PDIP NTB Gelar Rakerda Songsong Pemilu 2024

Pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDIP NTB memuat pesan strategis, menjelang kiat dekatnya kalender Pemilu 2024

MATARAM.LombokJournal.com ~ Menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) atau Pemilu 2024, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III tahun 2023, Senin (11/09/23).

Rakerda PDIP NTB jelang Pemilu 2024 bertema “Fakir Miskin dan Anak-anak Terlantar Dipelihara oleh Negara” itu diikuti seluruh pengurus PDIP se-NTB, dibuka Ketua DPP PDIP Bidang Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, I Made Urip. 

BACA JUGA: Energi Terbarukan, NTB Senang Kerja Sama dengan Denmark

Rakerda DPD PDI Perjuangan NTB menghadapi Pemilu 2024

Made Urip menegaskan, agenda rakerda memuat pesan strategis, menjelang kian dekatnya Pemilu 2024 yakni Pilpres dan Pileg 2024.

Made Urip menggarisbawahi, target PDIP di Pemilu 2024 yaitu menjadi pemenang ketiga kali, “hattrick” secara berturut-turut.

“Tadi sudah ada gemblengan dari Ketua DPD, mendidik kita. DPD PDIP NTB rutin menggelar rakerda, saya memberikan apresiasi. Rakerda ini adalah tugas konstitusional kita sebagai kader, melaksanakan AD/ART,” kata Made Urip di Kantor DPD PDIP NTB di Mataram

BACA JUGA: Wagub NTB Monitoring Bakti Stunting di Lenek, Lotim

“Kita tata partai kita dengan baik. Rakerda secara periodik kita lakukan sebagai tugas kepartaian,” sambungnya.

Anggota DPR itu mengaku, dalam hitungan bulan PDIP akan menghadapi tugas-tugas yang makin berat. 

Sehingga rakerda menjadi penting dalam rangka menyusun program partai ke depan, evaluasi terhadap apa yang sudah dilaksanakan, dan menyusun strategi pilpres dan pileg.

Caleg Jangan Saling Seruduk

Untuk merealisasikan target Pemilu 2024, para Calon Legislatif (Caleg) memiliki peran vital. Dharap para caleg PDIP dapat saling topang, bahu-membahu dan bekerja sama meraih suara sebanyak-banyaknya. 

“Caleg kerja politik di lapangan. Memasuki DCS dan DCT, biasanya di lapangan teman saja diseruduk. Jeruk makan jeruk, lahan yang sudah dikuasai teman sendiri, diserang. Ini lasti terjadi, saya berjarap bagi caleg-caleg harus bahu-membahu memenangkan partai, jangan saling seruduk,” pungkasnya.

Kata Made Urip, PDIP punya DPR, karena itu mestinya diajak tandem di lapangan. 

“Ke bawah, jangan mau menang sendiri. Jangan ada perbedaan suara. Itu tidak boleh terjadi,” imbuh Made Urip. 

BACA JUGA: Alternatif Pengobatan Akupuntur Sudah Hadir di NTB

Made Urip memaparkan perihak Trias Dinamika partai. Pertama, pemetaan wilayah politik, kedua penempatan tokoh atau kader, dan terakhir pembumian seluruh program partai. 

“Setelah jadi, baru kita implementasikan Darsa Prasetya partai, sepuluh janji setia partai,” paparnya.

Terkahir, Made Urip berharap daerah pemilihan (Dapil) yang masih belum terisi, diharapkan dapat terisi di Pileg 2024.

“Untuk pileg DPR, NTB ada dua dapil, baru satu yang terisi. Saya berharap, minimal di 2024 dua dapil yang ada tersebut bisa diisi oleh kader-kader terbaik kita,” bebernya.

Caleg Jangan Leha-leha

Di tempat yang sama, Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat melaporkan, pihaknya di DPD PDIP NTB telah melaksanakan amanat yang tertuang dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP yang dihelat beberapa waktu yang lalu.

Amanat dalam rakernas, kata Rachmat menjadi pedoman seluruh pengurus dan kader di NTB untuk bergerak.

