Roadshow Episode III Digelar Mi6 di Pulau Sumbawa

Dalam acara oadshow episode III yang berlangsung di Alas Sumbawa Besar diserahkan santunan kepada 15 anak yatim dan janda kurang mampu

SUMBAWA, LombokJournal.com ~ Roadshow Episode III yang digelar oleh Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 di Pulau Sumbawa berlangsung dengan sukses. Acara yang diadakan di Kecamatan Alas, yang dikenal sebagai barometer politik Kabupaten Sumbawa, telah menjadi “Rumah Aspirasi” bagi masyarakat Sumbawa untuk pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin.

BACA JUGA : Roadshow Ketiga Mi6 Mulai Digelar di Sumbawa Barat

Kegiatan Roadshow Episode III sukses di Kabupaten Sumbawa Barat
acara Roadshow Episode III di KSB

Acara ini berlangsung pada Sabtu (20/06/24) malam, di rumah Advokad Neki Hendrata, SH, yang berlokasi di Lenang Datu, Desa Dalam, Kecamatan Alas – Sumbawa Besar. 

Roadshow Episode III tersebut dihadiri oleh para tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan kalangan pondok pesantren. Sebanyak 80 warga hadir untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung.

Dipandu oleh Agus Adrianto, salah satu tokoh muda yang merupakan penggagas dan deklarator pemekaran Kabupaten Sumbawa Barat, acara dimulai dengan pemberian santunan kepada 15 anak yatim dan janda kurang mampu. 

Santunan tersebut diserahkan oleh M Yakub, yang dikenal sebagai Pariwa (Sesepuh) Adat Sumbawa, dengan didampingi oleh Direktur MI6, Bambang Mei Finarwanto.

Wajah-wajah anak yatim dan janda penerima bantuan tampak berseri-seri penuh kebahagiaan. Mereka mengucapkan syukur dan terima kasih atas santunan yang diberikan.

 Setelah penyerahan santunan, acara dilanjutkan dengan sesi dialog yang merupakan inti dari Roadshow Mi6 untuk menyerap aspirasi masyarakat menjelang Pemilihan Gubernur NTB tahun 2024.

BACA JUGA : Keterbukaan Informasi Publik Menciptakan Pemerintahan yang Transparan

Mengawali sesi dialog, Daeng Ako, panggilan akrab M Yakub, menceritakan kedekatannya dengan Hj Sitti Rohmi Djalilah dan Musyafirin. Daeng Ako yang lama mengabdi di Kabupaten Sumbawa Barat mengakui kepemimpinan Musyafirin yang telah membawa perubahan signifikan di KSB. 

Musyafirin dikenal pro terhadap isu-isu rakyat kecil, salah satunya adalah program jambanisasi untuk meningkatkan standar kebersihan dan kesehatan masyarakat.

Selain itu, di bidang infrastruktur, pembangunan di KSB sangat terlihat jelas dan mendapatkan apresiasi nasional. Selama dua periode kepemimpinannya, Musyafirin telah menunjukkan berbagai inovasi dan gebrakan yang membuatnya mendapat banyak penghargaan.

“Saya berani mempertanggungjawabkan bahwa Musyafirin benar-benar menunjukkan komitmennya untuk rakyat,” ujar adik Sultan Sumbawa tersebut.

Bambang Mei Finarwanto, Direktur Mi6, menjelaskan alasan Mi6 melakukan pemetaan isu strategis dari masyarakat di Alas. Menurut Bambang, pemetaan isu ini penting untuk mendukung kepemimpinan Rohmi-Firin dalam menyusun kebijakan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. 

Pasangan Rohmi-Firin dianggap memiliki rekam jejak kepemimpinan yang teruji dan menunjukkan keseimbangan representasi kewilayahan dan gender.

“Dengan menyerap aspirasi masyarakat, calon kepala daerah dapat memahami kebutuhan dan masalah yang ada sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih komprehensif dan tepat sasaran,” ucap Bambang.

Berbagai aspirasi muncul dalam Roadshow episode III ini. Mashur, salah seorang tokoh masyarakat Alas, sangat bersemangat dengan digelarnya Roadshow ini. Dia menyatakan bahwa Alas adalah pusat politik Sumbawa dan penting untuk segera membentuk tim berjenjang bagi pasangan Rohmi-Firin hingga tingkat dusun, mengingat waktu konsolidasi hanya tinggal 4 bulan.

Mashur yakin dengan potensi kemenangan Rohmi-Firin karena pasangan ini lebih dikenal masyarakat dibandingkan calon lainnya, terutama karena popularitas Musyafirin yang berhasil memimpin Kabupaten Sumbawa Barat.

Mahrim, perwakilan masyarakat lainnya, menyatakan ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan sebelumnya yang tidak membawa dampak positif di Alas. Karenanya, dia mendukung kepemimpinan baru Rohmi-Firin. 

Isu infrastruktur juga menjadi sorotan dalam pertemuan ini. Warga berharap adanya peningkatan pembangunan jalan, irigasi, penyediaan air bersih, dan penerangan jalan.

Dayat mengaku iri dengan pembangunan infrastruktur di Sumbawa Barat selama dua periode kepemimpinan Musyafirin. Sementara itu, Alwi, warga lainnya, mengeluhkan kualitas jalan di pedesaan yang belum memadai serta kurangnya penerangan jalan.

Ibu Aweng, seorang janda kepala keluarga, menyambut gembira calon pemimpin perempuan seperti Rohmi. Dia berharap pemimpin perempuan akan lebih peka terhadap masalah yang dihadapi perempuan seperti dirinya. 

Ibu Aweng mengharapkan adanya program pemberdayaan perempuan, terutama bagi perempuan kepala keluarga.

Herman Muis, seorang pelatih tinju dan wasit, mengungkapkan bahwa Sumbawa memiliki potensi petinju yang luar biasa namun kurangnya pembinaan dan sarana latihan menghambat bakat-bakat muda tersebut. Herman berharap perhatian lebih pada pengembangan olahraga tinju di NTB.

