Nurhayati Disambar Petir Saat Mengikat Sapinya

Nurhayati mengikuti saran suaminya untuk melihat sapinya yang lepas dari tambatan, kemudian ia bergegas untuk mengikatnya

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Nasib malang tak bisa ditolak, itulah musibah yang menimpa  Nurhayati.

Saat itu, di Tanjung, ibukota Lombok Utara semula hanya hujan gerimis dan sempat reda, tapi tak lama kemudian turun hujan deras.

Angin puting beliung dibarengi hujam deras dan petir beruntun menyebabkan istri Usman asal Dusun Karang Sema, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara itu disambar petir, sekitar pukul,14.40 Wita.

Nurhayati pun meninggal dunia saat di tengah perjalanan saat berusaha dibawa ke Rumah Sakit Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Senin (28/06/21).
,
Peristiwa meninggalnya Nurhayati bermula dari saat ia di suruh suaminya untuk melihat ternak sapinya yang tidak jauh sekitar 25 meter dari rumahnya.

Suaminya, Usman sedang dalam keadaan sakit, sehingga Nurhayati dengan sigap mengikuti saran suaminya, menengok hewan ternaknya di tengah hujan deras.

Namun nasib malang pun menimpa diri Nurhayati, yang tentu saja tidak menduga akan menjadi korban sambaran petir. Ia tidak menyadari di seputar tempat penambatan sapi ada dua pohon kelapa yang tinggi dan satu pohon melinjo.

BACA JUGA: Tes Antigen Gratis Bagi Turis, Bisa Bangkitkan Pariwisata

Setiba dilokasi Nurhayati melihat sapinya lepas dari tambatan dan kemudian ia bergegas untuk mengikatnya. Tak lama pada hitungan detik, tiba tiba petir datang lagi secara beruntun mengenai bagian dada Nurhayati, sepontan roboh di tempat kejadian.

Tak lama kemudian  putra keduanya, Bambang (42) bersama sepupu perempuannya, Usnawati (40) dengan maksud membantu Ibunya. Sebab setelah mendengar sura petir yang keras, didengarnya ada suara teriakan orang perempuan.

Setiba di lokasi, Bambang dan Usnawati menemukan ibunya terkapar, kemudian bergegas mengangkat korban untuk dibawa ke Rumah Sakit Tanjung.C

BACA JUGA: Zona Hijau untuk Destinasi Wisata Akan Segera Ditetapkan

“Setiba di Rumah sakit petugas mengatakan, bahwa korban sudah meninggal dunia, ” cerita Bambang yang tak bisa menyembunyikan dukanya yang mendalam.

@ng




Reses Raden Nuna di Lekok, Warga Keluhkan Janji Dewan

Seperti halnya reses anggota dewan lainnya, selalu dipenuhi permintaan dan keluhan

TANJUNG.lombokjounal.com ~ Reses anggota DPRD Provinsi NTB, H. Raden Nuna Abriadi, SIP yang berlangsung di Pantai Sedayu Lekok, Gondang, Lombok Utara, Sabtu (26/06/21), menampung banyak keluhan warga.

Sebelum Nuna Abriadi tiba di lokasi, sejumlah masyarakat dan nelayan sudah menunggu kedatangan anggota DPRD NTB dari Partai Demokrasi Perjuangan (PDI P) itu.

Reses Raden Nuna

Kadus Lekok Utara, Abdullah yang memfasiitasi pertemuan itu menyampaikan secara singkat maksud tujuan dalam rangka reses kedatangan anggota DPRD NTB dari PDIP itu.

Pada acara diskusi, salah seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desq Gondang Fatihin, menyampaikan kesulitan menjemput program di Desanya. Karena  banyaknya permintaan anggota BPD dari masing masing perwakilan dusun.

Di saat pandemi, banyak anggaran terserap kebutuhan utama untuk penanganan Covid 19 dan di tambah refocusing, sehingga usulan untuk penanganan jalan menuju pantai Sedayu belum bisa dialokasikan.

BACA JUGA:

Desa Wisata, Pemberdayaan Masyarkat Desa untuk Percepat Pulihkan Ekonomi

Meski demikian, Kadus Lekok Timur, Abdullah menyebut bahwa anggaran untuk perbaikan jalan ke Pantai Sedayu yang rusak akibat grmpa bomi 2018, sudah dianggarkan pada anggaran perubahan Desa Gondang.

Permintaan bantuan dan keluhan mulai muncul dari perwakilan nelayan, Salah satu perwakilan nelayan, Muhidin, berharap bantuan sarana nelayan dalam bentuk perahu dengan alat tangkapnya.

Muhidin juga mengungkapkan permintaan kelengkapan penangkaran Tukik/penyu yang memadai.

Tiga perwakilan tokoh yaitu, Fatihin, Muhidain dan Fahrudin juga tak lupa mengungkapkan krkecewaannya, karena janji janji oknum anggota dewan yang tidak terealisasi.

Kekecewaan serupa juga disampaikan perwakilan kelompok wanita dan banjar.

