Guru yang ‘Ngangeni’, Mengenang Pendidik di Sekolah Dasar*)

Peranan guru di kelas harus diubah, bukan sebagai pemberi ceramah, namun mengutamakan kemampuan merencanakan, mengelola dan mengawasi pembelajaran. 

Guru harus membuka ruang hati seluas-luasnya bagi semua emosi siswanya
Penulis : DR Bajang Asrin*

lombokjournal.com ~ Kurang lebih 40 tahun yang lau, guru Pak Milkan (almarhum) bertugas di SDN 2 Ganti-Lombok Tengah. Selain Pak Milkan, juga ada guru-guruku seperti Pak Hasan, Pak Sunarjo, Pak Malik, Pak Abu Bakar, Ibu Hariati, dan Pak Tajudin. 

BACA JUGA : Perguruan Tinggi : From Passengers to be Drivers

Pak Milkan merupakan sosok Kepala Sekolah yang sangat rajin dan gigih. Ia sosok guru yang sangat memperhatikan anak didiknya. Pak Milkan, sebagai Kepala Sekolah selalu siapa menggantikan pendidik lainnya yang tidak hadir .Ia memberi tauladan kepada siswa dan koleganya. Sosok yang melekat pada memori, tutur bahasanya sangat halus, menyapa siswa sehari-harinya. Ia sangat akrab dengan semua pendidik dan siswanya. 

Suatu hari saya sakit tapi tetap masuk sekolah. Pak Milkan, saat masuk ruang kelas, melihat mata saya merah-merah lalu ia memanggil saya. “Mata mu mengapa merah-merah Rin?” sapanya. 

Waktu saya katakan sedang sakit, spontan Pak Mikan mengajak berobat ke Puskesmas.Pak Milkan sangat memperhatikan siswa didiknya, ia datang lebih awal di sekolah, lalu mengontrol siswa-siswa yang sedang menyapu di ruang kelas, dan mengajak siswa untuk memungut sampah di halaman sekolah. Sosok guru yang penuh ketauladanan. 

Pada tahun-tahun tersebut, masyarakat desa sangat menghargai guru sebagai pendidik di desa. Setiap hari para siswa membersihkan halamannya sendiri. Kehadiran para guru di desa telah membawa semangat perubahan untuk anak-anak sekitarnya.  

Sepenggal memori di atas, menjadi menarik kita refleksikan para pendidik memiliki komitmen moril untuk mendidik siswa-siswanya. Mereka yang telah memberikan semua energinya untuk melahirkan siswa yang disiplin dan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitarnya. Dan memberikan darma baktinya untuk melahirkan siswa-siswa yang berkarakter kuat. 

Ketekunan pak Milkan untuk mendidik siswa-siswanya menjadikan sekolah ini mendapat kemajuan tinggi pada masanya. Sekolah ini telah hadir menjadi sekolah berkembang cukup maju di desa tersebut. 

Pak Milkan telah hadir di tengah sisiwa untuk memberikan pendidikan kepada siswa-siswanya di tengah keterbatasan fasilitas sekolah. Siswa-siswa pun memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pendidikan, Siswa yang berdatangan dari berbagai kampung setiap paginya, melewati persawahan. Mereka berdatangan sekalipun hujan sedang turun dengan derasnya. 

BACA JUGA : Awardee Beasiswa Diharapkan Berkontribusi untuk NTB

Semangat sekolah para anak-anak desa sangat tinggi waktu itu. Prof.Sodjiarto (1989) bahkan menemukan bahwa peranan guru di kelas harus diubah, bukan sebagai pemberi ceramah, yaitu guru hendaknya lebih mengutamakan kemampuan merencanakan, mengelola dan mengawasi terjadinya pembelajaran. 

Bahkan model “pemberi cermah” ini pernah dikritik Paulo Friere, sebagai model pendidikan gaya bank, keranjang sampah, yang mengurangi  perkembangan potensi-potensi siswa secara lebih luas.   

Saat ini para pendidik menghadapi kehidupan sosial yang padat dengan media sosial. Dunia digital menjadikan semua serba sangat cepat dan sangat mudah mengaksesnya. Per-orang dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan,teknologi dan budaya, kata Alfin Toffler ahli futurologi, semua orang jadi wartawan, pada bukunya, The Third Waves.

Semakin komplesknya perkembangan kehidupan masyarakat  membawa pengaruh terhadap lingkungan sekolah. Masalah-masalah peribadi siswa di keluarga atau di tengah masyarakat  memberi dampak pada pencapaian prestasi siswa. Sehingga siswa yang datang ke sekolah tidak lepas dari apa yang terjadi pada lingkungan keluarga atau pun pribadinya. 

