Malam Takbiran dan Makna yang Tersirat Dalam Takbir

Menyambut Idul Fitri, salah satu sunnah yang dianjurkan dengan antusias, memeriahkan malam Idul Fitri dengan cara menyemarakkan malam takbiran dengan menggemakan takbir

Merayakan Idul Fitri dengan malam takbiran dengan cara menggemakan takbir
Opini: Lalu Ramdan Hadi Mahasiswa Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Soasial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com ~ Menyambut datangnya Idul Fitri merupakan kebahagiaan tersendiri bagi umat Islam. 

Momen Hari Raya ini menjadi penentu berakhirnya perjuangan sebulan penuh dengan berpuasa sepanjang bulan Ramadhan. 

Meskipun penetapan awal Ramadhana waktu itu berbeda, Muhammadiyah mengawalil Ramadhan pada tanggal 2 april 2022, sedangkan penetapan awal Ramadhan di Kementrian Agama RI melalui siding isbat, pemerintah mengumumkan jatuh pada tanggal 3 april 2022. Meskipun berbeda, tetapi penetapan 1 syawal 1443 H, Muhammadiyah, dan pemerintah sama-sam 1 syawal 1443 H jatuh pada tanggal 2 Mei 2022.

Maka disinilah kita memaknai perbedaan menyatukan kita terlebih lebih pada Idul Fitri kali ini.

Selama Idul Fitri, kita seharusnya menjadi individu yang diperbarui. Menjadi pribadi yang berkarakter, bersih dari maksiat.

Menyambut Idul Fitri, salah satu sunnah yang dianjurkan dengan antusias, memeriahkan malam Idul Fitri atau malam takbiran dengan menggemakan takbir. 

Takbir atau takbiran pada mulanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, tepatnya beliau turun ke lapangan kemudian mempersembahkan takbir hingga beliau muncul di lapangan. Setelah permintaan itu dia menghentikan takbir. 

Pada hakekatnya melalui kasus perilaku Nabi Muhammad SAW inilah kita kemudian dikenal dengan istilah takbir keliling. Takbir yang di lengkapi dengan berjalan kaki dari kota ke kota yang berbeda bertekad untuk mensyiarkan agama Islam di Indonesia. 

BACA JUGA: Idul Fitri 1443 H, Gubernur NTB akan Shalat di Islamic Center

Di Indonesia, Takbir Keliling adalah artikulasi, kebahagiaan, kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan berpuasa di bulan yang penuh dengan  nikmat. 

Gerakan ini selesai sepenuhnya niat memuji nama Allah dengan mengucapakan  Takbir, Tahmid dan Tahlil. 

Umat ​​Islam Indonesia menggemakannya dengan berbagai artikulasi kemenangan, dilingkupi oleh momen-momen bahagia, dan terkadang juga menggunakan berbagai jenis gambar imajinatif seperti lampu-lampu indah, kerajinan kaligrafi, bangunan bambu sebagai bangunan masjid, dan lain-lain untuk merayakan bulan Ramadhan. Namun ada juga yang merayakan takbiran secara sederhana. 

Artikulasi apresiasi dalam merayakan  malam takbiran kali ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, Setelah dua tahun berturut-turut  kita tidak memeriahkan malam takbiran mengingat fakta bahwa pandemi Coronavirus sedang berkembang di Indonesia.                

Mensyukuri kemenangan dengan takbir setelah berpuasa sebulan penuh, melakukan shalat tarawih, berlomba-lomba mencari malam yang lebih baik di atas malam 1.000 bulan (malam Lailatul Qadar), dan menyelesaikan Al-Qur’an adalah aliran apresiasi yang dilakukan. dan besar diselesaikan oleh umat Islam di seluruh dunia di bulan Ramadhan ini. 

Takbiran merupakan salah satu  artikulasi bagi umat Islam untuk mensyukuri hari kemenangan di saat hari raya Idul Fitri. 

Dalam komponen budaya Muslim Indonesia, Takbiran adalah sebuah energi, dan  tanda di mana umat Islam merayakan hari kemenangan.

Sebenarnya, apa  makna yang tersirat dalam  takbiran bagi umat Islam. 

