Sinergitas Mahasiswa Melawan Covid-19

Gagam Sarwadi, mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Mahasiswa Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Sejarah Coronavirus

Sejarah Coronavirus bermula pada laporan pertama wabah COVID-19 yang berasal dari sekelompok kasus pneumonia manusia di Kota Wuhan, China, sejak akhir Desember 2019. Tanggal paling awal timbulnya kasus adalah 1 Desember 2019. Gejala dari pasien meliputi demam, malaise, batuk kering, dan dispnea yang didiagnosis sebagai gejala infeksi virus pneumonia.

Awalnya, penyakit itu disebut pneumonia Wuhan oleh pers karena gejala yang serupa pneumonia. Hasil sekuensing genom menunjukkan bahwa agen penyebabnya adalah coronavirus baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk sementara menamai virus baru 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) pada 12 Januari 2020 dan kemudian secara resmi mengubahnya menjadi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) pada 12 Februari 2020.

BACA JUGA:

Berkaryalah Dengan Gagasan Sendiri

Penyakit COVID-19 telah menjadi pandemi kelima yang didokumentasikan sejak pandemi flu 1918. COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Coronavirus penyebab COVID-19 secara resmi dinamai Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) oleh International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) berdasarkan analisis filogenetik dan taksonomi. SARS-CoV-2 diyakini sebagai limpahan dari coronavirus hewan yang kemudian beradaptasi dan berpindah penularannya dari manusia ke manusia.

Karena virus ini sangat mudah menular, ia menyebar dengan cepat dan terus bermultiplikasi pada populasi manusia.

Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal juga dengan coronavirus masih satu keluarga dengan coronavirus penyebab wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Ketiga wabah ini memiliki kecepatan infeksi yang berbeda dalam menjangkiti para korban. Di antara ketiganya, COVID-19 adalah yang tercepat dalam mengakibatkan infeksi antar manusia.

Di Tengah Covid-19, Mahasiswa Bisa Berbuat Apa?

Sejak 2 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengumumkan adanya kasus virus Covid-19 di Indonesia, berbagai kebijakan dibuat oleh pemerintah demi menekan  penyebaran virus tersebut, salah satunya Work From Home (WFH) yang berarti melakukan pekerjaan dari rumah.

BACA JUGA:

Wagub NTB Dukung Pembangunan Kawasan Hijau di Selat Alas

Dampak dari pandemi ini tentunya telah menghambat dan merampas gerak bebas masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tak ubahnya juga berdampak pada mahasiswa yang merujuk pada surat edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang mengharuskan mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran online di rumah.

Namun, apakah dengan mahasiswa dirumahkan oleh kampusnya masing-masing tidak bisa berbuat apa-apa? Apakah mahasiswa hanya berkutat dengan kesibukan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen? Apakah mahasiswa fokus menghabiskan marathon film sambil berbaring diatas kasur?

Sangat disayangkan, jika mahasiswa yang merupakan agen perubahan dan pengontrol kehidupan sosial menutup mata dengan dampak yang ditimbulkan oleh pendemi ini.

Ada banyak hal di kehidupan masyarakat yang dapat dibantu oleh peranan mahasiswa. Langkah awal yaitu menjadi warga yang kreatif dan pemimpin. Mahasiswa dapat berkesempatan melakukan tindakan pencegahan dari virus tersebut terhadap diri sendiri, keluarga, serta lingkungan tempat tinggalnya dengan tetap di rumah saja dan keluar apabila memang adanya kepentingan yang mendesak.

Karena kaum intelektual seharusnya dapat memberi contoh yang baik.

Sinergitas Mahasiswa Melawan Covid-19

Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama mahasiswa satu Universitas atau seluruh Indonesia. Mahasiswa dapat mengajak masyarakat melalui media online untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik serta dapat menggalang donasi yang ditujukan kepada yang membutuhkan di tengah pandemi.

Selain itu, mahasiswa dapat melakukan gerakan sosial dengan terjun langsung menjadi relawan satgas Covid-19. Mahasiswa dapat pula menjadi relawan dengan menyalurkan bantuan logistik makanan bergizi, vitamin, masker dan lain sebagainya.

Dengan begitu segala elemen yang ada saling bahu-membahu untuk menyudahi penyebaran Covid-1. Mahasiswa juga harus bersinergi dan berkolaborasi bersama pemerintah dalam melawan Covid19 ini dengan cara berpartisipasi aktif memberikan edukasi di lingkungan keluarga dan masyarakat di tempat tinggal atau di kampung halaman dalam pencegahan penularan virus corona.

