Sekolah Lapang di Dusun Sentul, Antisipasi Hama Penyakit Tanaman Tembakau

Penting menyeelenggarakan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu, karena Lombok Utara rawan adanya serangan hama penyakit tanaman tembakau.

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lombok Utara menyelenggarakan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), di Dusun Sentul, Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, Selasa (12/07/21).

“Kegiatan SLPHT dibayai Rencana Anggaran Kas (RAK) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bidang Perkebunan Kabupaten Lombok Utara Tahun Anggaran 2021,” kata Kasi Pembenihan dan Perlindungan, Moh. Ayusi, saat membuka acara.

Sekolah Lapang di Dusun Sentul

Selain itu, sumber aggaranya pada Program Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian pada kegiatan penanganan Dampak Perkebunan Iklim (DPI) Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan. Melalui DPA Rincian Belanja Pengendalian dan Penanggulangan Rencana Pertanian Kabupaten/Kota.

BACA JUGA: Panen Raya Madu Lebah Trigona di Lombok Utara

Pelatihan SLPHT dipilih penyelenggaraannya di Dusun Sentul, mengingat dusun ini berpotensi untuk pengembangan tanaman tembakau.

Karena itu, Plt Kabid Perkebunan, Sugiartadi, SP mengatakan, peserta diharapkan lebih aktif mengikuti Sekolah Lapang. Baik dalam mengikuti penyampaian materi (teori) maupun praktik lapangan.

“Dengan melihat langsung proses dan temuan di lapangan itu, menjadi salah satu bahan diskusi kelompok,” jelas Sugiartadi.

Di Dusun Sentul Desa Pendua, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara dinilai cocok untuk pengembangan tanaman tembakau.

Meski dalam luasan lahan tanamnya lebih sedikit dibanding dengan daerah lain, namun dari hasil getahnya saja cukup membantu kontribusi kepada daerah sendiri.

Luasan tanam tembakau di Kecamatan Kayangan melebihi 50 hektar, yang sudah ditanam  rata rata berkisan 60-100 cm. Belum lagi yang ada di Kecamatan Bayan yang mencapai 100 hektar, belum lagi yang ada di Kecamatan Pemenang serta Gangga dan Kecamatan Tanjung.

“Jenis yang paling dikenal adalah varitas Kasturi, Virginia, Paroka dan jenis tembakau bandung/katik sebutan petani,” jelas Sugiartadi.

Sugiartadi yang mewakili Kepala Dinas DKPP Kabupaten Lombok Utara saat ditemui di lokasi menjelaskan, pentingnya diselenggarakan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu, karena adanya serangan hama penyakit tanaman tembakau.

“Tanaman tembakau sangat rentan terhadap situasi dan kondisi yang buruk, misalnya terjadi anomali iklim dan adanya serangan organisme penganggu tanaman (OPT) tembakau,” jelasnya.

Lebih lanjut Sugiartadi menuturkan, SLPHT yang diselenggarakan delapan kali pertemuan, agar diikuti peserta secara aktip dan semangat. Mengingat serangan organisme penganggu tanaman (OPT) tembakau tersebut.

Jika dibiarkan bisa berakibat fatal, yakni merugikan petani sendiri, jelasnya.

Menurutnya, adanya permasalahan OPT tersebut, sangat dibutuhkan suatu pembinaan dan pelatihan bagi petani tembakau seperti yang dilakukan saat ini.

“Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menyelenggarakan Sekolah Lapang ini  diharapkan mampu mengatasi serangan hama,” ujarnya.

BACA JUGA; Cabang Olahraga E-Sport Diapresiasi KONI Lombok Utara

Selain itu, lanjut Sugiartadi, adanya pelatihan ini para petani mampu meningkatkan produksinya, serta menghasilkan kualitas bahan baku tembakau yang bermutu tinggi, tegasnya.

Dalam mengikuti kegiatan SLPHT, para petani tampak antusias, selain dipandu oleh pemandu lapang juga didukung oleh instruktur dari mantan petugas penyuluh lapangan DKPP KLU.

@ng




Panen Raya Madu Lebah Trigona di Lombok Utara

Dengan berangsungnya panen raya madu lebah trigona itu, membuka peluang ekonomi masyarakat Lombok Utara

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Panen Raya Madu Lebah Trigona berlangsung di Dusun Rangsot, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Selasa (13/07/21).

Kegiatan panen raya itu dihadiri Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto R ST MEng, bersama Direktur Komunikasi PT PLN Persero NTB, Kukuh Amukti.

Panen raya madu Trigona

Panen raya madu Trigona

Di tegah kegiatan panen itu Wabup Danny mengatakan, budidaya madu trigona dapat menjadi salah satu peluang masyarakat untuk menciptakan kemandirian ekonomi.

Wabup mengatakan, Pemda Lombok Utara siap membantu masyarakat proses pembibitan, panen, dan pemasaran Madu Trigona tersebut.