Kondisi ini tentu merupakan bagian penting yang harus dipahami seorang guru terhadap diri  siswa. Untuk itulah  para pendidik dituntut untuk mengetahui latar belakang siswa agar dapat dibina potensinya secara maksimal. Guru tidak lagi memberikan informasi secara sepihak terhadap anak didik tetapi dituntut untuk menciptakan suasana agar anak dapat berkembang secara maksimal.

Guru Yang  “Ngangeni ”

John Goodlad (dlm. Prof.Suyanto, 2001) melakukan penelitian dengan publikasi penelitian Behind The Classroom Door menemukan bahwa kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh siapa pendidiknya,  manakala guru sudah memasuki ruang kelas serta pintu kelas tertutup, maka kehidupan kelas akan menjadi wewenang dan tanggung jawab  guru. 

Guru merupakan sosok penting yang mewarnai suasana keriangan sisawa di ruang kelas. Apakah guru merdidik siswa-siswa untuk bergembira atau tidak? Guru yang “Ngangeni” memberi ruang hati selalu ramah dengan pola tingkah laku siswa. Akrab dengan apa yang disenanginya di sekolah..

Guru yang “Ngangeni” menjadi tambatan hati siswa, yang lebih memerankan diri sebagai sahabat bermain di sekolah. Memberilan peran yang merasuk hati siswa untuk lebih dekat, lebih akrab pada jegiatan-kegiatan sekolah.  Guru menjadi idola para siswa  yang inspiratif dan memantulkan energi untuk berkegiatan di sekolah dengan penuh kegembiraan. 

BACA JUGA : Alat Peraga Kampenye Dibersihkan Jelang Pilkada

Pendidik  membuat siswa didiknya senang bertemu, ber sama-sama untuk mengurai permaian sekolah. Ia membawa irama siswa dalam emosi yang tidak menegangkan, tapi menarik siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang ngangeni, sehingga talenta-talenta  dasar  dapat tampak sejak  sekolah dasar.  

Guru yang “Ngangeni” yaitu guru yang mengembangkan pembelajaran yang  Deep Learning, guru menstimulasi agar siswa aktif pada pembelajarannya. Menciptakan suasana rekreatif sehingga siswa menajdi tumbuh berkembang kecerdasan, emosi dan kinestetiknya. 

Guru membuat mata pelajaran menjadi menyenangkan, joyfull and learning, dan anak didik merasa tanpa terbebani apapun dari gurunya. 

Pelajaran mengitung juga dikreasikan dalam permainan yang menarik emosinya dan motoriknya. Guru yang membuka ruang hati yang selaus-luasnya bagi semua emosi siswanya agar terbentuk menjadi karakter yang positif pada keidupan sehari-harinya. 

Mengapa guru yang “Ngangeni”? karena  melalui  respon inilah siswa menjadi bibit yang  tumbuh kembang pada ekosistem pembelajaran berdaya tarik tinggi serta memanamkan laku penjiwaan yang terkenang sepanjang masa, yang bisa mengaitkan diri siswa pada masa dewasanya kelak. Itulah sebabya saat dimana tokoh-tokoh dunia selalu bercerita tentang masa kecilnya, masa yang sangat menguatkan, “deep learning-deep memoriable”. 

Masa kecilnya Bung Karno, Bung Hatta, Nelson Mandela, Mahatma Ghandi dan Abraham Lincoln juga sangat intens dengan masa-masa usia sekolah dasarnya.  Guru yang  “Ngangeni” pasti dirindu siswanya dan banyak orang. Mencintai sepenuh jiwanya.

*)  Ketua Prodi Magister Pendidikan Dasar FKIP UNRAM dan Ketua ISMAPI NTB

 

 




Di Kabupaten Bima, Miq Gita Halal Bihalal Bersama Ribuan Guru 

Pj Gubernur NTB berpesan kepada seluruh Kepala Sekolah dan Guru-guru untuk terus memberikan yang terbaik dalam mendidik anak-anak di Kabupaten Bima

KAB BIMA.LombokJournal.com ~ Sebagai bagian dari Safari Syawalnya, Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, menggelar halal bihalal dengan ribuan guru-guru dari keluarga besar KCD Dikbud di Kabupaten Bima, Jum’at (19/04/24). 