Mereka mengakui, kalau di setiap pemilihan anggota legeslatif pasti didatangi calon dengan segudang janji yang tidak terbukti. “Kecuali Ibu Galuh Nurdiah,” kata mereka menyebut nama salah seorang angota DPRD Lombok Utara.

Mereka tak lupa menegaskan bahw Raden Nuna Abriadi tidak termasuk seperti oknum yang dimaksud.

BACA JUGA: Posyandu Keluarga Berbasis Dusun Bisa Capai 100 persen

Perwakilan kelompok wanita masing masing dari 4 dusun yang berbeda, mengharapakn bantuan sarana perasmanan dan pelatihan keterampilan.

Menjawab banyak ungkapan warga, Nuna menjelaskan dengan rinci tentan berbagai bantuan yang boleh dan tidak boleh berdasarkan aturan hukum yqng berlaku.

Warga dengan tertib dan serius mendengarkan penyampaian Raden Nuna. Ia juga menyebutkan bahwa dalam Visi Misi Bupati terpilih H Djohan Syamsu,SH, sudah dirancang beberapa program sebagaimana yang diharapkan warga Kabupaten Lombok Utara yang menjadi prioritas.

“Termasuk dengan penyampaian warga Lekok saat ini,” kata Nuna Abriadi.

Ada yang menarik yang diungkapkan warga sebelum diskusi. Beberapa warga tiba-tiba minta Nuna untuk ikut maju dan mencalon dri pada PiLbub KLU mendatang.

Nuna mengatakan, jika warga KLU mendukung dan merestui, ia mengaku sanggup maju

“Saya Sanggup Untuk Maju Pada Pibup Yang Akan Datang,” tegasnya.

Usai diskusi, Raden Nuna diperkenankan melepas puluhan Tukik/anak penyu sebagai simbol komitmennya memperjuangkan usulan warga Lekok.

Terkait pemintan bantuan itu, tentunya dengan berpedoman pada aturan yang berlaku. Baik aturan pusat maupun daerah, tentang bentuk bentuk bantuan maupun hibah untuk masyarakat KabupatEn Lombok Utara.

@ng




Kader Posyandu Insentifnya 100 ribu Sebulan, Wagub Sindir Kades

Meski mendapat insentif Rp.100 ribu/bulan, nmun Kader Posyandu di Lombok Utara tetp bekerj dengan iklas

MATARAM.lombokjournal.com ~ Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Keluarga di Kabupaten Lombok Utara, mendapat intensif sebesar Rp.100 ribu/bulan.

Hal itu diungkapkan salah seorang kader Posyandu di Kader Posyandu Keluarga Ida Apriana (33) asal Posyandu Mentari di Dusun Santong Barat Desa Santong, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ia tidak berani mengeluh kepada Kepala Desa (Kades), kendati insentifnya hanya Rp. 100.000,- per bulan.

Selama 4 tahun, Ida bekerja sepenuh hati. Karena menurutnya, amal perbuatan yang baik akan dibalas di tempat lain. Kalau sarana di posyandunya lumayan memadai. Pelayanan juga maksimal terus bersama kader lain.

BACA JUGA: Pesan Wagub Saat Kunjungi Posyandu Keluarga di KLU

“Kami hanya terima intensif 100.000 per bulan, harapannya seperti ketentuan, 150.000 lah per bulan,” ujarnya. Sebab aturan yang telah dikeluarkan Gubernur NTB, paling minimal insentif kader Rp. 150.000/ bulan.

Ida menyampaikan curahan hatinya kepada Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, yang sedang kunjungan kerja lapangan untuk meninjau perkembangan  Posyandu Keluarga, Kamis (24/06/21).

Kader Posyandu lain, Kalsum (35), lebih ‘makmur’ karena mendapat insentif lebih besar, Rp200.000/bulan.

“Menjadi kader posyandu ini, memang pekerjaan yang harus mengedepankan hati dan keihlasan,” ungkap Kalsum (35), salahsatu diantara 7 kader diposyandu keluarga Senumpeng Dusun Amor-Amor Desa Gumantar Puskesmas Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

Mewakili rekan-rekannya, ibu 2 orang anak ini bercerita bahwa pilihannya menjadi kader posyandu adalah keinginan yang tulus.

Diakui ibu yang telah menjadi kader posyandu sejak 2012 ini, dengan intensif Rp. 200.000,- dirasa cukup. Kalau mengharap intensif besar dari Pemerinta DesA tidak mungkin. Maka ketulusanlah modalnya menjalani pekerjaan kemanusiaan ini.

“Kadang tidak kenal waktu, bahkan tengah malam pun kita bekerja. Misalnya mengantar ibu yang melahirkan ke puskemas,” ujarnya dengan nada semangat.

Bersama kader lain, ia tidak mengharap banyak kepada pemerintah. Cukup melengkapi sarana prasarana dan edukasi saja.

“Kami mohon dibantu dan didukung meja, kursi dan tempat agar nyaman kami bekerja,” ucapnya didepan Wagub Ummi Rohmi.

Termasuk pelatihan dan bimbimgan teknis untuk menjadi kader yang terampil dalam segala persoalan di desa. Sehingga bisa memberikan edukasi dan keyakinan yang pasti kepada masyarakat.

