Wagub NTB Kenakan Rimpu di Puncak Festival Tambora 2022

Wagub NTB menekankan tradisi kearifan lokal harus dipertahankan, menjadi pendukung keragaman potensi budaya dan seni di Tambora

DOMPU.lombokjournal.com ~ Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd., berpesan agar tradisi kearifan lokal terus diperhankan dan dilestarikan.

Pesan itu disampaikan Wagub NTB pada puncak rangkaian Festival Tambora tahun 2022, di pos 1 lokasi pendakian gunung Tambora, Minggu (05/06/22).

Wagub mengenakan Rimpu pada Puncak acara Festival Tambora
Wagun Sitti Rohmi

“Saya mengenakan pakaian adat Rimpu dengan menggunakan Tembe Nggoli, pada acara festival tambora,  di Doro Ncanga, Kabupaten Dompu,” kata Ummi Rohm sapaan wagub.

Menurut cucuh pahlawan nasional asal NTB ini, tradisi Rimpu harus terus dijaga dan dilestarikan untuk mempertahankan kearifan lokal masyarakat Bima dan Dompu.

Karena menjadi pendukung keragaman potensi budaya dan seni di Tambora, untuk menuju destinasi wisata kelas dunia. 

Wagub NTB tampak anggun mengenakan pakian adat Rimpu yang menjadi pakian khas masyarakat Bima dan Dompu.

BACA JUGA: Menkes Mengapresiasi Transformasi Kesehatan di NTB

Wagub bersama Direktur Pemanfaatan Jasa Kawasan Konservasi Dirjen Kementerian Sumber Daya Alam dan Ekonomi Kementerian LHK Dr. Nanang Prihadi, Direktur Even Daerah Direktur Produk Wisata Kemenpar ekraf RI Reza Pahlevi dan rombongan tamu lain, juga disambut dengan tarian budaya, maka tua dalam proses sambutan oleh majelis adat Dompu dan keturunan kerajaan Sanggar bersama Bupati Dompu Kader Jaelani.

Bahkan salahsatu pimpinan penari,  mengajak Ummi Rohmi sapaan Wagub untuk ikut menari bersama, mengikuti seni gerakan tarian tradisional tersebut.

Dengan lincah dan gemulai Wagub Ummi Rohmi dapat dengan cepat menyesuaikan gerakan tari dan seni tradisional masyarakat Bima dan Dompu tersebut.

Sementara itu, Direktur Pemanfaatan Jasa Kawasan Konswrvasi Dirjen Kementerian Sumber Daya Alam dan Ekonomi Kementerian LHK Dr. Nanang Prihadi, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Provinsi NTB dan Pemkab Dompu mensuksekan kegiatan ini.

Dikatakannya, kearifan lokal dan budaya menjadi pelengkap dari 3 hal, yaitu konservasi, komunitas dan komoditas, sebagai tempat destinasi wisata pegunungan kelas dunia.

“Mengelola Tambora harus ada hal tersebut,” paparnya.

BACA JUGA: Kawasan Tambora Bisa Jadi Destinasi Kelas Dunia

Ditambahkan Direktur Even Daerah Direktur Produk Wisata Kemenparekraf RI, Reza Pahlevi bahwa sinergi dan kolaborasi Pemprov. NTB melalui Geopark Tambora, Dispar, DLHK, Dikbud NTB bersama denga Pemkan Dompu, Balai Taman Nasional dan Kementeria terkait menjadi kunci suksesnya kegiatan ini.

“Kami sangat mendukung Tambora jadi destinasi kelas dunia, kawasan wisat ini menjadi surganya penikmat gunung,” katanya.

Sehingga melaui pariwasata dapat memberikan kontribusi untuk kesejahteaan masyarakat.

Festival Tambora yang sudah masuk dalam Kelender Even Nadional (KEN) yang berlangsung selama 2 hari dari tanggal 4-5 Juni 2022, diikuti oleh ribuan masyarakat. Festival ini juga merupakan momentum memperingati meletusnya Gunung Tambora 207 tahun yang lalu.