BACA JUGA : Rokok Ilegal di Nusa Tenggara Barat, Masih Tinggi Peredarannya

Dialog warga di Kecamatan Alas ini berlangsung lebih dari dua jam. Bambang Mei Finarwanto sebagai inisiator dialog ini menyatakan bahwa aspirasi yang muncul akan menjadi sumber informasi berharga bagi pasangan Rohmi-Firin terkait isu-isu dan prioritas warga di Kabupaten Sumbawa. 

Bambang juga menyampaikan bahwa Mi6 akan mempublikasikan hasil pemetaan isu strategis ini agar diketahui publik di Bumi Gora secara luas.

“Pemetaan isu strategis ini adalah langkah penting untuk memastikan aspirasi dan harapan masyarakat Sumbawa tercermin dalam rencana dan kebijakan pemerintahan Rohmi-Firin. Ini bukan hanya tentang mengidentifikasi masalah, tetapi juga menemukan peluang untuk perbaikan dan pengembangan di tengah masyarakat,” tutup Bambang. (***)

 

 

 




Roadshow Ketiga Mi6 Mulai Digelar di Pulau Sumbawa

Mi6 gelar roadshow ketiga di Pulau Sumbawa, bagikan jilbab ijo, santuni anak yatim, janda miskin dan petakan isu strategis kaum perempuan, pesantren dan civil cociety di Alas

MATARAM, LombokJournal.com ~ Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 kembali menggelar roadshow di Pulau Sumbawa pada Sabtu (20/07/24). Ini adalah roadshow ketiga Mi6 di pulau terbesar di NTB, setelah kegiatan serupa pada bulan Mei dan Juni.

Roadshow ketiga kali ini bertujuan memetakan isu-isu strategis dengan melibatkan kaum perempuan, kalangan pondok pesantren, dan masyarakat sipil di Alas dalam rangka menyongsong Pemilihan Gubernur NTB 2024. Dalam acara ini, juga akan diberikan santunan kepada anak yatim, janda kurang mampu, serta pembagian jilbab hijau kepada masyarakat.

BACA JUGA : Keterbukaan Informasi Publik Ciptakan Pemerintahan yang Transparan

Roadshow ketiga yang digelar Mi6 digelar menjelang pemilihan Gubernur NTB 2024
Bambang Mei Finarwanto

“Roadshow ini bukan hanya untuk memetakan aspirasi kelompok masyarakat dari kaum perempuan dan pondok pesantren menjelang pemilihan Gubernur NTB 2024, tetapi juga bagian dari menyiapkan fondasi bagi demokrasi yang sehat,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto di Mataram, Jumat (19/07/24).

Analis politik Bumi Gora yang dikenal sebagai Didu menjelaskan bahwa roadshow akan dipusatkan di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa. Tim Mi6 akan berangkat ke Tana Samawa pada Sabtu pagi, dan roadshow akan digelar pada malam harinya. Sebanyak 75 perwakilan kaum perempuan, pondok pesantren, dan masyarakat sipil Alas akan terlibat dalam kegiatan ini. Selain itu, akan dibagikan 250 jilbab hijau serta santunan kepada anak yatim dan janda tidak mampu.

Didu menegaskan bahwa tidak ada batasan bagi peserta untuk menyampaikan aspirasi mereka. “Bahkan jika masyarakat ingin menyampaikan aspirasi hingga tengah malam, Mi6 akan dengan senang hati mendengarkan,” tambahnya. Aspirasi yang dikumpulkan selama roadshow akan didokumentasikan oleh Tim Mi6 dan disampaikan langsung kepada Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin.

“Menyerap aspirasi masyarakat membantu calon kepala daerah memahami kebutuhan dan masalah yang ada, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih komprehensif dan tepat sasaran,” ucap Didu. Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode ini mengungkapkan bahwa aspirasi masyarakat mencerminkan realitas sosial dan ekonomi. Dengan menyerap dan mengintegrasikannya dalam platform politik, calon pemimpin dapat menciptakan kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

BACA JUGA : Rokok Ilegal di Nusa Tenggara Barat, Masih Tinggi Peredarannya

Didu juga menegaskan bahwa mendengarkan suara rakyat memungkinkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, seperti Rohmi-Firin, memahami kebutuhan dan harapan warga. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan benar-benar mewakili kepentingan publik. “Menyerap aspirasi masyarakat menjelang pemilihan gubernur adalah kunci untuk memastikan bahwa kebijakan dan program yang diusung calon pemimpin mencerminkan kebutuhan dan harapan rakyat,” tegas Didu.

Dia melanjutkan, mendengarkan aspirasi masyarakat memungkinkan pemimpin seperti Rohmi-Firin merumuskan visi dan misi yang lebih relevan dan efektif. Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemetaan isu selama roadshow ini juga akan meningkatkan akuntabilitas pemerintah, membangun kepercayaan, dan mendorong terciptanya pemerintahan yang lebih responsif dan transparan.

“Mendengarkan aspirasi masyarakat adalah fondasi bagi pemerintahan yang akuntabel dan transparan. Ini juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap calon pemimpin seperti Rohmi-Firin,” tambah Didu. Mendengarkan aspirasi kaum perempuan secara langsung, menurut Didu, adalah bagian penting dari proses pemberdayaan perempuan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Didu mencontohkan bahwa kaum perempuan sering menghadapi isu-isu spesifik seperti kesehatan reproduksi, kekerasan berbasis gender, dan diskriminasi di tempat kerja. Ketika aspirasi mereka tersampaikan langsung kepada kandidat kepala daerah, hal ini akan membantu merancang kebijakan yang efektif untuk mengatasi isu-isu tersebut.

Hal serupa juga berlaku bagi aspirasi dari kalangan pondok pesantren. Pesantren memiliki peran sentral dalam pendidikan di Bumi Gora, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika. 

Pesantren juga berperan dalam membentuk karakter generasi muda dan terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, serta program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat.

