Madu Trigona, Bakal Jadi Ekowisata Baru di Pulau Sumbawa
Sentra Budidaya Madu Trigona, desa Pelat, kecamatan Unter Iwes dan kecamatan Batulanteh di kabupaten Sumbawa direncanakan menjadi ekowisata, dengan tujuan memaksimalkan fungsi hutan dan alam, serta memajukan ekonomi masyarakat.
MATARAM.lombokjournal.com ~ “Sentra Madu Trigona ini bisa jadi bagian dari ekowisata,” seru Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, saat menerima Audiensi Tim Center for International Forestry Research (CIFOR), Tim Peneliti Penelitian Aksi Partisipatif (PAR) KANOPPI, dan General Manager Geopark Tambora, terkait Pengelolaan Agroforestri Berbasis Bentang Alam untuk Peningkatan Ekonomi Petani dan UMKM, di Pendopo Gubernur, Kamis (24/6).
Sentra Madu Trigona di Sumbawa yang dikembangkan menjadi ekowisata dapat menjadi contoh jika hutan dan alam bisa dimaksimalkan fungsinya.
Membudidayakan Madu Trigona berarti harus menjaga kelestarian ekosistem sekitarnya, begitu juga dengan menjadikannya sebagai ekowisata.
“Yang ada di mindset masyarakat kan seringkali hutan tidak boleh diapa-apakan. Padahal sangat bisa dimaksimalkan fungsinya dengan tetap menjaga keaslian ekosistemnya,” jelas Gubernur.
BACA JUGA: Kesehatan Keluarga Berkualitas dengan Turut dan Aktif KB
Sementara itu, Ani S. Adiwinata, Phd, selaku Socioeconomist and Policy Analist dari CIFOR menjelaskan, pengembangan Sentra Madu Trigona di Pulau Sumbawa menjadi pusat ekowisata pengerjaannya tengah dalam bproses bekerjasama dengan Geopark Tambora.
“Namun karena pandemi ini, kami juga sedang mengembangkan Virtual Tour bekerjasama dengan Geopark Tambora,” jelas Ani.
Ani menambahkam, Ecowisata yang akan dibentuk selain bekerjasama dengan pihak Geopark Tambora nantinya akan bekerjasama dengan pihak desa setempat.
Desa Batulanteh sendiri merupakan salah satu dari 99 desa wisata milik NTB. Ia dan timnya tengah mendorong adanya peraturan desa yang memungkinkan adanya bantuan dana desa untuk mendukung terwujudnya ekowisata.
Sementara ini budidaya madu trigona masih dipusatkan di learning center, namun tak sedikit juga dikembangkam di rumah warga. Menurut Ani, tidak perlu lahan besar yang penting penyediaan pakannya, seperti bunga-bungaan yang dapat ditanam dengan mudah oleh masyarakat.
“Dengan begitu diharapkan dapat terjadi peningkatan pendapatan masyarakat lokal, khususnya di masa pandemi ini,” jelasnya.
novita@diskominfotikntb