Dalam Al-qur’an surah al-Baqarah ayat 185  Allah subhanahuwat’ala berfirman:

                                                  [ 185    :    (2 ) وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ. [البقرة                                                                  

Artinya: “dan supaya kamu menyempurnakan bilangannya dan supaya kamu agungkan kebesaran Allah atas petunjuk yang telah Dia berikan padamu dan supaya kamu bersyukur.” [QS. al-Baqarah (2): 185]

Dan di dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh ibu umar r,a: 

   الْمُصَلَّى يَوْمِ اْلفِطْرِ  وَفِيْ رِوَايَةٍ كاَنَ يَغْدُوْ إِلى  .كَبَّرَ فَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيْرِ إِذاَ غَداَ إِلىَ الْمُصَلَّى يَوْمَ اْلعِيْدِ  عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ

                       . تَرَكَ التَّكْبِيْرَ  اْلإِمَامُ  حَتَّى إِذَا جَلَسَ  اْلعَيْدِ ثُمَّ يُكَبِّرُ بِالْمُصَلَّى  إِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى يَوْمَ

                                                                [رواه الشافعي في مسنده جـ 1 : 153، حديث رقم 444 و 445] 

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tanah lapang di pagi hari Id, beliau bertakbir dengan mengeraskan suara takbirnya

Dalam riwayat lain (dikatakan): Beliau apabila pergi ke tempat shalat pada pagi hari Idul Fitri ketika matahari terbit, beliau bertakbir hingga sampai ke tempat shalat pada hari Id, kemudian di tempat shalat itu beliau bertakbir pula, sehingga apabila imam telah duduk, beliau berhenti bertakbir. [HR. asy-Syafi‘i dalam al-Musnad, I:153, hadis no. 444 dan 445]

BACA JUGA: Sirkuit Samota di Sumbawa, Tuan Rumah MXGP 2022

Dari dua dalil yang telah disebutkan di atas, dapat di artikan bahwa ayat di atas yang berisi anjuran untuk memperbanyak takbir dalam rangka menyambut Hari ‘Idul Fithri yang dimulai semenjak terbenamnya matahari pada malam ‘Idul Fithri adalah dengan memperhatikan perintah Allah dalam Surah al-Baqarah ayat 185, yaitu merayakan Idul Fitri dengan malam takbiran dengan cara bertakbir setelah sempurna bilangan puasa Ramadhan. 

Dan  Rasulullah mengajarkan umat Islam untuk menyuarakan takbir untuk mengagungkan nama Allah. Sehingga takbir merupakan merupakan perwujudan sudah mejalankan sunah menghidupkan malam Hari Raya Idul Fitri.***

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1443 H, MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

 

 




Wabup KLU Hadiri Halal Bihalal DPRD

TANJUNG.lombokjournal.com  —

Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R ST menghadiri Halal Bihalal Idul Fitri 1442 Hijriah di Dewan Perwakilan Rakyat  Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) Aula Paripurna DPRD KLU (25/5/2021).

Wabup Danny mengawali sambutannya menyampaikan selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Kerja keras tentu tak bisa dikerjakan sendirian eksekutif atau legislatif.

Melainkan oleh seluruh elemen masyarakat, pimpinan yang ada di lingkup Pemda Kabupaten Lombok Utara, kompak bersatu.

“Ibarat sebuah kendaraan, kita satu tujuan, sebuah kendaraan komplet. Tentu punya fungsi masing-masing ada yang menjadi sopir, ada yang menjadi navigator, ada yang menjadi roda pemerintahan, ada yang menjadi komponen lainnya. Kesemuanya mempunyai fungsi masing-masing, sehingga kita bersinergi untuk mencapai satu tujuan,” kata Wabup

BACA JUGA:

Bunda PAUD Road Show dan Monitoring di Kecamatan Bayan 

Disampaikannya, tidak bisa roda kanan ke kanan roda kiri ke kiri roda belakang ke belakang. Artinya, bisa bersinergi bisa bersama-sama untuk KLU segera maju sejahtera dan berdaya saing dengan daerah-daerah lain.

“Suatu saat, saya berharap kita bangga bahwa kita bisa berdiri sejajar dengan orang-orang di luar sana dengan kebanggaan bahwa kita dari Kabupaten Lombok Utara,” tuturnya.

Wabup Danny menuturkan, tantangan memang bertubi-tubi. KLU diberikan cobaan gempa bumi hingga masih menyisakan permasalahan infrastruktur gedung pemerintahan. Gedung perkantoran, masih banyak yang belum layak, sementara Kantor Bupati juga sampai hari ini belum mampu dibangun. Demikian pula Kantor DPRD.