BACA JUGA : Sertifikat Halal untuk 1000 UMKM, Diharapkan Jadi Sentral Produk Halal

Dengan demikian, menghargai dan menyerap aspirasi masyarakat dalam roadshow ketiga Mi6 ini bukan hanya tentang mendengar, tetapi juga tentang memahami dan bertindak berdasarkan kebutuhan nyata warga sebagai langkah penting untuk mewujudkan pemerintahan yang responsif.

“Ketika Calon Gubernur dan Wakil Gubernur seperti Rohmi-Firin mendengarkan dan mengakses suara masyarakat secara langsung, mereka tidak hanya memperoleh informasi berharga, tetapi juga memperkuat legitimasi mereka sebagai pemimpin yang berkomitmen untuk melayani kepentingan masyarakat luas,” tutur Didu. me

 

 




Roadshow Mi6 di Pulau Sumbawa Berlanjut, Kali Ini di Bima

Lanjutan roadshow yang dilakukan Mi6 di Bima, yakni mendengarkan langsung aspirasi para PKL

BIMA.LombokJournal.com ~ Roadshow Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 di Pulau Sumbawa terus berlanjut dengan kunjungan ke Kabupaten Bima, Selasa (25/06/24). 

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, memimpin pertemuan dengan puluhan Pedagang Kaki Li111111ma (PKL) yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kabupaten Bima dan Kota Bima.

BACA JUGA : Mendagri Apresiasi Kinerja Miq Gita dan Bunda Lale

roadshow Mi6 dengan PKL di Bima selain memperlihatkan komitmen untuk mendengar aspirasi mereka sekaligus untuk membangun kerjasama

Pertemuan lanjutan roadshow itu berlangsung di Kompleks Pantai Lawalata pada Selasa (25/06/24), di mana Mi6 mendengarkan langsung aspirasi para PKL. Bambang Mei menjelaskan bahwa kehadiran Mi6 bertujuan untuk memahami secara mendalam kondisi dan kebutuhan PKL sebagai kelompok ekonomi yang rentan.

“Kami ingin turun langsung, berdialog, dan merasakan kondisi nyata masyarakat, serta menjalin silaturahim dengan PKL di Bima,” ujar Bambang Mei, yang juga menggarisbawahi pentingnya dukungan kepada calon kepala daerah yang peduli terhadap nasib PKL, khususnya Rohmi Firin dalam Pilgub NTB 2024.

Mi6 juga mendorong upaya kolaboratif dengan APKLI untuk memperbaiki pengurusan izin Sertifikat Halal PKL di Kota Bima, guna memberikan perlindungan yang lebih baik bagi para PKL.

Ketua Ansor Kota Bima, Rafik, menambahkan dukungannya terhadap inisiatif Mi6 untuk menyuarakan aspirasi PKL kepada calon pemimpin daerah. Dia juga menyoroti pentingnya pendampingan terhadap PKL dalam hal bantuan dan inovasi untuk meningkatkan daya saing mereka.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua APKLI NTB, Abdul Majid, berharap pertemuan ini akan menghasilkan dialog yang bermakna antara pemerintah dan PKL untuk menyusun kebijakan yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan usaha para PKL.

BACA JUGA : PKL Punya Posisi Tawar yang Kuat dalam Pilgub NTB 2024

Curhatan dan Harapan PKL di Bima Mendapat Perhatian

Kusdiono, Ketua APKLI Kota Bima, mengungkapkan terima kasihnya atas perhatian Mi6 dan APKLI NTB terhadap keluhan dan harapan PKL di Bima. 

Dia menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi PKL, termasuk pengaturan retail modern dan kebutuhan akan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan usaha mereka.

Sejumlah PKL, seperti Mega Mustika, menyampaikan curhatannya terkait dengan bantuan dan pengaturan tempat berjualan yang lebih baik di Kota Bima. Dia juga menyoroti masalah perizinan usaha dan pentingnya label halal untuk mendukung usahanya.

Dalam konteks Kabupaten Bima, M. Iqbal dari APKLI Kabupaten Bima menegaskan komitmen untuk mendukung PKL dengan fasilitas izin dan bantuan permodalan, meskipun tantangan seperti pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang layak masih perlu diatasi.

Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat hubungan antara pemerintah dan PKL, serta menghasilkan solusi konkret untuk mendukung kesejahteraan dan kemajuan ekonomi para PKL di Bima.

BACA JUGA : Pelantikan May (Purn) Hassanudin sebagai Pj Gubernur NTB

Pertemuan lanjutan roadshow Mi6 dengan PKL di Bima tidak hanya memperlihatkan komitmen untuk mendengar aspirasi mereka. Tapi juga membangun kerjasama yang berarti untuk memperbaiki kondisi dan dukungan bagi para PKL dalam memajukan usaha mereka di masa depan. me

 




PKL Punya Posisi Tawar Politik yang Kuat dalam Pilgub 2024!

Isu strategis jelang Pilgub NTB dari PKL Dompu, perbanyak pembinaan, penataan pasar, hingga berdayakan PKL jajanan khas

DOMPU.LombokJournal.com ~ Mi6, lembaga kajian sosial dan politik ternama di Nusa Tenggara Barat (NTB), melanjutkan roadshow untuk pemetaan isu strategis Pilkada NTB 2024 dengan mengunjungi Kabupaten Dompu. 

Dalam kunjungannya, Mi6 berfokus pada dialog dengan Pedagang Kaki Lima yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kabupaten Dompu. Pertemuan ini dipimpin oleh Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, yang didampingi Ketua APKLI Provinsi NTB, Abdul Majid.

BACA JUGA : Pelantikan May (Purn) Hasanudin Sebagai Pj Gubernur NTB

Roadshow Mi6 ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan solusi konkret untuk meningkatkan kondisi PKL di Dompu,

Mi6 menegaskan bahwa kehadiran mereka bertujuan murni untuk mendengarkan langsung aspirasinya, mengingat peran mereka sebagai kelompok ekonomi yang rentan. 

Bambang Mei Finarwanto juga menyoroti pentingnya memperbaiki kondisi ekonomi mereka sebagai bagian dari strategi pengembangan ekonomi lokal.

