Masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTB menyambut antusias kedatangan event ARRC dan MotoGp 2024
MATARAM.LombokJournal.com ~ Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi, bersama Badan Penghubung Daerah Provinsi NTB, menghadiri undangan Mandalika Grand Prix Association (MGPA). Acaranya, peluncuran tiket untuk ajang MotoGPdan Asia Road Racing Championship (ARRC) 2024, di Jakarta Expo Kemayoran Hall C1, Sabtu (24/02/24).
Miq Gite menyampaikan antusiasme masyarakat dan Pemerintah Provinsi NTB menyambut kedatangan event ARRC pada 26-28 Juli 2024 serta MotoGP pada 27-29 September 2024 mendatang.
Ia menegaskan, komitmen Pemerintah Provinsi NTB, bersama dengan kabupaten dan masyarakat, yang akan terus berbenah mendukung penyelenggaraan MotoGP tersebut.
Selain itu, Miq Gite memberikan perhatian khusus pada acara Bau Nyale Kisah Legenda Putri Mandalika, yang diatur sesuai Kalender Sasak pada 29 Februari 2024. Ia mengajak semua untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.
Miq Gite mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh MGPA, ITDC, Injourney, dan IMI dalam menyelenggarakan berbagai event olahraga otomotif internasional di Pertamina Mandalika International Circuit Lombok.
Ekspresiapresiasi dari masyarakat NTB diungkapkan oleh Miq Gite dalam bentuk pantun.
“Plecing kangkung ayam taliwang, kopi pait ditambah gula, kami tersanjung bila bapak ibu datang, ke Sirkuit Mandalika,” ujar Miq Gite berpantun.
Yudistira Setiawan, Pgs SVP of Corporate Secretary In Journey, menyatakan komitmenperusahaan untuk selalu menyelenggarakan event berskala internasional MotoGP di Sirkuit Mandalika. Dengan mengekspos keelokan Mandalika dan keberagaman seni budaya NTB. Setiap event yang diselenggarakan oleh Injourney selalu diiringi pesta rakyat.
Pihak Ikatan Motor Indonesia, yang diwakili Eddy Saputra Deputi Olahraga IMI, menjelaskan, semua aspek penyelenggaraan MotoGP 2024, termasuk Marshall COC, kali ini dikelola oleh Tim Mandalika.
Wenda Ramadya Nabiel, Human Capital and Legal Compliance Director ITDC, menyampaikan bahwa event ini memiliki dampak positif. Baik bagi NTB maupun secara nasional, seperti yang ditemukan dalam riset litbang Kompas tahun 2023.
Priandhi Satria, President Director of Mandalika Grand Prix Association, mengungkapkan dukungan kolaboratif dari IMI, ITDC, dan Injourney dalam menyelenggarakan event skala internasional, termasuk Shell Eco-Marathon kelas Asia Pasifik.
Potensi kehadiran merek besar seperti Lamborghini, Ferrari, dan Porsche juga sedang dalam tahap diskusi.
Terkait tiket, Priandhi Satria menjelaskan, tiket MotoGP 2024 tersedia dalam beberapa kelas dengan harga bervariasi.
Dimulai dari Rp. 700.000 untuk tiket festival – general admission, Rp. 800.000 dan Rp. 1 juta untuk regular grandstand, Rp. 2 juta hingga Rp. 2,5 juta untuk kelas Premium grandstand, dan kelas tertinggi, yaitu vip hospitality class, dijual dengan harga antara Rp. 15 juta hingga Rp. 20 juta.
Acara peluncuran tiket ini juga dihadiri oleh berbagai media nasional, baik cetak maupun elektronik. novia
Catatan dari Perhelatan MotoGP Mandalika 2023
Histeria penonton gelaran MotoGP tampak tiap kali layar menampilkan wajah riders yang tengah persiapan di garis start
LOTENG.LombokJournal.com ~ Kemeriahan gelaran Grand Prix of Indonesia, atau MotoGP Mandalika 2023 yang berlangsung 13-15 Oktober 2023, tak terelakan. Antusiasme penonton terbilang luar biasa.
Puluhan ribu orang datang dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan luar negeri, berduyun-duyung ke Sirkuit Internasional Mandalika Lombok menonton MotoGP. Menyaksikan para riders dunia memacu andrenalin di atas kendaraan.
Penonton dari Nusa Tenggara Barat jelas tumpah ruah menggaungkan kebanggaan pada Sirkuit Mandalika yang yang jadi ajang MotoGP yang prestisius.
Untuk menonton MotoGP, penonton tak peduli meski harus berjalan kaki lumayan jauh di tengah panas terik matahari, mengingat luasnya areal Sirkuit Mandalika.
Tribun-tribun penonton, khususnya Premium Granstand A dan B, penuh sesak, bahkan banyak yang tidak kebagian tempat duduk, merela rela menonton sambil berdiri.
Sebelum balapan dimulai, khususnya di puncak balapan MotoGP, penonton yang menunggu momen-momen menegangkan itu kerap tak sabar menunggu.
Alhasil, histeria penonton tampak setiap kali layar menampilkan wajah riders yang tengah persiapan di garis start. Apalagi ketika balapan utama ini berlangsung, penonton tak mau ketinggalan memberi semangat kepada pembalap idolanya.
Penonton menumpahkan ekspresi kegembiraan melalui yel-yel … Indonesia…. Indonesia… yang bergemuruh nyaris di semua tribun.
Selain menghadirkan rasa gembira, ungkapan kekecewaan yang tidak bisa dibendung dari tribun penonton adalah ketika ada pembalap yang jatuh, baik itu pembalap idola maupun bukan.
Marquez crash
Teriakan spontan ikut bergemuruh saat layar menampilkan ulang (replay) momen jatuhnya pembalap, terutama ketika Marc Marquesyang memiliki sangat banyak penggemar di Indonesia ini crash di putaran ke 8. Pemilik 6 gelar juara dunia MotoGP ini terjatuh di tikungan ke-13.
Para penggemar Marquez di tribun sebenarnya harap-harap cemas pada idolanya, sebab sehari sebelumnya, yakni pada sesi Sprint Race, Marquez sudah jatuh padahal belum genap melewati satu putaran.
Belum lagi, pada gelaran MotoGP pertama kali di Indonesia tahun 2022, Marquez pembalap yang paling dinanti kala itu tepat setelah Rossi pensiun, bahkan tidak bisa mengikuti race utama.
Saat itu Marques crash pada sesi pemanasan beberapa saat sebelum race utama dilangsungkan. Insiden yang menyebabkan Marquez cidera, menghebohkan saat itu.
Jatuhnya Marquez benar-benar membuat penggemarnya frustasi.
Apalagi mereka baru melihat aksi Marquez selama 8 putaran. Belum setengah dari perjalanan balapan yang seluruhnya berlangsung 27 putaran.
Suara-suara kekecewaan beberapa saat terdengar dari arah Tribun B.
“Waduh… tidak seru lagi,” ungkap Cahyo, penonton Tribun B asal Jakarta.
Jatuh bangun pembalap, memang sangat mempengaruhi reaksi penonton. Lagi-lagi, crashnya George Martin, di tikungan ke-11 putaran ke 13 dan berakhir di gravel tatkala sedang memimpin balapan dan jauh dari pembalap-pembalap lainnya, juga mengundang kekecewaan penonton.