BACA JUGA : Pemkab Bima Giliran Tujuan Safari Syawal Pj Gubernur

Di Kabupaten Bima Miq Gita berhalalbihalal bersama ribuan guru
Miq Gita

Kegiatan ini berlangsung di Halaman SMA 1 Woha, Kabupaten Bima.

Kedatangan Miq Gita sapaan Pj Gubernur didampingi oleh Wakil Bupati Bima Dahlan M. Nor, dengan tarian selamat datang oleh siswa-siswi SMA 1 Woha, dan pengalungan kain tenun khas Mbojo.

Miq Gita disambut penuh kehangatan dan antusiasme oleh ribuan guru se Kabupaten Bima dan para siswa yang telah menunggu sejak pagi. 

Dalam sambutannya, Miq Gita menjelaskan, meskipun wewenang SMA, SMK, dan SMSLB berada di bawah wewenang Provinsi, namun Pemkab juga terus bersinergi dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Kabupaten Bima. 

Miq Gita berpesan kepada seluruh Kepala Sekolah dan Guru-guru untuk terus memberikan yang terbaik dalam mendidik anak-anak di Kabupaten Bima.

BACA JUGA : Miq Gita Safari Syawal Bersama Pj Walikota Bima 

“Didiklah anak-anak yang baik, agar menjadi sukses, jangan sampai anak-anak menjadi pecandu narkoba, teruslah memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Sementara itu, Pj Gubernur NTB Miq Gita dalam sambutan dan arahannya mengungkapkan rasa bahagianya dapat hadir dalam hajatan keluarga besar KCD Dikbud Kabupaten Bima dan Kota Bima. 

Ia menjelaskan kehadirannya di tengah-tengah lima ribu lebih keluarga besar KCD Dikbud Kabupaten Bima dan Kota Bima ini untuk memenuhi janji yang tertunda di safari ramadhan dan diagendakan menjadi safari syawalan.

Miq Gita menyatakan, melihat Guru-guru di hadapan saya saat ini, selalu terbayang Guru-guru saat SD yang kami hormati dan banggakan, atas jasa mereka kami bisa menjadi seperti ini. 

“Guru pada saatnya akan dikenang oleh orang setinggi apapun jabatannya, sebagai sumber motivasi dan inspirasi,” ucapnya.

Ia menitipkan pesan untuk terus memberikan pembinaan terbaik kepada anak didik sebagai generasi masa depan, sehingga mereka berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik. 

“Mari sibukkan putra putri kita dengan kegiatan yang positif dan ekstrakurikuler, seperti peningkatan kemampuan TOEFL dan IELTS yang baik, agar mampu mengakses pendidikan tinggi melalui beasiswa yang disediakan oleh negara baik dalam negeri maupun luar negeri,” imbuhnya.

BACA JUGA : PDI Perjuangan Fokus Menangkan Kandidatnya di Pilkada Serentak

Selain peningkatan prestasi siswa, Guru-guru juga diminta untuk terus meningkatkan kompetensi dengan mengikuti program pendidikan ke jenjang lebih tinggi seperti S2 dan S3 yang ada. 

“Mari terus berinovasi dan berikhtiar untuk menjadi yang terbaik,” tutupnya. ***

 

 




Indra Jaya Usman, Silaturahmi Dengan Guru Semasa Sekolah

Sumber kebijaksanaan dan pengetahuan rak ternilai, Indra Jaya Usman mengabdi dan bersilaturahmi dengan guru tiada henti

MATARAM.LombokJournal.com ~ Indra Jaya Usman, menginspirasi generasi muda tentang pentingnya berbhakti, mengabdi, dan terus terhubung menjaga silaturahmi dengan para guru semasa sekolah. 

Bagi Indra Jaya Usman, Ketua DPD Partai Demokrat NTB yang akrab disapa Iju ini, sekolah boleh berakhir, tetapi belajar, mengabdi, dan menghormati guru adalah perjalanan seumur hidup.

BACA JUGA: Catatan dari Perhelatan MotoGP Mandalika 2023

Indra Jaya Usman teguh menjafa silaturahmi dengan Guru semasa sekolah
Undra Jaya Usman

”Mengabdi, bersilaturahmi, dan mengunjungi guru adalah cara kita mengenang akar pendidikan kita dan menghormati warisan intelektual mereka yang membentuk kita,” ucap Indra Jaya Usman, Rabu (18/10/23).