Ada lima langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19); Pertama, menjalani pola hidup sehat dengan cara selalu mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan olahraga di rumah. Kedua, dengan tetap berdiam di rumah, dengan berdiam di rumah merupakan cara yang tepat agar tidak terpapar dari virus corona.

Ketiga, jaga jarak jika memang ada keperluan penting untuk keluar rumah. Keluar rumah hendaknya hanya untuk keperluan penting seperti membeli kebutuhan pangan dengan tetap menjaga diri menggunakan masker. Keempat, setelah berpergian lansung mencuci tangan dengan sabun, mengganti pakaian, dan mandi. Langkah kelima, bila mengalai demam, batuk, dan sesak nafas segeralah pergi ke Rumah Sakit.

Maka dari itu, mari lakukan gerakan #dirumahaja, karena saat kamu bertualang, COVID-19 bisa ikut kamu pulang.

Yuk! Cegah dari diri sendiri dulu dan mari kita gotong royong meminimalisasi risiko penularan dan penyebaran COVID-19. Sebuah motivasi dari Djajendra “Jangan membiarkan COVID-19 menggunakan tubuh kita untuk berkembang biak.Perkuat daya tahan tubuh dan musnahkan COVID-19”

Sebuah kata yang bersinergi dalam diri “kuat imun kuat iman”. Mari bersama-sama kita cegah penyebaran covid-19 dengan selalu sehat, hidup sehat, berpikir positif, dan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.***




Dua Warga Positif Covid-19 Terjaring Operasi Yustisi

TANJUNG.lombokjournal.com

Dua orang positif Covid 19 terjaring dalam Operasi Yustisi dan Operasi Penegakan dan Percepatan Penanganan Covid-19 di wilayah Kabupaten Lombok Utara, di perbatasan Klui, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Rabu(19/05/2021).

Dalam operasi itu masyarakat dijaring langsung dengan tes swab di tempat dengan metode rapid antigen yang hasilnya dapat diketahui dengan cepat.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lombok Utara AKBP Feri Jaya Satriansyah, SH menyampaikan keterngan itu pada wartawan, Kamis (20/05).

Menurutnya, tindak lanjut masyarakat yang positif Covid-19 akan dilaporkan ke aparat pemerintah setempat, mengingat masyarakat yang positif bukan warga KLU.

“Kedua orang yang positif Covid-19 tadi bukan orang Lombok Utara, tapi orang yang mau masuk ke Lombok Utara dan teridenfikasi Covid 19,” terangnya.

Kedua warga yang positif Covid-19 tersebut masing-masing dengan inisial MS, laki-laki, (40) dan MM, laki-laki (40). Keduanya berasal dari Ampenan Kabupaten Lombok Barat. Saat dilakukan test kondisi keduanya sehat atau tanpa gejala.

BACA JUGA:

Pabrik Bata Plastik untuk Penyelamatan Lingkungan

Dalam kegiatan tersebut juga ditemukan 6 orang pelanggar. Petugas memberikan sanksi denda 1 orang sebesar Rp.100.000,- dan sanksi sosial lima orang yang berasal dari masyarakat umum.

Penegakan Perda 

Dalam penertiban penggunaan masker, untuk penegakan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi NTB dan Perbup Lombok Utara, Satuan Gugus Tugas (Satgas) gelar Operasi yustisi dan Operasi Penegakan dan Percepatan Penanganan Covid-19 di wilayah Kabupaten Lombok Utara, di perbatasan Klui, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, sejak hari Rabu (19/05).

Penegakan Perda yang dimaksud adalah Perda Provinsi NTB Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Serta Perbup Lombok Utara nomor 15 tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan dan pengendalian virus covid-19

Dalam operasi itu meibatkan unsur Polri, TNI, Sat Pol PP, Dishub, BPBD, Bapenda dan Dikes Kabupaten Lombok Utara.

BACA JUGA:

Truk Pengangkut Galian C Bahayakan Pengguna Jalan

Sasaran operasi tersebut yaitu masyarakat yang tidak memakai masker di tempat umum dan keramaian serta penggunaan jalan. Baik pejalan kaki maupun pengendara roda dua dan roda empat yang tidak mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19.

ang




Pembelajaran Daring Saat Wabah Covid-19 

Mustika Aryanti, mahasiswa Aministrasi Pulik, Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi.

Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan.

Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). (Firman, F., & Rahayu, S., 2020).

Perguruan tinggi dituntun untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line.

Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring. Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011) Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring.

Tulisan ini untuk memperoleh gambaran pembelajaran daring semasa pandemi Covid-19

  1. Mahasiswa memiliki fasilitas yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran Daring

Peningkatan dalam penggunaan internet di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan smartphone dan laptop dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (Anggrawan, A., 2019).

Penggunaan pembelajaran daring menggunakan zoom cloud meeting memiliki kelebihan dapat berinteraksi langsung antara mahasiswa dan dosen serta bahan ajar, tetapi memiliki kelemahan boros kuota dan kurang efektif apabila lebih dari 20 peserta didik.

Lebih lanjut, tantangan pembelajaran daring adalah ketersediaan layanan internet. Sebagian mahasiswa mengakses internet menggunakan layanan selular, dan sebagian kecil menggunakan layanan WiFi.

Ketika kebijakan pembelajaran daring diterapkan di Universitas Jambi, mahasiswa sedang pulang kampung. Mereka mengalami kesulitan sinyal selular ketika di daerah masing-masing. Jika pun ada sinyal yang didapatkan sangat lemah.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan pembelajaran daring di Universitas Jambi. Pembelajaran daring memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi dosen yang kurang dipahami oleh mahasiswa. Tantangan lain yang dihadapi adalah kendala dalam pembiayaan pembelajaran daring.

Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti pembelajaran daring, mereka harus mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka, pembelajaran dalam bentuk konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data, sementara diskusi online melalui applikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota. Rata-rata mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu, tergantung provider seluler yang digunakan.

Penggunaan pembelajaran daring menggunakan konferensi video membutuhkan biaya yang cukup mahal.

  1. Efektivitas Pembelajaran daring

Secara keseluruhan, mahasiswa puas dengan pembelajaran yang fleksibel. Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak terkendala waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing maupun dari tempat dimana saja.

Dengan pembelajaran daring, dosen memberikan perkuliahan melalui kelas-kelas virtual yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu. Kondisi ini membuat mahasiswa dapat secara bebas memilih mata kuliah yang dikuti dan tugas mana yang harus dikerjakan lebih dahulu.  menginformasikan bahwa fleksibilitas waktu, metode pembelajaran, dan tempat dalam pembelajaran daring berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran.

Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian belajar (self regulated learning). Penggunaan aplikasi on line mampu meningkatkan kemandiri belajar.  Kuo menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih bersifat berpusat pada siswa yang menyebabkan mereka mampu memunculkan tanggung jawab dan otonomi dalam belajar (learning autuonomy).

Belajar secara daring menuntut mahasiswa mempersiapkan sendiri pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan secara simultan mempertahankan motiviasi dalam belajar. Sobron menyatakan bahwa pembelajaran daring dapat meningkatkan minat peserta didik.

Pembelajaran daring memiliki tantangan khusus, lokasi mahasiswa dan dosen yang terpisah saat melaksanakan menyebabkan dosen tidak dapat mengawasi secara langsung kegiatan mahasiswa selama proses pembelajaran.

Tidak ada jaminan bahwa mahasiswa sunguh-sungguh dalam mendengarkan ulasan dari dosen. Szpunar bahwa mahasiswa menghayal lebih sering pada perkuliahan daring dibandingkan ketika kuliah tatap muka. Oleh karena itu disarankan pembelajaran daring sebaiknya diselenggarakan dalam waktu tidak lama mengingat mahasiswa sulit mempertahankan konsentrasinya apabila perkuliahan daring dilaksanakan lebih dari satu jam.

  1. Pembelajaran daring memutus mata rantai Penyebaran Covid-19 di Perguruan Tinggi

Wabah Covid-19 adalah jenis wabah yang tingkat penyebarannya sangat tinggi dan cepat. Wabah ini menyerang sistem imun dan pernapasan manusia. Pencegahan wabah ini dilakukan dengan menghindari interkasi langsung orang yang terinfeksi dengan orang-orang yang beresiko terpapar virus corona ini.

Mengatur jarak yang disebut social distancing dan kontak fisik yang berpeluang menyebarkan virus. Berbagai upaya untuk menekan mata rantai penyebaran Covid-19 di menerapkan aturan pembelajaran daring. Perkuliahan dilakukan menggunakan internet sehingga memudahkan dosen dan mahasiswa berinterkasi secara on line.

