Pilah Sampah Dari Rumah, Ciptakan Lingkungan Sehat

Dengan melakukan pilah sampah, kita telah melakukan hal yang benar untuk menjaga dari bencana lingkungan, sekaligus menyelamatkan ekosistem

lombokjournal.com ~ Kita sering mendengar atau membaca tentang Ekosistem. Apakah yang dimaksud dengan Ekosistem?

Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalamnya terdapat hubungan dan interaksi sangat erat dan saling memengaruhi.

Lingkungan dan makhluk hidup (termasuk manusia) berlangsung interaksi yang erat, bila terjadi kerusakan lingkungan akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.  

BACA JUGA: Menyelamatkan Ekosistem, Dimulai Pilah Sampah dari Rumah

Dengan melakukan pilah sampah dari rumah, lingkungan pun tak tercemar

Kerusakan lingkungan yang kita lihat sehari-hari seperti sungai yang tercemar oleh sampah dan limbah, tanah yang tercemar oleh plastik maupun polusi udara, adalah bukti nyata banyak lingkungan semakin rusak dari hari ke hari.

Pada masa sekarang, manusia menjadi faktor paling dominan dalam kerusakan lingkungan. Misalnya, penanganan sampah yang salah akan mengakibatkan pencemaran sungai, tanah dan udara. 

Contoh paling dekat adalah dalam penanganan sampah

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj Sitti Rohmi Jalillah mengatakan, penanganan sampah yang dihasilkan manusia kalau tidak dilakukan dengan benar akan menyebabkan kerusakan ekosistem.

Pilah sampah dari rumah merupakan faktor terpenting dalam mengelola sampah, katanya.

“Mengelola sampah dengan baik merupakan cara agar ekosistem kita tidak terancam,” kata Wagub NTB.

Maka untuk menyelamatkan lingkungan, yang berarti juga menyelamatkan hidup manusia dalam jangka panjang, salah satunya bisa dimulai dari penanganan sampah yang benar.

Pilah Sampah

Pemilahan sampah yaitu kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah. 

Pemilahan sampah di rumah bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu sampah organik, sampah anorganik dan sampah residu. Tujuan pemilahan sampah yaitu untuk mempermudah pengelolaan sampah selanjutnya. 

Selain memudahkan pengelolaan sampah selanjutnya, pemilahan sampah organik dan anorganik dapat mengurangi pencemaran udara. Sebab pendemaran udara salah satunya diakibatkan oleh penumpukan sampah, tercampurnya antara sampah organik dan anorganik.

Pencemaran udara dapat menimbulkan masalah kesehatan,terutama yang berhubungan dengan paru-paru dan pernapasan. 

Manfaat lain dari pemilahan sampah dari rumah, yaitu dapat menambah nilai ekonomi dari hasil sampah yang terpilah tersebut. 

Karena itu, sangat tepat anjuran kita memilah sampah mulai dari sumbernya, yaitu dari rumah. Karena memilah sampah dari rumah ternyata dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan

BACA JUGA: Pilah Sampah, Mendukung Pertanian dan Kesehatan

Berikut ini adalah cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah masing-masing yang dapat membantu kelestarian lingkungan kita :

  • Menyediakan tempat sampah (karung pemilah) terpilah 3 di rumah kita masing-masing (Organik, Anorganik, Residu)
  • Memilah sampah sesuai jenisnya (organik, anorganik, residu)
  • Sampah hasil pemilahan yang mempunyai nilai ekonomi disetorkan ke Bank Sampah terdekat atau dibuat kreasi daur ulang
  • Sampah organik dari hasil pemilahan sebaiknya dikelola secara mandiri (misal dijadikan pupuk kompos, pakan ternak atau pakan maggot).
  • Sampah residu diserahkan ke pengelola sampah untuk dibawa ke TPA
  • Perpanjang usia makanan untuk mengurangi jumlah sampah organik
  • Melakukan Zero waste, menyediakan makanan secukupnya jangan berlebihan.
  • Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Melakukan ini sebenarnya tidak sulit. Hanya membutuhkan kesadaran untuk menciptakan lingkungan yang sehat. 