Pertemuan di Gelanggang Pemuda KNPI Kabupaten Dompu pada Senin (24/06/24) berlangsung hangat, dengan PKL menyampaikan apresiasi dan harapan mereka kepada Mi6. Didu, sapaan akrab Bambang Mei Finarwanto, menekankan pentingnya memahami kondisi riil masyarakat secara langsung sebagai dasar untuk formulasi kebijakan yang inklusif.

Selanjutnya, Mi6 berkomitmen untuk menyuarakan aspirasi pedagang kaki lima melalui dokumen aspirasi yang akan disampaikan kepada calon kepala daerah pada Pilgub NTB 2024. 

BACA JUGA : Komitmen NTB Menjadi Provinsi ‘Smart dan Green Productivity’

Mereka juga menyoroti posisi politik yang signifikan dari PKL dalam proses pemilihan, yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah daerah.

Ketua APKLI NTB, Abdul Majid, menambahkan bahwa dialog ini harus menghasilkan platform yang memungkinkan pemahaman mendalam antara pemerintah dan PKL. Dia juga mengapresiasi peran Pemkab Dompu namun menekankan perlunya perbaikan lebih lanjut dalam pengelolaan dan perhatian terhadap PKL.

Di sisi lain, Ketua APKLI Kabupaten Dompu, Supriadin, menyoroti perlunya perbaikan dalam tata kelola PKL, mengingat rencana penggusuran yang mengancam. Dia juga menekankan pentingnya pembinaan, pelatihan, dan bantuan modal untuk meningkatkan kesejahteraan PKL, termasuk yang menjual kuliner tradisional khas Dompu.

BACA JUGA : Isu Strategis Pilgub NTB dari PKL di Sumbawa Barat

Secara keseluruhan, roadshow Mi6 ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan solusi konkret untuk meningkatkan kondisi PKL di Dompu, serta memastikan bahwa suara mereka diintegrasikan dalam kebijakan publik secara lebih baik ke depannya. me

 

 




Lanjutan Roadshow Mi6, FGD Isu Strategis Di Kota Bima 

Lanjutan roadshow Mi6 untuk menyerap informasi dan pandangan masyarakat di Pulau Sumbawa, berbagai persoalan strategis menjelang Pilgub NTB 2024

Bima.LombokJournal.com ~ Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 melanjutkan roadshow-nya setelah sebelumnya mengunjungi Tana Samawa. 

Kali ini, Mi6 bertolak ke Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Rumah Bakso Depot 76, Kelurahan Panggi, Kota Bima, pada Minggu (02/06/24) sore. Acara ini dihadiri oleh puluhan jurnalis dari Kota Bima dan sekitarnya, dengan Abdul Majid sebagai moderator.

BACA JUGA : Ibu Negara dan Bunda Lale Melepas 300 Tukik di Sekotong, Lobar

Lanjutan roadshow Mi6 melalui FGD bertujuan menyerap informasi dan pandangan dari masyarakat di Pulau Sumbawa,

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa gerakan Mi6 bersifat independen dan tidak berafiliasi dengan calon mana pun yang akan berlaga di Pilgub NTB 2024. 

“Mi6 melakukan roadshow atas nama independen, kita bukan tim sukses pasangan calon tertentu. Produk dari FGD ini juga akan kami tawarkan kepada seluruh paslon, bukan paslon tertentu saja,” kata Bambang yang akrab disapa Didu.

Tujuan FGD dan Isu-isu Strategis

Didu menjelaskan bahwa lanjutan roadshow Mi6 melalui FGD bertujuan menyerap informasi dan pandangan dari masyarakat di Pulau Sumbawa, mengenai berbagai persoalan strategis menjelang Pilgub NTB 2024. 

“Kami ingin menyerap informasi, meminta pandangan dan persepsi dari teman-teman di Pulau Sumbawa terkait persoalan-persoalan yang kira-kira bisa kita urai benang merahnya untuk kita suarakan dalam momen kontestasi demokrasi pada 27 November nanti,” paparnya.

BACA JUGA : Klarifikasi atas Klaim Dukungan HBK Center dalam Pilkada Lotim

Dalam lanjutan roadshow Mi6 ini, Didu menekankan pentingnya media dalam proses ini karena memiliki akses informasi yang luas dan memahami masalah-masalah strategis di masyarakat. 

“Media mesti tetap memberi kontrol sosial, kritis, dan independen. Media harus berdiri di tengah, tidak boleh berpihak dan partisan,” ungkap Didu.

Dalam FGD ini, beberapa jurnalis memberikan perspektif mereka terhadap masalah yang perlu segera diselesaikan oleh pemerintah yang akan datang. Sumarlin, jurnalis dari Kabaroposisi, menyoroti kondisi politik di Bima menjelang Pilgub NTB 2024. 

Ia mengungkap bahwa masyarakat Bima masih menunggu apakah figur dari Mbojo bisa maju dalam Pilgub NTB 2024. 

Beberapa nama yang muncul di radar antara lain Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri dan anggota DPR RI dari Fraksi PAN Syafruddin alias Rudy Mbojo.

Sumarlin juga mengangkat isu lemahnya peran aktif pemerintah dalam siklus produksi jagung dan kurang aktifnya peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

Dedi, jurnalis dari Berita Bima, menyoroti turunnya harga jagung yang disebabkan oleh kebijakan Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Republik Indonesia melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022.

Krisis Air Bersih dan Suhu Udara

Selain itu, Dedi mengungkap ancaman krisis air bersih yang dihadapi Kabupaten Bima dan Kota Bima akibat berkurangnya daerah serapan air karena penebangan hutan untuk penanaman jagung. Warga di beberapa titik di Bima bahkan harus membeli air dengan harga Rp 5 ribu per jerigen.

Jurnalis lain seperti Irul dari Taroa Info, Ibrahim dari Liputan 17, dan Muhaimin dari Kupas Bima juga memberikan perspektif menarik dalam FGD tersebut. Hasil diskusi ini akan dijadikan bahan oleh Mi6 untuk rencana tindak lanjut ke depan.