BACA JUGA: Cabang Olahraga E-Sport Diapresiasi KONI Lombok Utara

Dalam kesempatan itu Wabup Danny juga meminta masyarakat pembudidaya Madu Trigona menjaga standar mutu, supaya konsumen merasakan manfaat yang maksimal dari madu.

“Terlebih di masa pandemi ini, madu sudah menjadi pilihan utama masyarakat dalam menjaga ketahanan tubuh. Jangan lupa untuk menjaga kualitas Madu Trigona. Pengiriman pertama dan selanjutnya kualitas harus tetap terjaga,” harapmya.

Manager Komunikasi PT PLN Persero NTB Kukuh Amukti menceritakan awal mula komunitas petani Madu Trigona di Dusun Rangsot.

Pihaknya mengakui, pascagempa banyak menemukan hal-hal yang bisa dikembangkan, salah satunya Madu Trigona. Pihaknya melakukan pembinaan yang bersifat berkelanjutan.

Dijelaskannya, potensi Madu Trigona bisa menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat Lombok Utara.

“Progam ini diharapkan bisa membuka pintu rezeki baru bagi masyarakat,” katanya.

Kegiatan berjalan khidmat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dilanjutkan dengan panen madu dan foto bersama.

BACA JUGA: PPKM di NTB, Ini Pedoman Kerja OPD Lingkup Pemprov

Hadir pada acara tersebut Sekban Bappeda KLU Yuni Kurniati Maesarah SPt, Kepala Desa Sigar Penjalin Zawil Fadli beserta tamu undangan lainnya.

jfs




Pembinaan P3A Santong untuk Menguatkan Kelembagaan Petani Pemakai Air

Pembinaan yang menguatkan kelembagaan P3A diperlukan, karena menjadi ujung tombak dalam peningkatan produksi pangan dan pencapaian swasembada pangan

Santong, KLU.lombokjournal.com ~ Masyarakat Sejongga, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, merupakan Daerah Irigasi Santong yang berpartisipasi memelihara jaringan Irigasi dengan mengedepankan budaya gotong royong.

Penyediaan air irigasi bagi tanaman padi dengan mengedepankan budaya gotong royong itu, menjadi salah satu kunci yang mendukung peningkatan produksi pangan.

Pembinaan P3A Santong

Terjaminnya penyediaan air irigasi bisa diupayakan melalui peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

“P3A mengelola atau memelihara jaringan irigasi tersier dan mencari solusi secara mandiri, terhadap persoalan-persoalan menyangkut air irigasi yang muncul di tingkat usaha tani,” kata pengamat pegairan Kecamatan Kayangan, Djohan Asmadi dalam acara tasyukuran sekaligus musyawarah dan diskusi 3A lingkup Santong dan Sejongga, Senin (12/07/21).

BACA JUGA: Cabang Olahraga E-Sport, Diapresiasi KONI Lombok Utara

Menurut Djohan, saat ini penyediaan sarana dan prasarana pertanian yang lebih memadai menjadi fokus dalam peningkatan produksi pangan.

“Peningatan produksi pangan itu, di antaranya melalui pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi, perluasan atau pencetakan sawah baru dan penyediaan alat mesin pertanian,” kata Djohan di hadapan petani dalam yang bernaung di P3A se Kecamatan Kayangan.

Djohan menjelaskan, penyediaan sarana dan prasarana, secara kuantitas mengalami peningkatan. Termasuk dengan pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi yang sudah dilaksanakan, mampu memberikan kontribusi perluasan coverage area tanaman yang terairi.

Namun, menurut Djohan, saat ini yang masih perlu ditingkatkan dalam penyediaan dan pengelolaan air irigasi adalah bagaimana pengelolaan, pemanfaatan serta pemeliharaan jaringan irigasi berjalan secara berkelanjutan.

“Sehingga bisa terus berkontribusi terhadap peningkatan produksi tanaman pangan,” ujarnya.

Peran P3A

Djohan Asmadi dalam kegiatan pembinaan petani itu menjelaskan, P3A merupakan salah satu lembaga atau kelompok petani di pedesaan yang handal dan berperan penting dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan air irigasi.

Lembaga ini secara khusus mewadahi para petani yang terkait dengan tata kelola air irigasi di tingkat usaha tani. Sekaligus pengelolaan sumber daya air lainnya dengan tetap mengedepankan budaya gotong royong.

BACA JUGA: Penangkaran Penyu di Lombok Utara Dapat Bantuan Mesin Air

“Jadi wajar jika kemudian kita merasakan betapa perlunya melakukan upaya penguatan atau pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air tersebut. Karena menjadi ujung tombak dalam peningkatan produksi pangan dan pencapaian swasembada pangan,” kata Johan.