“Sesungguhnya pesan ini sudah kami laksanakan. Begitu selesaikan rakernas III, kami sudah sampaikan ke daerah. Perintah DPP setiap hari kita laksanakan,” ujar Rachmat. 

Lebih jauh, anggota DPR itu mengingatkan, ketaatan dan loyalitas kader terhadap partai menjadi modal dasar berpartai. 

“Harapan saya, kepada seluruh kader, kinerja caleg se-NTB, tugas mereka paling utama mencapai kemenangan adalah memperkuat saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS),” jelasnya.

Rachmat meminta kader, pengurus, termasuk para bacaleg untuk tidak leha-leha. Mengingat kalender pemilu 2024 kian dekat. Mesin partai, kata Rachmat akan dapat berjalan baik ketika seluruh elemen yang ada di dalamnya berfungsi dengan baik. 

BACA JUGA: HAORNAS 2023, Momentum Sukseskan Event Olahraga di NTB

Rachmat optimisi seluruh target yang telah dibebankan DPP PDIP di NTB, akan dapat direalisasikan.

“Jangan leha-leha. Harus saling membantu, aktif bekerja. DPC harus melibatkan seluruh stakeholder di dalam partai, untuk kemenangan partai,” terangnya.

Di ujung pidatonya, Rachmat menerangkan, seharusnya Rakerda III DPD PDIP NTB akan dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP PDIP Hasto Kristiyanto. 

Namun, Rachmat mengaku, Hasto Kristoyanto berhalangan hadir lantaran harus menemani kegiatan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (*)

 

 




Ceramah KH Achmad Zen Menyimpangkan Sejarah tentang Pancasila

PDIP NTB Laporkan KH Achmad Zen ke Polda NTB, ceramah dalam video yang diunggahnya melalui akun media You Tube merupakan bentuk penyimpangan sejarah

 MATARAM.lombokjournal.com ~ Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPD PDIP NTB melaporkan KH Achmad Zen ke Polda NTB , Jumat (12/08/22). 

Pengaduan dengan nomor 01/EX/BBHAR-DAERAH/ NTB/2022 tersebut diterima Kantor Satelit Investigasi Kejahatan Dunia Maya atau Cyber Crime Investigation Satellite Office Polda NTB.

Ceramah KH Achmad Zen menyimpangkan sejarah tentang Pancasila

“Pengaduan ini kami lakukan ke Polda NTB karena apa yang disampaikan oleh KH Achmad Zen dalam video ceramahnya termasuk bentuk penyimpangan sejarah dan berita tidak benar atau berita bohong,” kata Ketua BBHAR DPD PDIP NTB Suhaimi, sesaat usai pelaporan diterima secara resmi Polda NTB.

BACA JUGA: Vanili dari NTB, Produk Unggulan Terbaik di Indonesia

Sekretaris DPD PDIP NTB, HL Budi Suryata dan Pengurus DPD PDIP NTB, H Ruslan Turmuzi hadir bersama Suhaimi di Polda NTB dalam pelaporan tersebut. 

Ketiganya menyerahkan laporan secara langsung sesuai dengan instruksi Ketua DPD PDIP NTB, H Rachmat Hidayat.

KH Achmad Zen sendiri dilaporkan menyusul beredarnya video ceramah melalui akun media sosial YouTube. 

Dalam video tersebut KH Achmad Zen yang tengah duduk di tengah-tengah jamaah berbicara soal asal Pancasila. 

“Pancasila dari siapa? Bukan dari kesepakatan ulama. Itu buatan Soekarno, yang kemudian dijual ke umat ‘ini loh kesepakatan ulama’. Demi Allah itu bukan buatan ulama, itu pengkhianatan Soekarno. Saya tanggung jawab!” ujarnya dalam video tersebut.

KH Achmad Zen kemudian membandingkan Pancasila dengan khilafah. 

Pertama-tama, ia menyebut khilafah berasal dari Allah. Ia menyebut syariat dan khilafah dapat menyelesaikan persoalan, sementara Pancasila tidak bisa.