BACA JUGA : Roadshow Mi6 di Sumbawa untuk Dukung Pilgub NTB 2024

Dengan selesainya diskusi formal, Mi6 dan para jurnalis melanjutkan diskusi informal mengenai dinamika politik terkini yang berkembang di NTB. me

 




Roadshow Mi6 di Sumbawa Dukung Pilgub NTB 2024

Acara roadshow MI6 melibatkan puluhan jurnalis aktif dari Pulau Sumbawa, dan dihadiri perwakilan organisasi pers

SUMBAWA BESAR, LombokJournal.com – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menggelar roadshow Mi6 di Kabupaten Sumbawa, NTB, sebagai bagian dari upaya menyukseskan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat 2024. 

Roadshow MI6 bertujuan untuk memetakan isu-isu strategis dan memahami permasalahan spesifik di masing-masing daerah.

BACA JUGA : Klarifikasi atas Klaim Dukungan HBK Center Dalam Pilkada Lotim

Roadshow MI6 melibatkan puluhan jurnalis aktif dari Pulau Sumbawa
Focus Group Discussion

Pada Sabtu (01/06/24), Mi6 mengadakan Fokus Group Discussion (FGD) di Hotel Kaloka Sumbawa.

 Acara Roadshow MI6 melibatkan puluhan jurnalis aktif dari Pulau Sumbawa dan dimoderatori oleh Abdul Majid, seorang lawyer dari Mataram. 

Hadir pula perwakilan organisasi pers seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), serta media dan organisasi pers lainnya.

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, yang akrab disapa Didu, menyampaikan terima kasih atas partisipasi para jurnalis. Didu menjelaskan latar belakang FGD tersebut, yakni sebagai momen strategis bagi masyarakat untuk melihat lebih dalam berbagai permasalahan yang ada menjelang Pilkada Serentak 2024.

“Pada prinsipnya, kami ingin menyerap informasi dan meminta pandangan dari teman-teman di Pulau Sumbawa terkait persoalan-persoalan yang bisa kita uraikan untuk disuarakan dalam Pilgub NTB yang akan digelar 27 November nanti,” ungkap Didu.

Pulau Sumbawa dihuni oleh dua etnis besar, Suku Samawa dan Suku Mbojo, yang memiliki kekhasan kultural tersendiri. Mi6 hadir di Sumbawa untuk mendengar “Suara dari Sumbawa” terkait Pilgub NTB 2024. 

BACA JUGA : Ibu Negara dan Bunda Lale Lepas 300 Tukik di Sekotong Lobar

Didu berharap para calon kontestan Pilgub memberikan tawaran yang konkret dan menarik simpati rakyat melalui janji dan visi-misi mereka.

Menurut Didu, media adalah salah satu eksponen yang paham dan memiliki akses lebih dalam untuk memotret persoalan kedaerahan. 

“Media mengetahui betul problem strategis di masyarakat. Mereka punya akses informasi yang lebih luas,” tambah Didu. 

Dalam roadshow Mi6 ini ditekankan agar media tetap independen dan kritis dalam kontestasi demokrasi yang akan datang.

Selama FGD, para jurnalis memberikan perspektif mereka mengenai beberapa masalah yang perlu segera diselesaikan oleh pemerintah mendatang. Ketua PWI Sumbawa, Zainuddin, mengungkapkan adanya persoalan “ego kesukuan” yang masih menjadi diskursus di masyarakat. Menurutnya, persoalan ini tidak seharusnya lagi dibicarakan.

Fian, jurnalis dari Sumbawanews.com, menyoroti masalah serius di sektor pertanian, terutama produksi jagung. Ia mengusulkan agar pabrik pakan dibuat di Sumbawa untuk mengendalikan harga jagung yang sering tidak stabil setiap kali panen raya.

Jimmi Setiawan, jurnalis Bidikkameranews, mengemukakan masalah-masalah lain seperti kesenjangan pembangunan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Selain itu ada persoalan jaringan telekomunikasi yang belum merata, infrastruktur jalan, pengembangan UMKM, kesejahteraan media, pertambangan, dan event-event internasional yang belum memberikan dampak nyata bagi masyarakat NTB, khususnya Pulau Sumbawa.

BACA JUGA : Pembalap Lokal Ramaikan Pertamina Mandalika Racing Series

Diskusi berlangsung hangat dan cair. Hasil diskusi tersebut akan dijadikan Mi6 sebagai bahan untuk melakukan rencana tindak lanjut. Usai diskusi formal, Mi6 dan puluhan jurnalis di Sumbawa berdiskusi terkait dinamika politik terkini yang berkembang di NTB. me

 




Road Show Mi6 untuk Mapping Isu Strategis di Pilgub NTB 2024

Road show SKUAD Mi6 Kegiatan Mapping Isu Strategis akan dilakukan melalui Fokus Grup Diskusi (FGD) untuk mengaktualisasikan isu-isu strategis

MATARAM. LombokJournal.com ~ Akhir pekan ini, Skuad Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6 akan mengadakan Road Show Mapping Isu Strategis Kerakyatan dan Kampanye Media bersama tokoh dan jurnalis di Sumbawa dan Bima. 

Road show ini diselenggarakan untuk menyemarakkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB yang akan berlangsung pada 27 November 2024.

BACA JUGA : Pembalap Lokal Ramaikan Pertamina Mandalika Racing Series

Kegiatan Mapping Isu Strategis akan dilakukan melalui Fokus Grup Diskusi (FGD) untuk mengaktualisasikan isu-isu strategis khas masing-masing wilayah tersebut dalam kontestasi Pilgub NTB. 

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH, yang akrab disapa Didu, menekankan pentingnya aktualisasi beragam isu strategis di Sumbawa dan Bima agar mendapat perhatian adil dari calon gubernur.

“Pilgub NTB 2024 adalah momentum yang baik untuk kampanye isu-isu strategis secara simultan, sehingga kandidat yang berkompetisi dapat meresponnya dengan cepat,” ujar Didu pada media, Rabu (29/05/2024).

