Politisi Muda PDIP Raih Magister Teknik Universitas Mataram

Politisi muda PDI Perjuangan, Ahmad Amrullah raih Gelar Magister Teknik Unram dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude

MATARAM.LombokJournal.com ~ Ahmad Amrullah, bakal calon legislatif Dapil II DPRD Lombok Timur resmi menyandang gelar Magister Teknik Sipil di Universitas Mataram (Unram).

Gelar itu dipastikan diraih politisi muda PDI Perjuangan itu setelah mengikuti prosesi sidang Doktor, Magister, Sarjana Periode Juni 2023 di Universitas Mataram, Rabu (21/06/23).

BACA JUGA: TNI Rakor Komunikasi Sosial bersama Aparat Pemerintah

Politisi muda PDI Perjuangan NTB eaih Magister Teknik

Sebelumnya, Amrullah telah mengikuti rangkaian seminar yang dimulai dengan seminar proposal, seminar hasil penelitian dan sidang tutup. 

Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Lombok Timur ini memaparkan tesisnya berjudul “Evaluasi dan Strategi Pelaksanaan Penanganan Permukiman Kumuh, Studi Kasus Kabupaten Lombok Timur, NTB”.

Setelah mendengar pemaparan Amrullah, Ketua Sidang membacakan hasil yudisium dan menyatakan lulus dengan predikat cumlaude dengan indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3.85.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Merahkan Lapangan Nasional Lotim

Gelar itu diraih dalam tempo yang cukup singkat yakni 1,4 bulan. Amrullah tak dapat menyembunyikan perasaan haru sekaligus bangganya usai diwisuda oleh Rektor Univesitas Mataram Prof Bambang Hari Kusumo. 

Amrullah seharusnya diwisuda pada Maret 2023 silam. Namun, lantaran pada momen yang sama, dirinya harus melaksanakan Ibadah Umrah.

BACA JUGA: Sosialisasi Desa Peduli Penyiaran, Ini Pesan Bang Zul

Akhirnya, Amrullah memilih mendahulukan ibadah umrah ketimbang mengikuti wisuda. 

“Saya lebih dahulukan menjalankan ibadah umrah waktu itu. Wisuda saya tunda,” kata Amrullah.

Pria yang juga berprofesi sebagai kontraktor itu mengaku, pendidikan merupakan salah satu prioritas penting dalam rangka dirinya meniti karir. Baik sebagai kontraktor, maupun politisi. 

“Pendidikan ini kan sangat vital, di dalam berkegiatan, pendidikan sangat penting. Kita hidup bukan hanya sekadar mencari uang, kita butuh beragam pengetahuan. Intelektualitas kita juga harus berkembang,” jelasnya.

Menurutnya, sesibuk apa pun, ia berusaha memberikan ruang lebih terhadap peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilannya. Salah satu jalannya adalah dengan meneruskan pendidikan.

Amrullah telah bertekad untuk melanjutkan pendidikannya hingga studi doktoral atau S3.

“Rencana ke depan jika ada rezeki dan kesempatan akan melamjutkan S3 bidang teknik sipil,” kata Putra asal Rumbuk itu.

“Sejujurnya, dulu saat saya memilih menjadi kontraktor, saya meyakini sekolah cukup sampai S1, tetapi makin ke sini, saya bertekad memang harus melanjutkan pendidikan. Apalagi sebagau politisi, saya melihat antara pendidikan dan politik itu saling terkait satu sama lain,” ujarnya.

BACA JUGA: GiZI Anak Harus Dijaga, Mereka Pemimpin Masa Depan

Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) DPRD dapil II Lombok Timur itu mengaku, pengetahuan (pendidikan) yang mumpuni yang dimiliki seorang politisi, sangat bermanfaat untuk mampu merumuskan hingga mengawal kebijakan pembangunan di suatu daerah.

Penting bagi legislator

Kecakapan pengetahuan, yang dimiliki seorang anggota dewan n dapat mengubah wajah parlemen. Anggota dewan, kata Amrullah harus punya ilmu spesifik.