Hadir pada kegiatan tersebut, sejumlah Kementerian dan Lembaga Pusat, Kadis Priwisata, dan sejumlah OPD lingkup Pemprov. NTB,  Forkopimda Dompu, Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, majelis adat Dompu, OPD lingkup Pemkab. Dompu, TP. PKK Dompu, kesultanan Sanggar, tokoh agama dan masyarakat. ***

 

 




Festival Tambora, Semarakkan Event MXGP Samota

Rakor Festival Tambora menjadikan festival sebagai side event untuk memeriahkan gelaran Motocross Grand Prix (MXGP) Samota

DOMPU.lombokjournal.com ~ Festival Tambora telah masuk dalam Kalender Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf RI. 

Semua pihak pun bersepakat mensukseskan event tersebut. Meski di tengah keterbatasan anggaran akibat refocussing serta bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Hal itu mengemuka pada rapat koordinasi yang digelar oleh Kepala Balai Taman Nasional Tambora (BTNT), Yunaidi, S.Si., MAP, Kamis (21/04/22) di Dorotangga-Dompu. 

Festival Tambora untuk memarakkan even MXGP Samota

Rakor dihadiri oleh Kepala Dispar Dompu, Kepala Dispar Kab Bima, Dispar Kota Bima, GM Geopark Tambora, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Panitia Teka Tambora-Kab.Bima, hingga Kementrian Parekraf RI.

BACA JUGA: LKPJ 2021, Gubernur NTB Sampaikan Beragam Prestasi

General Manager Geopark Tambora Ir. Hadi Santoso, ST.,MM., yang memoderatori rapat koordinasi persiapan acara menegaskan, ada beberapa rangkian kegiatan dalam Fertival Tambora. 

Termasuk menjadikannya salah satu side event dalam rangka memeriahkan gelaran Motocross Grand Prix (MXGP) Samota-Sumbawa tahun 2022, yang digagas Pemrov NTB.

“Rangkian kegiatan tersebut, sudah disepakati dimulai bulan Mei dan puncak acara tanggal 4-5 Juni 2022,” kata Bang Hadi sapaan populernya, saat offline dan Hybride diruang rapat Balai Taman Nasional Tambora (BTNT).

Menurutnya, banyak rangkian kegiatan yang digelar oleh 3 kabupaten/Kota, Dewan Pelaksana Geopark Tambora (DPGT) dan Balai Taman Nasional Tambora (BTNT). 

Misalnya ada Teka Tambora, Pacoa Jara, Wisata Berkuda,  Lomba Tari Tradisional, Lomba Perahu Hias, Seminar Internasional, Lomba Foto dan Video, Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Wisata, serta Pertunjukan Kesenian & budaya.

Ditambahkan Kadis Pariwisata Provinsi NTB, H. Yusron Hadi, ST, M.Um, momentum Festival Tambora menjadi triger yang dapat menarik pengunjung sebelum event balapan motocross dunia tersebut.

“Apalagi  event ini, masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Parekraf RI,” kata mantan Kadis Kelautan dan Perikanan Prov. NTB tersebut.

Diakuinya, jelang MXGP memang  membutuhkan side event atau rangkian kegiatan sebelum event utama Motocross dunia pada 24-26 Juni mendatang.

Sementara itu, Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) Yunaidi, S.Si., MAP menjelaskan, Rakor ini untuk lebih mematangkan Festival Tambora. 

BACA JUGA : NTB Care dan Dinkes Fasilitasi Aduan Kesehatan

Karena menurutnya, Festival tahunan ini disamping untuk promosi pariwisata Tambora yang memiliki potensi berlimpah, juga agar masyarakat peduli dan menjaganya.

“Ini hal yang paling penting,” terang Yunaidi.

Perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar Ekraf) RI, Diana mengatakan Festifal  Tambora harus memiliki ciri khas budaya dan daerah.  

“Pada kegiatan ini, kami akan membantu dan disesuaikan dengan program Kemenpar Ekraf,” jelasnya.

Ia juga berpesan agar kegiatan ini memiliki keterikatan budaya, ada unsur hiburan yg bernilai budaya dan melibatkan komunitas kreatif.

Diana juga mengapresiasi kolaborasi dan sinergi berbagai pihak untuk menyelenggaran acara ini, termasuk keterlibatan UMKM Lokal. ***