Suhaimi mengatakan, dengan laporan tersebut, pihaknya meminta agar Polda NTB segera melakukan penyelidikan dan penyidikan serta memanggil KH Achmad Zen untuk memberi keterangan terhadap ucapannya dalam video.

Suhaimi menegaskan, video tersebut telah beredar luas di masyarakat dan bisa memicu gesekan dan gejolak sosial. 

Karena itu, laporan yang diajukan pihaknya bagian dari upaya mencegah agar gejolak dan gesekan sosial tersebut tidak sampai terjadi.

“Dengan pelaporan ini kami ingin persoalan ini menjadi ranah kepolisian. Soalnya, video ini sudah beredar secara luas melalui media sosial di tengah-tengah masyarakat,” ujar Anggota DPRD Lombok Tengah ini.

Dia menekankan, menyebarkan berita bohong yang menimbulkan keonaran di kalangan masyarakat adalah merupakan tindak pidana sebagaimana diatur Pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Sejauh ini, tidak banyak informasi terkait sosok KH Achmad Zen. 

Penceramah ini dikenal sebagai seorang ustaz di kawasan Cikampek, Jawa Barat, dan tercatat sebagai mudir atau pemimpin Pondok Pesantren Al-Husna Cikampek.

Dalam laman resmi Pesantren Al-Husna, pesantren ini didirikan sejak tahun 1997 di bawah naungan Yayasan Dasar el Husna. Pesantren memiliki program pendidikan terpadu selama 7 tahun.

Achmad juga aktif mengunggah ceramah atau tausyiahnya di sosial media YouTube. Ia bahkan memiliki kanal YouTube sendiri bernama Ahmad Zen el-Husna. Kanal YouTubenya itu mengunggah ceramah dengan berbagai tema.

BACA JUGA: Industrialisasi di NTB Tercermin dari Perkembangan SMK

Tak hanya di kanal YouTube miliknya sendiri, ceramah tersebut juga diunggah di berbagai kanal YouTube lainnya. 

Bila diketik dalam kolom pencarian YouTube dengan kata kunci ‘Ahmad Zen’, kerap muncul ceramahnya yang membahas soal ‘hukum mengkritik penguasa zalim dalam Islam’, ‘wajib bernegara ala nabi’, hingga membahas Islamophobia.

Sekretaris DPD PDIP NTB HL Budi Suryata mengatakan, dengan pelaporan yang dilakukan pihaknya, masyarakat diminta menyerahkan sepenuhnya penanganan permasalahan ini kepada penegak hukum. Jangan sampai ada kelompok masyarakat mengambil tindakan yang kontraproduktif. ***

 

 




Paranormal dan Arkeolog Dilibatkan, Lacak Situs Kuno Lombok

Politisi PDIP NTB, Ruslan Turmuzi dan Mi6 melakukan ekspedisi mistis cari Kerajaan Sasak Kuno, libatkan Paranormal dan Arkeolog

MATARAM.lombokjournal.com ~  Sejarah kebudayaan Sasak kuno di Lombok, Nusa Tenggara Barat begitu banyak, namun sangat sedikit situs sejarah yang ditemukan hingga menjadi cagar budaya. 

Sering terdengar rencana untuk mencari situs purba peninggalan kerajaan Lombok kuno, namun hingga kini pekerjaan belum dimulai atau berhenti di tengah jalan.

Hal tersebut menginisiasi Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 Mataram bersama Politisi PDIP NTB, Ruslan Turmuzi, melakukan proyek eksplorasi untuk menemukan situs bersejarah yang tersembunyi di tanah Lombok.

Uniknya, ekplorasi situs kerajaan dan kebudayaan kuno akan melibatkan paranormal dan arkeolog. 

Melibatkan paranormal dan arkeolog lacak situs kuno

Paranormal akan membantu mencari lokasi situs bersejarah yang terkubur, dengan metode penerawangan yang melacak energi dari benda bersejarah secara non sains.

“Paranormal akan membantu melacak keberadaan situs bersejarah yang tersembunyi menggunakan kemampuan metafisika,” kata Ruslan Turmuzi di Mataram, Senin (16/05/22).