Melihat kondisi tersebut bagaimana maksimal bekerja untuk memberikan keputusan atau hasil yang ditunggu masyarakat. Pada aspek kesehatan, banyak warga yang terdampak Covid-19, secara kesehatan dan sosial juga terganggu.

“Beberapa saat kemarin, momen lebaran ketupat, Kapolres bersama seluruh jajaran memastikan mengamankan tempat-tempat pariwisata. Tindakan antisipasi tempat penularan Covid-19 klaster baru. Dengan menutup tempat-tempat wisata, mencegah orang untuk berkerumun. Memastikan bahwa kesehatan masyarakat harus terjaga dengan mematuhi protokol kesehatan, membatasi orang untuk berwisata,” urainya.

Pemda  memastikan mengedukasi masyarakat untuk melakukan wisata-wisata yang yang bisa memahami protokol kesehatan dengan perubahan pola sosial walaupun tidak mudah.

Tentunya, dibutuhkan waktu dan kekompakan bersama dalam memberikan imbauan kepada masyarakat dari dampak Covid-19 tersebut.

“Semoga momen seperti ini, halal bihalal bisa kita lakukan secara berkala. Bukan hanya di forum-forum resmi, tetapi mungkin bisa lebih santai tetapi tidak mengurangi makna dari silaturahmi. Bagaimana semua elemen yang telah diamanahkan masyarakat Kabupaten Lombok Utara bisa kompak bersatu, bersinergi untuk Kabupaten Lombok Utara yang lebih baik.

Sementara itu, mengawali sepatah kata dari Wakil Ketua DPRD KLU Mariadi , SAg mewakili Ketua DPRD menyatakan kali pertama DPRD KLU melaksanakan halal bihalal mengingat dalam pergaulan banyak hal yang timbul dalam pertemanan, ada suka duka, senang kecewa dan bahagia, mohon dimaafkan.

“Sepanjang sejarah saya mencatat ilmu DPR itu ada dua. Pertama tidak boleh salah, kedua tidak boleh kalah. Walaupun salah harus benar, walaupun lemah harus kuat, dan walaupun kalah harus dianggap menang,” ujarnya bergurau.

Pihaknya juga mengikuti irama Pemda dalam tiap momen dan kebijakannya. Kemajuan Lombok Utara akan dicapai pelan-pelan.

Kendati ditimpa musibah berturut-turut, gempa bumi hingga menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Lombok Utara. Dibalik semuanya ada rahmat dan hikmahnya.

“Ini bukan beban siapa-siapa, ini menjadi tanggung jawab bersama. Eksekutif dan legislatif berjuang membangkitkan semangat untuk pertumbuhan ekonomi rakyat Lombok Utara,” imbuhnya.

Dalam sambutannya, Kapolres Lotara AKBP Feri Jaya Satriansyah SH  menyampaikan acara halal bihalal lebaran merupakan konsep saling memaafkan baik, dalam rangka introspeksi.

Pihaknya menyampaikan wadah politik dimanfaatkan untuk bersama-sama sukseskan pekerjaan, sinergi  menghadapi tantangan yang jauh lebih banyak lagi dan jauh lebih berarti sebagaimana disampaikan oleh Wabup Lombok Utara masih berada di tengah pandemi Covid.

“Saya monitor di televisi sudah mulai muncul klaster baru pascalebaran,” tuturnya.

Dalam rangka persiapan Kabupaten Lombok Utara menghadapi dampak Covid, seperti depresi dan lainnya.

BACA JUGA:

Pemprov NTB Dukung Lombok Hospital di Lombok Timur

Pihaknya menyampaikan masih berhadapan sampai tahun depan dengan antisipasi Covid-19. Begitu disampaikan ahli-ahli bidang epidemolog penyakit menular masyarakat.

“Mari sama-sama kita songsong dan hadapi tantangan-tantangan yang akan muncul di bidang ideologi politik, ekonomi, sosial budaya menuju Kabupaten Lombok Utara yang jauh lebih baik,” pungkasnya.

Dalam pada itu, tausiah dari Ustaz Kamah Yudiarto SSy SSos,  memaparkan pentingnya istiqomah dalam berbuat kebaikan agar kehidupan menjadi bermanfaat bagi masyarakat.