Dosen dapat membuat bahan ajar yang dapat diakses oleh mahasiswa dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran daring memungkin adanya interaksi melalui web walaupun mereka berada di tempat yang jauh dan berbeda.

Keberadaan dosen dan mahasiswa yang berada ditempat yang berbeda selama pembelajaran menghilangkan kontak fisik dan mampu mendorong muculnya  perilaku social distancing. Menurut Stein (2020) melakukan social distancing sebagai solusi yang baik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pelaksanaan pembelajaran daring memungkinan mahasiswa dan dosen melaksanakan perkuliahan dari rumah masing-masing. Mahasiswa dapat mengakses materi perkuliahan dan mengirim tugas yang diberikan dosen tanpa harus bertemu secara fisik di kampus. Tindakan ini bisa mengurangi timbulnya kerumunan massa di kampus seperti yang terjadi pada perkuliahan tatap muka.

WHO (2020) merekomendasi bahwa menjaga jarak dapat mencegah penularan Covid-19. Sayangnya, di daerah-daerah yang pelosok dan tidak mempunyai akses internet yang baik pelaksanaan pembelajaran daring menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Dalam menyiasati kondisi ini, mahasiswa yang tinggal di daerah yang sinyal internet lemah akan mencari wilayah-wilayah tertentu seperti perbukitan dan wilayah kecamatan untuk dapat terjangkau oleh akses internet.

KESIMPULAN

Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Sebagai Covid-19 di lingkungan perguruan tinggi, maka Mahasiswa melaksanakan pembelajaran daring sebagai solusi pelaksanaan pembelajaran.

Hasilna menunjukkan mahasiswa memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring efektif untuk mengatasi pembelajaran yang memungkinan dosen dan mahasiswa berinteraksi dalam kelas virual yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran daring dapat membuat mahasiswa belajar mandiri dan motivasinya meningkat.

Namun, ada kelemahan pembelajaran daring mahasiswa tidak terawasi dengan baik selama proses pembelajaran daring. Lemah sinyal internet dan mahalnya biaya kuato menjadi tantangan tersendiri pembelajaran daring. Akan tetapi pembelajaran daring dapat menekan penyebaran Covid-19 di perguruan tinggi. ***




Gelombang Kedua Covid-19 di India

Amira Asmalayali, mahasiswa Program Studi Administrasi publik, Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Covid-19 (SARS CoV – 2) atau yang lebih dikenal dengan sebutan virus corona, merupakan virus penyakit menular yang menyerang pernapasan pada manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala ringan pada sistem pernafasan dan infeksi pada paru paru hingga kematian.

Covid – 19 pertamakali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini dengan cepat menyebar, sehingga mengakibatkan kelumpuhan aktivitas sosial masyarakat di berbagai kota di China.

Virus ini dapat menjangkit berbagai kalangan usia mulai dari balita, remaja, orang dewasa, hingga para lansia. Menurut laporan, kasus Covid-19 ini banyak menjangkit orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga para lansia sangat rentan terinfeksi oleh virus ini.

Tidak hanya menjangkit berbagai kota di China, virus ini juga menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia, sehingga beberapa negara harus memberlakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus.

Setelah 1 tahun lebih warga didunia berkutat dengan penyakit menular ini, perlahan-lahan kehidupan masyarakat mulai memasuki tahap new normal. Namun kekhawatiran akan virus ini terus menghantui, sehingga pemerintah harus memberlakukan kebijakan diantaranya pembatasan aktivitas fisik masyarakat.

Namun karena rendahnya kesadaran masyarakat akan virus ini membuat kasus terus kian bertambah. Salah satunya yang terjadi saat ini di India. India mencatat rekor dunia, dengan kasus penularan sebanyak 403.738 orang dalam waktu 2 hari.

Gelombang kedua penularan virus Covid-19 di India terjadi, membuat pemerintah india sangat kewalahan. Melalui Kementerian Kesehatan India mengumumkan 403.738 kasus penularan yang terjadi hanya dalam 2 hari.

Kasus penularan yang sudah perlahan lahan menurun, namun terhitung sejak Maret 2021 kasus penularan kembali melonjak secara signifikan.

BACA JUGA: Idul Fitri, Bupati Ajak Warga KLU Bersatu

Pelaksanaan protokol yang kurang baik dan dibukanya bioskop dan pasar pasar setelah kasus di India menurun dianggap menjadi penyebab, selain itu terdapat festival kegamaan dan pemilu juga yang dianggap sebagai pemicu gelombang kedua penularan virus corona.