Tapi penampilan luar biasa dari pembalap Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo, mengobati hati para penggemarnya. Riders asal Italia ini tampil benar-benar menggemaskan. Start dari posisi 13, ia maju melaju memenangkan pertarungan sengit di lintasan.
Begitu namanya disebut sebagai yang pertama menyentuh garis finish, gegap gempita suara gemuruh bersahut-sahutan dari arah tribun menyambut kemenangan Bagnaia, yang disusul Maverick Vinales dan Fabio Quartararo. Benar-benar memuaskan penonton.
Usai gelaran berlangsung, puluhan ribu penonton bersegera meninggalkan sirkuit dalam hati yang penuh suka dan duka.
Saat melewati terowongan antara tribun A dan B, penonton kembali meneriakan yel Indonesia, yang gemuruhnya bikin merinding bangga. Mereka pulang dengan sangat tertib.
Tapi rupanya, kekecewaan atas kembali absennya Marquez di garis finish itu, rupanya masih terus berlanjut hingga balapan tuntas dan penonton berduyun-duyun pulang.
“Saya benar-benar frustasi dibuat,” ujar Helena, penggemar berat Marquez asal Surabaya yang menonton di tribun A, saat keluar menuju terowongan yang membatasi tribun A da B.
Hasil balapan utama MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023:
Francesco Bagnaia, Ducati Lenovo (GP23)
Maverick Vinales, Aprilia Racing (RS-GP23)
Fabio Quartararo, Monster Yamaha (YZR-M1)
Fabio Di Giannantonio, Gresini Ducati (GP22)
Marco Bezzecchi, Mooney VR46 Ducati (GP22)
Brad Binder, Red Bull KTM (RC16)
Jack Miller, Red Bull KTM (RC16)
Enea Bastianini, Ducati Lenovo (GP23)
Alex Rins, LCR Honda (RC213V)
Aleix Espargaro, Aprilia Racing (RS-GP23)
Takaaki Nakagami, LCR Honda (RC213V)
Miguel Oliveira, RNF Aprilia (RS-GP22)
Raul Fernandez, RNF Aprilia (RS-GP22)
Franco Morbidelli, Monster Yamaha (YZR-M1)
Gagal finis
Johann Zarco, Pramac Ducati (GP23)
Jorge Martin, Pramac Ducati (GP23)
Joan Mir, Repsol Honda (RC213V)
Augusto Fernandez, Tech3 GASGAS (RC16)
Marc Marquez, Repsol Honda (RC213V)
Luca Marini, Mooney VR46 Ducati (GP22)
Pol Espargaro, Tech3 GASGAS (RC16)
MotoGP Digelar di Sirkuit Mandalika, Oktober 2023
Gelaran MotoGP penting untuk menguatkan ekosistem pariwisata untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional dan menguatkan ekosistem pariwisata
JAKARTA.LombokJournal.com ~Gubernur NTB Zulkieflimansyah bersama Menteri BUMN RI Erick Thohir menggelar jumpa pers tentang balap motor bergengsi dunia, MotoGP, di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (13/07/23).
Balap motor bergengsi dunia MotoGP kembali digelar di Sirkuit Mandalika, Mandalika, Lombok Tengah, 13-15 Oktober 2023.
“Bersama Menteri BUMN Mas Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN menandai di mulainya Asia Road Racing 11 sd 13 Agustus 2023 dan MotoGP 13 sd 15 Oktober 2023 ini di Sirkuit Internasional Mandalika. Luar biasa ini!” kata Gubernur NTB.
Dalam penjelasannya, Menteri BUMN RI Erick Thohir mengatakan, event MotoGP 2023 diharapkan dapat menguatkan ekosistem pariwisatademi percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Tujuan digelar MotoGP untuk menguatkan ekosistem pariwisata, khususnya untuk kawasan Mandalika sebagai salah satu 5 destinasi Pariwisata Super Prioritas
“Tujuan utama dari event MotoGP ini untuk penguatan ekosistem pariwisata demi percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya untuk kawasan Mandalika sebagai salah satu 5 destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP),” kata Erick Tohir.
Sementara itu CEO Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menuturkan, MGPA menargetkan 80 ribu tiket untuk penonton MotoGP Mandalika 2023 pada 15 Oktober mendatang.
Tiket MotoGP Mandalika akan mulai dijual pada 17 Juli 2023 mendatang.
“Kalau sekarang kami target total tiketnya hampir 80 ribu,” jelas Priandhi Satria.
Terdapat beberapa kategori tiket perhelatan MotoGP 2023 yaitu general admission atau festival, regular grandstand, premium grandstand, premiere class, dan deluxe class.
Harga tiket MotoGP 2023 dibanderol dari Rp 250 ribu hingga Rp 20 juta.
Untuk melakukan pembelian tiket MotoGP 2023, masyarakat dapat mengakses situs resmi https://www.themandalikagp.com atau platform pembelian tiket seperti MyPertamina, LivinbyMandiri, Tiketapasaja.com, Tiket.com, Mytours, Bookmyshow, Platinum Group. ***
Harga Tiket MotoGP Mandalika 2023:
Festival/General Admission
Hari Kedua Rp 250 ribu
Hari Ketiga Rp 500 ribu
Tiket Terusan Rp 700 ribu
Regular Grandstand
Hari Kedua Rp 650 ribu
Hari Kedua Rp 1 juta
Tiket Terusan Rp 1,5 juta
Premium Grandstand
Hari Kedua Rp 1 juta
Hari Ketiga Rp 1,5 juta
Tiket Terusan Rp 2,3 juta
VIP
Premiere Class Rp 15 juta
Deluxe Class Rp 20 juta
MotoGP Sukses, Kini Road To MXGP
Event internasional MotoGP berlangsung sukses, kini Pemprov NTB akan mensosialisasikan MXGP melalui Bincang Gemilang di Istana Dalam Loka Sumbawa Besar
MATARAM.lombokjournal.com ~Setelah sukses menyelenggarakan event internasional MotoGP di Sirkuit Mandalika, kini Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai mensosialisasikan pagelaran MXGP di Pulau Sumbawa.
Melalui Dinas Kominfotik menggelar rapat koordinasi bersama Stakeholder, yang dikemas dengan Bincang Gemilang bertajuk “Road To MXGP Samota NTB Indonesia” di ruang kerja Kadis Kominfotik, di Mataram Kamis (24/03/22).
Kepala Diskominfotik, Najamuddin Amy menjelaskan Bincang Gemilang rencananya akan digelar di pelataran Istana Dalam Loka Sumbawatanggal 30 Maret mendatang.
Ia mengajak stakeholder terkait lainnya perwakilan Bank NTB Syariah, Telkom, Telkomsel, Balmon, OJK, Dikbud dan lainnya untuk bersama-sama hadir sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi untuk mendukung sebelum gelaran MXGP di Samota.
Sehingga bisa segera ditindaklanjuti guna memperkuat jaringan telekomunikasi dalam penyelenggaraan event.