BACA JUGA: Generasi Sasak, Orisinalitas dan Kemajuan Berjalan Seiring

Cenayang akan dilibatkan mencari situs bersejarah kerajaan Sasak kuno dengan kemampuan metafisika. 

Dengan menggunakan kekuatan indera keenam, secara klenik para cenayang akan melacak keberadaan situs bersejarah tersebut, kemudian menginformasikan kepada arkeolog untuk proses penggalian.

“Jadi sengaja kita libatkan paranormal untuk memberikan mereka ruang agar dapat berkontribusi terhadap perkembangan kebudayaan kita. Karena selama ini aktivitas paranormal selalu berkonotasi negatif,” ujar Ruslan yang juga menjadi Ketua Fraksi PDIP DPRD NTB.

Paranormal sering kali dianggap sesuatu yang negatif dan aktivitas mereka bertentangan dengan agama. Padahal, tidak semua paranormal melakukan aktivitas negatif. 

Masa kini banyak paranormal yang membantu masyarakat melalui aktivitas non sains, seperti pengobatan tradisional, pengusiran setan dan lainnya.

Sementara itu, Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto mengatakan, eksplorasi lokasi bersejarah nantinya akan dimulai dari Lombok Tengah. 

Karena di sana banyak sekali cerita-cerita bersejarah, salah satunya legenda Putri Mandalika dengan Kerajaan Tonjang Beru yang melegenda.

“Banyak kisah dan cerita yang bersentral di Lombok Tengah. Kita yakin di sana banyak situs kebudayaan masa lalu dari bangsa Sasak,” katanya.

Dia mengatakan, sudah banyak sekali rencana eksplorasi keberadaan situs bersejarah di Lombok oleh negara, namun hingga kini belum berjalan atau belum serius berjalan. 

“Sehingga ini menjadi spirit kita bersama untuk melacak keberadaan situs bersejarah. Jika ditemukan, tentu menjadi penguat kepada generasi akan datang untuk lebih mengenal budaya Sasak,” katanya.

Terobosan untuk mengkombinasikan ilmu sains dan non sains tersebut, untuk mengungkap kisah lama agar tidak hanya menjadi rumor di masyarakat dan hanya menjadi cerita rakyat semata.

“Mi6 menyakini jejak situs masa lalu suku sasak beserta pranata dan hasil kebudayaan pasti bisa terkuak dan ditemukan,” ujar Didu sapaan akrabnya.

Ekspedisi Mistis

Ekspedisi misteri ini bertujuan untuk mengungkapkan kasus-kasus misterius di NTB yang tidak dapat terjawab oleh sains. 

Padahal, Sasak memiliki kebudayaan yang begitu beragam hingga diinginkan banyak pihak.

Pada abad 14 eksistensi bangsa Sasak telah diakui dan tertulis dalam kitab Negarakertagama yang ditulis Empu Prapanca yang mengisahkan kekuasaan Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut tertulis “Lombok Sasak mirah adi” yang menyebut keinginan Majapahit terhadap bangsa Sasak.

Lombok dalam bahasa Kawi berarti lurus atau jujur. Mirah artinya permata dan adi artinya baik.

Dalam naskah Doyan Neda yang ditulis berbahasa Sasak juga memuat kisah Dewi Anjani yang dipercaya sebagai pengusaha Gunung Rinjani, menulis tentang sejarah berdirinya Sasak. 

Dalam naskah kuno tersebut memuat perjalanan Dewi Anjani bersama patih Songan, lalu kemudian memberikan nama Sasak. 

BACA JUGA: Harga Jagung Anjlog, Gubernur NTB Sarankan Diekspor

Masih dalam naskah yang sama, Nabi Adam menyebutkan Pulau Lombok menjadi induk semua bumi, dan Dewi Anjani menjadi raja dari seluruh jin di dunia.

Namun banyaknya naskah kuno yang menyebut beragamnya kebudayaan Sasak, tidak selurus dengan banyaknya situs bersejarah yang ditemukan.