“Politisi punya kapasitas pengetahuan. Dalam rangka pengawasan bisa kita pakai. Supaya DPRD tidak dianggap sebagai kumpulan orang-orang yang tidak paham yang hanya tahu duduk, diam, dan duit saja,” jelasnya.

“InsyaAllah nanti jika saya diberikan jalan yang mudah oleh Allah SWT untuk duduk di DPRD, saya akan menggunakan pengetahuan yang saya miliki dalam mengawal kebijakan dan menghimpun aspirasi masyarakat,” sambungnya.

BACA JUGA: PAUD Merupakan Tempat Bermain dan Bergembira

Diakuinya, selain punya kapasitas di bidang teknik sipil, Amrullah juga ternyata memiliki kemampuan lain seperti desainer, hingga menjadi musisi.

Universitas Matatam menggelar wisuda periode Juni 202 selama dua hari, mulai  21-22 Juni 2023. Dengan jumlah lulusan 1474 orang, terdiri atas 1 orang Doktor, 86 orang Magister, 1168 orang Sarjana dan 219 orang Diploma. 

Dari 1168 orang Sarjana, 262 orang  dari Fakultas Ekonomi, 158 orang Fakultas Pertanian, 41 orang Fakultas Peternakan, 168 orang Fakultas Hukum, 276 orang FKIP, 96 orang Fakultas Teknik, 61 orang Fakultas MIPA, 2 orang Fakultas Kedokteran (Prodi Farmasi), 30 orang Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, dan 74 orang Prodi  di bawah Rektor. 

Dari 1168 orang wisudawan/wisudawati Program Sarjana, 17,64 persen  memperoleh predikat Cumlaude, 76,11 persen sangat memuaskan, 5,31 persen memuaskan, dan 0,94 persen tanpa predikat. 

Dari 118 orang Program Magister, 27,59 persen memperoleh predikat Cum Laude, 66,67 persen sangat memuaskan, dan 5,75 persen predikat memuaskan. 1 orang Program Doktor memproleh predikat Cumlaude .

BACA JUGA: Gubernur NTB Bangga dengan Generasi Pencinta Alqur’an

Dari 219 orang wisudawan/wisudawati Program Diploma, 18,72 persen memproleh predikat cumlaude, 78,08 persen memperoleh predikat sangat memuaskan, 2,74 persen memuaskan dan 0,46 persen tanpa predikat. (*)

 




Ganjar Pranowo Merahkan Lapangan Nasional Lotim 

Konsolidasi Bacapres Ganjar Pranowo berlangsung di Lapangan Nasional Selong dibanjiri puluhan ribu kader, simpatisan dan relawan, termasuk para santri NWDI

MATARAM.LombokJournal.com ~ Puluhan ribu kader dan simpatisan serta relawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  se-NTB penuh sesak di Lapangan Nasional Selong Lombok Timur, Minggu (18/06/23).

Inilah konsolidasi akbar yang pertama bakal calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo yang berlangsung di Nusa Tenggara Barat (NTB).

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Semangati Kader Menangkan Pil[pres 2024

Banjar Pranowo bukan yang perta,ma datang ke Lombok
Ganjar Pranowo

Hadir ribuan santriwan-santriwati Yayasan Hamzanwa di Pondok Pesantren Darunnahdlatain Nahdatul Wathan Diniyah Islamisyah (NWDI).

Ganjar Pranowo ditemani Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat tiba di Lapangan Nasional Selong sekira pukul 15.00 Wita. 

Pekik “Ganjar Pranowo Presiden 2024” mengiringi langkah Ganjar dan Rachmat ke atas panggung. Lautan merah manusia terhampar di depan panggung.

Di hadapan puluhan ribu penggemarnya, Ganjar bercerita ia punya ikatan batin yang kuat dengan Lombok, NTB.