@ng




Penangkaran Penyu di Lombok Utara Dapat Bantuan Mesin Air

Mendapat bantuan dari Yayasan Garuda Mandiri Peduli (GMF Peduli), Muhidin akan membuat kolam baru penangkaran penyu

TANJUNG.lombokjournal.comPenangkaran penyu secara swadaya di pantai Sedayu, Lekok, Desa Gondang, Lombok Utara, sudah ditekuni Muhidin sejak tahun 2014 silam.

Upaya menyelamatkan habitat penyu itu dimulainya dengan susah payah. Sebab penangkaran penyu yang dirintisnya sejak sekitar tujuh tahun silam itu bukan untuk mengejar keuntungan.

Tapi Muhidin melakukan penangkaran penyu semata-mata karena cinta lingkungan. Pria tua yang sederhana yag juga merupakan salah satu tokoh pejuang iklim itu mulai penangkaran penyu itu dengan sarana serba terbatas.

Penangkaran Penyu dapat bantuan

Misalnya, ia kerap mengambil air laut dengan ember untuk mengairi kolam-kolam penangkaran penyunya.

“Dulu saya mengambil air laut dengan menimba pakai ember,” tutur Muhidin.

BACA JUGA: Bantuan Painel Mesin Sumur Bor untuk Dusun Baru Murmas

Karena itu, ketika ia menerima bantuan dari Yayasan Garuda Mandiri Peduli (GMF Peduli), Minggu (11/07/21), mata Muhidin berkaca-kaca.

Bantuan yang diterimanya berupa seperangkat mesin pompa air laut dan uang tunai sebesar Rp 16 juta tersebut disambut Muhidin dengan mata berkaca-kaca.

“Ini bantuan besar bagi saya, karena selama ini banyak yang menjanjikan bantuan, kemudian tak ada kabar. Tapi dari kawan-kawan inilah yang langsung terealisasi,” ujar Muhidi.

Muhidin mengaku, bantuan mesin pompa air laut tersebut akan sangat membantunya. Pompa air akan mempermudah pekerjaannya.

Sebab selama ini ia kerap mengambil air laut dengan ember secara manual untuk mengairi kolam-kolam penangkaran penyunya.

“Sekarang saya tak lagi ngambil air denga ember. Kita sedot dengan mesin pompa dai laut,” katanya.

Dan tentang batuan uang tunal Rp16 juta itu untuk apa?

BACA JUGA: Lombok Sumbawa Infinite Experience, Citra Baru Wisata NTB

Tidak ada lain rencananya, uang tunai bantuan itu pun akan dipergunakan untuk membuat kolam penangkaran baru. Selebihnya untuk merenovasi kolam lama yang sudah tidak memadai.

“Saya sangat terbantu dengan batuan ini,” kata Muhidin.

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Garuda Mandiri Peduli (GMF Peduli), Kemas Omi Andrian mengaku, telah beberapa kali mengunjungi penangkaran penyu di tempat Muhidin.

Dari kunjungan tersebut ia menggali apa yang dibutuhkan oleh Muhidin, lalu melakukan penggalangan dana.

“Sudah beberapa kali kita ke sini, lalu menyerap apa yang menjadi kebutuhan beliau (Muhidin) dengan penangkaran penyunya, setelah itu kita komunikasikan dengan pihak pihak yang peduli untuk penggalangan dana,” ujar Kemas.

Ia dan pihaknya merasa senang karena telah berhasil menggalang dana dan langsung menyalurkan bantuan tersebut.

Sebab Muhidin telah melakukan aksi konservasinya secara swadaya. Sehingga menurutnya inilah yang menjadi perhatian.

Ia berharap semoga bantuan yang disalurkannya dapat bermanfaat dan menjadi motivasi agar Muhidin lebih bersemangat lagi.

“Semoga dengan bantuan ini Muhidin semakin bersemangat melakukan aksinya, Muhidin telah melakukan semua ini dengan swadaya, sehingga kami merasa ini perlu mendapat perhatian,” paparnya.

Memang masih ada kekurangan sarana lain yang menunjang kelancaran kegiatan Muhidin dalam penangkaran Tukik, seperti kolam yang standar, Tandon berukuran besar untuk menampung air.

Saat itu dilakukan pelepasan 100 tukik (bayi penyu), sebagai simbolisasi hidupnya konservasi di Lombok Utara.

@ng




Bantuan Painel Mesin Sumur Bor untuk Dusun Baru Murmas

Masyarkat Dusun Baru Murmas menerima bantuan panel mesin sumur bor, agar mesin itu berfungsi kembali untuk menarik air dari kedalaman tanah

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Sebanyak 2 (dua) painel mesin sumur bor bantuan dari PT. Tiara Citra Nirwana (TCN) Denpasar diserahkan ke Dusun Baru Murmas, Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok, hari Minggu (11/07/21).

Bantuan Painel mesin sumur bor senilai kurang lebih Rp 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) itu sangat dibutuhkan, untuk mengaktipkan tenaga listrik yang bekerja memompa air dari kedalaman ratusan meter di Dusun Baru Murmas.