BACA JUGA: Posyandu Keluarga Indikator Sustainable Development Goals

Menjawab isi hati kader Posyandu Keluarga, Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi tegas mengatakan, sinergi dan kolaborasi sangat dibutuhkan untuk membantu para kader.

Ia menjelaskan selama ini untuk sarana prasarana itu tugasnya Pemerintah Desa dan Kabupaten. Sedangkan bimbingan teknis dan peningkatan SDM serta regulasi Pemerintah Provinsi yang mengawalnya.

Wagub yng akrab disapa Ummi Rohmi menegaskan, agar kader yang telah diberikan pelatihan dan sertifikat jangan sembarangan diganti. Pemerintah Desa juga harus memperhatikan insentif para kader.

“Ingat bapak Kepala desa, jangan seenaknya gonta ganti kader, karena melatih mereka butuh biaya. Dan jangan intensifnya dibawah 150.000,” dingatkan Wagub di depan Kades.

Di akhir kunjungannya, mantan Ketua DPRD Kabupten Lombok Timur ini mengingatkan kader, walaupun ini pekerjaan yang butuh keihlasan, berikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

“Jangan lupa pak Kades, perhatikan para kader posyadu keluarga,” tutupnya.

edy

@diskominfotik_ntb




Bahaya HIV/AIDS Menjadi Musuh Bersama

Bahaya HIV/AIDS harus menjadi musuh bersama (common enemy), karena itu upaya mencegah penularannya membutuhkan sinergi semua lini

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Unit Pelaksana Teknis Badan Layanan Umum Daerah (UPT BLUD) Puskesmas Gangga menyelenggarakan sosialisasi bahaya penyakit HIV/AIDS di Balai Desa Sambik Bangkol (Samba), Rabu (23/06/21).

Sosialisasi diikuti oleh 25 peserta terdiri dari perwakilan setiap dusun, staf desa, perangkat kewilayahan, dan para kader desa dengan narasumber dari Bidang Penyakit Menular Dinas Kesehatan KLU, Sabri, SKM.

“Kegiatan sosialisasi ini salah satu bentuk perhatian dan kepedulian BLUD Puskesmas Gangga dalam menyelamatkan masyarakat dan generasi kita dari bahaya penyakit mematikan ini,” ujar Penjabat (Pj) Kepala Desa Sarjono, S.I.Kom membuka sosialisasi.

BACA JUGA:

Bima dan BPOLBF Perkuat Percepatan Pembangunan Pariwisata 

Menurutnya, bahaya HIV/AIDS harus menjadi musuh bersama (common enemy) semua pihak. Upaya untuk mencegah penularannya membutuhkan sinergi semua lini.

Dikatakan, penyebaran kasus HIV/AIDS laksana fenomena gunung es. Hanya sedikit saja yang nampak di zona permukaan, lainnya tidak terdeteksi. Hal ini menandakan kasus rill bisa mencapai 2 kali lipat dari apa yang terdata.

“HIV/AIDS betul-betul ancaman bagi generasi di masa depan. Usia produktif dengan rentang usia 15-24 tahun adalah usia yang rentan terkena penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini,” tutur Kasubbag Humas pada Bagian Humas dan Protokol Setda KLU tersebut.

HIV dan AIDS sulit diketahui dan diobati lantaran sulit dicegah dan dideteksi, penyakit yang baru bisa diketahui dalam waktu puluhan tahun. Upaya pencegahan sedini mungkin harus dimulai dari lingkungan keluarga.

“Memastikan anak-anak atau anggota keluarga kita terlebih dahulu atau memastikan mereka jauh dari penyakit masyarakat,” tegasnya.

Dipaparkan pula diantara sarana penularannya yaitu hubungan seksual di luar nikah atau hubungan seks yang dilarang norma-norma kehidupan.

Untuk menghindarinya, maka kehidupan sehari-hari perlu diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.

Peserta sosialisasi diimbau sungguh-sungguh, agar materi yang disampaikan narasumber dapat diresapi secara seksama.

BACA JUGA: Pengelolaan Sampah Harus Berkelanjutan

“Itulah nanti yang harus diindahkan dan patuhi dalam kehidupan sehari-hari,” imbaunya.

Ia berharap usai sosialisasi para peserta dapat menjadi pioner atau motor penggerak pencegahan penyakit HIV/AIDS di lingkungan masing-masing.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik antisipasi daripada mitigasi, dan lebih baik mitigasi daripada evakuasi. Mari kita wujudkan hidup sehat dan aman untuk masa depan yang lebih sejahtera,” kata Sarjono.

Narasumber sosialisasi, Sabri, SKM dalam paparan materinya menyebutkan ada 3 penyakit menular, yaitu HIV, TBC, dan kusta. Ketiga penyakit itulah yang menular dan masih ada hingga sekarang.

Dijelaskan, HIV merupakan virus yang merusak kekebalan tubuh. Selain HIV, Covid-19 termasuk penyakit disebabkan oleh virus.