BACA JUGA: NTB Zero Waste, Pengelolaan Sampah Harus dari Rumah Tangga

Dangatlah mulia bila masing-masing warga bersama-sama melakukan pilah sampah dari rumah masing-masing, mulai dari sekarang. Hal ini akan memberikan manfaat besar bagi kelestarian lingkungan yang akan diwariskan kepada anak cucu. *** 

 




Atasi Sampah Plastik, Pemprov Siap Implementasi EPPIC di NTB

Pemprov akan mengimplikasikan EPPIC untuk mengaatasi permasalahan sampah plastik

MATARAM.lombokjournal.com ~ Program Ending Plastic Pollution Innovation Challenge (EPPIC) siap untuk diimplementasikan  di NTB sebagai solusi mengatasi sampah plastik 

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menerima audiensi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) beserta Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) di ruang kerjanya, Selasa (12/07/22). 

BACA JUGA: Lomdeskel, Percepat Berbagai Program Berbasis Desa

NTB siap implementasikan EPPIC untuk atasi sampah plastik
:

“Bagus, lanjutkan! Ini luar biasa, kita sangat welcome. Terima kasih, saya sangat happy dengan ini, sekarang tinggal realisasinya,” kata Wagub bersemangat.menerima audiensi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) beserta Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) di ruang kerjanya, Selasa (12/07/22)

NTB mempunyai mimpi yang sangat tinggi untuk mengatasi permasalahan plastik, sehingga penerapan program EPPIC merupakan suatu terobosan baru untuk mencapai NTB Net Zero Emission 2050.

“NTB ini punya mimpi yang tinggi untuk capai Net Zero Emission di tahun 2050. Kita juga merupakan provinsi yang lengkap, biomassa ada, biothermal juga ada. Dan memang untuk masalah plastik, kita sudah komit dari dulu. Jadi, kalau ada program-program bagus begini, ayo cepat direalisasikan,” katanya. 

Dalam hal ini, Rendra Kurnia, selaku Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Kemenko Marves, menjelaskan bahwa EPPIC merupakan suatu program dari United Nation Development Program (UNDP) Indonesia dan Filipina, melalui proyek Sekretariat TKN PSL dan Archipelagic and Island States (AIS) Forum, Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad), dan Kementerian Luar Negeri Norwegia.

Serta Kemenko Marves yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, bahkan di ASEAN.

“Jadi EPPIC ini merupakan suatu program dari UNDP terkait dengan bagaimana inovasi para peserta untuk menyelesaikan masalah sampah, khususnya plastik. Tujuannya supaya bisa mitigasi sampah dan menemukan solusi untuk sampah plastik,” jelas Rendra.

Sementara itu, salah satu inovator asal Indonesia, yaitu Siklus, berhasil menjadi pemenang pada Final Pitching EPPIC tahun 2021. Dalam hal ini, Siklus akan mengimplementasikan solusi yang mereka usung di Provinsi NTB.

BACA JUGA: Gubernur NTB Minta BAPANAS Revisi HPP Jagung Jadi Rp4.400

“Sebenarnya konsep kita sama dengan NTB, yaitu Zero Waste. Kami memanfaatkan apa yang terbuang. Bagaimana pemanfaatan limbah makanan untuk membuat produk pengganti plastik, hal ini yang nantinya akan kita coba di NTB,” jelas Tim Siklus. 

Turut hadir dalam audiensi tersebut, yaitu Asisten I Setda Provinsi NTB, Kepala Dinas Kominfotik NTB, serta Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas LHK NTB.***

 




DLH KLU Peringati HPSN dengan Gerakan Pengurangan Sampah

Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), semua OPD lingkup Dinas Lingkungan Hidup atau DLH KLU melakukan gerakan pengurangan sampah

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Lingkungan Hidup (LH) bersama Dinas Perhubungan dan Organisasi Swadaya Masyarakat (LSM) Kabupaten Lombok Utara melaksanakan kegiatan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang dipusatkan di Desa Gili Air, Kecamatan Pamenang Kabupaten Lombok Utara.

Kegiatan itu merupakan tindak lanjut Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : SE.1/MENLHK/PSLB3/PLB.0/1/2022 tentang sampah Nasional tahun 2022.

Gerakan pengurangan sampah dilakukan DLH KLU
Sampah dimasukkan dalam kantong plastik

Kepala Dinas LH, Drs Rusdianto, MSI didampingi Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup DLH, H Husnul Ahadi mengatakan, sesuai isi dan surat dari Plt. Setda Nomor. 188.64/286/Setda/2022 tertanggal 9 Februari 2022 M/8 Rajab 1443 H, untuk memperingati HPSN pada tanggal 21 Februari yang berlangsung tiap tahun. 