Didu menyoroti isu kesetaraan gender dan peran perempuan, menekankan bahwa partisipasi perempuan harus lebih dari sekadar urusan domestik. 

“Perempuan perlu diberikan peluang yang sama untuk mengaktualisasikan bakat dan kemampuan mereka dalam semua bidang kehidupan tanpa diskriminasi,” tambahnya.

Selain isu perempuan, Didu juga menggarisbawahi pentingnya isu pemerataan pembangunan, khususnya bagi rakyat miskin dan marginal. “Bantuan sosial dan kemanusiaan perlu diperluas di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok,” kata Didu.

BACA JUGA :Caleg Gagal Ramai Maju Bertarung di Pilkada

Isu pelestarian lingkungan hidup juga menjadi perhatian serius Mi6 di Pulau Sumbawa. Didu menekankan pentingnya reboisasi dan penghijauan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. “Sumbawa perlu menata ulang kawasan penyangga alam dengan menanam pohon agar dapat menahan banjir dan bencana lainnya,” jelasnya.

Di tengah kemajuan teknologi dan budaya global, Didu menekankan perlunya penguatan nilai-nilai budaya lokal agar tetap eksis. 

“Sumbawa dan Bima memiliki seni budaya yang khas dan perlu dilestarikan agar tidak punah oleh kemajuan zaman,” ungkapnya.

Untuk memastikan isu strategis wilayah mendapat perhatian, Didu menekankan perlunya pemimpin yang peduli dan berempati terhadap hal tersebut. 

“Masyarakat Pulau Sumbawa, yang terdiri dari entitas Samawa dan Mbojo, bisa menguji calon pemimpin mereka lewat kajian isu strategis ini,” tuturnya.

Didu menambahkan bahwa Road Show Mi6 di Pulau Sumbawa dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa Pilgub NTB dapat menjadi panggung depan bagi rakyat Sumbawa untuk memajukan daerah demi kesejahteraan bersama. 

BACA JUGA : Penghargaan Anugerah Adinata Syariah 2024 Diterima Pj Gubernur

“Melalui Road Show Mapping Isu Strategis di Pulau Sumbawa ini, Mi6 ingin berbagi peran dengan stakeholder lainnya agar Pilgub NTB 2024 berlangsung semarak dan mencerahkan,” pungkas Didu. ***

 

 




Mengenang Masa Gemilang Pemerintahan Zul-Rohmi

Ini saran Lembaga pengkajian sosial politik Mi6, perlu dibangun monumen untuk mengenang masa gemilang pemerintahan Zul-Rohmi 

MATARAM.LombokJournal.com ~ Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 mendorong dibangunnya monumen sebagai wujud penghormatan dan apresiasi jejak kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB H Zulkieflimansyah dan Hj Sitti Rohmi Djalilah atau pasangan Zul-Rohmi, yang akan berakhir 19 September 2023.

BACA JUGA: Bunda Niken Bangga, NTB Punya 10 Pilot Wanita

Direktur Mi6, Bambang Mei sarankan membangun monumen kenangan Zul-Rohmi
Bambang Mei dan Lalu Athari

“Pembangunan monumen ini akan menjadi sebuah langkah yang sangat penting dalam menjaga warisan dan pencapaian kepemimpinan pasangan Zul-Rohmi selama lima tahun berkhidmat memimpin NTB,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto, SH didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah, SE, Rabu (16/08/23).

Pasangan Zul-Rohmi akan resmi mengakhiri pemerintahan periode pertamanya pada 19 September 2023. 

Sebulan sebelum masa jabatan tersebut berakhir, DPRD NTB telah menggelar sidang paripurna untuk mengumumkan berakhirnya masa jabatan duet kepemimpinan duo doktor tersebut.

Bambang Mei menjelaskan, Mi6 mendorong monumen tersebut tidak dibangun oleh pemerintah provinsi. Melainkan dibangun oleh para loyalis Zul-Rohmi yang disebutnya sebagai “Zul-Rohmi Mania”. 

BACA JUGA: Peristiwa Persekusi Kader PDI Perjuangan di Sekotong

Pembangunannya pun harus dengan skema gotong royong, sebagai wujud pelibatan dan partisipasi aktif Zul-Rohmi Mania.

Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode yang karib disapa Didu ini menjelaskan, jika telah terbangun, monumen tersebut akan menjadi cerminan dari dedikasi dan pengabdian Zul-Rohmi dalam mengatasi berbagai tantangan dan dinamika selama memimpin Bumi Gora.

“Monumen itu sejatinya lebih dari sekadar simbol fisik. Monumen itu nanti akan memainkan peran penting dalam memperingati dan menginspirasi generasi mendatang,” ucap Didu.

Lebih jauh Didu menjelaskan, monumen untuk Zul-Rohmi tersebut akan berperan sebagai dokumentasi visual dari apa yang sudah dicapai selama masa jabatannya. 

Sehingga memungkinkan masyarakat dan generasi mendatang untuk mengingat dan mengapresiasi dedikasi serta hasil kerja tersebut.

BACA JUGA: Jabatan Gubernur NTB dan Wagub Akan Berakhir 19 September 2023

Kesadaran publik

Terpisah Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah melihat sebuah monumen juga bisa berperan meningkatkan kesadaran publik. Karena membantu masyarakat lebih memahami dampak positif yang dihasilkan oleh kebijakan dan program-program pemerintahan Zul-Rohmi.

“Monumen itu juga kan bisa juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran bagi pemimpin yang akan datang. Pengalaman dan pelajaran yang diambil dari kepemimpinan sebelumnya dapat membantu dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi,” tandas Athari

Ditanya soal bagaimana wujud monumen tersebut, Athar menyerahkan sepenuhnya kepada para Zul-Rohmi Mania. 

Menurutnya,, desain monumen itu haruslah mencerminkan dan merepresentasikan secara akurat pencapaian dan nilai-nilai yang dipegang oleh pasangan Zul-Rohmi. Dan di antara pihak yang paling memahami hal tersebut, tentulah pada Zul-Rohmi Mania.