Terhitung selama Bulan Maret – April terdapat dua event besar yaitu pemilu legislatif yang di laksanakan di 5 negara bagian, dan acara keagamaan yakni Festival Kumbi Mela.

Penurunan kasus di India menjadi indikator untuk tetap melaksanakan Festival Kumbh Mela, serangkaian ritual mandi suci di sungai gangga yang di lakukan setiap 12 tahun. Festival tersebut di laksanakan selama 1 bulan lebih. Menurut data ledakan kasus penularan Covid-19 terjadi sejak 31 Maret – 24 April yang mana bertepatan dengan pelaksanaan ritual keagamaan.

Pada akhir Maret, Uttarakhand mencatat 1.800-an kasus aktif COVID-19. Kurang dari sebulan kemudian, angkanya sudah mengudara jadi 33.330 kasus. Pemerintah memperkirakan 3,5 juta orang hadir pada upacara pada 12 April, sementara dua hari kemudian jumlahnya berkisar 1,35 juta orang.

Pemerintah India sangat kewalahan, di berbagai daerah dilaporkan banyak terjadi krisis pasokan oksigen dan ranjang perwawatan.

Selain itu masifnya lonjakan penularan virus ini juga memunculkan varian baru dari virus Covid-19 yaitu, varian COVID-19 B1617 yang ditemukan di India. Varian yang membawa sejumlah mutasi ini, disebut Strait Times sebagai “mutan ganda” lantaran memiliki dua mutasi utama pada protein virus yang berfungsi mengikat lebih banyak sel dan menyebabkan penularan.

BACA JUGA: Tsunami Covid-19 Varian Baru di India

Kini India harus membayar mahal akibat lengah saat pelandaian kasus terjadi. Masifnya lonjakan kasus membuat banyak pihak pesimistis. India saat ini berada dalam lorong gelap bencana COVID-19, yang hampir sulit menemukan jalan keluar.***




Tsunami Covid 19 Varian Baru di India 

Irfan Nuri Sanjaya, mahasiswa Prodi Administrasi Publik,Universitas Muhammadiyah Mataram

lombokjournal.com

Tsunami Covid-19 di India bisa menjadi bencana global. Lonjakan kasus positif Covid-19 di India bisa juga terjadi di negara lain.

Sebelum Covid-19 di India mengganas, para ahli telah memperingatkan selama berbulan-bulan sebelumnya, India bisa menjadi ancaman yang semakin besar bagi perang global melawan virus corona. Dan sekarang ketakutan itu telah terwujud.

India telah digulung tsunami Covid-19 dengan melonjaknya jumlah kasus harian, meroketnya jumlah kematian, dan menipisnya pasokan medis. Para ahli memperingatkan, tsunami virus corona di India dapat berdampak besar bagi seluruh dunia sebagaimana dilansir New Zealand Herald, Rabu (28/04/21).

Pada Minggu (25/04/21), India melaporkan 352.991 kasus Covid-19 terbaru, jumlah kasus virus corona terbanyak dalam sehari dari seluruh negara di dunia.

Sehari setelahnya, pada Senin (26/04/21), India kembali melaporkan 323.000 kasus Covid-19 dan 2.771 kematian dalam sehari, tanpa tanda-tanda melambat.

BACA JUGA: Cerita Hidup Anak Rantau

Di sisi lain, di India terdapat produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India. Perusahaan tersebut menyediakan vaksin ke 92 negara di dunia. Namun, progres vaksinasi Covid-19 di India sendiri sangat lambat. Kini, India membatasi ekspor vaksin ke luar negeri untuk dialihkan ke kepentingan domestik.

Serum Institute of India, yang juga memproduksi vaksin AstraZeneca, menyatakan belum bisa memenuhi komitmen internasionalnya jika pasokan di dalam negeri tidak terpenuhi. Selain itu, Covid-19 terus bermutasi.

Para ahli khawatir mutasi terbaru virus corona yang akan datang dapat mendorong lonjakan kasus yang semakin parah di India. Mutasi tersebut turut memicu kekhawatiran bahwa situasi yang sama akan segera menyebar lebih jauh di seluruh dunia.

Media-media lokal melaporkan situasi Covid-19 di India semakin parah. Antrean pasien yang mengular di rumah sakit, kehabisan oksigen, dan penumpukan jenazah di krematorium menjadi berita sehari-hari.