Pada akhirnya bisa menjadi tawasul dalam menghadapi persoalan kehidupan. Kegiatan berjalan lancar dan khidmat dengan tetap menerapkan Prokes Covid-19.

Hadir saalam halal bil halal itu, Wakil Ketua I H Burhan M Nur SH, Wakil Ketua II Mariadi SAg, Kapolres Lombok Utara, AKBP Feri Jaya Satriansyah SH, Para Anggota Dewan, unsur pimpinan OPD serta undangan lainnya.

wld




Menanti Bulan Ramadhan Penuh Berkah

Nur Fitratul Aqidah, mahasiswa Program Studi Administrasi publik, Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, karena bulan ini memiliki beberapa keutamaan atau manfaat.

Ramadhan merupakan syahrul Qur’an (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan.

Dan di dalam bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya. Puasa ditinjau dari aspek ekonomi, maka Ramadhan memberi keberkahan ekonomi bagi para pedagang dan lainnya.

BACA JUGA

Tamasya Lebaran Topat di Masa Covid-19

Bagi fakir miskin, Ramadhan membawa keberkahan tersendiri. Pada bulan ini seorang muslim sangat digalakkan dan disunnah untuk berinfaq dan bersedekah di bulan Ramadhan kepada mereka. Bahkan diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mereka.

Ramadhan adalah bahwa pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta syaithan-syaithan diikat. Dengan demikian, Allah Ta’ala telah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk masuk surga dengan ibadah dan amal shalih yang mereka perbuat pada bulan Ramadhan.

Mengingat berbagai keutamaan Ramadhan tersebut di atas, maka sangat disayangkan bila Ramadhan datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meraihnya dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih.

Semoga ramadhan tahun ini akan lebih baik dalam hal amalan ibadah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Ada banyak keutamaan yang hanya ada pada bulan Suci Ramadhan. Oleh karena itu ibadah di bulan Ramadhan harus lebih ditingkatkan lagi.

BACA JUGA:

Media Sosial Memacu Perilaku Bullyng

Keutamaan-keutaman bulan Ramadhan begitu banyak. Jika kita bertemu dengan Ramadhan betapa beruntungnya kita, karena di bulan itu segala amalan akan dilipatkan ganjarannya.***

 

 

 

 




Gubernur Minta ASN Fokus Bekerja

MATARAM.lombokjournal.com

Hari kerja pertama selepas libur Idul Fitri 1442 Hijriah, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, bersama Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, bersilaturrahmi  bersama jajaran Pemerintah Provinsi NTB, di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Senin (17/05/21).

Gubernur Zul menyampaikan arahan, agar jajaran Pemprov NTB fokus mengawal implementasi visi misi NTB Gemilang. Termasuk bagaimana mempertahankan kinerja dan prestasi baik selama ini, seperti Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Disampaikan, dalam waktu dekat BPK RI akan menyampaikan hasil terhadap LKPD Pemerintah Provinsi NTB. Selama ini NTB telah berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 9 kali berurutan turut. Diharapkan tahun ini NTB kembali mendapat opini WTP

“Saya berharap ini bisa dipertahankan,” ujar Bang Zul sapaan akrab Gubernur, yang juga disaksikan secara virtual oleh seluruh ASN lingkup Pemprov NTB.

BACA JUGA:

Reboisasi Mata Air untuk Masa Depan KLU

Menurut Bang Zul, banyak prestasi yang sudah dicapai oleh era pemerintahan Kepala daerah yang lama. Karena itu ia meyakini kerja sama dan koordinasi yang baik dalam birokrasi akan dapat mewujudkan NTB Gemilang.

Gubernur menegaskan, dalam menerjemahkan program unggulan tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memiliki fokus yang jelas sehingga target dapat tercapai.

“Tak perlu banyak. Cukup dua atau tiga program unggulan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat menjadi prioritas kerja OPD,” pinta Gubernur.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., mengatakan, bulan-bulan yang berat selama masa pandemi diharapkan tidak menyurutkan semangat dan kinerja ASN.

Refocusing anggaran dan penataan birokrasi juga menjadi kebutuhan, sehingga dampaknya diharapkan tak mempengaruhi kerja ASN.

Sekda juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama para Kepala OPD dalam mendukung program unggulan.