“Monumen itu kan pasti akan membutuhkan sentuhan artistik dan simbolisasi yang cerdas sehingga dapat membantu dalam menyampaikan pesan yang kuat. Tentu tidak ada yang paling baik memahami hal itu selain para Zul-Rohmi Mania,” kata Athari menekankan.

Hanya saja, jika boleh mengajukan usul, disarankan agar monumen tersebut tidak dalam wujud patung atau relief. 

Namun, bisa mewujud dalam bentuk yang lain. Misalnya monumen yang memadukan teks dan kutipan. 

Atau monumen yang memadukan elemen seni modern, sehingga dapat menciptakan pengalaman yang lebih dinamis bagi pengunjung monumen. Atau monumen bisa juga berasal dari inspirasi lanskap lokal atau ciri khas wilayah.

Selanjutnya menurut Didu, integrasi unsur alam atau lingkungan sekitar dapat memberikan koneksi yang lebih dalam dan menciptakan harmoni antara monumen dan lingkungannya.

Soal dimana monumen harus dibangun, Didu menekankan, pemilihan lokasi sebuah monumen memang harus mempertimbangkan keterjangkauan dan aksesibilitas. 

BACA JUGA: Mentan Kagumi Pengembangan Sorgum di NTB 

Karena itu lokasinya harus mempertimbangkan keterjangkauan dan aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat. Sehingga memungkinkan semua orang untuk mengakses dan menghargai makna dan pesan yang ingin disampaikan.

“Saya usul, monumen ini layak juga dibangun di antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,” saran Didu. ***

 

 




Pemilu 2024, Milenial dan Gen Z Punya Kemandirian Memilih

Lembaga kajian sosial dan politik, Mi6 memprediksi Coattail Effect Pilpres 2024 tak berdampak signifikan menaikkan insentif elektoral di kalangan pemilih milenial 

MATARAM.LombokJournal.com ~ Bakal Calon Legislatif (Nacaleg) tak boleh berleha-leha, dan harus menyiapkan strategi mendapatkan dukungan pemilih milenial dari sekarang.

Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 memprediksi Coattail Effect Pilpres 2024 tak  berdampak signifikan menaikkan insentif elektoral di kalangan pemilih milenial hingga Gen Z. 

Menurut Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto. pemilih milenial memiliki independent mindset. Kalangan milenial (dan Generasi Z) punya pola pikir yang independen dan enggan diatur oleh arus utama. 

BACA JUGA: PT AMGM Pinjam 110 miliar Tanpa Persetujuan DPRD

Milenial dan Gen Z Punya Kemandirian memilih

“Mereka lebih cenderung mencari informasi sendiri, menganalisis kandidat dan isu-isu yang relevan, dan membuat keputusan berdasarkan pemahaman pribadi mereka tentang masalah tersebut,” kata Bambang Mei Finarwanto dalam keterangan media, Kamis (03/08/23).

Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB yang biasa disapa Didu menegaskan, generasi milenial tumbuh dalam era teknologi digital dan internet yang memungkinkan akses mudah ke berbagai sumber informasi.

BACA JUGA: Rakerda dan Penyusunan Renstra AMAN Kota Mataram

Imbasnya, generasi milenial sering mengandalkan media sosial dan situs berita daring, untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang calon-calon anggota legislatif dari berbagai partai.

Itu sebabnya, kata Didu, para pemilih milenial cenderung lebih terpapar kepada ideologi dan program partai secara langsung. Tidak hanya mengandalkan popularitas Capres yang saat ini tengah melejit berdasarkan sigi yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

”Kadidat yang ingin mendapatkan insentif elektoral dari pemilih milenial yang signifikan, tidak bisa hanya mengandalkan cara persuasi yang konvensional dengan menyebar baliho atau stiker belaka. Sebab, mereka adalah generasi yang tumbuh di era teknologi yang mengakses informasi dari sistus media daring dan media sosial,” kata Didu.

BACA JUGA: Rannya Agustyra Kristiono, Penerus Perjuangan HBK

Analis politik NTB yang dikenal humbble ini pun memberi bocoran bahwa pemilih milenial sering lebih peduli pada isu-isu spesifik. 

Kalangan milenial punya pemikiran lebih terbuka dan inklusif. Isu-isu spesifik itu misalnya, yang terkait dengan lapangan pekerjaan, perubahan iklim, kesetaraan gender, maupun yang terkait dengan informasi dan teknologi, misal game mobile legend. 

”Karena itu, preferensi pilihan pemilih milenial pada calon Anggota Legislatif akan sangat ditentukan oleh bagaimana calon tersebut berkomitmen pada isu-isu yang mereka anggap penting, bukan berdasarkan survei calon presiden dari partai tertentu,” tandas Didu.

Berdasarkan pengalaman pesta demokrasi dari beberapa negara, pemilih milenial tinggal di sistem multi-partai atau multi koalisi. 

Karena itu, dalam konteks ini, Coattail Effect menjadi lebih sulit terjadi karena pemilih memiliki pilihan yang lebih luas dan lebih beragam. 

Pemilih milenial cenderung memilih partai atau kandidat dari partai berdasarkan program dan visi partai secara keseluruhan daripada hanya karena popularitas Capres.

Didu mengatakan, dalam Pilpres 2024 pemilih milenial akan menjadi pemilih yang dominan di seluruh Indonesia. Termasuk di NTB. 

Data KPU menyebutkan, di NTB, jumlah pemilih milenial dan Gen Z pada Pemilu 2024 mencapai 2,1 juta. Jumlah tersebut setara dengan 54 persen jumlah pemilih di Bumi Gora.

Karena itu, aktivis kawakan di NTB ini mengingatkan kepada bakal calon Anggota Legislatif, bahwa 2,1 juta pemilih milenial tersebut, tidak akan mudah dipersuasi untuk kepentingan insentif elektoral. 