Turut hadir rapat tersebut Perwakilan Telkomsel, Telkom, Balmon, Perwakilan Bank NTB, Perwakilan Dikbud dan OJK. ***
Media Berperan Mengantarkan Sukses MotoGP
Pemprov NTB berterima kasih pada media menyampaikan informasi kepada masyarakat sehingga antusiasme dan penyelenggaraan MotoGP sukses
MATARAM.lombokjournal.com ~ Media berperan mengantarkan kesuksesan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, yang berlangsung 19-20 Maret 2022 lalu
Media dengan memanfaatkan fasilitas Media Center Indonesia (MCI) di Sirkuit Mandalika, banyak berita baik MotoGP yang disebar oleh para awak media ke seluruh dunia.
Pemerintah Provinsi NTB melalui Sekretaris Daerah, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas partisipasi dan dukungan para awak mediayang setia, mulai dari pra hingga pasca penyelenggaraan MotoGP di NTB.
Sekda mengapresiasi ratusan media telah berpartisipasi, mulai dari media cetak, elektronik, radio dan online baik nasional maupun media lokal. Serta Radio yang terus menyampaikan informasi di udara.
“Merupakan peran besar jurnalis dan awak media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat sehingga antusiasme dan penyelenggaraan MotoGP sukses digelar,” tutur Miq Gite, sapaan Sekda, di Mataram, Kamis (24/03/22).
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dinas Kominfotik NTB telah berikhtiar menghadirkan Media Center Indonesia (MCI) sejak Ajang World Superbike, dan Pre Season MotoGP lalu kemudian diresmikan jelang MotoGP Mandalika 2022, Kamis (17/03/22) lalu.
MCI yang memfasilitasi para awak media secara cuma-cuma ini untuk memfasilitasi dan memberikan kenyamanan, khususnya bagi media yang belum mendapatkan kesempatan untuk masuk ke paddock MotoGP karena keterbatasan ruangan.
Sementara banyak media Indonesia yang ingin meliput balapan dan sisi lain penyelenggaraan balapan di Sirkuit Mandalika.
Kominfo membuka MCI yang berlokasi dekat dengan paddock Sirkuit Mandalika. Sehingga dapat memudahkan para jurnalis untuk meliput dan mendapatkan akses informasi.
Berbagai fasilitas pendukung juga disediakan, seperti jaringan internet berkecepatan tinggi hingga 100 Mbps, mushola hingga makanan-minuman bagi rekan-rekan jurnalis.
Untuk membantu kinerja jurnalis, disediakan juga 20 unit laptop, mesin pencetak (printer), televisi, dan kursi refleksi. Selain itu, ruangan MCI juga dilengkapi enam mesin pendingin ruangan. ***
Kerja belum rampung sepenuhnya, tapi perhelatan MotoGP Mandalika 2022 meraih sukses besar, dan memiliki daya ungkit ekonomi luar biasa, Tulisan ini bagian akhir laporan Naniek I Taufan yang menyaksikan langsung di Sirkuit Mandalika
MATARAM.lombokjournal.com ~ Gelaran MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika meraih sukses besar.
Meski pembangunan infrastruktur pendukung sirkuit ini belum rampung sepenuhnya dan masih terus berjalan, antusias penonton begitu tinggi.
Alat-alat berat di sekitar sirkuit selama pergelaran tersebut masih tetap standby siap melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa lokasi yang masih dalam pembangunan terpantau antara lain halte-halte shuttle bus di pintu-pintu masuk sirkuit dan juga tempat-tempat parkir di Pintu Barat dan Pintu Timur.
60 ribuan tiket khususnya di hari ketiga, tanggal 20 Maret 2022 sesi utama MotoGP, habis terjual. Di hari pertama dan kedua 19-20 Maret 2022, juga tidak kurang dari 33 ribu tiket juga ludes.
Hotel-hotel dan penginapan penuh tidak hanya di Lombok Tengah dan Kota Mataram, termasuk juga di Lombok Utara dan sebagian Lombok Timur.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa sport tourism yang dihadirkan di Sirkuit Mandalika ini memiliki daya ungkit ekonomi luar biasa. Khususnya bagi bangkitnya ekonomi setelah dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun sebelum ini.
MotoGP menjadi momentum untuk menata kembali ekonomi, khususnya sektor pariwisata.
“Ini momentum bagi tatanan ekonomi baru pascapandemi,” ungkap Sandiaga dalam konferensi pers di Media Center Indonesia MotoGP Manfalika 2022, Jumat (18/03/22).
Sementera itu, Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, memperkirakan perputaran uang atau transaksi UMKM selama MotoGP di Mandalika bisa mencapai Rp90 miliar.
“Dari 1.300 UMKM yang kita kurasi itu potensi yang kita hitung bisa sampai Rp90 miliar perputaran uang selama event MotoGP,” ujar Teten Masduki ketika membuka NTB Invotek Expo 2022 di Halaman Kantor BRIDA Provinsi NTB di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Jumat (18/03/2022).
Sejak beroperasi tahun 2011, event MotoGP 2022 membuat Bandara Internasional Lombok (BIL) mencatat sejarah dengan jumlah penumpang harian tertinggi dengan lebih dari 15 ribu orang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok, sampai dengan Senin (21/03/22) lalu.
“Jumlah pergerakan penumpang harian kemarin merupakan yang tertinggi. Tercatat ada 15.164 penumpang dengan rincian 4.154 penumpang yang tiba dan 11.010 penumpang berangkat. Tingginya angka pergerakan penumpang ini utamanya disokong oleh aktivitas keberangkatan para penonton, pembalap, serta ofisial kru ajang balap motor MotoGP Mandalika,” ujar Nugroho Jati, General Manager Bandara Lombok, dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Lombok, (22/3/2022).
Padahal biasanya rata-rata penumpang harian adalah berkisar 3.500 orang. Ini artinya selama gelaran MotoGP 2022, terjadi peningkatan lebih dari empat kali lipat. Pergerakan pesawat juga mencapai titik puncak dengan catatan 143 pergerakan pesawat, dengan rincian 72 pesawat tiba serta 71 pesawat yang berangkat dari Bandara Lombok. Biasanya, bandara ini hanya melayani sekitar 40 pergerakan pesawat yang tiba dan berangkat setiap harinya.
Ini artinya, meski kerja belum selesai, MotoGP Indonesia 2022 di sirkuit Mandalika Lombok, yang menempatkan pebalap Miguel Oliveira sebagai pemenang, disusul Fabio Quartararo di urutan kedua dan Johann Zarco di posisi ketiga, menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Artinya pula bahwa kepercayaan terhadap pemerintah yang membangun sirkuit ini juga sangat tinggi. MotoGP Mandalika 2022 meninggalkan kesan yang tak terlupakan.
Saking belum bisa move on dari kebanggaan bisa menonton langsung MotoGP di negeri sendiri, membuat event MotoGP masih saja terus dibicarakan. Perkara penonton sempat terbengkalai akibat belum termanajemen dengan baik sistem transportasi shuttle bus dalam penyelenggaraan event ini, mereka pulang membawa rasa puas.
Panas, hujan dan petir pun dinilai sebagai bagian dari keseruan bisa hadir langsung pada gelaran perdana MotoGP Indonesia.