BACA JUGA:

Lebaran Tak Sempurna Tanpa Mudik

“Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada Gubernur dan Wakil Gubernur jika dalam bekerja banyak kekurangan dan kesalahan. Mudah mudahan kita semua lebih baik di masa masa yang akan datang,” ungkap Sekda.

jm




Lebaran Tak Sempurna Tanpa Mudik

Abdul Fisal, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Bagi sebagian besar umat Islam, mudik di penghujung Ramadhan merupakan sebuah ritual penting nan sakral. Terutama bagi mereka yang berada nun jauh di perantauan.

Setelah lama berpisah dengan sanak keluarga dan handai tolan, tentunya ada kerinduan yang mengusik untuk bisa kembali berkumpul dengan sanak keluarga. Pertemuan jiwa dan raga yang penuh emosional antara anak dengan kedua orang tua dan anggota keluarga lainnya, diyakini bukan hanya pertemuan biasa.

Namun merupakan bagian dari keasadaran diri seseorang dalam mengimplementasikan makna mudik bagi kehidupan yang penuh dengan dinamika ini. Sejauh manapun burung terbang, sekali waktu ia pasti kembali rumahnya.

BACA JUGA: Arus Balik Idul Fitri di Masa Covid-19

Demikian sakralnya berlebaran bersama keluarga lewat tradisi mudik ini, sehingga para perantau telah jauh-jauh hari mempersiapkan bekal dan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke kampung halaman.

Mudik juga bisa dimaknai sebagai kerinduan mencipi penganan tradisional seumpama geukarah dan thimpan, atau berziarah ke makam orangtua yang telah tiada. Bisa juga sebagai wadah merenda kembali tali silaturrahmi yang sempat terputus dengan saudara dan orang sekampung.

Meski untuk mudik dibutuhkan banyak pengorbanan, mulai dari mempersiapkan tiket moda angkutan yang harganya melonjak tinggi saat menjelang lebaran. Atau pun padatnya arus mudik jika pulang dengan kendaraan pribadi.

Namun semua pengorbanan itu terbayar lunas dan tidak bisa tergantikan harganya dengan nilai dengan apa pun−bila telah bersua kembali dengan orang-orang tercinta di kampong halaman.

Aroma desa yang khas dengan kekentalan kekerabatan yang masih alami dibandingkan kehidupan urban masyarakat kota yang penuh individualistik. Apalagi kala disambut tangis haru dan peluk cium dari sanak keluarga.

BACA JUGA: Pendidikan Daring di Masa Covid-19

Sejatinya mudik Idul Fitri sebagai implementasi dari kegembiraan dan jangan pula dirayakan secara berlebih-lebihan dan terkesan sombong.

Sebab ada juga sebagian para pemudik yang ketika pulang sengaja memamerkan kemewahan seperti mobil baru dan barang-barang bawaan lainnya yang terkadang bisa menimbulkan kecemburuan sosial dari warga desa.

Perjuangan pemudik menembus medan perjalanan yang berat, tajam, berkelok-kelok, dan terdapat tanjakan dan curam disertai macet.***




Arus Balik Idul Fitri di Masa Covid-19

SURYA LUSIANA SAFITRI, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Uniersitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Pada tanggal 13 Mei 2021 semua ummat Islam di seluruh tanah air merayakan hari besar Islam yang jatuh pada tanggal 01 Syawal 1442 Hijriah. Tentunya, menjadi hikmah tersendiri bagi setiap ummat muslim untuk merayakannya bersama keluarga tercinta.

Dari berbagai daerah baik Mahasiswa/I atau pun pekerja akan kembali melakukan aktifitas kesehariannya setelah selesainya masa cuti perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Di Nusa Tenggara Barat (NTB) Seperti yang diketahui tentang pelarangan mudik yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur NTB Nomor 550/05/KUM/Tahun 2021 tentang penyelenggaran mudik hari raya Idul Fitri Tahun 1442 H dalam masa pandemi Corona Virus Disease 2019, dimana pelabuhan Kayangan dan Tano telah ditutup semenjak tanggal 8 Mei dan akan dibuka kembali pada tanggal 17 Mei 2021.

Rutinitas dan aktivitas seperti biasa akan segera dilakukan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, artinya arus mudik akan segera terjadi dari berbagai pulau di Indonesia yang akan mengakibatkan terjadinya keerumunan massa.