BACA JUGA: Bunda Niken Launching Bhakti Stunting di Lembar

Mereka butuh pendekatan dan treatment yang berbeda. Apalagi, saat ini para pemilih milenial sadar kalau dijadikan target menambah insentif elektoral karena jumlah mereka yang sangat signifikan.

”Jangan lupa. Seiring dengan independensi mereka, pemilih milenial  juga sering menunjukkan sikap skeptis terhadap politik tradisional dan elit politik. Mereka cenderung mencari wajah baru, pemimpin yang lebih transparan, dan berorientasi pada solusi atas masalah sosial dan ekonomi,” tandas Didu.***

 




Festival Supranatural dan Pameran Benda Bertuah Khas NTB, Perlu Diadakan 

Kekuatan orang sakti dan bertuah di NTB perlu dikenalkan melalui Festival Supranatural sebagai apresiasi pemerintah para ilmu-ilmu non sains

MATARAM.lombokjournal.com ~ Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6 menilai sebagai upaya mengenalkan keaneka-ragaman kekuatan dan keunikan ilmu non sains yang merupakan ciri khas kearifan lokal NTB , perlu dipikirkan adanya festival rutin yang berkaitan dengan Exisibisi ilmu Supranatural dan pameran benda bertuah made in NTB.

NTB berdiri dari beragam suku yakni suku Sasak, Samawa, Mbojo, Bali, dan lain lain sudah menjadi rahasia umum dipandang memiliki kekuatan ilmu supranatural yang mumpuni yang merupakan salah ciri khas kearifan lokal dari berbagai suku tradisional tersebut.

Perlunya Festival Supranatural
Bambang Mei FinarwaNto, SH

Di kalangan masyarakat umum keberadaan orang sakti dan bertuah di NTB kerap dijadikan rujukan untuk beragam keperluan mulai dari penyembuhan penyakit, penglaris/rejeki hingga urusan percintaan/jodoh.

“Sehingga tak heran NTB kini menjadi salah satu Destinasi Idola untuk mencari figur-figur yang memiliki kekuatan Supranatural Mumpuni dan Benda-Benda Kuno dan Bertuah seperti Mirah delima, Kayu Sulaiman Rinjani, Mustika Rinjani, Senggeger, dan lain lain,” kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH melalui Siaran Pers , Sabtu ( 07/05/22 ) .

Menurut lelaki yang akrab disapa Didu ini, melalui expo atau job fair yang mengenalkan ( baca : mempopulerkan ) aneka-ragam cabang ilmu supranatural dan keunikan benda bertuah tersebut diharapkan adanya pengakuan dan legitimasi yang lebih meluas terhadap praktek supranatural untuk kepentingan kemanusiaan yang adil dan beradab.

BACA JUGA: Kondusifitas Daerah Perlu Dijaga, Ini Pesan Gubernur Zul

“Dari sisi entertainment, masyarakat awam dapat pengetahuan yang holistik menyangkut mekanisme/cara kerja secara sistematis ilmu-ilmu non sains tersebut, termasuk kegunaan dan khasiat benda kuno bertuah khas NTB,” ujar Didu.

Lebih jauh didu menambahkan, dengan adanya Festival Supranatural dan Benda Bertuah secara berkala dan tertata apik dari sisi promosi dan entertainnya akan semakin menarik minat warga untuk datang mengunjungi ajang festival itu.

Selain dari referensi pengetahuan , masyarakat juga bisa melakukan dialog interaktif secara langsung dengan para balian , sandro maupun kalangan supranatural terkait ilmu yang dimiliki sekaligus cara mempelajarinya.

“Apalagi konten yang bernuansa klenik masih sangat digemari oleh masyarakat indonesia karena ada sesuatu yang dipandang tidak masuk logika. Disitulah daya tarik sesungguhnya , dimana sesuatu yang tidak masuk akal menjadi hal yang wajar dan lumrah jika dijelaskan metodologi cara kerja ilmu supranatural secara benar,” ungkapnya.

Kolaborasi LIPI dan Kaum Supranatural

Didu menggarisbawahi, eksistensi atau keberadaan figur-Figur yang memiliki kelebihan ekstraterestrial perlu dirangkul, dan diberikan panggung oleh pemerintah.

Ini sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan atas kemampuan non sains yang dimiliki karena anugerah dari Allah.

“Orang-orang dengan kemampuan supranatural biasanya indera keenam yang lebih peka dan mampu melihat masa depan lewat ilmu tilik,” imbuh Didu.

Direktur Mi6 melanjutkan, para The Avenger yang memiliki kekuatan ekstrateretrial ini perlu diajak sinergi dan kolaborasi oleh stakeholder di NTB untuk saling membesarkan untuk kemajuan dan kemanusiaan.

‘Lembaga Antariksa Amerika, NASA saat ini sedang serius meneliti dan mengkaji hal-hal misterius yakni lewat program SETI ( Search for Extra – Terrestrial ) yakni nama dari kelompok usaha yang meneliti kehidupan ektraterestrial,” kata Didu.

Ditambahan, kemampuan dan kepiawaian figur-figur yang memiliki supranatural ini perlu dikolaborasikan secara positif untuk percepatan kemajuan science, tehnologi dan pembaharuan ilmu pengetahuan masa depan.

BACA JUGA: Pengajian NWDI, Umat Islam Diajak Menjaga Kebersamaan

Mantan Direktur Walhi NTB ini berharap, seperti halnya yang sudah dilakukan oleh NASA, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ) bisa bersinergi dan bekerjasama dengan kalangan supranatural untuk melacak sejarah masa lalu ( non sains ) dan menyelidiki situs-situs sejarah yang belum ditemukan. Lewat kemampuan ilmu tilik yang dimiliki diyakini dapat dijadikan petunjuk untuk memecahkan hal – hal yang misterius di luar ilmu pengetahuan.

“Mi6 menyakini kolaborasi LIPI dengan para Avenger yang memiliki kemampuan ekstraterestrial itu akan menjadi perpaduan kekuatan yang unik dalam bidang pengembangan keanekaragaman ilmu science dan non sains untuk kemajuan Ilmu Pengetahuan,” tutur Didu.***

h