“Saya datang untuk bersilaturahmi, ini bukan kedatangan yang pertama saya di Lombok,” kata Ganjar.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Bertemu TGB HM Zainul Majdi di Lombok

Ganjar pernah datang ke Lombok bertemu dengan para petani tembakau, juga dengan para korban gempa pada tahun 2018 di Lombok Utara. Saat itu ia membantu membangun sekolah untuk warga korban gempa di Lombok Utara.

Silaturahmi itu jangan terputus, baik itu antara masyarakat NTB dengan Jawa Tengah, termasuk antara pemerintah,” katanya.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi membangun Sirkuit Mandalika di wilayah Nusa Tenggara Barat meskipun Jokowi orang Jawa Tengah.

“Jawa Tengah tidak dibuatkan sirkuit. Semua orang tahu di mana Sirkuit Mandalika dan banyak yang datang ke NTB,” katanya.

Di hadapan relawan Ganjar mengatakan, PDI Perjuangan memilihnya jadi bakal calon presiden, dan ia melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Ganjar Pranowo berpesan, relawan atau warga NTB jangan membuat berita hoaks di media sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

“Gunakan media sosial itu untuk menyebarkan informasi yang positif,” kata Ganjar.

Warga NTB yang religius diminta menggunakan media sosial baik Instagram, Tiktok, Facebook dan YouTube atau media sosial lainnya, menggunakan kalimat yang santun.

“Jangan sampai menyakiti orang lain dalam menggunakan media sosial,” katanya.

BACA JUGA: Gubernur NTB: Dompu Great Adventure Luar Biasa!

Di media sosial saat ini sudah ramai, ada yang membuli, ada yang membuat berita hoaks. Namun, Ganjar menitipkan pesan kepada masyarakat yang berkumpul di lapangan Nasional untuk tetap bijak dalam menggunakan media sosial.

“Saya titip jangan membuli dan jangan buat berita hoaks,” katanya.

Menjemput Takdir

Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat mengajak masyarakat NTB memenangkan Ganjar.

Rachmat menuturkan, langkah Ketua Umum DPP PDIP menunjuk Ganjar sebagai Bacapres dengan penerawangan dan pertimbangan. 

Ditegaskannya, Ganjar Pranowo akan menjemput takdirnya sebagai Presiden Rwpublik Indonesia. Dan jika Allah berkehendak, maka siapa pun di muka bumi tak bisa mengubahnya.

“Tinggal sekarang ikhtiar kita. Sanggup tidak kita semua yang ada di NTB memenangkan Pak Ganjar. Sanggup nggak,” kata Rachmat yang disambuk pekik kesanggupan seluruh kader dan simpatisan.

“Kalau nggak sanggup, kalau saudara tidak lakukan, wajib saya tandatangani pemecatanmu. Betul nggak. Makanya jangan main-main,” tandas Rachmat. 

BACA JUGA: Bunda Niken Launching Bhakti Stunting di Lombok Timur

Sepanjang jalan dari Kota Mataram ke Lombok Timur, sisi ruas jalan dipenuhi bendera PDIP. Pada titik-titik strategis baliho-baliho besar Ganjar bergandengan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Joko Widodo terpampang.***

 

 




PDI Perjuangan Siap Rebut Kursi DPR RI Dapil Sumbawa

Siapkan Caleg petarung ideologis, PDI Perjuangan pasang target tinggi untuk meraih kursi DPR RI untuk Dapil di NTB pada Pemilu 2024

MATARAM.LombokJournal.com ~ Mesin partainya dipanaskan, dan PDI Perjuangan mencanangkan target tinggi pada Pemilu 2024. Partai berlambang banteng itu menargetkan kursi DPR RI di dua Dapil di Nusa Tengara Barat dapat terisi. 

Sedang untuk DPRD Provinsi NTB, targetnya menambah tiga kursi dari perolehan Pemilu 2019.

Hal itu terungkap saat DPD PDIP NTB menggelar Rakor Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Legislatif DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang digelar di kantor DPD PDIP NTB di Jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram, Selasa (28/03/23) sore hingga petang.