BACA JUGA: Cerita Hidup Anak Rantau

Khusus di Nusa Tenggara Barat (NTB) bila tidak diantisispasi dengan baik oleh Pemerintah  Kabupaten/Kota ataupun Provinsi akan berpotensi banyaknya pasien terpapar Covid-19. Jumlah akan semakin bertambah.

Berdasarkan data terakhir tanggal 15 Mei Covid-19 di NTB dalam Perawatan (1108), Sembuh (11151), dan Meninggal (599), Sumber: Dinas Kesehatan NTB.

Maka dari itu sekiranya Pemerintah perlu melakukan kolaborasi dengan tepat, aman dan nyaman untuk rakyatnya dalam melakukan mudik ke berbagai tempat agar tidak menimbulkan penambahan pasien yang Covid-19.

Sebaliknya, masyarakat haru pula menaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

BACA JUGA: Gelombang Kedua Covid-19 di India

Sebab ketika menjaga diri dari Covid-19, maka kita akan melindungi diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita.***

 




Idul Fitri, Bupati Ajak Warga KLU Bersatu

GANGGA.lombokjournal.com

Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu SH menyampaikan momentum sholat Idul Fitri untuk mengajak bersyukur, lantaran rangkaian ibadah puasa ramadhan 1442 telah selesai dan terlalui dengan baik.

Bupati H Djohan Sjamsu

Hal itu dikatakannya saat Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu SH melaksanakan sholat Id di Masjid Ikhwanul Muttaqien Gondang Kecamatan Gangga (13/05/21). Masjid tersebut terdampak gempa tahun 2018, hingga kini memang belum rampung.

“Dua hal yang harus dilakukan guna mengakhiri Ramadhan. Pertama, berdo’a. Mudahan semua dipanjangkan umurnya dan diberikan keafiatan agar nantinya dapat melaksanakan puasa ramadhan 1443 yang akan datang. Kedua, menyelenggarakan sholat idul fitri setelah sebulan berpuasa. Semoga pula, ibadah dan seluruh amalan kita diterima oleh Allah SWT,” tuturnya.

BACA JUGA: Gubernur Sholat Idul Fitri di Lapangan Bumi Gora

Bupati Djohan pada  kesempatan tersebut memohon maaf secara pribadi, keluarga, maupun  Pemerintah Daerah Lombok Utara, seraya menyampaikan selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah.

Dikatakannya pula dampak setelah gempa belum terselesaikan secara keseluruhan. Lebih dari 18 ribu rumah belum terselesaikan. Lombok Utara terdampak pula Covid-19.

Menurutnya, seluruh polong renten (saudara-saudara semua) menyatakan berikan kesempatan sebaik-baiknya, seikhlas-ikhlasnya kepada Pemerintah Daerah untuk mengurai dan menyelesaikan persoalan satu per satu, dengan dukungan masyarakat.

“Semua persoalan, kalau dilakukan upaya bersama-sama akan mampu diselesaikan. Untuk diketahui bahwa yang menentukan nasib dan kemajuan Lombok Utara ke depan adalah masyarakat itu sendiri. Di dalam alqur’an dinyatakan Tuhan tidak akan mengubah nasib satu bangsa/kaum, sebelum bangsa/kaum itu mengubah nasibnya sendiri,” tandasnya.

Menurutnya, Pemerintah Daerah tidak akan mampu menyelesaikan sendiri persoalan Lombok Utara yang pelik tersebut, tidak bisa sepenuhnya mampu, kecuali bersatu padu kompak bersatu membangun daerah.

“Jika ada keliru mestinya diingatkan. Saya akan samiq’na waato’na insya Allah. Untuk itu dukungan kita semua rentenku, masyarakatku di Lombok Utara ini, kita sama-sama bangun daerah ini menjadi daerah yang  baldatun toyyibatun warobbun ghafur, dengan seadil-adilnya sebaik-baiknya. Kompak bersatu semua golongan membangun daerah,” urainya.

BACA JUGA: Usaha Online di Masa Pandemi

Khotib sekaligus Penghulu Desa Gondang, Saiful Wathon memaparkan meski dalam kondisi yang tidak biasa, dalam situasi Covid-19. Hari Raya Idul Fitri 1442, tidak mengurangi semangat masyarakat untuk hadir melaksanakan rangkaian sholat sebagai penyempurna ibadah puasa.

“Momentum Idul Fitri untuk meningkatkan kebaikan pada diri masing-masing dan kebaikan kita sinergikan untuk melahirkan amalan yang bermanfaat. Bagaimana ramadhan mendidik kita menjadi insan yang lebih baik,” imbuhnya.