Indra Jaya Usman, anggota DPRD Lombok Barat tiga periode ini, terlahir dari keluarga pendidik. Ayahandanya, Drs. H. Salehi, adalah guru sekolah menengah pertama dan sudah mulai mengabdi sejak tahun 1973. 

Dari SMP Peringgarata di Lombok Tengah, ayahanda Indra Jaya Usman pindah tugas ke SMP 2 Lingsar lalu mendapat promosi sebagai Kepala Sekolah SMP Sesaot. 

Pindah tugas lagi sebagai Kepala Sekolah SMP 1 Lingsar, SMP Sigerongan, dan SMP Dasan Griya. Terakhir sebagai Kepala Sekolah SMP 1 Narmada, sebelum menjadi Pengawas Pendidikan dan purnabhakti pada 2010.

Memiliki ayahanda seorang guru, menjadikan Iju tahu persis, bagaimana di dalam senyap, seorang pendidik bekerja dua kali lebih keras dibanding murid-muridnya karena guru tidak hanya mengajar, tapi juga menginspirasi, dan memotivasi pada saat bersamaan. 

BACA JUGA: Perempuan adalah Ujung Tombak Ketahanan Pangan

Bagaimana seorang guru di luar jam pelajaran yang harus merencanakan, menilai, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak didiknya. 

Dan bagaimana komitmen dan pengorbanan seorang guru menghabiskan waktu, tenaga, dan hati mereka untuk membangun masa depan murid-murid mereka, bahkan ketika dunia tidak melihatnya.

Karena itu, Iju mengungkapkan, betapa mengabdi dan berbhakti kepada para guru, tidaklah cukup hanya dengan kata-kata. 

Namun, haruslah dilakukan dengan aksi dan tindakan nyata. Itulah mengapa, kepada para gurunya semenjak menjalani pendidikan dasar hingga ke sekolah menengah, IJU tak pernah sedikitpun alpa. 

Dia rutin bersilaturahmi dan mengunjungi mereka dengan mendatanginya langsung di kediaman masing-masing.

Politisi kelahiran Narmada tahun 1980 ini menamatkan pendidikan dasar di kampung halamannya, tepatnya di SDN 3 Narmada. Selepas itu, Ijumelanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat, lalu melanjutkan kembali pendidikan di MAPK Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram.

Sebelum menempuh pendidikan sarjananya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta.

Lulus dan melanjutkan pendidikan ke tahap lebih tinggi, tak pernah membuat silaturahmi Iju dengan para gurunya terputus. 

Dan hal itu, tak hanya dilakukan IJU semasa satu setengah dekade terakhir dirinya menjabat sebagai Anggota DPRD di Gumi Patut Patuh Patju. Tapi, dilakukannya secara istiqomah jauh sebelum memangku amanah sebagai wakil rakyat. 

Bahkan, tidak hanya kepada guru-gurunya di sekolah formal. Perhatian besar juga diberikan IJU kepada gurunya di lembaga pendidikan non formal seperti guru ngajinya pada masa kecil di Taman Pendidikan Alquran.

BACA JUGA: Bunda Lale Serahkan Estafet Kepemimpinan DWP NTB

”Beliau-beliau semua telah memberi kami lebih dari sekadar pelajaran. Beliau-beliau memberi kami wawasan tentang kehidupan,” imbuh IJU yang dalam Pemilu 2024 mendatang, memperluas ladang pengabdian dengan mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD NTB dari Daerah Pemilihan Lombok Barat dan Lombok Utara.

Bagi IJU, para gurunya di pendidikan dasar adalah sumber kebijaksanaan pertama. Sebab, mereka membantu dirinya memulai perjalanan pendidikan dan mengajarkan dasar-dasar yang dibutuhkan untuk meraih impian. 

Guru di sekolah menengah pertama, adalah pemandu dalam mengeksplorasi dunia pengetahuan. Mereka membantu membentuk pikiran yang kritis dan analitis. Sementara guru di sekolah menengah atas, adalah penuntun menuju masa depan. 

Mereka mempersiapkan anak didiknya untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Karena itu, penghormatan dan pengabdian kepada mereka bagi IJU, adalah sebuah keharusan.

”Jangan pernah lelah mengunjungi dan menyapa mereka, karena guru-guru kita sesungguhnya adalah sumber inspirasi dan sumber pengetahuan yang tak ternilai,” ucap Iju.

Dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat, rekam jejak IJU menunjukkan bagaimana dirinya mengusulkan dan memperjuangkan berbagai inisiatif untuk para guru.