“Semua penyakit yang disebabkan oleh virus belum ada obatnya, yang ada itu adalah anti bodi zat kekebalan tubuh,” terangnya.

Sasaran penyakit HIV itu menyerang kekebalan tubuh manusia, sementara AIDS termasuk rentetan dari HIV jika sudah kronis.

“Virus HIV ini bersarangnya di dalam tubuh, terutama dalam cairan tubuh kita. Ada 4 macam cairan dalam tubuh kita yaitu cairan mani, cairan vagina, darah dan ASI. Dan yang sudah terbukti tempat bersarangnya virus adalah di 4 tempat ini. Dan yang paling berbahaya adalah darah karena kuman itu langsung masuk ke darah,” jelasnya.

Disampaikan pula, HIV tidak serta merta langsung menyerang, tapi 5 sampai 10 tahun baru terdeteksi dampaknya. Misalnya studium tiga dengan gejala muncul benjolan-benjolan, sementara stadium empat sudah tidak bisa diobati.

“Penyakit ini disebabkan seks bebas. Sejarahnya pertama masuk di Indonesia pada tahun 1978, ada di Bali dan Jakarta. Di KLU yang sedang melakukan pengobatan ada 32 orang menyebar di semua kecamatan,” tutur Sabri.

Kata dia, di Indonesia sendiri penyakit AIDS paling banyak di Papua dan NTT. HIV penyakit yang eksklusif sehingga penderitanya tidak boleh dipublikasi.

Sabri juga mengingatkan pihak yang seringkali membawa kuman adalah perempuan. Berdasarkan data Dikes KLU rata-rata perempuan. Penularan juga bisa lewat transfusi darah, kontak seksual, dan plasenta.

“Dan yang paling bahaya itu seks lelaki dengan lelaki. Begitu pula air susu ibu dan jarum suntik mengakibatkan penularan. HIV ini beda dengan Covid, karena penularannya berbeda,” ujar Sabri.

@ng




Pantai Impos Sasaran Berlibur Anak Sekolah

Penataan bangunan pondok, warung dan fasilitas lainnya di pantai Impos cukup rapi, dan yang lebih menyenangkan pantainya terjaga keberihannya

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Berwisata ke pantai Impos, Dusun Jambianom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara memberi kenyamanan tersendiri bagi tiap pengunjung.

Pantai Impos

Pantai Impos

Pantai Impos nyaman untuk dikunjungi karena bersih dan aman, disamping itu di pantai ini tersedia tempat bermain bagi anak-anak cukup luas Bangunan pondok sementara untuk para pedangang kaki lima berjejer rapi, dan mereka selalu bersikap sopan melayani para pembeli atau pengunjung pantai Impos.

Salah seorang anak berasal dari SD No.8 Sokong, Tanjung, I Komang Adilana Waisia yang sedang berlibur usai mengikuti ulangan semester genap mengaku senang di Pantai Impos karena panainya bersih.

BACA JUGA: Puncak Mantar, Destinasi Sumbawa Barat yang Indah

“Kami senang berlibur di pantai Impos karena sepanjang pantainya bersih, dan disediakan alat berenang berupa ban dalam, Perahu Kano serta dijaga oleh anggota Pokdarwis, “kata Komang, Selasa (22/06/21).

Penataan yang cukup rapi, meski dengan bangunan sementara dalam pondok disediakan bangku meja dan tempat duduk lainnya serta wifi gratis.

“Tempat lain tidak senyaman tempat ini,” kata Komang.

Senada denganI Komang Adilana Waisia, Kepala Sekolah SDN 8 Medana, Adnan Miktamar ,S.pd, M.Pd mengungkapkan, pilihan liburan akhir pelajaran ini merupakan pilihan para siswa sekolah sendiri.

“Mereka yang memilih untuk liburan ke pantai Impos” tutur Adnan.

Pihak guru berkewajian mendampingi siswanya dan tetap mengikuti standar protokol kesehatan Covid-19.

Soal kenyamanan, Adnan membenarkan pernyataan muridnya bahwa pantai Impos cukup bersih dan menyenangkan untuk bermain.

Dan Adnan berharap, di setiap pantai di Lombok Utara ini sepatutnya ditata seperti pantai Impos, sehingga wisatawan akan betah berkunjung ke pantai di Lombok Utara.

BACA JUGA: Pasien Covid-19 di NTB, Senin, Bertambah 46 Positif

Adnan kemudian menunjuk ke arah fasilitas di pantai Impos, mulai dari pondok, warung, sarana olah raga renang, dan tempat ganti pakaian di sebelah kanan.

“Itu kan semua bangunan sementara (bukan bangunan permanen, pen). Namun karena ditata rapi, jadi kelihatan bagus,” kata Adnan.

@ng




Rumah Tahan Gempa di Lombok Utara, Sebanyak 18 Ribu Belum Dibangun

Pembangunan apa pun di KLU, termasuk pembangunan majid dan rumah tahan gempa tidak bisa di selesaikan dengan sebaik-baiknya bila mayarakat tidak bersatu

TANJUNG.lombokjournal.com  ~  Sebanyak 18 ribu Rumah Tahan Gempa (RTG) di Kabupaten Lombok Utara belum dibangun.