Pemerintah tentu akan melakukan evaluasi yang ketat dan perbaikan terhadap sistem transportasi yang sangat vital bagi penonton ini. Evaluasi untuk perbaikan ini, jelas dibutuhkan untuk kelangsungan penyelenggaraan MotoGP di tahun-tahun berikutnya. Lagi pula Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah sudah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penonton MotoGP Mandalika atas hal ini.
“Kami meminta maaf kalau tidak sepenuhnya sempurna sesuai yang kami rencanakan,” kata Zulkieflimansyah di Mataram, sehari setelah MotoGP berakhir.
Kekaguman dan kebanggaan atas hadirnya sirkuit MotoGP di Mandalika Lombok ini, diungkapkan oleh penonton yang tersentuh hatinya tatkala lagu Indonesia Raya bergema di Pertamina Mandalika International Street Circuit sesaat sebelum balapan utama MotoGP dilepas.
Penonton turut hikmat, larut dalam kebangaaan sekaligus rasa haru yang mendalam. Mereka ikut berdiri menyanyikan lagu kebangsaan. Apalagi gelaran perdana MotoGP 2022 dihadiri langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo. Presiden yang mewujudkan sirkuit bergengsi ini dalam satu kali kesempatan (tanpa mangkrak). Ada yang tak mampu menahan haru, ada pula yang merinding karena rasa bangga juga seperti tidak percaya.
“Seperti tidak percaya, kita (Indonesia) punya sendiri sirkuit kelas dunia ini (Mandalika). Indah pula,” kata Diandra asal Jakarta.
Ia mengaku benar-benar merasa beruntung bisa nonton MotoGP di kampung halaman sendiri, tak perlu jauh-jauh ke negeri orang. Antusiasme menonton MotoGP Mandalika memang terlihat dari lautan manusia yang memenuhi sirkuit dibangun di atas lahan seluas 133,1 hektar ini.
MotoGP Mandalika 2022 memang sangat dinantikan, khususnya bagi mereka yang selama ini fans MotoGP namun belum pernah bisa menonton secara langsung. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan jika menonton MotoGP ke luar negeri menjadi faktor utama mengapa mereka sangat antusias datang ke sirkuit Mandalika yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
“Mau nonton keluar negeri, mahal banget. Hari ini terbayar sudah, puas. Ini momen yang bertahun-tahun saya nanti-nantikan, bisa lihat langsung aksi para riders, bisa dengar langsung raungan mesin motor pebalap dan bisa lihat langsung mereka melintas di depan saya. Wow… amazing,” ungkap Diandra yang menonton dari tribun I zona hijau.
Bagi Diandra dan puluhan ribu penonton lainnya, kesempatan hadir di tribun-tribun Pertamina Mandalika International Street Circuit yang megah, pada MotoGP Mandalika 2022 ini tidak akan terulang kedua kali. Sebab mereka ikut menjadi penonton pertama yang mengukir sejarah di sirkuit kebanggaan bangsa Indonesia ini.
“Pokoknya beda rasanya nonton perdana, meskipun tahun depan bisa nonton lagi, jelas tidak sama,” ujar Said asal Kalimantan Timur.
Event MotoGP Mandalika 2022 memang bukan semata-mata tontonan bagi pencinta olah raga otomotif, melainkan turut serta sebagai pelampiasan rasa bangga bagi anak bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, terbilang banyak dari mereka yang menonton event ini sesungguhnya bukan penggemar berat MotoGP. Namun karena rasa bangga punya sirkuit mentereng milik bangsa sendiri membuat beberapa di antaranya jauh-jauh hari sudah memastikan diri tiba di Lombok pada H-2 sebelum rangkaian MotoGP digelar.
“Saya nontonnya tanggal 19 dan 20 Maret. Sirkuitnya ada di Indonesia masak saya tidak nonton? Sirkuitnya juga cantik bisa sekalian liburan di bibir pantai dan tepi laut Kuta Lombok yang terkenal itu” kata Rara asal Surabaya yang mengaku hanya sesekali nonton MotoGP lewat televisi.
Jadi, selain aksi para riders dunia yang ditonton, Rara juga bisa melihat langsung dan mengenal lebih jauh sirkuit Mandalika serta menikmati berbagai peristiwa yang terjadi selama event ini digelar. Dan itu merupakan hiburan menarik yang tidak boleh dilewatkan. Tepuk tangan dan sorak sorai penonton (khususnya para fans) saat para riders lewat di depannya, memberi energi tersendiri bagi penonton.
Peristiwa-peristiwa tidak biasa yang terjadi sejak sirkuit ini dibuka dalam gelaran perdana World Superbike (WSBK) dan Idemitsu Asian Talent Cup IATC di bulan November 2022, saat Pramusim MotoGP bulan Februari 2022 serta saat event utama MotoGP Mandalika 2022 digelar, merupakan keunikan tersendiri dari Sirkuit Mandalika. Yang tentu saja tidak ditemukan di sirkuit lain.
Meskipun Sirkuit Mandalika merupakan salah satu sirkuit terbaik di dunia dengan diperolehnya pengakuan berstandar internasional grade tertinggi (A) dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sport serta International Road racing Team Association (IRTA)/Asosiasi Tim Balap Internasional, sirkuit ini tetap dengan kesederhanaannya yang apa adanya.
Berada di wilayah Lombok bagian Selatan, di sebuah desa dengan penduduk yang sederhana, sejak awal sirkuit modern ini juga tetap menampilkan kesederhanaan dan keunikan peristiwa-peristiwa yang menyertainya.
Penduduk Kuta yang apa adanya, yang aktivitas kesehariannya (seperti ibu-ibu yang berboncengan dengan 4 anak), orang bersarung menonton di balik pagar sirkuit, kondisi warung dan kios yang apa adanya tempat pebalap membeli kartu sim seluler, yang dipublikasikan di instagram pribadi para pebalap.
Termasuk pula yang paling fenomenal ada aksi Rara si pawang hujan dan keramahan Risman yang membuat juara pertama MotoGP Indonesia Mandalika 2022 di kelas primer, Miguel Oliveira, mendedikasikan kemenangannya itu untuk pemuda sederhana ini. Pebalap Red Bull KTM terkesan pada Risman, staf hotel yang melayaninya selama bersiap dalam laga balap MotoGP di sirkuit Mandalika Lombok.
“Aku ingin mendedikasikan podium ini untuk seorang pria bernama Risman, staf hotel tempatku menginap. Dia sudah menyemangati saya selama akhir pekan ini. Ia benar-benar mendukung saya sepanjang pekan, dan dia orang yang baik. Saya janji saya akan mendedikasikan podium saya kepadanya. Jadi, ini untukmu, Risman,” ungkap Miguel Oliveira dalam wawancara resmi bersama MotoGP.
Demikian pula ketika hujan dan petir turun dengan derasnya yang membuat sesi utama balap MotoGP ditunda beberapa kali, sebuah momen tak terduga pun terjadi. Seorang pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari tiba-tiba tersorot kamera resmi Dorna saat melakukan aksinya di depan pit lane Sirkuit Mandalika. Saat kamera Dorna menyorotnya, para penonton di tribun-tribun bersorak dengan gemuruh tepuk tangan.
Tentu ini sangat mengejutkan. Event berkelas internasional yang tidak main-main ini, bisa-bisanya menghadirkan aksi pawang hujan.
