instruksi Ibu Mega kepada seluruh tiga pilar PDI Perjuangan yang terkait dengan upaya pemenangan Ganjar dan kemenangan partai di Pileg 2024. Kader dan pengurus partai harus turun ke bawah bersama masyarakat.
Membangun posko gotong royong. Dan atas instruksi ini, wajib hukumnya bagi kader dan pengurus partai untuk tegak lurus terhadap instruksi Ketua Umum.
“Kader itu ototnya partai. Menjadi mata-matanya partai, menjadi otaknya partai,” imbuh Sri Rahayu.
Sebagai otot partai, kader dutuntut punya kekuatan untuk membangun gerakan bersama memenangkan pilpres. Sebagai mata-matanya partai, kader kata Sri Rahayu, harus tahu persis peta di wilayah masing-masing.
Harus tahu tokoh yang harus dirangkul dan harus diajak bersama dan didekati. Dan sebagai otak partai kader harus punya srategi dan cara berjuang untuk pemenangan Pemilu.
“Tugas kita memang tidak ringan. Tapi kalau kita gotong royong apa pun yang berat jadi ringan untuk kita capai cita-cita bersama,” kata Sri Rahayu.
Dikatakan, Ganjar Pranowo sudah ditugaskan meneruskan apa yang sudah dilakukan Jokowi selama dua periode.
“Kita inginkan, apa yang sudah dicapai Pak Jokowi tidak berhenti, tetapi berkelanjutan. Dan yang bisa melanjutkan adalah Pak Ganjar sesuai dengan instruksi Ketua Umum,” sambungnya.
Karena itu, selepas konsolidasi tersebut seluruh kader PDIP tidak lagi ada yang bertanya tentang apa yang harus dilakukan. Apa yang telah diinstruksikan oleh Ketua Umum kini tinggal harus dijalankan.
Hasil Rakernas yang baru digelar PDIP juga sudah merinci secara jelas tentang apa yang harus dilajukan kader.
“Tinggal sekarang kita introspeksi, apa sudah melakukannya atau tidak,” katanya.
Gunung Rinjani dan Petani Tembakau
Selepas Rahayu, Ganjar Pranowo pun didaulat ke atas panggung dan memberi arahan terkait pemenangan partai dan Pilpres di NTB.
Ganjar tak menampik, NTB memang bukanlah basis PDIP.
Namun, Gubernur Jawa Tengah ini haqqulyakin, dengan dukungan masyarakat, dukungan para tokoh, dan dukungan dari para alim ulama, para Tuan Guru, kemenangan tersebut akan bisa diraih di NTB.
Ganjar turut mengurai target kemenangan 51 persen yang sudah dicanangkan. Ganjar pun merinci, target kemenangan itu harus didetilkan berbasis TPS.
“Jika di NTB ada 16.000 TPS, lalu pemilih di tiap TPS ada 300 orang, berarti ada lebih dari 150 orAng pemilih yang harus didekati. Mereka inilah yang harus ditemui setiap hari. Jika oleh satu orang, butuh waktu berapa lama. Jika dua orang butuh waktu berapa. Inilah yang harus didetilkan. Syukur-syukur tiap TPS dapat 200 suara,” katanya.
Ganjar pun menyampaikan, ketika berkunjung ke NTB, dirinya selalu menemukan hal yang menarik. Ia mengungkapkan, punya impian yang belum bisa mewujud.
Impian itu adalah mendaki Gunung Rinjani. Itu adalah impian Ganjar semenjak masih menjadi mahasiswa. Dia pun ingin impiannya tersebut bisa tercapai.
“Sampai hari ini pun masih kepengin saya,” imbuhnya.
Ganjar juga menceritakan bagaimana dirinya sebagai Gubernur Jawa Tengah, sering ditemui para petani tembakau asal NTB. Terutama petani tembakau Lombok Timur.
Ganjar pun sampai dijuluki Senopati Tembakau, lantaran perjuangannya untuk kesejahteraan para petani tembakau tersebut.
“Saat Pilgub di Jawa Tengah, petani tembakau adalah die hard yang menjadi ujung tombak pemenangan,” ungkap Ganjar.
Ia yakin, para petani tembakau di Pulau Lombok juga memiliki militansi dan komitmen yang sama untuk menjadi ujung tombak pemenangan dalam Pilpres 2024.***
Ganjar Pranowo Akan ke Lombok, Rachmat Sambangi PPP NTB
Menurut Rachmat Hidayat, puluhan ribu lautan merah massa PDIP se NTB siap sambut Ganjar Pranowo di lapangan Nasional Selong Lombok Timur
MATARAM.LombokJournal.com ~ Kunjungan silaturahmi dilakukan Rachmat Hidayat ke Kantor DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) NTB pada Senin (12/06/23) pagi.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membangun sinergi dan kolaborasi, persiapan menyambut kedatangan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo ke Pulau Lombok, tanggal 18 Juni 2023 mendatang.
Sejumlah Fungsionaris DPD PDIP NTB, antara lain Sekretaris Lalu Budi Suryata, ikut mendampingi.
