Tabungan Sampah, Berkah Ekonomis dari Pelestarian Lingkungan

Program Ijo Nol Nol Dedoro yang diluncurkan Pemerintah Lombok Barat (Lobar) dengan tabungan sampahnya, adalah pelibatan pelajar dalam gerakan lingkungan sekaligus bernilai ekonomi.

LOBAR.lombokjournal.com ~ Menurut Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Program Ijo Nol Nol Dedoro yang mendukung program unggulan Zero Waste, ini sangat tepat sebab melibatkan para pelajar serta adanya tabungan sampah bagi mereka.

Tabungan Sampah
Hj. Sitti Rohmi Djalilah

“Masyarakat harus mulai berpikir sampah bisa menjadi berkah bernilai ekonomis. Begitupula dengan tabungan sampah pelajar ini mereka bisa memenuhi kebutuhan sendiri seperti uang sekolah atau lainnya”, jelas Sitti Rohmi, saat peluncuran Beriuq Digital di Bencingah kantor Bupati Lombok Barat, Gerung, Selasa (24/8).

Program satu rekening satu pelajar (Kejar) dalam mendukung program lingkungan dan digitalisasi bank sampah yang diinisiasi oleh BNI, OJK dan Pemkab Lobar diniatkan melibatkan pelajar dalam gerakan pelestarian lingkungan sekaligus menabung.

Direktur BNI, Roni Fenir, mengatakan, potensi pelajar Indonesia sebanyak 55,7 juta dan di NTB sendiri sebanyak 1,13 juta. Potensi dana menabung ini selain untuk kebutuhan pelajar juga pembiayaan sektor lain seperti UMKM.

“Karena dana tabungan pelajar lebih lama mengendap hanya dikeluarkan untuk kebutuhan tertentu. Potensinya miliaran sehingga bisa mendukung pembiayaan lain”, jelas Roni.

BACA JUGAIjo Nol Nol Dedoro, Program Kelola Sampah Sejalan Zero Waste

Program Ayo Menabung dengan Sampah ini adalah pilot project di 48 sekolah se Lobar dan 19.064 orang pelajar dan tercatat dalam rekor MURI sebagai pembukaan nasabah bank sampah terbanyak. Selain itu, program yang digagas melalui smart city ini mendukung percepatan sistem digitalisasi. Sejauh ini Pemkab Lobar telah melakukan digitalisasi di dua pasar untuk pembayaran retribusi pedagang.

Bupati Lobar, H. Fauzan Halid mengatakan, target digitalisasi ini untuk seluruh pasar di Lobar.

“Kita juga akan membuat tim percepatan digitalisasi sesuai Kepres,” tuturnya.

jm




Menteri PPN/ Bappenas Optimis, Industrialisasi di NTB Berdampak Nasional

Kalau berhasil merubah pasar lokal NTB maka tentu berdampak ekonomi secara nasional

LOBAR.lombokjournal.com

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional(PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan geliat industrialisasi di NTB akan berpengaruh secara nasional jika kompetensinya dijaga dan dikembangkan. Ia mengakui langkah NTB mengembangkan industri sangat tepat.

“Kalau berhasil merubah pasar lokal NTB maka tentu berdampak ekonomi secara nasional”, ujar Monoarfa di STIPark Banyumulek, Minggu, (02/05/21).

Dalam kunjungan di Science and Technology Park, Menteri Suharso selain mendorong industri manufaktur untuk produksi motor listrik, ia juga mengapresiasi industri pakan ternak yang menurutnya akan sangat membantu dalam mengendalikan harga komoditas daging dan menyejahterakan petani dan peternak.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa

Suharso menjelaskan, pemerintah provinsi perlu memikirkan regulasi insentif agar masyarakat mau membeli dan menggunakan sepeda listrik. Namun sebelumnya, industri manufaktur sepeda listrik perlu dibangun agar dapat diproduksi massal dan membuat harga terjangkau. Ia menyarankan pula agar komponen baterai dapat diproduksi sendiri oleh NTB.

Saat mengunjungi pabrik pakan ternak di lokasi STIPark Banyumulek, Menteri Suharso menegaskan bahwa industri seperti pakan membutuhkan langkah integratif. Secara umum, produksi pakan ternak yang melimpah akan membuat komponen komoditas seperti daging menjadi terjangkau.

Dengan begitu, komoditas lokal akan terlindungi dari serbuan komoditas impor dan mencegah inflasi. Di hulu, pabrik pakan ternak telah mulai membantu petani, peternak maupun nelayan dalam komponen nilai tukar yang selama ini membuat mereka sulit bersaing dengan produk luar.

“Kita berharap NTB bisa menjadi contoh bagaimana industri bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat”, ujar Suharso.

BACA JUGA:

Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah mengatakan, STIPark Banyumulek memang diharapkan dapat menghasilkan industri permesinan yang membuat komoditas dan bahan baku diolah menjadi produk baru bernilai ekonomis tinggi.

” Kita akan terus berupaya agar industrialisasi ini makin dikembangkan dalam banyak sektor. Sepeda listrik misalnya meski dibuat sebagai penanda alih teknologi di daerah, bisa saja diproduksi massal dan murah”, jelas Gubernur.

STIPark Banyumulek menargetkan sampai dengan 2023 akan tercipta 1000 purwarupa mesin industri yang siap dikembangkan untuk beragam sektor selain inkubasi bisnis dan penyiapan wirausaha baru.

Gubernur Zul sendiri menegaskan secara nasional, industrialisasi di NTB ini adalah yang pertama. Bahkan Perda yang mengaturnya telah dibuat agar melindungi IKM berproduksi dan masyarakat dapat terus berinovasi menemukan mesin dan teknologi untuk industri NTB.

jm