Untuk bisa berada di areal pit lane itu, mestilah atas ijin resmi dengan peraturan yang sangat ketat dari Dorna Sport selaku pengelola MotoGP. Rupanya, (dikutip dari CNNIndonesia.com), kehadiran Rara di pit lane tersebut atas permintaan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan Dorna Sport.
Atraksi Rara membawa singing bowl sembari membuat gerakan-gerakan ritual itu mencuri perhatian para pembalap MotoGP. Pebalap dengan julukan Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, bahkan menirukan gerakan pawang hujan tersebut dengan menggunakan wadah makan dan garpu.
Berbagai peristiwa ini menjadi hiburan tersendiri bagi penonton. Di sinilah letak bahwa MotoGP Indonesia bukan semata-mata olahraga otomotif, melainkan memiliki unsur entertain yang unik dengan sebab bangsa ini kaya dengan tradisi dalam kebudayaannya.
Memang banyak pro kontra terkait aksi pawang hujan tersebut, tetapi inilah Sirkuit Mandalika dengan segala keunikan dan kesederhanaan yang menyertainya.
Dan segala kesederhanaan serta keunikan itu terpublikasi dengan masif dan menjadi trending topik bukan hanya di Indonesia melainkan juga diperbincangkan banyak warganet dunia di media sosial.***
Event MotoGP 2022 Sukses, Ini Kata Gubernur NTB
Presiden Indonesia, Joko Widodo disebut berperan besar dalam kesuksesan Event MotoGP 2022, kata Gubernur NTB
MATARAM.lombokjournal.com ~Perhelatan MotoGP 2022 sukses digelar di Sirkuit Mandalika dan meninggalkan kesan bagi seluruh pihak, meski masih banyak yang harus dibenahi.
Presiden Indonesia, Joko Widodo disebut berperan besar dalam kesuksesan tersebut. Memilih Mandalika, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai tuan rumah ajang MotoGP, balap motor bergengsi dunia.
Kesuksesan juga faktor sinergitas yang terjalin baik antara Pemerintah Pusat, pihak penyelenggara acara, Pemerintah Daerah, dan masyarakat juga berperan besar dalam mensukseskan acara tersebut.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc. mengucapkan terima kasih kepada Presdien Jokowi.
Termasuk seluruh pihak yang memiliki andil besar dalam mensukseskan event internasional MotoGP, dan menjadikan Mandalika NTB sebagai Wajah Baru Indonesia lebih terkenal di mata dunia.
“Terimakasih Pemerintah Pusat, terima kasih Pak Presiden, anda telah membuktikan bahwa where there is a will there’s a way,” ungkap Bang Zul sapaan Gubernur, di Mataram, Senin (21/03/22).
Ia menambahkan, dari pengerjaan Sirkuit Mandalika hingga penyelenggaraan acaranya digelar di tengah wabah pandemi Covid-19 dan setelah Lombok dilanda gempa bumi, yang akan sulit mendatangkan visitor dari mancanegara.
Namun, dengan cara Presiden yang tidak biasa, event yang digelar mampu menarik pengunjung domestik yang animonya cukup besar.
“Kami menonton bersama Pak Presiden dan merasa terharu melihat beliau bergembira, berbahagia. Dua tahun pandemi ini, beliau datang dengan satu ide yang sangat besar untuk menghadiahkan satu internasional event, bukan hanya untuk Nusa Tenggara Barat tetapi juga untuk Indonesia,” tuturnya.
Gubernur menekankan, kesuksesan MotoGP 2022 tidak akan pernah terwujud tanpa sinergitas yang baik seluruh pihak.
Ketika seluruh pihak meninggalkan ego sektoral masing-masing, tidak ada yang tidak mungkin meski di tengah pandemi.***
Penonton MotoGP Terlantar, Gubernur Zul Minta Maaf
Animo penonton MotoGP, dari Minggu sangat besar, sehingga menimbulkan kemacetan sehingga shuttle bus terlambat datang
MATARAM.lombokjournal.com ~ Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penonton MotoGPatas ketidaknyamanan, karena shuttle bus gratis yang disediakan Pemprov NTB bagi para penonton datang terlambat.
Banyak penonton kemudian merasa ditelantarkan usai acara, termasuk penonton dari luar daerah Lombok
Animo masyarakat menonton MotoGP, Minggu ( 20/03/22) sangat besar, sehingga menimbulkan kemacetan.
Tak sedikit pula masyarakat yang mengeluhkan kualitas bus yang sudah tua dan macet di tengah jalan sehingga ikut memperparah keadaan.
Gubernur menjelaskan, panitia sudah bekerja maksimal dalam mengatur alur bus untuk mengantar dan menjemput penonton.
Namun karena tumpah ruahnya penonton yang sangat antusias menghadiri hari balapan, maka kemacetan yang terjadi tak bisa dihindari.
“Kami meminta maaf, kalau tidak sepenuhnya sempurna sesuai yang kami rencanakan,” kata Zulkieflimansyah di Mataram, Senin (21/03/22).
Gubernur minta permakluman para penonton yang merasa kecewa, dan. meminta dukungan agar bisa lebih baik kedepannya.
“Saya sendiri pernah jadi saksi sejarah ketika di Sentul dan itu lebih parah dari kemarin. Bukan bermaksud apologi, tapi kita tidak menyangka kendaraan pribadi sebanyak itu. Jadi kalau ada antusiasme di hari ketiga, apalagi yang kita saksikan di TV sebanyak itu, sehingga wajar membludak seperti itu,” ucap Bang Zul.
Terkait aduan bus yang sudah tua, ditekankan Ban Zul akan menjadi catatan panitia.
“Bus yang melayani tidak boleh tua. Ini akan kami cek ke depannya. Kami juga tidak bisa mengomeli petugas yang sudah bekerja maksimal. Tetapi mudah-mudahan ini jadi feedback yang baik untuk ajang selanjutnya, seperti WSBK di November 2022 dan ini menjadi catatan cukup baik, apalagi kontrak ini 10 tahun pasti setiap tahun ada peningkatan,” tandasnya. ***
MotoGP Mandalika 2022, Catatan Transportasi yang Kacau (2)
Dalam perhelatan MotoGP Mandalika 2022, penonton dikecewakan layanan shuttle bus yang kacau, dan petugas pun pasrah. Ini laporan Naniek I Taufan dari Mandalika
MATARAM.lombokjournal.com ~ Kekacauan shuttle bus, dimulai sejak pemberangkatan menuju Mandalika, dan usai perhelatan MotoGP usai.
Bahkan saat penonton harus berjuang untuk pulang dengan berjalan kaki menuju tempat jemputan, dan harus berebutan naik bus, banyak di antaranya harus berpisah dengan rombongan.
Lulusnya Pertamina Mandalika International Street Circuit dalam uji hasil track inspection oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sports dan IRTA, dengan nilai tertinggi (grade A), merupakan bukti bahwa sirkuit Mandalika dibangun sesuai ketentuan.
Kabar ini diperoleh tanggal 17 Maret 2022 atau sehari sebelum event MotoGP digelar secara resmi.
Ini artinya layak sebagai tempat mengaspal bagi para riders dunia sekelas MotoGP. Dan setelah digelar tiga hari berturut-turut, 18-20 Maret 2022, event ini meraih kesuksesan.