Bantuan painen mesin

Karena itu, saat menyambut kedatangan Tim mekanik yang berjumlah 6 orang dari PT. TCN yang menyerahkan dua painel mesin sumur bor, pihak perwakilan tokoh pemuda Dusun Baru Murmas mengaku bersyukur dan mengucapkan terima kasih.

“Kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih,” kata Taufik mewakili tokoh pemuda.

Senada dengan ucapan tokoh pemuda, Kepala Dusun Baru Murmas, Artawadi, yang sekaligus Ketua Pamdus Gemulung Dusun Murmas mengatakan, bantuan 2 buah painel ini sangat berharga.

BACA JUGA: Tempat Ibadah Tidak Ditutup, Tapi Optimalkan Ibadah di Rumah 

“Saya bersyukur ada pihak PT.TCN sangat peduli dengan masyarakat Dusun Baru Murmas.

Dijelaskan, sumur bor yang selama ini dikelola masyarakat memang sering bermasalah dengan painel, yang fungsinya untuk menaktipkan tenaga listrik yang bekerja memompa air dari kedalaman ratusan meter di Dusun Baru Murmas.

“Masyarakat Dusun Baru Murmas memiliki satu satunya sumur bor, dan kalau terjadi kerusakan atau gangguan mesinnya, maka dipastikan air sulit di dapatkan,” kata Astawadi.

Ia bersukur masyarakat kedatangan donatur yang peduli dengan kesulitan yang tengah dihadapi masyarakat Dusun Baru Murmas, yang memang sangat kesulitan dengan air bersih yang bersumber dari sumur bor yang ada.

BACA JUGA: Penerapan PPKM Mikro, Harus Berbasis Desa/Kelurahan

Terlebih lagi dengan kondisi masyarakat sekarang ini, jelas tidak mampu membeli kebutuhan sumur bor yang ada, lanjutnya.

“Warga kami kesulitan ekonomi karena mereka hanya mengandalkan buruh musiman perkebunan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

Artawadi mengucapkan terima kasih kepada PT. TCN yang telah membantu perbaikan dan meluangkan waktu dan tenaga serta painel secara suka rela.

Perwakilan PT. TCN, I Gede Agus Artha Guna mengatakan, pihaknya sampai di Dusun Baru Murmas tidak lepas dari kkomunikasi yang dilakukan Kepala UPP Sahbandar Pamenang, Heru.

Gede Agus juga menyebut Ketua OPAL KLU, Jaharudin, yang sangat aktif mengkomunikasikan masalah yang dihadapi warga Dusun Baru Murmas.

“Karena kedua teman ini pula kami sampai ke dusun ini, dan syukur kami bisa datang ke tempat ini,” kata I Gede Agus.

Tim mekanik dari PT. TCN beberapa waktu lalu telah melakukan survey kerusakan mesin sumur bor yang dimaksud.

Terkait painel mesin yang rusak, Gede Agus menjelaskan kesulitan mendapatkan skema painelnya dan cukup lama menunggu, tak juga didapatkan.

Karena itu, pengerjaan mulai dari skema dan merakitnya pun dilakukan dengan penuh kehati hatian. Sebab posisi mesin sumur bor ada di dalam tanah.

Kendati demikian, pihak PT. TCN berusaha merangkai sendiri, sehingga merlukan waktu yang cukup lama. Penyebabnya, tim mekanik kesulitan mendapatkan sekema painel yang lama.

Selain butuh waktu yang cukup, juga pengerjaannya tidak bisa dilakukan sembarang orang. Tapi secara kebetulan pihak PT. TCN memang konsen pada perusahaan instalasi painel, jelas I Gede Agus.

“Kami hanya mampu membatu seadanya,” tutur Agus.

Pada saat yang sama PT TCN juga sedang membantu pembangunan gedung sekolah di Gili Terawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pamenang, KLU.

“Pihak perusahaan tidak maksud apa apa, selain membantu sesama kita tanpa melihat suku, ras maupun agama,” ungkap Gede Agus kepada warga Dusun Baru Murmas.

@ng




70 UMKM di Lombok Utara Disiapkan untuk Go Online

Pemerintah Daerah Lombok Utara mendorong 70 UMKM segeran go online melalui pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA)

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Pandemi Covid-19 hampir merubah seluruh tatanan hidup masyarakat, tak terkecuali dalam proses transaksi jual-beli.

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di sejumlah daerah mendorong masyarakat banyak berbelanja secara daring/online.

70 UMKM di Lombok Utara ikuti pelatihan DEA
H. Muhammad (kiri)

Potensi itu harus bisa direbut UMKM. Karena itu, Pemerintah Daerah Lombok Utara bersama Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo), Badan Litbang SDM Kementrian Kominfo, melalui Dinas Kominfo Lombok Utara, mendorong para pelaku UMKM di Lombok Utara segera Go-Online.