Tampak hadir Wakil Ketua DPD yang juga Ketua Fraksi PDIP di DPRD NTB Ruslan Turmuzi dan Raden Nuna Abriadi. Termasuk Ketua DPC PDIP Kota Mataram Made Slamet, hingga Hakam Ali Niazi.
Sementara itu seluruh pengurus teras DPW PPP NTB mendampingi Ketua DPW PPP NTB Muzihir. Sekretaris Muhammad Akri juga hadir menyambut kedatangan pengurus partai banteng moncong putih itu.
Setibanya di Kantor DPW PPP NTB, Rachmat Hidayat dan Lalu Budi Suryata dikalungkan sorban hijau khas partai berlambang Ka’bah itu. Pertemuan kemudian berlangsung tertutup.
Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat mengaku DPP PDIP memerintahkan pihaknya untuk menjalin komunikasi intensif dengan PPP.
Hal itu terutama dalam konteks menyambut kedatangan Bacapres Ganjar Pranowo ke Pulau Seribu Masjid. Termasuk juga membangun pondasi awal rencana pemenangan Ganjar Pranowo di NTB.
Dalam agenda kunjungan Ganjar tersebut, Rachmat menuturkan, salah satu kegiatan yang telah dijadwalkan adalah berkunjung ke Kantor DPW PPP NTB.
“Kedatangan kami untuk menyampaikan kepada PPP bahwa nanti tanggal 18, sehabis konsolidasi partai, beliau (Ganjar) akan berkunjung ke kantor DPW PPP NTB,” ujar Rachmat di hadapan pengurus DPW PPP NTB.
“Salam Pak Ganjar akan berkunjung ke sini,” imbuh Rachmat.
Dijelaskan Rachmat, dalam setiap kunjungan Ganjar Pranowo ke daerah, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah memerintahkannya untuk selalu berkunjung ke kantor PPP.
Anggota DPR RI dapil Lombok itu pun meminta pengurus DPW PPP NTB untuk benar-benar mempersiapkan agenda strategis tersebut.
Rachmat berharap, PPP NTB dapat hadir dengan kekuatan penuh dan menunjukkan bahwa PPP NTB solid untuk memenangkan Ganjar Pranowo.
“Saya minta para tokoh dan Masyayikh atau alim ulama PPP, bisa kumpul di sini (Kantor DPW PPP NTB),” imbuhnya.
Kemudian, ihwal agenda konsolidasi akbar di Lapangan Nasional Selong Lombok Timur, Rachmat berujar bahwa nantinya sejumlah pengurus dan politisi senior PPP akan turut satu panggung dengan Ganjar Pranowo.
“Nanti pimpinan PPP akan ada satu panggung dengan Pak Ganjar, saya rasa itu penting,” ujarnya.
Konsolidasi akbar
Sementara itu Acara konsolidasi akbar di Lapangan Nasional Selong, kata Rachmat akan dihadiri puluhan ribu kader partai, simpatisan, dan relawan Ganjar Pranowo se-NTB.
“Lapangan Nasional Selong akan dipenuhi puluhan ribu lautan merah massa PDIP se NTB untuk sambut Capres, Ganjar Pranowo dengan berbagai atraksi seni tradisional khas wong cilik untuk memeriahkannya,” ulas Rachmat.
Lebih jauh, Rachmat mengaku PDIP-PPP punya kesejarahan panjang dalam membangun negara.
Pada Pemilu 1997, di tingkat akar rumput PDI Pro Megawati dan PPP pernah terjalin sinergi dalam wujud gerakan Mega Bintang, untuk melawan otoritarianisme Orde Baru.
Sinergi itu, terjalin kembali ketika Ibu Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum PPP Periode 1998-2007, Hamzah Haz bersama memimpin Kabinet pada 2001-2004.
Kala itu, Megawati selaku Presiden Republik Indonesia dan Hamzah Haz selaku Wakil Presiden bersinergi membangun negara ini dengan memimpin Kabinet Gotong Royong.
“Dan sinergi itu terus berlanjut hingga hari ini,” jelasnya.
Terpisah, Ketua DPW PPP NTB Muzihir menyambut baik rencana kunjungan Ganjar Pranowo ke Pulau Lombok, khususnya rencana singgah di Kantor DPW PPP NTB.
“Saya memang sudah mendapatkan informasi dari DPP PPP, untuk siap-siap menyambut Ganjar di NTB. Saya diperintahkan untuk berkoordinasi dengan PDIP. Alhamdulillah hari ini bisa terealisasi,” jelasnya.
“Kami internal PPP merasa bangga, senior kita Pak Rachmat tadi datang berkunjung ke DPW,” imbuhnya.
Muzihir mengaku tunduk terhadap garis instruksi DPP PPP yang telah memutuskan mengusung Ganjar Pranowo.
“Kami menunggu arahan lebih lanjut soal teknis, pada prinsipnya kami siap menyambut. Adapun apa yang bisa kami perbuat, kita akan laksanakan, kita jalin komunikasi yang intens,” ungkap Muzihir. ***