Tapi sukses di sirkuit tentu tidak serta merta berarti semua aspek berjalan baik. Ada kekurangan di sana-sini tentu wajar, mengingat event ini baru pertama kali digelar.
Segala (management) fasilitas khususnya bagi penonton juga baru pertama kali digunakan atau dioperasikan.
Penonton juga rata-rata baru pertama kali datang menonton MotoGP ke Sirkuit Mandalika yang begitu luas, sehingga sangat wajar jika mengeluh soal jarak yang jauh dari satu pintu masuk ke pintu masuk lainnya.
Meski semua masih baru, terutama pihak penyelenggara MotoGP bagian transportasi bus yang disiapkan untuk penonton juga baru bekerja, bukan menjadi alasan pembenaran pada kekacauan yang terjadi di hari pamungkas MotoGP Mandalika.
Sebab, walau transportasi hanya satu dari banyak bagian lain yang sukses dalam event ini, soal amburadulnya transportasi bagi penonton ini adalah sesuatu yang fatal. Panitia rupanya tidak siap dengan managemen transportasi.
Tidak menghitung dengan baik keseimbangan antara penonton yang jumlahnya melebihi 60 ribu orang, yang pasti menimbulkan kerumunan yang luar biasa, dengan ketersediaan jumlah shuttle bus.
Tampaknya pula, keliru menghitung kemacetan yang ditimbulkan dari keramaian yang pasti terjadi yang jelas akan menunda perjalanan bus. Serta tidak menghitung jarak tempuh shuttle bus dari dan ke Mandalika.
Bisa dibayangkan penonton yang menginap di Lombok Utara, yang jarak tempuh rata-ratanya sekitar 2,5,-3,5 jam baru bisa tiba di Sirkuit Mandalika. Artinya shuttle bus yang bertugas menjemput penonton di Lombok Utara via Bangsal, membutuhkan waktu 5-7 jam untuk mengantar ke Mandalika dan kembali ke Bangsal untuk angkutan berikutnya.
Begitu pula dengan penonton dari Mataram yang membutuhkan waktu 1-1,5 jam untuk bisa tiba di Mandalika. Shuttle bus membutuhkan waktu 2-3 jam untuk PP Mataram Mandalika. Belum lagi di titik terjauh Lombok Timur.
Sementara itu puluhan ribu orang menanti bus tersebut dalam waktu nyaris bersamaan di hari yang sama. Semua ingin lekas tiba di Mandalika. Dan semua ingin segera meninggalkan Mandalika begitu MotoGP berakhir di sore hari.
Dan yang melayani transportasi ribuan orang itu hanya sebanyak 278 unit Shuttle bus yang disiapkan Dishub Provinsi NTB terdiri atas 27 bus ukuran besar, 70 bus ukuran medium, dan 181 minibus. Semuanya gratis untuk penonton.
Nanti juga ditunjang angkutan sewa khusus dan alat angkut konvensional, sesuai ketentuan.
Kekacauan soal transportasi ini sesungguhnya sudah dimulai sejak pagi, saat penonton mulai dijemput di titik-titik penjemputan yang sudah ditentukan. Dengan jumlah penonton yang sangat banyak, bahkan di titik penjemputan eks Bandara Selaparang Mataram, medsos sudah mulai riuh dengan keluhan. Shuttle bus yang menjemput sampai agak siang tak tiba-tiba, sementara mereka sudah menunggu sejak pagi.
Apa penyebabnya? Selain bus yang kurang juga akibat kemacetan parah yang terjadi mulai dari depan Bandara Internasional Lombok, lalu di jalur setelahnya dan semakin parah saat mendekati Parkir Barat dan Parkir Timur. Ini yang menyebabkan bus-bus terlambat menjemput penonton.
Akibat lain dari keterlambatan bus, membuat penonton yang sudah tumpah menanti bus, terpaksa harus berebut, dulu-duluan agar bisa segera naik bus. Kemacetan ini bahkan memakan waktu sampai 5 jam dari Mataram hingga ke Sirkuit Mandalika.
Sebab bukan hanya soal kemacetan dalam perjalanan dari Mataram menuju ke Parkir Timur (PT) dan Parkir Barat (PB) yang menyebabkan lamanya penonton tiba di Sirkuit Mandalika, melainkan juga harus berebut bus dari PB dan PT untuk menuju pintu-pintu masuk sesuai dengan zona tiket yang dibeli.
Banyaknya penonton yang memenuhi PB dan PT membuat petugas yang jumlahnya tidak banyak, benar-benar kewalahan. Sopir-sopir dan petugas bus lainnya tak mampu membendung situasi. Mereka terlihat seperti pasrah.
Bus-bus di PB dan PT yang seharusnya menjemput penonton menuju pintu-pintu masuk (gate 1,2 dan 3) sesuai dengan warna dan abjad tiket (merah gate 1, biru gate 2 dan hijau gate 3), sudah tidak lagi sesuai dengan aturannya.
Hal ini terutama saat hari semakin siang dan semua penonton merasa harus segera tiba di tribun untuk menonton sebab mereka juga membeli tiket dengan harga yang tidak murah. Itu baru saat penonton datang ke Mandalika hingga ke pintu masuk masing-masing.
Penonton yang begitu antusias menantikan momen menonton langsung MotoGP di negeri sendiri ini, sesungguhnya sangat menikmati kesempatan yang tidak semua orang bisa datang kembali di Sirkuit Mandalika. Khususnya bagi mereka dari luar Lombok yang harus rela menyiapkan budget bukan semata untuk membeli tiket, melainkan untuk biaya transportasi laut/darat/udara, ke dan dari Lombok.
Biaya menginap dan akomodasi lainnya serta biaya konsumsi selama di Lombok. Ditambah lagi biaya transportasi lokal selama berada Lombok.
Bagaimana tidak, mereka kelihatan asyik-asyik saja. Meski masuk kepanasan dan pulang kehujanan. Termasuk pula ketika angin kencang, hujan yang mengguyur sangat deras disertai petir, yang membuat basah kuyup (penonton di tribun terbuka).
Juga ketika balapan MotoGP ditunda hingga sekitar dua jam akibat hujan deras, semua itu tidak menyurutkan semangat para penonton.
Mereka tetap nikmati semua peristiwa itu, sebagai bagian dari keseruan menonton langsung event internasional sekelas MotoGP yang selama ini hanya bisa ditonton lewat layar kaca. Raungan mesin motor para riders yang dipacu dengan kecepatan tinggi rata-rata di atas 300km/jam, kecepatan riil di aspal lintasan yang bisa dilihat langsung di depan mata itu, tidak bisa dideskripsikan oleh kamera secanggih apa pun.
Kamera tidak bisa menjelaskan hal itu sebaik kenyataannya. Tidak bisa menggantikan emosi penonton saat ‘bertemu’ langsung aksi para riders yang mengaspal di Sirkuit Mandalika Lombok.
Para penonton di hari Minggu (20 Maret), yang tiba sejak pagi di Sirkuit Mandalika bisa menyaksikan seluruh sesi balapan. Mulai dari sesi pemanasan (Warm Up), Moto3 pukul 10:00 wita. Lalu Moto2 pada pukul 10:20 wita dan dilanjutkan kelas MotoGP pada 10:40 wita.