Caranya, dengan menggelar Digital Entrepreneurship Academy (DEA) bertempat di Lesehan Sasak Narmada Tanjung, Sabtu (10/07/21).

BACA JUGA: Penangkaran Penyu di Lombok Utara Dapat Bantuan Mesin Air 

Pelatihan peningkatan keterampilan dan daya saing SDM UMKM di bidang teknologi informasi dan komunikasi ini, dibuka secara resmi Kepala Dinas Kominfo Lombok Utara H. Muhammad, S.Pd.

H. Muhammad dalam sambutannya menyambut baik program yang ditawarkan oleh BPSDMP Kominfo untuk mempersiapkan SDM yang unggul, dalam mendukung era revolusi industri 4.0.

Terlebih saat ini Kabupaten Lombok Utara telah dipilih sebagai 100 kabupaten di Indonesia menuju Smart city dari Kementerian Kominfo Republik Indonesia.

“Kami dari Dinas Kominfo Kabupaten Lombok Utara sangat menyambut baik apa yang dilakukan oleh Kominfo Pusat lewat BPSDMP,” ucap Kadis Kominfo Lombok Utara.

Sebelum dimulainya kegiatan DEA dari BPSDMP Kominfo tersebut, H. Muhammad berpesan kepada 70 peserta yang lolos seleksi, agar mengikuti kegiatan dengan serius.

Muammad berharap para peserta mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya.

“Saya mengucapkan selamat mengikuti kegiatan Digital Entrepreneurship Academy ini, Mudah-mudahan bapak-ibu mendapatkan ilmu yang berkah dan nanti dimanfaatkan untuk kebaikan dan kelancaran usahanya,” ucapnya.

BACA JUGA: Premium 169, Beras NTB Diolah Cara Modern dan Industri

Potensi pasar e-Commerce

Sementara itu, dalam sambutan Kepala BPSDMP Kominfo Surabaya, Eka Handayani, SE., MM yang dibacakan oleh staf BPSDM Surabaya memaparkan, potensi pasar e-Commerce di Indonesia pada tahun 2020 telah mencapai sekitar 1.850 triliun rupiah.

Jumlah itu naik sekitar 9 kali lipat dari transaksi yang terjadi di tahun 2015. Menurutnya, hal tersebut adalah peluang untuk para UMKM agar bisa segera Go-Online.

Eka Handayani mengungkapkan, ada beberapa alasan UMKM harus beralih ke perdagangan secara online. Di antaranya bisa menjangkau pasar yang luas, memangkas biaya operasional, tidak harus ada lokasi dan potensi pendapatan tidak terbatas.

UMKM yang lebih banyak menggunakan teknologi digital menjadi lebih kompetitif secara internasional.

Dikatakan Eka, tahun ini, program Digital Talent Scholarship (DTS) menargetkan pelatihan peningkatan kompetensi bagi 100.000 peserta.

Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi, sebagai bagian dari program pembangunan prioritas nasional.

“Salah satu skema program DTS adalah Program Digital Entrepreneurship Academy yang merupakan program beasiswa untuk mencetak Digital Entrepreneur baru dengan target sejumlah 22.000 orang,” jelasnya.

Melihat pentingnya kegiatan DEA tersebut, salah seorang peserta asal Kecamatan Bayan, Denda Suria Sari  mengaku bersyukur karena mendapat kesempatan untuk belajar bersama dengan pelaku UMKM yang lain.

Ia mengaku, kegiatan DEA sangatlah positif terutama dalam pengoptimalan pemanfaatan jaringan online sebagai salah satu media pemasaran yang efektif.

“Ini bukan seremonial tapi nyata bisa saya aplikasikan langsung dalam penjualan online. Memang waktu dua hari tidak cukup tetapi dengan penyampaian yang baik oleh narasumber, maka saya dan semua peserta bisa membuat konten-konten yang baik, bagaimana membuat foto yang menarik bisa dilakukan,” tutur Suria Sari.

Usai mengikuti kegiatan DEA, mewakili teman-teman UMKM Denda berharap, agar kegiatan semacam ini rutin diagendakan oleh pemerintah.

Baik Pemerintah Pusat, Provinsi ataupun Kabupaten dengan turut menggandeng BUMN yang nantinya bisa membantu dalam hal permodalan.

“Ke depan mewakili kawan-kawan yang lain, kegiatan seperti ini bukan hanya sekali, tapi UKM didampingi sampai bisa mandiri dalam dunia digital dan jangan lupa mengandeng BUMN yang bisa membantu permodalan untuk UMKM,” harapnya.

@ng




Penilaian Kinerja Kabupaten Dalam Penurunan Stunting

Tim dari provinsi melakukan penilaian kinerja kabupaten, sejauh mana berperan dalam pencegahan dan penurunan stunting

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Penilaian kinerja kabupaten dalam pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dilakukan di Lombok Utara bertempat di Aula Bupati, Kamis (08/07/2021).