Itu menjadi spirit bagi Mi6 dan Ruslan Turmuzi untuk berikhtiar melakukan ‘ekspedisi mistis’ menemukan jejak dan situs kebudayaan kuno Sasak dengan melibatkan paranormal dan arkeolog.

“Kolaborasi antara sains dan non sains ini tentunya akan menjadi warna baru atau terobosan. Peran paranormal tidak bisa disepelekan dengan kemampuan metafisiknya,” kata Didu.

Untuk itu, dalam waktu dekat ini proyek ekspedisi mistis tersebut akan dimulai. Paranormal yang dilibatkan berasal dari Lombok Tengah yang memiliki pengalaman yang baik soal menemukan benda pusaka atau benda gaib lainnya. 

Setelah ditemukan, maka arkeolog yang telah disiapkan akan melakukan penggalian untuk menemukan situs bersejarah di Lombok.***

 

 




PDIP NTB Ubah Mindset tentang Memakmurkan Masjid 

Sambut Bulan Bakti Bung Karno 1 Juni 2022, Kader PDIP NTB Menanam Pohon Buah Produktif di Masjid

LOTENG.lombokjournal.com ~ Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP NTB) memelopori gerakan mengubah mindset masyarakat dalam ikhtiar memakmurkan masjid. Menyeimbangkan hubungan dengan Sang Khalik, Hablum Minallah dan hubungan muamalah dengan sesama, Hablum Minannas.

Gerakan memakmurkan masjid tersebut dimulai PDIP NTB dari Lombok Tengah, dengan penanaman pohon buah produktif di halaman Masjid Al Ikhlas, Dusun Gampung, Desa Kawo, Kecamatan Pujut, kemarin (11/05/22). 

Dipimpin langsung Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat, penanaman pohon buah produktif tersebut selanjutnya akan meluas dengan menyasar masjid di seluruh NTB.

“Kami ingin menggugah masyarakat untuk mengubah mindset tentang konsep memakmurkan masjid,” kata Rachmat. 

Ketua PDIP NTB menyerahkan bibit pohon buah

Selain mentradisikan umat memperbanyak shaf salat di masjid, ia juga mengajak umat menjadikan lingkungan masjid menjadi indah, sejuk, dan produktif.

Gerakan menanam pohon buah produktif di halaman masjid tersebut sebagai sebuah ikhtiar menyeimbangkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta atau Hablum Minallah, dan hubungan manusia dengan sesamanya atau Hablum Minannas.

Memakmurkan masjid dalam konteks Hablum Minannas yaitu bagaimana menjaga masjid menjadi tempat yang indah, sejuk, dan produktif di tengah penurunan kualitas lingkungan hidup. 

BACA JUGA: Beasiswa NTB,  Gubernur Ingin Anak NTB Punya Mimpi Besar

Dalam hal ini, menanam pohon buah produktif di pekarangan masjid kata Rachmat, adalah cara terbaik.

“Manakala masjid menjadi indah dan sejuk, akan memikat masyarakat untuk lebih sering mengunjungi masjid dan memperbanyak shaf salat berjamaah. Dengan begitu, Hablum Minallah kita tetap terjaga,” tutur Rahmat.

Momentum dimulainya “tradisi baru” memakmurkan masjid yang diinisiasi PDIP di Bumi Gora ini, bersamaan dengan perayaan Bulan Bakti Bung Karno bulan Juni 2022 yang menandai lahirnya Pancasila, yang merupakan falsafah dan juga Dasar Negara.

“Dengan makin meluasnya masyarakat mengkonsumsikan buah lokal, ini adalah wujud kita saling menghidupi dan saling menyejahterakan,” imbuhnya.

Cara baru memakmurkan masjid ini pun disambut antusias oleh masyarakat. 

Masyarakat menyemut selepas Salat Ashar berjamaah, menunggu kehadiran Rachmat dan rombongan. 

Rachmat didampingi Anggota DPRD NTB H Ruslan Turmuzi, dan Anggota DPRD Lombok Tengah Suhaimi, yang juga Ketua DPC PDIP Lombok Tengah.