Setelah itu, pada pukul 12.00 wita para pebalap Moto3 akan mulai berlomba sepanjang 18 lap untuk menjadi yang terdepan. Dilanjutkan dengan Moto2 pada 13:20 wita yang melintasi 20 lap. Sementara itu para pebalap utama MotoGP mulai mengaspal sekitar jam 5 sore (seharusnya terjadwal 15.00 wita, ditunda karena hujan) untuk memperebutkan posisi terdepan dalam lomba yang berlangsung dalam 20 putaran.
Sesi utama MotoGP di Pertamina Mandalika International Circuit ini semestinya berlangsung 27 putaran (lap). Tapi karena kondisi lintasan balapan MotoGP dikurangi dari sebelumnya 27 menjadi 20, karena kondisi lintasan aspal terlalu panas karena terik matahari.
“Kami memutuskan mengurangi jarak tempuh balapan untuk menjaga kondisi trek karena masalah aspal,” begitu konfirmasi yang dikeluarkan Franco Uncini, selaku Grand Prix Safety Officer, dikutip dari situs resmi MotoGP.
Semua enjoy dan puas bisa menonton secara langsung. Aksi para riders benar-benar menghibur hati mereka yang dinilai sebanding dengan mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk bisa sampai di tribun Sirkuit MotoGP ‘milik sendiri’ ini.
Hal tersebut sebenarnya sempat membuat penonton melupakan kroditnya perjalanan mereka tadi untuk bisa tiba di tribun. Tapi kekacauan transportasi berikutnya, di saat pulang menonton, benar-benar membuat penonton rata-rata mengeluh dan kecewa.
Sekitar pukul 17.30 wita, usai sesi utama MotoGP yang menempatkan Miguel Oliveira, rider dari Red Bull KTM sebagai pemenang Pertamina Grand Prix of Indonesia, penonton sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan tribun keluar dari pintu keluar masing-masing. Di sinilah kekacauan yang menyedihkan bagi penonton itu terjadi.
Puluhan ribu orang yang berkumpul secara bersamaan keluar menuju lokasi shuttle bus yang sedianya mengantar mereka ke PB dan PT. bersamaan dengan keluarnya penonton itu, mobil-mobil yang ada di areal parkir dalam sirkuit pun bersamaan ikut keluar.
Alhasil lalu lintas macet. Para penonton yang berjalan di bawah gerimis yang terus turun, awalnya tertib menanti bus di perhentian yang sudah ditentukan. Para petugas lapangan yang mengatur juga terus bekerja.
Tapi, menit demi menit selanjutnya, penonton yang berkumpul itu semakin banyak menjadi lautan manusia yang bergerak menuju titik yang sama. Di saat itu pula, shuttle bus yang diharapkan datang, tidak banyak yang tiba. Karena itu, setiap kali bus tiba, semua berebutan naik sembari saling dorong satu sama lain.
Areal halte yang becek penuh lumpur akibat hujan, tidak lagi dipedulikan oleh penonton. Yang mereka nanti hanyalah segera bisa mendapatkan bus yang akan mengantar mereka ke PB dan PT, tempat di mana mereka memarkir kendaraan atau akan melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus juga, menuju tujuan masing-masing.
Rebutan dan saling berdesakan naik bus, membuat petugas lagi-lagi kewalahan. Mereka terlihat pasrah. Membiarkan para penumpang berduyun-duyun berjalan ke arah terjauh di mana mereka bisa menyetop bus lebih cepat. Dan itu jaraknya sangat jauh. Tapi para penonton rela berjalan jauh berkilo-kilo meter demi mendapatkan bus menuju PB dan PT.
Saat ditanya di mana penonton harus menunggu bus untuk menuju PT dan PB? Petugas hanya menjawab lemah.
“Seharusnya di sini, tapi karena semua penonton sudah mencegat bus di ujung jalan yang jauh di sana (sambil menunjuk arah beberapa kilometer), bus tak bisa sampai ke mari,” kata petugas di halte bus pintu 1, pasrah.
Kemacetan parah tak bisa dihindari. Jalan-jalan di depan Sirkuit Mandalika ramai. Mereka yang tidak mendapatkan bus terpaksa berjalan kaki berkilo-kilo meter, berharap bisa menemukan bus. Harapan itu sirna, sebab jumlah bus tidak sebanding dengan banyaknya penonton.
Salah satu peristiwa terjadi di area sekitar pintu 1 Sirkuit Mandalika, penonton akhirnya memaksa bus dengan stiker warna hijau, bertuliskan zona, H,I,J,K, untuk berhenti dan mengangkut mereka menuju PT.
Bus ini sejatinya harus menjemput penonton di pintu 3 zona hijau untuk dibawa ke PT. Tapi perjalanan mereka mustahil sampai ke pintu 3 mengingat ratusan penonton sudah mengerubungi bus yang terlihat dalam keadaan kosong itu. Supir dan petugas bus tak berdaya, sebab para penonton mulai memukul-mukul bus.
Pintu bus pun dibuka, penonton menyerbu naik. Tampak sekali kesedihan, kekecewaan sopir dan petugas bus yang terpaksa tidak bisa melaksanakan tugas menjemput penonton zona hijau di pintu 3.
“Kami ini hanya melaksanakan tugas, bapak-bapak, ibu-ibu seharusnya tolong mengerti bahwa bus ini sesuai warna stikernya harus menjemput penonton di pintu 3 zona hijau. Kalau kami sekarang harus kembali ke PT mengantar bapak-bapak, ibu-ibu ke sana, bagaimana dengan penonton di pintu 3 yang menjadi tanggung jawab kami untuk dijemput,” ujar sopir dan petugas bus, setengah memohon namun tak bisa berbuat apa-apa.
Akhirnya, dengan terpaksa bus ini berputar balik dari depan pintu 1 menuju PT. gagal melaksanakan tugas menjemput penonton di pintu 3 zona hijau.
Akibat peristiwa ini, penonton yang sudah mengantri lama menunggu bus di pintu 3, jelas semakin kekurangan bus penjemputan. Dan tidak mustahil peristiwa ini terjadi di jalan sekitar sirkuit dan di pintu-pintu sirkuit lainnya.
Masalah belum selesai sampai di sini. Hingga sekitar pukul enam sore, bus tidak bisa masuk terminal PT. tertahan dan stagnan jauh dari terminal PT. Selama sekitar 1 jam penonton yang ada di atas bus pun memilih turun dan berjalan kaki menuju PT yang masih sangat jauh. Tak ada pergerakan sedikit pun. Penonton yang turun terpaksa melanjutkan berjalan kaki menuju PT dan tempat-tempat parkir yang jaraknya bisa sampai 30 menit atau lebih jalan kaki.
Ini sungguh membIngungkan. Dan bukan lelucon yang perlu ditertawakan.
Bahkan ada penonton yang sejak dari jam 6 pagi meninggalkan penginapan via Bangsal Lombok Utara dan masih ‘terkurung’ di Mandalika hingga malam hari, tak jua mendapatkan bus untuk pulang. Mereka pun tertinggal oleh rombongan yang sudah terlebih dahulu harus meninggalkan lokasi Mandalika.