Penilain tersebut bertujuan melihat sampai sejauh mana daerah ikut berperan dalam  penurunan stunting. Sehingga tahun 2024 target nasional penurunan angka stunting bisa mencapai 14%.

Penilaian kinerja kabupaten Penilaian kinerja kabupaten

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara, dr. H. Lalu Bahrudin pada wartawan menyampaikan, sebelum dilakukan penilain kinerja Kabupaten Lombok Utara oleh Provinsi NTB, pihaknya melakukan rapat koordinasi terkait dengan singkronisasi data yang di tampilkan hari ini.

BACA JUGA: Usai Ijab Kabul Langsung Cerai, Cerita Dari Sumbawa

“Artinya dari semua tim stunting ini bukan hanya Dinas Kesehatan, tapi semua OPD stakeholder yang memang sudah ada di SK-nya Pak Bupati di dalam penanganan secara bersama-sama, ” ungkapnya.

Dijelaskan, penurunan angka stunting di Lombok Utara tidak terlalu signifikan. Kepala Dikes mengajak semua tim agar bisa bersinergi dalam menurunkan angka stunting.

Kegiatan tersebut merupakan catatan laporan dari Pemerintah Daerah khususnya Bupati dan Wakil Bupati.

“Kita berharap tim ini bisa lebih serius lagi dalam melakukan koordinasi maupun kolaborasi mulai dari tingkat perencanaan penganggaran kemudian pelaksanaan bahkan sampai tahapan evaluasi,” terangnya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Tim Penilai Provinsi NTB, Hualid menjelaskan,  penilaian stunting ini bertujuan melihat sejauh mana daerah-daerah ikut berperanan dalam penurunan stunting.

Tahun 2024 target nasional itu penurunan angka stunting mencapai 14%.

“Tapi kita lihat saat ini daerah-daerah belum bisa sampai sejauh itu, mungkin masih kisaran di atas 25%” ucapnya.

Hualid juga menjelaskan, penilaiannya terkait dengan aksi 1 sampai dengan 8 tapi untuk tahun 2021 ini penilaian dari aksi 5 sampai dengan aksi 8.

BACA JUGA: Rumah Sakit Mandalika Dikebut Jelang World Superbike

Adapun aksi 5 terdiri dari pembinaan kader pembangunan manusia, kemudian aksi 6 dilihat dari manajemen data, aksi ke-7 dari pengukuran dan publikasi angka stunting.

Kemudian dari aksi ke-8 yaitu bagaimana mereview kerja dari perangkat daerah dilihat dari dokumen data yang sudah ada.

Dengan adanya penilaian ini, Hualid berharap ke depan angka stunting dari tahun ke tahun bisa menurun.

@ng




Layak Ada Pemekaran Dusun Luk Barat dan Luk Timur

Dalam musyawarah desa dengan agenda persetujuan Pemekaran Dusun Luk Barat dan Luk Timur, pemekaran dusun itu dikatakan layak karena sesuai standar regulasi

TANJUNG.lombokjournal.comPemerintah Desa (Pemdes) Sambik Bangkol (Samba) berpandangan layak dan wajar Dusun Luk Barat dan Luk Timur melebarkan wilayah.

“Tentu (pemekaran itu harus) sesuai koridor ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada,” ungkap Pjs Desa Samba, Sarjono, S.Kom.

Layak ada pemekaran
Pjs Kades dan BPD

Hal itu dikatakannya musyawarah desa (musdes) dengan agenda persetujuan Pemekaran Dusun Luk Barat dan Luk Timur yang diselenggarakan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Samba, Kecamatan Gangga, Lombok Utara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sambik Bangkol (Samba), Kecamatan Gangga, Lombok Utara, di aula desa hari Rabu  (07/07/21).

Menurut Sarjono, musdes yang diselenggarakan itu termasuk tahapan keempat dalam mekanisme formal pemekaran.

Ia berharap ditindaklanjuti oleh BPD dalam keputusan secara kelembagaan terkait persetujuan pemekaran dusun tersebut.

BACA JUGA: RTG Dusun Lias Desa Genggelang Diresmikan Wabup Danny

Diharapkan, berdasarkan evaluasi BPD yang disampaikan dalam pemberian pandangan terkait kelayakan dan kepatutan kedua dusun dimekarkan menjadi dusun baru.

“Dalam proses menyusun kelengkapan dokumen, kami imbau panitia selalu berkoordinasi dengan anggota BPD setempat, kepala dusun dan para tokoh di dusun masing-masing demi kelengkapan administrasi dan peta batas. Ini memang krusial sehingga harus dipenuhi terlebih dahulu,” tandas Sarjono.