BACA JUGA: Waspada, NTB akan Alami Musim Kemarau Lebih Awal

PDI Perjuangan pasang target tinggi untuk DPR RI Dapil NTB

Rakor tersebut dihadiri Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, yang membuka langsung kegiatan tersebut. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu hadir bersama Ketua DPP Bidang Industri, Ketenegakerjaan dan Jaminan Sosial, Nusyirwan Soejono. 

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB, H Rachmat Hidayat menegaskan, kedisiplinan dalam berpartai harus terus dijunjung para kader. 

Sebagai contoh, ketika kegiatan dijadwalkan pada pukul 13.00 WITA, maka kader sudah seharusnya bersiap sebelum pukul 13.00 WITA.

“Kader PDIP di NTB harus melihat dan meniru Pak Djarot dan Pak Nusyirwan yang sudah berkeliling ke semua daerah di Indonesia, tapi bisa datang ke NTB tepat waktu,” kata Rachmat.

Ditegaskan, menjunjung tinggi kedisiplinan adalah dedikasi seorang pemimpin. Rachmat tak akan pernah berhenti menuntut dedikasi tersebut dari seluruh kader PDI Perjuangan di seluruh Bumi Gora.

Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok ini pun memberi contoh, bagaimana dirinya terus menanamkan sikap disiplin dalam berpartai. 

Salah satunya misalnya, Rachmat mengajak kader PDIP NTB untuk berziarah ke Makam Bung Karno di Blitar dan Makam Gus Dur di Jombang. Saat kunjungan itu, rombongan NTB disambut oleh Ketua DPRD hingga Wali Kota Blitar.

“Jadi izin Pak Djarot, karena disipilin harus terus ditegakkan di NTB, maka model kepemimpinan yang sedikit keras untuk semata-mata mendidik para kader agar tertib harus saya lakukan,” ujar Rachmat.

BACA JUGA: Rachmat Hidayat Desak Pemda Siapkan Anggaran Pemulangan Jenasah

Ia menegaskan, sikap tegas dan tertib yang selama ini dilakukan dalam kepemimpinan partai di NTB, adalah buah sikap sayang dan peduli Rachmat pada para kadernya.

Terkait proses penjaringan calon DPR, DPRD provinsi hingga Kabupaten/Kota, Rachmat menjelaskan, pihaknya telah melakukan empat kali pleno, yang berpatokan pada Peraturan Partai Nomor 25-A.

Rachmat membuat kebijakan, agar daerah pemilihan (Dapil) yang kosong bisa terisi, maka pihaknya mewajibkan dapil yang terisi untuk membantu dapil yang kosong tersebut. 

Terlebih, dari delapan dapil di Provinsi NTB, pihaknya menargetkan dapat meraih tujuh kursi di Pemilu 2024. Itu artinya, ada peningkatan jumlah tiga kursi dari  pemilu tahun 2019. 

PDIP NTB pun kini sudah merekrut caleg dari berbagai latar belakang. Termasuk dari tokoh agama. PDI Perjuangan NTB kini juga punya tokoh Bamusi yang dicalonkan di kursi DPR RI.

“Untuk di Loteng kita juga sudah merekrut tokoh NU dan Muhammadiyah untuk masuk sebagai caleg,” ungkap Rachmat.

Untuk perebutan kursi DPR RI di Dapil Pulau Sumbawa, pihaknya menugaskan Bupati KSB, HW Musyaifirin untuk bergerak sebagai Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) untuk bisa meraih satu kursi di DPR RI di Pemilu 2024. 

“Kalian harus pahami, jika Pak Jokowi sudah datang ke Bima, juga Sumbawa dan KSB di Pulau Sumbawa. Itulah simbol, kader partai harus bergerak untuk merebut kursi di Pulau Sumbawa,” tandasnya.

Kerja-kerja luar biasa juga kata Rachmat dilakukan di Lombok Timur sehingga juga bisa kembali seperti tahun 1987, saat dirinya memimpin PDIP di sana hingga tahun 1999. 

Saat itu, kursi di Lotim bisa diraih sebagai Wakil Ketua DPRD.