Semua OPD di lingkup Pemda Kabupaten Lombok Utara dihimbau berpartisipasi melakukan mengurangi sampah, misalnya menggunakan kemasan sekali pakai pada acara rapat/pertemuan, Penggunaan botol/tempat minuman isi ulang,  

Tidak kalah pentingnya, melaksanakan pengelolaan sampah secara ramah lingkungan dengan cara tidak melakukan pembakaran sampah, termasuk melakukan pemilahan sampah serta pengelolaan sampah dengan Reduce, Reuse,Recycle atau 3R.

BACA JUGA: Budidaya Udang Vaname, Gencar di Empat Kecamatan KLU

Selain itu juga melaksanakan gerakan kebersihan di lingkungan di masing masing OPD pada Hari Jum’at tanggal 18 Februari 2022.

Peringatan HPSN pertama kali dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 21 Februari 2005 lalu, dan menetapkan tanggal tersebut untuk mengenang tragedi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. 

Pada peristiwa itu, sedikitnya 157 jiwa melayang akibat ledakan gas metana dari tumpukan sampah. 

“Belajar dari kejadian tersebut, pengelolaan sampah merupakan hal yang harus dilakukan dengan serius,” tutur H Husnul Ahadi pada wartawan, Jum’at (18/02/22). 

Tahun ini, HPSN mengambil tema “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim”.

Peringatan itu bertujuan memperkuat komitmen dan peran aktif Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi. 

Selain itu untuk memperkuat partisipasi publik dalam upaya menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi dengan gerakan memilah sampah.

Kepala Dinas LH, tidak menafikkan, sampah selalu menyertai kehidupan yang berujung pada konsekuensinya pada penumpukan. 

Penanganan terlambat akibat keterbatasan armada dan tenaga operasional menjadi penumpukan sampah di masa pandemi memang kian meningkat, terutama ‘Sampah Covid’ seperti masker sekali pakai, dan sebagainya. 

HPSN bisa dijadikan momen untuk meningkatkan kesadaran dalam penyelesaian masalah sampah. 

DLH KLU meggerakknsemua OPD melakukan pegurangan sampah

“Masyarakat bisa berkontribusi dalam pengelolaan sampah dengan mengurangi penggunaan barang sekali pakai, dan memilah sampah berdasarkan jenisnya,” tutur Rusdianto.

BACA JUGA: Wagub NTB: LP Harus Memberikan Siaran Sehat dan Berkualitas

Dinas LH KLU mengerahkan semua staf dan sejumlah kader lingkungan beserta Pokdarwis Desa Gili Indah. Hal sama juga dilakukan Kepala Desa Gili Indah, Wardana, SE, dengan mengerahkan seluruh staf dan PKK, Kadus, RT hingga masyarakat Gili Indah dalam kegiatan Bersih bersih sepadan pantai, jalan jalan Desa, RT, halaman rumah di Desa Gili Indah.***

 




Gubernur Zul Terpukau saat Kunjungi Kampung Oksigen di NTB

Kelurahan Leneng di Lombok Tengah disebut ‘kampung oksigen’ karena bersih dan asri, membuat Gubernur Zul puji kebersihannya

LOTENG.lombokjournal.com ~ Gubernur NTB Zulkieflimansyah terpukau dengan keberhasilan Kelurahan Leneng yang mampu mengembangkan destinasi wisata bersih dan asri. 

Gubernur singgah di Kampung Oksigen

Saking asrinya, Leneng disebut sebagai “Kampung Oksigen”. 

Dinamakan ‘kampung oksigen’ karena benar-benar bersih dan asri. Kalau ada kemauan dan keteladanan bersih dan asri itu bukan hal mustahil.

“Luar biasa Leneng!” puji Bang Zul saat kunjungan kerja di Leneng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Senin (07/02/22).

Menurutnya, Leneng dan Kecamatan Praya pada umumnya kini mulai hijau dan asri. Banyak perubahan, tampak terlihat indah dan sejuk. 

Ia berharap kepada lurah dan camat dapat mengembangkan wilayahnya di Lombok Tengah sehingga kampung oksigen dapat dikenal wisatawan lokal dan mancanegara. 