Menurutnya, sesuai amanat regulasi hendaknya Pemrakarsa dan Panitia Pemekaran melakukan pendekatan partisipatif sampai lini paling bawah (tingkat RT). Hal itu untuk menghindari konflik dan sengketa yang mungkin saja timbul saban hari.

Tak hanya itu, panitia mesti menyelesaikan semua ornamen batas di lapangan dengan tetap mempedomani ketentuan perundang-undangan yang mengatur khusus batas wilayah.

“Berdasarkan dokumen perbaikan dalam proposal nantinya, Pemdes akan mengkonsultasikan kepada Pemerintah Kecamatan untuk dasar mengeluarkan kebijakan penetapan panitia pelaksana pemekaran dusun oleh Pemdes,” tukas lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi UIN Yogyakarta ini.

Selain kelengkapan dokumen, kata Sarjono, koordinasi di desa perlu dilakukan lebih intens agar mencapai hasil maksimal.

Hal itu berarti pemekaran dusun dalam wilayah administratif Desa Samba mesti diiringi dengan semangat membangun dusun dan desa yang kondusif.

Dipaparkan Kasubbag Humas pada Bagian Humas dan Protokol KLU ini, pada Pasal 13 Perdes Samba Nomor 5 tahun 2020 tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa disebutkan adanya klausula pemekaran dusun.

BACA JUGA: Kelompok Peternak di Dangiang Bertekad Merubah Nasib

“Saya yakin dan percaya, masyarakat dua dusun punya keinginan yang kuat meningkatkan kesejahteraannya pada masa yang akan datang. Tapi hal yang terpenting adalah ketelitian dan kejelian panitia dalam mewujudkan pemekaran dusun,” tutupnya.

Sesuai standar regulasi

Sebelumnya, Ketua BPD Samba, Madhan, mengatakan, setelah memverifikasi proposal pemekaran serta mendengar aspirasi masyarakat dalam rapat dengar pendapat (RDP), BPD menganggap usulan pemekaran Dusun Luk Timur dan Dusun Luk Barat sudah sesuai dengan standar regulasi.

“Dengan berpatokan pada jumlah KK dan jumlah jiwa, telah melebihi ketentuan yang ditentukan dalam rancangan Perbup. Luas wilayah 25 ha, lokasi dusun sudah bisa diakses kendaraan, serta adanya aspirasi masyarakat yang disampaikan secara lisan maupun tulisan,” imbuhnya.

Faktor yang menjadi pertimbangan BPD, di antaranya mempercepat pelayanan masyarakat, mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah dusun, dan mempercepat pembangunan SDM.

“Kami sampaikan rekomendasi BPD Nomor 2/BPD-SB-7-2021, maka kami BPD Sambi Bangkol memandang sudah memenuhi persyaratan untuk dimekarkan. Kami berharap Pemdes membentuk panitia dengan masa kerja 6 bulan, lalu membetuk dusun pemekaran menjadi dusun persiapan, menaikkan status dusun persiapan menjadi dusun definitif, dan masa status dusun persiapan menjadi dusun definitif 17 bulan,” pungkas Madhan.

Dalam musdes itu, hadir Ketua dan Anggota BPD, Penjabat Kepala Desa beserta perangkat desa setempat, perangkat kewilayahan Luk Barat dan Luk Timur, Babinsa Samba Peltu Zainal Abdi Koko, para pemrakarsa dan panitia pemekaran, serta para tokoh dari kedua dusun.

@ng




RTG Dusun Lias Desa Genggelang Diresmikan Wabup Danny

Permasalahan tanah dalam pembangunan RTG atau Rumah Tahan Gempa bisa diselesaikan dengan semangat mempolong merenten masyarakat

GANGGA,KLU.lombokjournal.com ~ Pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) warga Dusun Lias, Desa Genggelang, Kec Gangga, Lomok Utara yang sempat terhambat karena permasaahan hak tanah kini sudah terbangun.

Peresmian RTG itu dilakukan Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara, Danny Karter Febrianto Ridawan ST., M.Eng, di pemukiman relokasi warga RT. 3 Mekar Katon Dusun Lias, Desa Genggelang, Rabu (07/07/21).

RTG Dusun Lias RTG Dusun Lias

Wabup Danny menyampaikan terima kasih kepada pihak terkait yang telah menyelesaikan permasalahan tanah tersebut.

“Permasalahan ini bukan persoalan yang mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Permasalahan tanah seperti ini tidak hanya terjadi di sini saja tetapi masih banyak tempat yang lain memiliki persoalan yang sama, ” ucapnya.

Danny juga mengucapkan selamat kepada warga Dusun Lias, hari itu akan diresmikan rumah tahan gempa (RTG). Wabup mengucapkan terimakasih kepada BPBD yang telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga pembangunan ini bisa terlaksana dengan baik.