Padahal dana Pemerintah Pusat yang sudah disalurkan ke Lombok Utara untuk anggaran pembangunan RTG sampai hari ini sekitar 2,3 triliun rupiah.

Rumah Tahan Gempa di KLU

 

“Angka yang begitu besar buat daerah kita, namun sesungguhnya belum seluruhnya pembangunan (RTG) terselesaikan,” kata Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu.

Hal itu diungkapkan bupati saat melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Masjid Nurul Yaqin Abdurrahman Kelongkong di Dusun Kelongkong Desa Sambik Bangkol (Samba) Kecamatan Gangga, hari Minggu (20/06/21).

Karena itu, Bupati Djohan mengajak semua lapisan masyarakat Lombok Utara bergotong royong bersatu padu membangun daerah.

BACA JUGA: Pariwisata Ramah Lingkungan di Pantai Impos

Termasuk membangun masjid, khususnya yang ada di dusun. Sebab masih banyak pembangunan yang belum terselesaikan di Lombok Utara, termasuk pembangunan puluhan unit masjid.

Bupati yakin dan percaya, salah satu cara membangun daerah adalah bersatu secara utuh dan tidak bercerai berai.

“Jika kita tidak bersatu pembangunan apa pun di KLU ini tidak bisa di selesaikan dengan sebaik-baiknya,” pesannya.

Ditambahkannya, KLU bisa dibangun apabila semua elemen daerah bersatu, pasalnya pihak yang mesti membangun daerah ini hanya masyarakatnya sendiri.

Kata orang nomor satu di Lombok Utara ini, sudah banyak yayasan amal yang telah membantu masyarakat membangun masjid. Sedangkan pemerintah membantu membangun rumah tahan gempa.

“Kita bersyukur banyak yang membantu. Untuk itu sebagai Kepala daerah, atas nama masyarakat di sini menyampaikan terima kasih kepada saudara-saudara saya dari Yayasan Imam Syafi’i,” ungkap bupati.

Dalam acara itu hadir unsur Yayasan Al-Imam Al-Syafi’i Mataram, unsur Pemerintah Kecamatan Gangga, unsur Perwakilan Polsek Gangga, Penjabat (Pj) Kades Samba beserta perangkat desa setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat serta warga dusun setempat.

Ketua PD Muhammadiyah KLU itu menegaskan, hal yang paling penting bagaimana masyarakat nantinya bisa memakmurkan masjid yang sudah susah payah dibangun dengan meramaikannya melalui aktivitas ibadah seperti shalat berjamaah.

BACA JUGA: Kordinasi TPKD KLU Untuk Menindaklanjuti Rekomendai BPK

Ia menjabarkan, sebelumnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lombok Utara sebesar 1,2 triliun rupiah. Tapi setelah Covid-19, APBD Lombok Utara turun 2,5 persen, sekitar 300 miliar rupiah.

“Inilah persoalan daerah. Saya harapkan masyarakat memaklumi hal ini. Jadi jika ada hal-hal yang belum bisa kita lakukan harap anda semua maklum. Apa yang saya jadikan visi-misi pada pemilukada kemarin belum bisa kita wujudkan karena kita harus berpedoman pada peraturan daerah,” imbuhnya.

Peraturan Daerah tentang visi-misi masih disusun oleh DPRD, pelaksanaannya diestimasi sekitar Agustus atau September mendatang.

Menurut bupati, ihwal yang bisa dilaksanakan sekarang sudah diatur pada peraturan daerah tahun 2020 seraya memaklumkan masyarakat Desa Samba.

“Mari kompak bersatu membangun daerah kita. Kita tidak tahu kapan berakhirnya Covid-19 ini. Tapi, kita harus bersyukur kepada Allah, pertanian dan perkebunan kita masih bagus,” tegasnya.

Ia berharap masyarakat tidak boleh tinggal diam tapi harus mampu bergerak dalam situasi ini, tentu dengan mematuhi prokes.

Di Lombok Utara, warga yang posittif Covid-19 dan masih diisolasi jumlahnya  sekitar 17 orang. Lmbok Utara ekarang dalam status zona oranye.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Nurul Yaqin, Abdurrahman Putrawadi dalam laporannya menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas dibangunnya masjid setempat setelah ditimpa gempa bumi 2018 silam.

Dibangunnya masjid setempat, tutur Anggota DPRD KLU ini, berkat bantuan donasi dari Singapura melalui Yayasan Al-Imam Al-Syafi’i di Mataram. Ia menyampaikan terima kasih yang tulus kepada pengurus yayasan di berbagai tingkatan mulai kecamatan, kabupaten dan provinsi.

“Atas nama masyarakat Dusun Kelongkong dan Desa Sambik Bangkol umumnya, kami sampaikan terima kasih banyak kepada Pengurus Yayasan Al-Imam Al-Syafi’i yang telah membantu kami membangun kembali masjid ini,” ucapnya.