BACA JUGA: Gubernur Minta Umat Hindu di KLU Jaga Keberagaman

Sehingga saat MotoGP di Mandalika, akan menjadi titik khusus untuk berkunjung dan berwisata di Kabupaten Lombok Tengah.

Senada dengan Gubernur NTB, Kadis DLHK Provinsi Ir. Madani Mukarom mendukung pengembangan kampung oksigen di Leneng. 

“Untuk itu jangan putus berkomunikasi dan berkoordinasi, agar yang menjadi kebutuhan masyarakat dapat kami fasilitasi, untuk mendorong percepatan zero waste,” jelas Madani.

Sementara itu, Camat Praya, Baiq Murniati menyatakan kesiapan wilayahnya terus mengembangkan kampung oksigen.

“Insya Allah kami akan dorong pembentukan kampung oksigen. Karena berawal dari persoalan sampah di Leneng, sehingga berbagai kegiatan berbasis lingkungan terus kami dukung, termasuk bersinergi dengan Pemprov. NTB,” ujarnya.

Selain itu, Ketua Pokdarwis Kampung Oksigen, Lalu Muh. Isnaini menjelaskan, kegiatan kampung oksigen ini berbasis lingkungan.

Merubah perilaku masyarakat seperti mengelolah sampah, dengan memilah dan memilih sampah organik dan non organik. Sehingga perilaku membuang sampah mulai berkurang.

“Kami awali penanganan sampah berbasis rumah tangga, ibu-ibu di edukasi agar memilah sampah organik dan menjualnya ke bank sampah,” jelas mantan Lurah Leneng ini.

Begitupun peran masyarakat terhadap kegiatan di lingkungan terus didorong. Karena persoalan sampah ini bukan masalah tugas, tapi masalah kesadaran. 

Selain itu, menurutnya kelurahan Leneng juga melakukan siaga bersih dan siaga lestari. 

Tidak hanya mengelola sampah tapi membuat biopori dengan Program 1.000 biopori.

Sehingga sekarang masalah banjir akibat sampah dan drainase tersumbat berkurang. Gerakan menanam pohon untuk penghijauan juga secara masif semakin banyak di Leneng.

RangkAian kegiatan yang memanfaatkan sektor pertanian sebagai objek utama, dengan melibatkan paRtisipasi masyarakat aktif yang berada di tengah kota Praya.

BACA JUGA: Hari Pers Nasional (HPB) 2022 Mengangkat Isu Lingkungan

“Dari situlah mulai terbangun agrowisata di tempat kami. Memanfaatkan lahan untuk penghijauan di sekitar IPDN,sehingga tercipta tempat yang sejuk dan indah,” tambanya.

Warga Leneng berdialog dengan gbernur

Ada banyak destinasi wisata di Leneng, satu di antaranya ada “Mini Forest” Portir Indonesia. 

Mini forest dibangun untuk menjaga ekosistem yang dicirikan oleh pohon-pohon yang cukup rapat yang berhubungan dengan masyarakat, dan tumbuhan dari berbagai ukuran untuk menghasilkan siklus air dan oksigen yang baik.

Turut mendampingi Gubernur NTB, Kaban Kesbangpol, BPKAD, Kadis LHK, Kasat Pol PP dan Karo Kesra. Hadir pula pada kegiatan tersebut, Sekcam Praya, Lurah Leneng dan penggiat lingkungan. ***

 

 

 

 




Wagub NTB Launching Sekolah Sehat, Tanamkan Cinta Lingkungan  

Wagub NTB penting menanamkan pola pikir cinta ingkungan pada siswa

MATARAM. lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djallah melaunching sekolah sehat di SMAN 1 Mataram, dan berharap agar pola pikir cinta lingkungan pada siswa benar-benar ditanamkan selama masa sekolah.

“Kita harus betul-betul menanamkan edukasi mencintai lingkungan pada level mereka sebelum masuk Universitas. Sehingga anak anak Indonesia, anak – anak NTB pola pikir tentang lingkungan sudah benar,”.

Wagub NTB besam guu SMA 1 Mataram

Wagub NTB mengatakan itu pada acara Launching Sekolah Sehat SMANSA Mataram, Sabtu (15/01/22).