Aktif menjaga hubungan dan berkomunikasi secara intens dengan para gurunya, telah membuat IJU menjelma menjadi politisi yang memahami permasalahan pendidikan secara lebih baik. 

Sehingga IJU adalah sebaik-baik contoh, bahwa wakil rakyat yang yang memahami dunia pendidikan dengan baik, cenderung lebih berkomitmen terhadap perbaikan sistem pendidikan. 

Berbicara, bersilaturahmi, dan berinteraksi dengan guru, membuat IJU memahami masalah di lapangan, sehingga dirinya pun menyiapkan sejumlah program untuk mengejar perbaikan, dan berkontribusi menciptakan kebijakan yang lebih baik untuk pendidikan.

Karena itu, jangan heran jika IJU begitu lantang bersuara dan berada di garis depan untuk memperjuangkan kesejahteraan para guru. 

BACA JUGA: Pemprov Siap Mendukung Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Provinsi NTB

Ia terlibat aktif terhadap sejumlah upaya untuk mengevaluasi gaji, tunjangan, dan fasilitas kerja guru serta memastikan mereka mendapatkan hak-hak mereka. Jangan bertanya-tanya pula jika IJU fasih bicara tentang berbagai masalah yang terkait dengan biaya pendidikan, akses kesetaraan, dan kualitas pengajaran. Termasuk bagaimana mengidentifikasi dan memperjuangkan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi aneka permasalahan tersebut. Dan jangan geleng-geleng pula, manakala mendapati IJU turun tangan langsung membantu guru-guru dalam menggalang dana untuk peralatan dan bahan ajar yang diperlukan di sekolah guna melengkapi pembiayaan serupa yang disiapkan dari anggaran pemerintah.

Iju juga menjadi inisiator sejumlah advokasi untuk kebijakan yang pro pendidikan. Antara lain dengan mengusulkan dan mendukung kebijakan pro-pendidikan untuk memperbaiki sistem pendidikan, termasuk mengatasi masalah pendanaan, akses, dan kualitas pendidikan. 

Dalam kegiatan advokasi tersebut, Iju tidak sungkan mengundang para guru sebagai sebagai ahli yang terbukti telah memberikan wawasan berharga tentang praktik terbaik dan isu-isu pendidikan yang perlu diatasi. Iju juga memprakarsai praktik baik tentang bagaimana menjalin komunikasi terbuka dengan guru-guru, sehingga membuka ruang bagi para pengambil kebijakan dapat mendengarkan langsung masukan guru-guru dan mencari solusi bersama.

Sejumlah forum-forum akademis seperti seminar dan lokakarya juga diinisiasi IJU di mana guru-guru dan para pendidik dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan rekomendasi mereka untuk memperbaiki sistem pendidikan.

“Perubahan pendidikan memang bisa dimulai di lembaga legislatif. Sebab, wakil rakyat memiliki kekuatan untuk mengubah kurikulum, alokasi anggaran, dan menciptakan peraturan yang mendukung pendidikan lebih baik,” kata Iju.

Begitu banyaknya jejak kotribusi yang telah diberikannya kepada dunia pendidikan, IJU tetap merendah dengan menyebut bahwa apa yang dilakukannya tak akan pernah sebanding dengan kontribusi yang telah diberikan oleh para guru. 

Itu sebabnya, dirinya pun mengajak para generasi muda Bumi Gora untuk terus dan tidak lelah menghormati, berbhakti, dan mengabdi kepada para guru.

“Mengabdi dan silaturahmi dengan guru itu ikatan abadi dengan pengetahuan dan kebijaksanaan. Beliau-beliau para guru, adalah cahaya yang akan terus menerangi jalan kita,” ucap Iju. (*)

 




Guru Bukan Sekedar Profesi, Jadikan Sebagai Passion 

PGSD diharapkan Wagub NTB bisa mencetak sarjana sekaligus guru yang berguna bagi Nusa dan bangsa

MATARAM.lombokjournal.com ~ Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru, Senantiasa memberikan kenyamanan dan perubahan pada suatu tempat. 

Seorang guru bukan hanya tentang profesi tapi juga harus dijadikan sebagai passion

BACA JUGA: Gubernur NTB Hadiri Peresmian NWDI Center

Wagub NTB mengatakan, guru bukan sekedar profesi tapi jadikan sebagai passion

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmidjalillah menyampaikan itu saat memberikan sambutan pada acara Penutupan Semarak Milad Program Studi Program Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Hamzanwadi ke-16. melalui Zoom Meeting di Pandopo wagub, Senin (09/01/23)

Dijelaskan Umi Rohmi sapaan akrab Wagub menjelaskan, passion merupakan sebuah pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan secara ikhlas dan tanpa paksaan sebagai bentuk panggilan alam bawah sadar. 