Terpisah Pj Kades Samba Sarjono menuturkan, masjid yang terletak di samping Kantor Desa setempat,  baru dapat dibangun sekarang pascagempa bumi melanda tiga tahun silam.

Pemerintah Desa mengapresiasi tinggi pihak yayasan pemberi bantuan sehingga masjid di ibu kota desa tersebut dapat terbangun.

“Alhamdulillah, pembangunan Masjid Nurul Yaqin Abdurrahman ini melegakan warga. Selama kurang lebih tiga tahun mereka melaksanakan aktivitas ibadah di masjid sementara. Harapan saya setelah terbangunannya masjid ini nanti warga kami dapat lebih nyaman beribadah,” ungkapnya.

Bupati Lombok Utara didampingi Wakil Ketua BPD dan Pj Kades Samba meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Yaqin Adurrahman.

@ng




Kordinasi TPKD KLU untuk Menindaklanjuti Rekomendasi BPK

Rapat Kordinasi Tim Penyelesaian Kerugian Daerah (TPKD) mendiskusikan langkah-langkah tindak lanjut terhadap LHP BPK tahun 2021

TANJUNG.lombokjournal.com~ Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) mewakili Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) telah melakukan langkah-langkah koordinasi dengan instansi-instansi terkait, setelah penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (PEMDA) tahun anggaran 2021, yang diterima tanggal 10 Mei lalu.

Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan LKPD Kabupaten Lombok Utara Tahun Anggaran 2020 dengan Nomor: 148.A/LHP/XIX.MTR/05/2021 tanggal 7 Mei 2021.

“Kami telah melakukan koordinasi setelah mengetahui rekomendasi-rekomendasi dari BPK RI. Kita punya waktu 60 hari untuk menindaklanjuti rekomendasi itu,” kata Kepala BPKAD KLU, Sahabudin,  S.Sos., M.Si. pada lombokjournal.com, Senin (21/06/21).

BACA JUGA: Pelari Lombok Charity Fun Dilepas Bupati Lombok Utara

Koordinasi dilakukan bersama instansi seperti seperti Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bagian Hukum dan Bagian Pembangunan pada Sekretariat Daerah.

Langkah kordinasi itu untuk mendiskusikan langkah-langkah tindak lanjut terhadap LHP BPK tahun 2021.

Pada rapat koordinasi telah dibahas beberapa hal, seperti konfirmasi ikhtisar PERBUP Tim Penyelesaian Tututan Ganti Rugi perubahan terakhir, dengan Nomor 27 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah.

Beberapa hal yang menjadi perhatian atas perubahan regulasi, yang menekankan pada kewenangan penyelesaian kerugian daerah yaitu:

  1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Bupati membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Daerah (TPKD)
  2. Tim Pengelola Keuangan Daerah dapat membentuk Sekretariat TPKD berada pada unit pengawasan/inspektorat
  3. Majelis berjumlah 5 orang dan dapat membentuk Sekretariat Majelis berada pada unit kerja SKPKD/BPKAD

Dokumen yang terkait dalam proses TGR sesuai amanat Perbup meliputi SKTJM, SKP2KS, SKP2K, Surat Penagihan, Surat Keterangan Lunas, dan SK Pembebasan Pembebanan.

Pada seluruh unsur TPKD dipresentasikan cara penggunaan aplikasi TGR secara online. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dan saran dari tim, agar sesuai dengan regulasi pada Perbup Nomor 27 tahun 2020.

Penatausahaan dan laporan progress tindak lanjut LHP PEMDA KLU menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan (SIMP)–LHP.

BACA JUGA: Destinasi Wisata Unggul, Sayang Direct Flight Minim

Harapannya, dapat di kontrol secara real time progress tindak lanjut LHP BPK/TGR guna percepatan pengambilan keputusan serta langkah-langkah penyelesaiannya. Dan tersentral dalam dokumen TGR pada sekretariat TPKD maupun sekretariat majelis, agar tetap sesuai dengan regulasi yang ada.

Pada rapat koordinasi ini dipercepat pembentukan Tim sesuai amanat Perbup. Dan melengkapi dokumen yang belum terhimpun untuk dilengkapi dalam aplikasi.

Agar mendapat gambaran dokumen yang belum diproses, akan diproses dan dilengkapi.

Menurut Sahabudin, rekomendasi dari BPK meliputi masalah administrati, misalnya ada hal-hal yang tidak sesuai dengan Undang-undang.

Selain itu, menurut Sahabudin, juga terdapat rekomendasi mengenai pengembalian.

“Saat ini pada persiapan sidang majelis TPTGR. Kita akan memanggil pihak-pihak yang disebut dalam rekomendasi itu. Termasuk juga pihak ketiga, misalnya kelebihan bayar pada rekanan,” kata Sahabudin.

Rr

 

 




Pelari Lombok Charity Fun Dilepas Bupati Lombok Utara

Kehadiran laskar pelari Lombok Charity Fun menggugah semangat melakukan perlawanan terhadap Covid-19

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu SH melepas empat Laskar Pelari Peserta Lombok Charity Run di Tanjung yang start dari Halaman Aula Kantor Bupati (19/06/21).