Selain itu, Net-Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 di Indonesia harus dapat dicapai, dampak gas karbon dapat menggangu lingkungan sekitar.

Kita tahu gas karbon sangat mengganggu kehidupan kita, dengan banyaknya gas karbon, akhirnya sinar matahari yang turun tidak semua bisa dipantulkan tetapi harus diserap dengan bumi, akhirnya terjadilah pemanasan global , hal ini bahaya jika kita biarkan,” tutur wagub..

Sebagai alumni SMANSA Mataram, Ummi Rohmi juga menceritakan masa lalu, mengambil jurusan teknik kimia di Institut Teknologi Surabaya (ITS) tidak luput dari peran seorang guru kimia yang mendidik dengan tulus, menyenangkan dan sangat menyenangkan.

BACA JUGA: Bupati Djohan Resmikan Gedung Perpustakaan KLU

“Guru yang menyenangkan, enak dan membuat kita belajar kimia sebagai sesuatu yang menyenangkan akhirnya saya bisa masuk teknik kimia di ITS,” cerita Ummi Rohmi.

Selain itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd menjelaskan, terkait kebijakan dari Dikud yaitu jejak Alumni dan One Shot : One Student One Tree.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Beli Sepatu Tenun Produk UMKM NTB

“Jadi satu murid akan meninggalkanbjejak satu pohon di setiap sekolah yang nantinya kami khususkan kepada anak yang akan tamat pada bulan April. Nanti kita akan bekerja sama dengan LHK dan kita akan di NTB,” jelas Kadis Dikbud NTB.

Kepala Sekolah SMAN 1 Mataram, Kun Andrasto, S.Pd mengatakan, bahwa tekad dan komitmen bersama bahwa untuk sekolah sehat memang layak dijaga dan dilestarikan.

“SMANSA Mataram harus bisa kita hijaukan dan bisa dibuktikan dengan banyaknya tanaman yang ada disini,” ucapnya.

Wagub bersama siswa berprestasi yang tingkat nasinal

Dalam acara tersebut, Wagub NTB juga memberikan penghargaan kepada para siswa berprestasi di tingkat nasional.

Di antaranya kepada Aurellia Sehrlina Siswanto, Baiq Shafira Salsabila, Izza Namira Atalia, Natasya Hadiatullah Buhari, Anisa Az-Zahra Salsabila, Reza Anggi Dwiputra, Audi Septiani Maura, Lentera Biru, Putri Namira Rifqah Maritza, Muhammad Ramizafiq Naufal Hakim dan Haris Raynor . ***

 




Pabrik Pengolahan Limbah Beracun Berbahaya Hadir di NTB

Dengan diresmikannya pabrik pengolahan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang dapat mengolah limbah medis sebanyak 300 kg/jam dan beroperasi selama 24 jam

LOBAR.lombokjournal.com ~ Setelah puluhan tahun, NTB akhirnya memiliki pabrik pemusnah limbah medis B3 (Bahan Beracun Berbahaya).

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah meresmikan fasilitas incinerator khusus limbah medis mulai beroperasi di Dusun Koal, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Senin (13/09/21).

Bangunan pabrik pengolah bahan beracun berbahaya Pabrik pengplah limba bahan beracun berbahaya

Dikatakan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PLB3), Rosa Vivien Ratnawati, yang hadir pada kesempatan tersebut, selama ini sebagian besar limbah medis NTB diekspor ke Jawa dan menggunakan jasa pemusnah limbah medis disana.

BACA JUGA: Pengolah Limbah Medis, Wujudkan NTB Asri dan Lestari

“Pabrik ini sudah punya izin dan bisa menerima limbah medis. Kementerian juga sudah menyiapkan anggaran khusus untuk operasional pengumpulan limbah selain bantuan tiga kendaraan operasiona,” jelasnya diacara peresmian pabrik pengolah limbah ini.

Saat ini, kemampuan incinerator dapat mengolah limbah medis sebanyak 300 kg/jam dan beroperasi selama 24 jam ditambah lagi fasilitas pendingin (cold storage) yang dapat menyimpan limbah selama 90 hari sebelum diolahmusnahkan.

Karena itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd., yang juga hadir pada acara tersebut, menginginkan nantinya limbah medis se-NTB bisa diolah disini.

Namun demikian, Wagub mengakui bahwa terdapat beberapa kendala yang harus segera diselesaikan.