Para ahli berpendapat, situasi mungkin tidak seburuk itu jika India lebih cepat mendistribusikan vaksin lokalnya dan tidak melonggarkan pembatasan jarak sosial.

Namun, pemerintah India lengah setelah melihat merasa mampu mengendalikan Covid-19 pada akhir tahun lalu hingga awal tahun ini.

“Banyak orang pada Desember dan Januari berpikir, ‘Oh, ini sudah terkendali’,” kata ahli epidemiologi dari Universitas Toronto, Prabhat Jha.

“Itu ternyata hanya keangkuhan. Beberapa orang, termasuk saya, telah memperingatkan bahwa virus itu benar-benar bisa menggigit balik,” sambung Prabhat Jha.

Di sisi lain, para profesional kesehatan menuduh Pemerintah India menyembunyikan jumlah sebenarnya kematian Covid-19 di seluruh negeri. Asisten Profesor di Universitas Kedokteran South Carolina, Krutika Kuppalli, memperingatkan bahwa jika India tidak mampu mengendalikan Covid-19, itu akan memengaruhi seluruh dunia.

“Kami dapat memberlakukan semua pembatasan perjalanan, tetapi itu tidak akan mencegah mutasi virus corona mencapai tempat lain,” tutur Kuppalli.

BACA JUGA: Gelombang Kedua Covid-19 di India

Kini, jumlah kasus Covid-19 di India sejak pandemi dimulai tercatat sekitar 17,6 juta kasus dengan angka kematian akibat virus corona sebanyak 198.000 jiwa.***




Gubernur Bangga Prestasi NTB di Bidang Kesehatan

LOBAR.lombokjournal.com

Gubernur Zulkieflimansyah menyampaikan apresiasi tinggi pada tim kesehatan Universitas Mataram (Unram) yang bekerjasama dengan Laboratorium Hepatika Mataram, karena berhasil menciptakan rapid test antigen.

“Rapid antigen saja bisa dibikin di NTB,” kata gubernur di sela-sela acara penyerahan rapid antigen Entram (NTB-Unram), kepada 10 Kabupaten/Kota di NTB bertempat di Science Technologi Industrial Park (STIP) Banyu Mulek, Senin, (10/05/21).

BACA JUGA:

Dikatakan, prestasi di bdang Kesehatan itu jadi bukti masyarakat NTB tak hanya mampu produksi barang remehtemeh, tapi juga produk kesehatan sekelas rapid antigen.

“Pesan sederhana, bikin rapid antigen saja NTB bisa. Jangankan bikin mesin sederhana, bikin rapid ini pun bisa,” ujarnya.

Lebih jauh Gubernur minta segenap pemerintah Kabupaten/Kota di NTB ikut memberi apresiasi pada prestasi tersebut, dengan menggunakan produk lokal di daerah masing-masing.

Dijelaskan, jika bukan masyarakat NTB, siapa yang diharapkan membangun dan mengembangkan produk-produk lokal NTB.

“Mohon pak Bupati/Walikota jangan bisnis lagi alat kesehatan. Kalau kita bangga pakai buatan lokal kita bisa lebih maju,” kata gubernur.

Hal lain yang disampaikan Gubernur, terkait alasannya menghadiri undangan mendadak penyerahan rapid test antigen Entram tersebut.

Kehadirannya menjadi bentuk penyampaian tidak langsung pada masyarakat NTB, salah satu rumus peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah industrialisasi.

Masyarakat NTB tak boleh lagi memandang industrialisasi secara sederhana, hanya bingkai tambang seperti di pulau Sumbawa.

Melainkan dari banyak segi, salah satunya produk kesehatan. Karena sejatinya, inti dari industrialisasi adalah terwujudnya nilai tambah suatu barang.

Ia menyinggung bagaimana NTB tak usah bangga oleh melimpahnya hasil alam, jika hasil alam tak bisa diolah jadi komoditi dengan nilai tambah lebih tinggi.

“industrialisasi tidak selalu identik dengan pabrik besar. Industrialisasi sejatinya adalah adanya pendalaman struktur. Kita tidak usah jual jagung mentah berkapal-kapal, kita olah dia,” terangnya.

Salah seorang perwakilan Kepala Daerah yang hadir yakni Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) yakni Dany Karter Febrianto Ridawan.

Saat ditanya lombokjournal.com terkait permintaan Gubernur agar pemerintah Kabupaten/Kota mendayagunakan produk lokal di daerah masing-masing, ia menyambut positif permintaan itu.