BACA JUGA: Pesan Ramadhan: Tidak Ada yang Abadi Semua Pasti Berlalu

Petarung Ideologis

Sementara itu, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pihaknya menargetkan  rakor Penjaringan dan Penyaringan Bacaleg di semua wilayah Indonesia bisa tuntas akhir bulan ini. Penempatan para bacaleg harus merujuk pada peraturan partai. Selain itu, para caleg PDIP itu, wajib menjadi petarung ideologis. 

“Yang utama itu, bacaleg  yang harus  ditempatkan adalah sosok yang bisa meraih kursi. Kenapa saya ingatkan hal ini, sebab ada kecenderungan di banyak tempat, caleg kita bertempur dengan kawannya sendiri,” ungkap Djarot.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyarankan agar suara partai dapat bertambah dengan target yang sudah ditentukan, tentunya pembagian wilayah antarcaleg harus menjadi hal yang utama.

Selain itu, para caleg yang hanya memikirkan zona aman dan bersikap egois harus perlu dipertimbangkan untuk dicalonkan di Pemilu 2024. 

Sebab, Djarot menargetkan bahwa di DPR RI dapil Pulau Sumbawa harus bisa terisi.

Selanjutnya, DPRD NTB yang memiliki delapan dapil, harus dapat meraih satu kursi per dapilnya. Begitu pun di Kota Bima yang memiliki empat dapil, harus setiap dapilnya terisi.

“Termasuk juga di Kabupaten Bima, Lombok Tengah. Intinya, semua dapil itu harus terisi, dan itu akan kita cek. Ini karena tahun 2024, kita ingin menjadi pemenang pemilu. Maka, penempatan caleg itu jangan asal-asalan,” tegas Djarot. 

Terkait tipologi NTB yang masuk katagori daerah agamis. Djarot memastikan hal itu menjadi peluang bagus bagi para kader PDIP NTB untuk bisa bekerja meraup suara. Asalkan daerah basis bisa tetap dikelola. 

Selanjutnya,  jiwa PDIP sebagai partai yang bisa mengayomi siapapun. Utamanya, adalah kaum minoritas harus terus digelorakan oleh bacaleg di masyarakat.

“Jadi, kerja bacaleg jika ingin partai meraup kursi besar adalah dengan banyak berbagi bersama rakyat. PDIP butuh butuh petempur idiologis, yang selalu bonding bersama rakyat. Pokoknya, kader NTB jangan pesimistis, tetap berkerja seperti yang dilakukan Pak Haji Rachmat Hidayat selalu bersama rakyat,” tandas Djarot. 

BACA JUGA: Parpol Pendatang Baru, Sulit  Dapat Dukungan di Pemilu 2024

Bahaya Khilafah

Dalam kesempatan itu, Djarot juga meminta para kader PDIP untuk terus membumikan salam Pancasila yang dikenalkan oleh Ketua Umum DPP PDIP, Hj Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP. 

Hal ini lantaran banyak masyarakat sudah terbius dengan idiologi lain. Parahnya, anak muda saat ini, sudah mulai tidak paham akan  idiologi Pancasila 

Djarot lantas membuka hasil Survei SMRC yang menyebutkan, sistem khilafah sangat diterima baik dan disetujui oleh warga di Pulau Sumatera dengan raihan 48 persen. Selanjutnya di Pulau Sulawesi, ada sekitar 43 persen yang setuju akan sistem khilafah. Dan berikutnya di urutan ketiga adalah wilayah Jawa Barat.

Hasil survei ini kata Anggota DPR RI ini jelas memperlihatkan, idiologi khilafah untuk mengembalikan bangsa Indonesia sebagai negara Islam yang sejak era Bung Karno memang ada, kini mulai tumbuh kembali.

BACA JUGA: Ulama Jangan Jauhi Politik, Ini Harapan Bang Zul

“Maka, hasil survei itu jadi alarm untuk kita para kader yang jelas berideologi Pancasila, untuk melawan hal-hal yang berlawanan dengan konstitusi negara,” jelas Djarot Saiful.***