Dikatakannya, ramadhan adalah semangat menanamkan nilai pada diri, baik nilai pengorbanan, keistiqomahan, kesabaran, ketaatan, kepedulian membangun dan berbagi karunia Allah SWT yang dilandasi iman dan amal.

BACA JUGA: Gelombang Dua Cvid-19 di India

Agar predikat insan muttaqien bisa diraih. Rangkaian acara Sholat Idul Fitri berjalan lancar khidmat dengan tetap mematuhi Prokes Covid-19.

Hadir saat itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Setda KLU Simparudin SH, Plt Kadis Dukcapil Tresnahadi SPt, Kapolsek Gangga IPTU Remanto SH, tokoh agama, tokoh masyarakat beserta jama’ah masjid mukimin Gondang Gangga.

wld




Gubernur Sholat Idul Fitri di Lapangan Bumi Gora

MATARAM.lombokjournal.com

Gubernur DR Zulkieflimansyah dan ratusan jamaah pria dan wanita melaksanakan Shalat Iedul Fitri 1442 H di lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur dengan protokol kesehatan ketat, Kamis (13/05/21).

Pelaksanaan Sholat Iedul Fitri yang diikuti Sekda NTB, para Asisten dan para Kepala OPD itu diimami Ustad H Abdul Hamid.

Usai shalat Iedul Fitri, Pemerintah Provinsi NTB melalui khatib shalat Ied berpesan, agar warga masyarakat menaati kebijakan pemerintah, selama kewajiban itu untuk kepentingan masyarakat banyak. Terlebih di tengah pandemi yang angka terpaparnya masih fluktuatif.

BACA JUGA: Usaha Online di Masa Pandemi

Kepala Biro Kesra Setprov NTB, H Ahmad Masyhuri juga mengajak masyarakat agar beribadah dengan protokol kesehatan yang ketat.

Begitupula dengan budaya halal bil halal yang biasanya diselenggarakan saat Lebaran Idul Fitri sedapatnya ditiadakan.

Dikatakannya, dengan mengutip sebuah hadits nabi, esensi silaturahmi seperti halal bil halal sesungguhnya dengan membahagiakan hati saudara muslim yang lain.

Halal bil halal yang berpotensi kontak fisik seperti berkumpul dan bersalaman dapat menularkan virus Covid 19.

“Melakukan sesuatu yang banyak mudaratnya, patut dihindari,” ujar Masyhuri.

Sementara itu, Khatib DR Abdul Fatah, Dosen Universitas Islam Negeri Mataram menguraikan, puasa dan Idul Fitri di tengah pandemi selayaknya melahirkan sifat profetik atau kenabian. Seperti amanah, istiqomah dan salam.

Selain itu, penting membangun kepedulian sosial dan kasih sayang agar dapat mewujudkan insan sejati yang tabah menghadapi pandemi dan dampak yang diakibatkannya.

Seperti diucapkannya dalam khutbah, selaras dinamika yang ada, pemerintah sudah seharusnya terus menerus memegang prinsip memperjuangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA: Gelombang Kedua Covid-19 di India

“Mari bersama sama menyadari pentingnya bersigap dan bertekad untuk ikut berpartisipasi membangun NTB, hidup produktif dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Jm

 

 

 

 

 




Satpol PP KLU Antisipasi Penyebaran Covid-19

KLU.lombokjournal.com

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lombok Utara (KLU) gelar operasi penegakan protokol Covid-19 jelang lebaran di wilayah perbatasan KLU-Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di wilayah Pusuk Desa Bentek Kecamatan Pemenang.

Kasat Pol PP KLU, Wartawan (kiri)

Berdasarkan pantauan lombokjournal.com di lokasi, terlihat petugas Pol PP bersama Polres KLU menghentikan beberapa pengguna jalan yang melanggar protokol Covid-19.

Kebanyakan dari pelanggar yang ditindak petugas tidak mengenakan masker saat berkendara.

“Mengingatkan kembali pada masyarakat bahwa bahaya Covid ini sangat luar biasa,” kata Kasat Pol PP KLU kepada lombokjournal.com.

Untuk sangsi yang diberikan, masih sebatas ‘sangsi sosial’ seperti membersihkan sampah di sekitar lokasi razia.