Menurutnya, hal itu harus didukung guna kemajuan Provinsi NTB di masa mendatang.

“Kalau melihat komitmen Pak Gubernur tidak ada alasan kita tidak mendukung,” katanya.

BACA JUGA:

Untuk diketahui, rapid antigen Entram merupakan hasil riset dan inovasi Laboratorium Hepatika NTB bekerjasama dengan Universitas Mataram, guna memberikan solusi mengatasi penyebaran Covid-19.

Selain itu, kehadiran rapid test antigen Entram diperlukan agar NTB tidak bergantung pada produk impor.

Ast

 




Gubernur Salurkan Alat Rapid Test Lokal

LOBAR.lombokjournal.com

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc menyalurkan 4.800 unit antigen Covid-19 buatan lokal NTB  kepada 10 kabupaten/kota se-NTB.

Alat rapid test antigen yang dinamai Entram itu diserahkan simbolis oleh Gubernur secara daring di STIPark Banyumulek, Senin (10/05/21). Masing-masing kabupaten/kota mendapatkan 480 unit Entram.

Gubernur yang akrab disapa Bang Zul mengatakan, Entram adalah produk teknologi tinggi.

Keyakinannya tentang potensi masyarakat NTB akhirnya dibuktikan dengan berhasil diciptakannya Rapid Test Antigen, Entram.

Ini membuktikan, program industrialisasi yang sedang berjalan ternyata tidak hanya memberikan dorongan terhadap lahirnya inovasi dalam bidang industri olahan dan permesinan.

Namun juga melebar ke sektor Kesehatan, dan NTB mampu membuktikan bahwa industrialisasi telah berkembang di segala bidang.

Bahkan Gubernur yakin, bila diberi kesempatan dan sumber daya, NTB mampu membuat vaksin dan alat kesehatan lainnya.

“Jangankan mesin-mesin sederhana, alat rapid test antigen pun bisa diproduksi oleh anak-anak NTB,” ucapnya optimis.

Bang Zul menginginkan agar alat Rapid Test Antigen Entram ini dapat diproduksi lebih banyak lagi.

Serta mendorong  agar kabupaten/kota mulai menggunakan serta bangga dan cinta terhadap berbagai buatan produk lokal.

Ia juga berharap kedepan kapasitas produksi Entram bisa lebih diperbesar untuk memenuhi kebutuhan rapid test antigen di Indonesia.

“Rapid test Entram ini selain murah tapi berkualitas tidak kalah dengan produk luar negeri,” ujar Bang Zul.

BACA JUGA: Revitalisas Posyandu Jadi Solusi Utama

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, L Hamzi Fikri mengatakan, Laboratorium Hepatika NTB yang memproduksi Entram ini sudah mengantongi izin edar dan saat ini  didorong untuk didaftarkan dalam e-katalog.

“Kemampuan produksinya baru 50 ribu per bulan. Sekarang ini tersisa stok sebanyak sepuluh ribu dari yang diproduksi 60 ribu tahun ini,” jelas Fikri.

Sementara itu, Prof. Dr. Mulyanto, Kepala Laboratorium Hepatika Bumi Gora mengatakan, produk karya NTB ini telah melalui proses seperti validasi dan uji lainnya.

Untuk menguji akurasinya, alat ini sudah dibandingkan dengan alat rapid test komersil lainnya, dengan hasil akurasi yang sangat baik.

Menurut keterangannya, sensivitasnya alat ini lebih baik dari salah satu alat tes cepat yang beredar di pasaran.

Akurasi alat ini sensivitasnya sekitar 91 persen, dengan spesifitasnya sekitar 96 persen. Artinya, dapat mendeteksi paling tidak dari 100 pasien positif, sejumlah 91 orang yang dapat dideteksi dengan produk ini.

Kalau tidak dapat dideteksi dengan alat ini, artinya jumlah virusnya sangat rendah dan tidak menular. Dibanding dengan produk lain ada yang sensivitasnya 80 persen. Produk ini juga merupakan hasil dari uji coba dengan dua produk alat komersial sebagai pembanding.

BACA JUGA: Gubernur Beri Semangat Pasien Covd-19

“Namun lebih bagus kita,” tegasnya.