Hingga pukul 8 malam, belum juga ada pergerakan yang berarti lalu lintas sekitar PT. Yang membawa kendaraan sendiri, semua stand by di dalam mobil, menanti kapan kemacetan itu terurai. Pada sekitar setengah 9 malam, kendaraan mulai bergerak, namun hanya beberapa meter lalu stagnan. Begitu seterusnya hingga lebih dari pukul 9 malam.
Beberapa saat kemudian, barulah kendaraan yang terkunci di sekitar PT mulai bisa bergerak. Keramaian terlihat masih sangat banyak. Penonton kebingungan menanti bus. 7 orang yang kehilangan jejak rombongannya, terpaksa memohon untuk menumpang di mobil penonton lainnya. beruntung mereka bisa masuk dan ikut hingga ke Mataram.
Mereka berasal dari Pontianak Kalimantan Barat dan Bandung Jawa Barat. Bersama 60 orang lainnya, mereka satu rombongan dan menginap di Lombok Utara. Mengingat jarak tempuh Lombok Utara ke Mandalika yang cukup jauh, mereka berangkat dari hotel tempat menginap menggunakan kendaraan carter rombongan sejak pukul 6 pagi hingga sekitar pukul 9 baru bisa keluar dari Mandalika.
Beruntung rombongan menunggu mereka di Mataram. Kemacetan di perjalanan menuju Mataram juga membuat ke 7 orang ini tiba di Mataram sekitar pukul 11 malam untuk bergabung makan malam dengan rombongan. Lalu jam berapa mereka akan tiba di Lombok Utara? Jika jam 12 malam mereka menuju Lombok Utara, maka bisa dipastikan paling cepat mereka tiba jam 1 dini hari. Sementara esok pagi-pagi mereka harus berangkat pulang via Bali.
Begitulah perjuangan para penonton MotoGP di momen perdana ini. Berjalan kaki, berebutan bus hingga kehilangan rombongan dan tentu saja banyak cerita lainnya yang lebih menyedihkan dari itu akibat tidak siapnya transportasi untuk penonton ini.
Apakah ini akan terulang di MotoGP berikutnya? Jelas puluhan ribu penonton itu tidak menginginkan hal ini terjadi. Perbaikan management transportasi tersebut, wajib dibenahi. Para birokrat tidak perlu banyak bicara dalam jumpa pers-jumpa pers dengan percaya diri mengungkap kesiapan yang semu yang jauh dari kenyataannya. Bekerja dalam diam, itu lebih baik dari banyak bicara tapi tak paham apa yang harus dilakukan dengan tepat.
Kekacauan yang terjadi pada sektor transportasi ini, jelas memperlihatkan sejauh mana kualitas kerja birokrasi khususnya di daerah yang diserahi tugas dan tanggung jawab ini.
Ajang internasional sekelas MotoGP ini semestinya menjadi tantangan bagi birokrasi dalam mengelola kapasitas dan kapabilitasnya dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang inovatif.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi NTB, Adhar Hakim yang mantan wartawan televisi nasional mengungkapkan, bahwa ajang-ajang internasional seperti MotoGP ini sebenarnya adalah sebuah momentum untuk mengklarifikasi berkali-kali, apakah birokrasi di daerah siap bergerak cepat, berinovasi dan dapat bergerak sebagai entrepreneurship birokrasi yang mampu menggalang publik untuk ikut berpartisipasi baik secara ekonomi maupun sosial dunia.
“NTB masih terus harus belajar lebih banyak. Pengembangan konsep kerja birokrasi yang kreatif, inovatif dan memiliki basis wawasan yang kuat soal membaca kebutuhan entrepreneurship sektor wisata amat sangat dibutuhkan. Wisata tidak boleh lagi dibaca hanya dengan skala statistik, soal berapa angka pertumbuhan kamar dan kunjungan wisata, tapi sudah harus melebar pada sektor sosial ekonomi lainnya, seperti potensi UMKM, skill terampil, dan jaringan pengembangan,” begitu kritiknya.***
Pelaku UMKM Dapat Berkah Event MotoGP Mandalika
Event MotoGP di Mandalika beri berkah pelaku UMKM, usaha mereka laris dan terus berprofuksi
MANDALIKA.lombokjournal.com ~ Pelaku UMKM dapat berkah event MotoGP Mandalika yang digelar 18-20 Maret 2022.
Dari gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia atau MotoGP Mandalika 2022 itu, para pelaku UMKM umumnya meraih keuntungan lebih dari biasanya.
salah seorang pelaku UMKM yang bergerak di sektor kuliner, Baiq Irma asal Lombok Tengah, mengaku usahanya menjadi laris dan hidup dengan adanya event MotoGP di Mandalika.
“Saya senang adanya event MotoGP di Mandalika, usaha kami laris dan terus berproduksi,” kata Irma, Minggu (20/03/22) saat ditemui di bazar UMKM Parkir Barat (PB) Mandalika, Lombok Tengah.
Pemilik UMKM “Dapur Nanet” mengaku berbagai kemudahan yang diberikan oleh pemerintah, sangat membantu usahanya.
“Kami diberikan kemudahan, stand untuk berjualan ini gratis oleh Pemda Loteng,” kata alumni Unram ini.
Selain kemudahan yang diberikan berupa stand sebanyak 44 stand di lokasi Parkir Barat (PB) dan 20 stand lokasi Parkir Timur (PT), UMKM juga dibekali dengan pelatihan untuk menghasilkan produk yang sehat, menarik dan bercita rasa.
“Pemerintah Provinsi NTB, Pemda Loteng dan Kementerian, sering mengundang untuk membimbing kami dengan pelatihan. Termasuk mengkurasi produk-produk UMKM,” tambah Irma.
UMKM “Dapur Nanet” miliknya menjual beberapa kuliner, seperti nasi lalapan, ayam geprek, es jeruk, nasi ayam merangkat.
Irma mengaku, hari pertama dan kedua perhelatan MotoGP keuntungan yang ia dapat hingga dua kali lipat, dibanding hari biasanya.
Ia berharap kegiatan serupa tidak hanya diselenggarakan dua atau 3 kali setahun. Namun secara rutin dua hingga tiga bulan sekali.
“Terima kasih sebanyak banyaknya, Presiden Jokowi, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Tengah, karena telah membangun Lombok Tengah sehingga mendunia,” ucapnya.
Hal yang sama disampaikan salah satu pemilik UMKM di bawah asuhan IPEMI Loteng, Baiq Komariah, adanya event MotoGP telah mendatangkan berkah bagi pelaku UMKM.
Produk miliknya, Sate Pusut Ayam Mandiri, dalam sehari bisa terjual hingga 500 kotak. Tidak seperti biasanya, apalagi saat pandemi Covid-19, usahanya tidak banyak berproduksi.
“Sate Pusut Ayam Mandiri kami buat sendiri, karena merupakan makanan khas Sasak Lombok, maka banyak yang meminatinya, dalam sehari bisa 500 kotak lebih terjual,” kata Komariah.
Ia berharap Pemerintah Provinsi NTB, Lombok Tengah dan Pusat, mengadakan acara seperti ini secara terus menerus, agar para pelaku UMKM terus berproduksi dan menggeliatkan ekonomi masyarakat. ***