Passion dikerjakan terus menerus, dengan tak pernah merasa bosan, tak memikirkan untung rugi, dan jika tidak dilakukan akan merasa ada sesuatu yang kurang.

“Passion itu Ikhlas, senantiasa membangun serta menyebarkan hal positif pada setiap waktu, dan tentu merupakan itu hal dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru,” kata Ummi Rohmi. 

Rektor Universitas Hamzanwadi ini juga berharap agar calon sarjana jurusan PGSD Universitas Hamzanwadi agar tidak gagap teknologi (gaptek), supaya ke depan bisa dibutuhkan dan siap berkompetisi dengan zaman. 

BACA JUGA: Optimis dan Kerjasama Modal Suksesnya PORPROV XI NTB 

“Gelar diskusi yang bermanfaat dan membangun. Mudah mudahan PGSD bisa mencetak sarjana yang berguna bagi Nusa dan bangsa,” katanya. ***

 

 




Profesi Guru Harus Jadi Passion, Ini kata Wagub Sitti Rohmi

Menjadikan profesi guru sebagai passion berarti menumbuhkan gairah besar mencapai tujuan pendidikan, sehingga menjadi guru merupakan jalan ibadah

MATARAM.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah berharap agar profesi guru dijadikan sebagai passion. 

Dengan demikian akan tumbuh rasa cinta pada profesi menjadi seorang guru.

 

Meningkatkan motivasi profesi guru dalam Musyawarah Pengurus Asosiasi LPTK NTB

“Menjadi profesi guru harus dijadikan pasion. Jadi cinta profesi ini. Sehingga menjadi seorang guru adalah sebuah jalan ibadah. Dengan begitu hal serupa dapat dirasakan oleh anak didiknya dan akan menghasilkan anak didik yang punya kompetensi yang baik dan berkualitas.” ungkap Wagub.

Itu dikatakannya saat membuka kegiatan Musyawarah Pengurus Asosiasi LPTK NTB di Hotel Lombok Raya, Sabtu (12/02/22).

Tahun 2019-2021 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB mengalami peningkatan hingga pada angka 68,65%. 

Dari sektor Pendidikan hal ini tidak terlepas dari kolaborasi antara Pemprov NTB, LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) NTB dan INOVASI diharapkan terus terjalin. Contohnya menciptakan guru-guru yang berkualitas.

BACA JUGA: Perempuan di NTB Didorong Jangan Takut Masuk Politik

Wagub berharap LPTK dan INOVASI dapat menciptakan tenaga pendidik yang memiliki karakter untuk menghadirkan kesenangan dalam suasana belajar. 

“Ini juga merupakan tanggung jawab LPTK dan Inovasi untuk mencetak guru-guru atau tenaga pendidik yang menghadirkan kesenangan bagi anak didiknya sehingga anak didik punya rasa keinginan tinggi untuk bersekolah. Insyaallah akan menciptakan lulusan yang berkualitas dan berkarakter mulia. Sesuai dengan misi kami NTB Sehat dan Cerdas.” kata Wagub.

Ketua Asosiasi LPTK NTB Prof. Dr. A. Wahab Jufri, M.Sc mengapresiasi salah satu misi NTB, yaitu NTB Sehat dan Cerdas. 

Menurutnya hal ini dapat membantu NTB dalam meningkatkan level pendidikan di Provinsi NTB.

“Kami selalu mendukung program-program dari Provinsi dan kabupaten/kota. Salah satunya NTB Cerdas. Karena tupoksi LPTK adalah mendidik calon pendidik masa depan yang memiliki kompetensi dan berkualitas. Hal tersebut sejalan dengan NTB Gemilang.” tuturnya.

profesi guru dalam musyawarah

BACA JUGA: Masyarakat Rambitan Siap Sukseskan Event MotoGP

Senada dengan hal tersebut, Provincial Manager Program INOVASI NTB, Sri Widuri menyampaikan, akan selalu mendukung program-program yang dicanangkan oleh Pemprov NTB. Terlebih lagi mengenai memajukan dunia pendidikan.

“Kolaborasi antara INOVASI, LPTK dan Pemprov NTB telah terjalin dan banyak hal positif yang didapat. Kami berharap kemitraan ini terus berlanjut demi memajukan pendidikan di NTB.” ungkapnya.***