Di lokasi penanaman pohon tersebut, hadir pula Rektor Universitas Mataram Prof Bambang Hari Kusumo yang didampingi Prof Sukartono, pakar ilmu tanah dari Universitas Mataram yang merupakan warga asli desa setempat. 

Hadir pula Camat Pujut Lalu Sungkul, dan juga para kepala desa di Kecamatan Pujut.

Selain menanam pohon buah produktif di pekarangan masjid, Rachmat juga membagikan bibit buah lokal kepada masyarakat yang hadir untuk juga ditanam di pekarangan rumah. Bibit buah tersebut terdiri dari bibit manggis dan bibit rambutan. 

Masyarakat yang hadir juga mendapat bagian buah-buahan lokal yang segar, untuk bisa dikonsumsi dengan anggota keluarga di rumah.

Rachmat mengatakan, apa yang dilakukan tersebut sebagai bentuk menjalankan sila kedua dari Pancasila, yakni Kemanusiaan yang adil dan beradab.

BACA JUGA: NTB Mini Hadir di Polandia, Mempromosikan NTB ke Eropa

“Bung Karno mengajarkan bahwa Pancasila tidak terlepas dari hubungan kita dengansesama dan alam semesta,” kata Anggota DPR RI tiga periode ini.

Kondisi alam kita diramalkan ke depan suhu panas bisa mencapai 50 derajat karena hutan kita banyak yang sudah rusak. Padahal Bung Karno mengajarkan dilestarikan hutan. 

“Oleh karena itu saya membawa bibit buah,” katanya.     

Lokomotif Utama

Rachmat menegaskan, masjid harus menjadi lokomotif utama dalam melakukan gerakan tanam bibit pohon buah dalam menjaga keseimbangan lingkungan. 

Masyarakat juga diminta menyeimbangkannya dengan rajin menaman bibit pohon di pekarangan rumah mereka.

“Jika masyarakat mulai rajin menanam bibit buah lokal di pekarangan maupun di sepanjang lingkungan, kelak hasil buah lokal itu dapat dikelola dan dimanfaatkan secara kolektif maupun untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan vitamin rumah tangga,” katanya.

Jika masyarakat sudah memiliki buah lokal di lingkungan mereka, maka masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk sekadar membeli buah-buahan. 

Seperti masyarakat Desa Kawo, saat ini mesti membeli buah harus menempuh jarak yang jauh dari perkampungan mereka.

Setelah penanaman pohon buah produktif tersebut, nantinya PDIP NTB juga akan menanam pohon kurma di pekarangan masjid. Satu masjid akan ditanami dua buah pohon kurma. 

Saat ini, bibit kurma tersebut sedang dalam proses pemesanan di salah satu daerah budidaya bibir kurma di Pulau Jawa.

Rachmat berjanji akan memberikan bantuan senilai Rp 200 juta untuk pembangunan Masjid Al-Ikhlas. 

Selain itu, akses jalan tanah yang berlubang dan bergelombang menuju dusun tersebut, akan diperjuangkan untuk menjadi lebih layak sehingga memudahkan akses masyarakat.

bibit pohon buah dari kader PDIP NTB

Beberapa warga mengaku, bibit tanaman tersebut mungkin buahnya tidak akan dinikmati oleh mereka karena tak ada yang tahu umur setiap orang sampai kapan. 

Namun, mereka haqqulyakin, bahwa bibit tanaman tersebut kelak, manakala akan berbuah, akan dinikmati oleh anak dan cucu mereka.

Sementara itu, Rektor Universitas Mataram Prof Bambang Hari Kusomo mendapat kesempatan untuk menyosialisasi program Universitas Mataram di hadapan masyarakat yang hadir.

BACA JUGA: MXGP Samota, Persiapan Media Center Dimatangkan

Prof Bambang menjelaskan, Unram memiliki program mencari calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu namun pintar untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran. Nantinya calon mahasiswa tersebut akan dibebaskan dari kewajiban membayar uang pendaftaran dan SPP selama menempuh pendidikan di Unram.

Selain itu, mahasiswa tersebut akan dicarikan beasiswa untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka.***