BACA JUGA: Kelompok Peternak di Dangiang Bertekad Merubah Nasib

“Walaupun rumah sudah dibangun tapi memang banyak PR yang harus dikerjakan di sini. Kami minta kepada bapak Kades, Kadus dan pihak terkait, bukan hanya membangun rumah tapi setelah itu perlu dipikirkan juga untuk sanitasi, penalutan serta menanam pepohonan. Sehingga masyarakat bisa tinggal dengan nyaman di tempat ini,” tuturnya.

Di akhir sambutan, Wabup mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan sabar dalam menghadapi musibah yang dialami saat ini, terlebih di Lombok Utara sudah diguncang dengan gempa bumi yang merusak semua fasilitas.

Belum tuntas mengatasi soal gempa bumi, kini disambut lagi dengan wabah Covid-19.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Genggelang Almaududi S.Pd menyampaikan rasa syukur yang mendalam, karena bisa menyelesaikan tahapan awal dari proses penyelesaian kasus tanah di Dusun Lias.

“Ada beberapa catatan penting yang bisa dijadikan hal yang sangat menarik bagi penyelesaian permasalahan tanah di Dusun Lias ini. Kita bersama-sama, Pemerintah Daerah (Pemda) melalui bagian hukum, Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) beserta masyarakat bersama-sama menyelesaikan persoalan yang ada, tanpa ada pihak ketiga. Hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga,” ucapnya.

Kades Genggelang menyampaikan, jika melihat persoalan tanah di berbagai Daerah sulit sekali dalam proses penyelesaian. Dudi sangat bersyukur di Kabupaten Lombok Utara dengan semangat mempolong merenten masyarakat bisa menyelesaikan persoalan ini dengan baik.

BACA JUGA: Petani Peternak di KLU Mulai Sulit Cari Pakan Ternak

“Adapun sisa lahan masyarakat yang belum direlokasi, menjadi PR bersama untuk bisa menyelesaikan secara kekeluargaan agar warga yang belum direlokasi, akan segera dilakukan pembahasan untuk pencabutan lot, mengingat masih banyak warga kita yang belum mendapatkan tanah,” ungkapnya.

Dudi juga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara melalui bagian Hukum  tetap mendampingi Pemerintah Desa dalam memfasilitasi permasalahan warganya.

@ng




Petani Peternak di KLU Mulai Sulit Cari Pakan Ternak

Di kawasan dataran rendah di wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU), petani peternak mulai merasakan dampak musim kemarau

TANJUNG.lombokjournal.com ~ Petani ternak di sekitar Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara mulai kesulitan mendapatkan pakan ternak saat memasuki musim kemarau.

Pengamatan yang dilakukan wartawan hari Selasa (07/07/21) pagi sekitar pukul 08.00  terlihat kerumunan para petani ternak di tengah sawah untuk mendapatkan jerami untuk pakan ternak mereka.

Mereka mengaku sudah muali kesulitan mendapatkan rumput lantaran musim kemarau mulai dirasakan di Kabupaten Lombok Utara, khususnya di kawasan dataran rendah.

Para petani ternak tidak jarang mereka mencari pakan daun ketela, daun nangka dan lain lain sebagai alternatif menanggulangi kebutuhan ternak mereka.

BACA JUGA; Mataram, Kota Non Jawa Bali Kena Pengetatan PPKM Mikro 

Saat sebagian persawahan di wilayah Kecamatan Tanjung mulai panen padi, mereka berdatangan sejak pukul 5 usai Sholat Subuh hingga siang hari. Petani ternak tak tanggung-tanggung ikut membantu panen hanya sebatas mendapatkan limbah jerami untuk makanan ternaknya.

Tidak jarang pula mereka yang tidak kebagian limbah jerami harus rela mencari di tempat lain meski harus menempuh jarak puluhan kilometer dengan mengendarai sepeda motor.

Para petani itu bersama isrtri mereka harus meninggalkan tugas rumah tangga lainnya demi mendapatkan pakan ternak.

Sejak beberapa bulan terakhir, rumput di ladang-ladang tempat penggembalaan hewan mulai langka akibat kemarau. Bahkan, kelangkaan rumput pun mulai merata ke sejumlah wilayah.

Kondisi tersebut, diketahui mayoritas terjadi di kawasan dataran rendah di wilayah Kabupaten Lombok Utara.

Sebagian lagi, petani masih bisa mencari pakan alternatif alami, misalnya dengan dedaunan dari semak belukar di kebun penduduk dan seputar perbukitan.

“Tapi, setelah kemarau berbulan-bulan, semak belukar mengering. Makanya, pakan ternak masih kurang tercukupi,” kata seorang petani

BACA JUGA: Telur dan Daging Bisa Sasembada Bila Ada Pabrik Pakan

Para peternak akhirnya ada yang berombongan menyewa mobil bak untuk berangkat mencari rumput ke tempat yang jauh, selain dengan kendaraan sepeda motor yang kapasitasnya terbatas.

@ng