Setelah diberi sangsi, para pelanggar dinasehati agar tak mengulang kesalahan. Selanjutnya petugas memberi mereka masker untuk dikenakan.

BACA JUGA: KLU Tanpa Pemudik, Polres Siagakan Pos Penyekatan Wilayah

Terkait sangsi berupa pembayaran denda, kepada Wartawan mengaku belum diberlakukan secara ketat.

Saat ini, pihaknya lebih memilih  menerapkan sangsi sosial, kecuali bagi yang ‘gengsi’ menjalankan hukuman bersih-bersih.

Selain bersih-bersih, pelanggar–yang masih pelajar–juga diberi hukuman dengan muatan edukatif. Salah satunya dengan menyebutkan butir-butir Pancasila.

Salah satu yang menarik ketika lombokjournal.com menyaksikan salah seorang pelanggar yang masih pelajar diminta petugas menyebut butir-butir Pancasila.

Entah karena takut pada petugas, atau karena tidak hafal, pelajar tak kunjung bisa menyelesaikan hukumannya. Butir-butir Pancasila yang disebutkan urutannya berantakan.

“Coba ulang itu ‘kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan’ masak nomor urut dua,” tegas salah seorang petugas Satpol PP.

BACA JUGA:  Gadget Pengaruhi Perkembangan Anak

Wartawan sendiri mengaku prihatin dengan sikap masyarakat yang terkesan menyepelekan protokol Covid-19.

Menurutnya, hal tersebut bisa menyulitkan pemerintah untuk menekan penyebaran virus.

“Kita prihatin dengan masyarakat ini,” ungkapnya.

Ast




KLU Tanpa Pemudik, Polres Siagakan Pos Penyekatan Wilayah

KLU.lombokjournal.com

Polres Kabupaten Lombok Utara (KLU) siagakan Pos Penyekatan Wilayah di perbatasan Lombok Barat-KLU.

Ada dua lokasi tempat Pos Penyekatan Wilayah dipusatkan, salah satunya di wilayah perbatasan Pusuk Desa Bentek Kecamatan Pemenang.

Perwira Pengendali Posko Pengamanan Pusuk Lestari, Anak Agung Gede Rai / Foto: Ast

Disigakannya Pos Pusuk Lestari bertujuan untuk pengamanan wilayah, dan memastikan masyarakat yang tinggal di luar tidak melakukan mudik ke KLU.

“Dalam rangka penyekatan wilayah sebelum menuju Kabupaten Lombok Utara,” ujar Anak Agung Gede Rai, Perwira Pengendali Posko Pengamanan Pusuk Lestari ditemui lombokjournal.com, Selasa, (11/05/21).

Pengamanan masyarakat yang memasuki wilayah KLU jadi atensi petugas mengingat pada tahun ini pemerintah melarang kegiatan mudik untuk memutus penyebaran Covid-19.

Selain itu, pos pengamanan juga menjamin tidak adanya pelanggaran terhadap protokol kesehatan Covid-19.

BACA JUGA: Satpol PP KLU Antisipasi Penyebaran Covid-19 Perbatasan

Pengguna jalan yang tidak menaati kewajiban mengenakan masker dan  pembatasan sosial langsung ditindak tegas petugas keamanan.

Kaitannya dengan pengamanan secara umum, selain fokus pada pemudik dan pelanggar protokol kesehatan, petugas juga disiapkan untuk mengantisipasi kecelakaan lalulintas.

“Yang ke dua Pusuk ini rawan longsor, rawan kecelakaan itu yang kita antisipasi, itu tujuan pos ini,” katanya.

Selain Pos Pusuk, Pos Pengamanan Lebaran Polres KLU tahun ini dipusatkan di empat lokasi. Pos terpadu sebagai pos induk disiagakan di simpang empat Pemenang, Pospam di Teluk Nara, dan Pos Penyekatan di wilayah perbatasan Kelui.

Khusus untuk Pos Penyekatan Wilayah, petugas yang disiagakan akan memeriksa ketat masyarakat yang hendak masuk wilayah KLU dengan meminta mereka menunjukan KTP.

BACA JUGA: IKA Unram Rapat Persiapan Munas

Jika tujuan masyarakat untuk mudik maka dipastikan petugas akan langsung memintanya untuk ‘putar balik’.

“Kita himbau masyarakat jangan ada yang mudik,” terang Anak Agung.

Ast