Bupati Djohan mengawali sambutannya menyampaikan, perlunya menyemarakkan olahraga lari di seluruh jalur Tanjung sampai Bayan.

“Covid-19 tidak boleh dihadapi dengan berdiam diri saja, tanpa melakukan perlawanan. Keinginan kita ke depan dengan kegiatan hari ini, tentunya dapat menggugah semangat masyarakat Lombok Utara berlari dan berolahraga untuk mencegah Covid-19,” tuturnya.

BACA JUGA: Destinasi Wisata Unggul, tapi sayang Direct Flight Minim 

Selanjutnya Bupati Djohan menyatakan, kegiatan Lombok Charity Run dapat mewarnai kegiatan Pemda Lombok Utara dalam rangka membangun daerah, mencegah Covid-19 melalui olahraga.

“Selamat berlari saudara-saudara saya laskar pelari. Insya Allah menempuh jarak 60 kilometer sampai di Masjid Kuno Barong Biraq Sambik Elen Bayan,” imbuhnya.

Dikatakan Bupati Djohan, para pelari Lombok Charity Fun hari ini merupakan orang-orang hebat di Jakarta. Kehadirannya guna menggugah semangat melakukan perlawanan terhadap Covid-19.

Kegiatan olahraga lari dimulai pada pukul 06.00 pagi hari dengan jarak tempuh sejauh 60 kilometer yang dihadiri Empat Laskar Pelari dari Jakarta yaitu Adita Irawati, Carla Felany kemudian, Nicky Hogan selanjutnya, Erry Permana.

Para pelari start dari halaman Kantor Bupati Lombok Utara dan finish di Masjid Kuno Barong Biraq Desa Sambik Elen.

Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R ST MEng usai menerima laskar pelari di garis finish, berterima kasih dan mengapreasiasi IOA atas sumbangsih kepada Lombok Utara terlebih kepada laskar pelari yang luar biasa telah menyelesaikan 60 kilometer.

“Jarak tempuh yang luar biasa, ini menjadi modal dan semangat untuk kita semua. Kita memiliki semangat dan tekad yang kuat. Apapun bisa kita lakukan. Kegiatan ini menjadi contoh. Jangan cepat putus asa, kuatkan tekad agar bisa sampai di garis finish,” tandasnya.

BACA JUGA: Zona Oranye Desa Santong, Dua Orang Positif Covid-19

“Mungkin nanti di HUT ke-13 yang dilaksanakan bulan depan, kita bisa mencoba kegiatan berlari. Misalnya lari 13 kilometer,” urainya.

IOA telah membantu dunia pendidikan di KLU, peningkatan kapasitas kepada tenaga pengajar. Terlebih saat pandemi Covid-19 sektor pendidikan mengalami dampak paling besar.

“Mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, karena pandemi belum berakhir dan saat ini mengalami peningkatan untuk itu kita tetap waspada,” tuturnya.

Sementara itu Carla Felany saat diwawancara sebagai orang yang finish pertama kalinya mengungkapkan, fenomena alam Lombok Utara bagus dan indah, finish dengan sempurna.

“Pengalaman pertama saya lari di KLU, jalanannya sepi dan udaranya enak (segar). Terlebih saat melewati pinggir pantai, pemandangan yang indah. Pada titik kilometer 40 saat siang, cuaca mulai panas dan menjadikan tantangan baru, ada tanjakan tinggi yang menguras tenaga, tetapi bisa finish dengan sempurna,” imbuhnya.

Berkat dukungan masyarakat, Pemda KLU, TNI-Polri serta pihak lainnya, Lombok Charity Run diharapkan dapat memacu spirit olahraga alam di masa pandemi. Sekaligus sebagai stimulan pemulihan ekonomi dan meminimalkan dampak Covid-19, melalui olahraga peduli kemanusiaan.

Hadir pada acara tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Indonesian Overseas Alumni (IOA) Erick Sumar, Wakapolres Lotara Kompol Setia Wijatono SH, Danramil Gangga Kapten Muhadi. Dari unsur OPD, hadir diantaranya Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan H Simparudin SH, Plt Asisten III Setda KLU Drs Abdul Hamid, Inspektur  Inspektorat H Zulpadli SE, Kepala BPKAD Sahabudin MSi, Kadis P2KBPMD Drs H Kholidi MM, Camat Tanjung Samsul Bahri MSi, unsur pimpinan OPD serta tamu undangan lainnya.

wld/rar




Pasokan Solar Terbatas, Ganggu Pengolahan Pertanian di KLU

Tersendatnya pasokan solar ke Lombok Utara karena kuota solar subsidi di Lombok Utara yang diberikan oleh BPH Migas memang dibatasi.

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Terbatasnya pasokan solar sejumlah SPBU di Kabupaten Lombok Utara, menyebabkan antrean panjang dum truk yang butuh bahan bakar.

Antre menunggu pasokan solar

Sekitar 90 an dam truk antre di beberapa halaman SPBU dan tepi jalan raya Kayangan menunggu pasokan solar. Namun pasokan solar itu diperkirakan tidak mencukupi.