“Kendalanya ketersediaan listrik, air, bahan bakar, sinyal komunikasi dan akses jalan yang akan diperbaiki,” sebut Wagub.

Wagub menargetkan limbah sebanyak 7,2 ton sehari bisa diolah ditempat ini setelah seluruh fasilitas pendukung tadi terpenuhi.

jm




Tugu Sembalun 7 Summits Dipasang di Puncak Gunung Anak Dara

Pemasangan Tugu Sembalun 7 Summits sebagai persiapan event Rinjani Geopark Sembalun 7 Summits

LOTIM.lombokjournal.com Tugu Sembalun 7 Summits berhasil didirikan di puncak Anak Dara pada hari Minggu (22/07/21).

Pemasangan tugu dilakukan oleh Komite Sembalun 7 Summits berkolaborasi bersama KPH Rinjani Timur, Geopark Rinjani, Pengelola Bukit dan Perwakilan pendaki seluruh pulau Lombok. Ada 37 orang yang ikut terlibat dalam pendirian tugu tersebut.

Pemasangan tugu ini merupakan bagian dari persiapan event Rinjani Geopark Sembalun 7 Summits, yang akan diselenggarakan tanggal 25 – 28 Oktober 2021.

Kegiatan pendirian tugu ini dilepas oleh Camat Sembalun, Martawi. Dalam sambutannya ia menyampaikan harapan kepada perwakilan pendaki agar tetap menjaga kelestarian alam, salah satunya kelestarian alam Sembalun.

Pukul 2 siang, tim memulai perjalanan menuju Gunung Anak Dara melalui jalur tanjakan cinta.

Setiap pendaki dibekali dengan pasir yang telah tercampur semen masing-masing 1 kg.

Selain itu, pendaki yang tidak mendapat jatah pasir akan dititipi air untuk membantu proses pengecoran di atas puncak Gunung Anak Dara.

“Teman-teman akan dikenang sebagai bagian dari pendirian tugu ini kelak, walaupun hanya sebagai pembawa pasir 1 kg,” kata Kang Rudi, Komite Sembalun 7 Summits menyampaikan motivasi sebelum keberangkatan peserta.

Kegiatan ini dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Sebelum keberangkatan, panitia melakukan pengecekan suhu setiap pendaki.

BACA JUGA: Masyarakat Sembalun Musyawarahkan Awiq-awiq Kearifan Lokal

Selain itu, satu hari sebelumnya panitia sudah mengingatkan agar membawa perlengkapan untuk diri sendiri, termasuk penggunaan satu tenda yang hanya dibolehkan untuk satu orang. Begitu pula untuk perlengkapan alat masak dan lainnya.

Selain bertujuan untuk mendirikan tugu, kegiatan ini juga melahirkan komunitas “Semeton Sembalun” batch 1. Pembentukan komunitas ini bertujuan untuk saling menginfluence dengan berbagai pendaki lain agar lebih menyadari kode etik pendakian.

Komunitas ini juga membentuk kode etik pendakian yang lebih spesifik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setempat.

Ke depannya diharapkan kode etik ini akan menjadi pegangan bagi para pendaki, agar lebih aware dengan sesama pendaki serta terhadap kelestarian alam.

Moment ini juga dimanfaatkan untuk mengenalkan kawasan KPH Rinjani Timur, dan tentu saja pengenalan Geopark Rinjani Lombok.

Fathul Rakhman, selaku salah satu Manager Geopark Rinjani menjelaskan, tentang dasar dibentuknya Geopark termasuk penyadartahuan tentang UNESCO Global Geopark yang diberikan kepada Geopark Rinjani Lombok pada tahun 2018 lalu.

“Geopark Rinjani Lombok mendapat status Global Geopark dari UNESCO karena ternyata sisa letusan gunung Samalas (Rinjani Tua) menyisakan bentang geologi yang khas dan unik yang tidak ada di tempat lain,” Jelas Fathul.

BACA JUGA: Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat Diutamakan di Masa PPKM

Setelah peresmian pendirian tugu serta pengucapan ikrar kode etik pendaki, tim turun melalui jalur tanjakan poligami.

Harapan ke depan, tim pendaki menjadi pioneer untuk memberikan contoh perilaku yg baik terhadap alam.

Han