Salah satu perwakilan sopir dum truk, Susniadi (41) asal Kayangan mengatakan limit solar sudah berlangsung sekitar satu bulan. Padahal pasokan solar itu tidak dapat dipastikan datangnya.

BACA JUGA: Zona Oranye Desa Santong, Dua Orang Positif Covid-19

“Kami sudah menunggu sejak pagi hingga malam,” ungkap Susniadi.

Akibat limitnya solar ini dum truk mereka tidak bisa mengangkut material untuk kebutuhan pembangunan (proyek). Dan akibatnya, pengerjaan pembangunan bisa tersendat penyelesaiannya.

“Saya sangat menyayangkan kondisi seperti ini berlarut-larut, padahal kami harus memenuhi kebutuhan material proyek yang punya batas waktu.” katanya.

Keluhan para sopir dum truk juga dikeluhkan para petani dan penggarap lahan pertanian.

Hal itu dibenarkan Plt.Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP KLU), Sugiarti,SP.

“Petani dan penggarap lahan pertanian juga keluhkan limitnya solar di KLU. Sarana Hendytraktor untuk membajak lahan dan mesin sumur bor tidak bisa operasi, ” kata Sugiarti pada lombokjournal.com, hari Sabtu (19/06/21).

Harapannya, limit solar di KLU segera teratasi agar petani segera dapat mengolah lahannya, kata Sugiarti.

Ripsah, salah seorang pengelola SPBU di Lombok Utara memberi penjelasan ketika dikonfirmasi lombokjournal.com.

Diungkapkan, intinya kuota solar yang ipasok ke Lombok Utara memang terbatas.

“Intinya kuota solar subsidi di Kabupaten Lombok Utara yang diberikan oleh BPH Migas memang dibatasi yaitu satu bulan cuma 13 DO, satu DO standar 18.000 liter,” kata Ripsah.

BACA JUGA: Pelari Lombok Charity Fun Diterima Bupati

Diungkapkan, dulu SPBU dapat 15 DO, kemudian 14 dan sekarang cuma 13 DO dan untuk satu minggu dapat 3 DO.

“Jadi jelas tidak tercukupi untuk kebutuhan warga KLU,” tuturnya.

@ng




Zona Oranye Desa Santong, Dua Orang Positif Covid-19

Ketiaksiapan Satgas Covid-19 Desa Santong yang menyebabkan terjadinya dua kasus positif Covi-19, dan desa ini berstatus zona oranye

KAYANGAN.lombokjournal.com ~ Dua orang diketahui positif Covid-19 di Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara setelah dikonfirmasi salah satu tenaga kesehatan Puskesmas Santong. hari Jum’at (17/06/21),

Dengan terdatanya dua kasus positif Covid-19 itu, kini Desa Santong statusnya menjadi zona oranye.

Perihal tersebut menuai kekecewaan pihak Karang Taruna Desa Santong sebagai wakil kepemudaan.

Menurut Ketua Karang Taruna Desa Santong, Opianda Juniko Mahendra, S.H. kekecewaan itu diarahkan kepada Satgas Covid-19 Desa santong karena kinerjanya dinilai kurang maksimalnya.

BACA JUGA: Pelari Lombok Charity Fun iterima Bupati Lombok Utara

Menurut Niko, Satgas Covid Desa Santong belum melibatkan pihak Karang Taruna sebagai mitra kepemudaan dalam menjalankan program terkait pengetatan aturan protokol Covid-19 di desa Santong.

Niko menjelaskan,  pihak Karang Taruna hanya mendapat undangan musyawarah pembentukan, dan hingga saat ini belum ada kelanjutan info dari pihak Pemerintah Desa.

Satgas Covid-19 Desa Santong belum memberi informasi kepada Karang Taruna terkait kelanjutan pembentukannya, bagaimana mekanisme dan apa program yang dilakukan belum ada sosialisasi.

“Saya sampaikan menurut pengetahuan saya pribadi, pihak Karang Taruna hanya mengikuti musyawarah pembentukan Satgas Covid Desa Santong satu kali, kemudian setelah itu belum ada info dari pihak pemerintah desa terkait kelanjutannya,” ungkap Niko

Pihak Pemerintah Desa juga tak memberi penjelasan terkait kesiapan satgas Covid-19 Desa Santong dalam mencegah penularan Covid-19 di Desa Santong.

“Baru-baru ini kami menyaksikan pembagian rompi satgas covid desa santong tapi kami dari pihak karang taruna belum ada kejelasan,, apakah disertakan atau tidak sebagai satgas.” jelas Niko

Selain itu juga, Niko selaku ketua karang taruna menyampaikan, antusias pihak pemuda sangat besar untuk mencegah terjadinya kasus pasien positif Covid-19 di Desa Santong.

BACA JUGA: Sarang Walet Diproyeksi Jadi Industri Baru di NTB

Namun disayangkan terjadinya kasus pasien positif Covid-19 di Desa Santong yang menjaikan status desa ini sebagai zona orange.

“Kami selaku perwakilan pemuda merasa kecewa, karena kesiapan Satgas Covid-19 tiak maksimal,” kata Niko.

Han