Selain itu juga, alat ini tergolong murah dan dapat langsung mendapatkan hasil sekitar 15 menit.

jm




Gubernur Kendarai Trail Kunjungi Pos Pengamanan

MATARAM.lombokjournal.com

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah mengendarai sepeda motor trail mengunjungi sejumlah Posko Pengamanan Idul Fitri, yakni di simpangan Karang Jangkong, Epicentrum Mall dan simpang Kebon Roek Ampenan, Sabtu (08/05/21).

Didampingi Forkopimda, orang nomor satu di NTB itu bermaksud memastikan daerah agar tetap dalam keadaan aman dan nyaman. Dan tidak ada kerumunan berlebih, serta taat prokes COVID19.

Begitu pun terkait kemacetan dan kriminalitas dan lain sebagainya.

Bang Zul berharap agar masyarakat tetap mengedepankan ketertiban, keamanan dan kenyaman demi kebaikan bersama.

“Mudah-mudahan kita semua tetap disiplin (prokes) agar Idul Fitri menyenangkan bagi kita semua,” kata Gubernur di Mataram.

Dikatakan, euforia menjelang lebaran adalah hal yang alamiah.

Tugas pos penjagaan adalah sigap memastikan dan memberikan penjelasan maupun membubarkan jika ada hal yang melanggar protokol kesehatan maupun pencegahan tindak kejahatan.

Terkait mudik, Bang Zul mengatakan aturan pusat sudah jelas melarang sampai di dalam daerah. Maka dari itu, masyarakat diharapkan harus bersikap bijak demi keselamatan bersama.

Sebelumnya, Kapolda NTB M Iqbal menegaskan prosedur dan aturan di tempat umum sudah jelas. Yakni mengurangi kapasitas hingga 50 persen. Selain itu, Satgas COVID19 dari masing-masing institusi termasuk pengelola tempat umum terus menerus berpatroli.

Yaitu, kata dia, mulai dari memberikan himbauan sampai dengan membagikan masker dan melakukan tindakan tegas yang diperlukan. “Intinya protokol kesehatan dan keselamatan masyarakat itu nomor satu,” tegasnya.

BAACA JUGA; Gubernur Beri Semangat Petugas dan Pasien Covid-19

Kepala Dinas Kominfotik NTB, Dr Najamuddin Amy menyatakan, Gubernur dan Forkopimda juga sempat berdialog.

Menurut Doktor Najam, Gubernur memberikan bingkisan di pos pengamanan.

“(Gubernur dan Forkopimda, Red) berdialog juga dengan petugas dan memberikan bingkisan juga,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Gubernur juga terus mengingatkan kepada semua pihak agar tetap mengedepankan prokes. Terlebih di masa pandemi COVID19 demi kebaikan bersama.

“Jadi dikesempatan itu pula, Pak Gubernur juga terus menerus mengingatkan kepada semua pihak agar tetap mengutamakan protokol kesehatan,” ucap pria asal kelahiran Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ini.

Gubernur mengingatkan petugas di posko pengamanan, agar tetap melakukan persiapan dan mengkondisikan situasi agar antisipasi lebih dikedepankan .

BACA JUGA: Bendung Korupsi Melalui Aplikasi Bela

“Namun juga menjaga kesehatan diri,” kata Najam.

Diskom

 




Gubernur Beri Semangat Pasien Covid-19

MATARAM.lombokjournal.com

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, ke RSUD Provinsi NTB menemui dan menyemangati para petugas kesehatan yang menjadi ujung tombak pelayanan pasien Covid-19, Minggu (09/05/21}pagi.

Bang Zul, mengakui perjuangan para tenaga kesehatan yang tidak pernah mengenal lelah dari sejak awal berada pada barisan terdepan dalam penanganan Covid-19.

“Dedikasi yang luar biasa,” pujinya.

Menurut Bang Zul, melihat kondisi petugas kesehatan yang telah berjibaku melawan pandemi corona, ia tetap merasakan ada keikhlasan dan kehangatan suasana di tengah-tengah perjuangan dan kelelahan mereka.

“Walaupun melelahkan suasana tetap hangat dan penuh canda ceria,” kata Gubernur.

BACA JUGA:

Pada kunjungannya, Bang Zul juga sempat mendatangi pasien-pasien yang terkena Covid-19 ke kamar mereka masing-masing. Bang Zuld memberikan semangat untuk optimis segera sembuh, bahwa penyakit ini bisa di sembuhkan.

“Ayo semangat dan bergembira agar imun meningkat,” kata Bang Zu.

Diskom




Ruslan Turmuzi Jelaskan Larangan Mudik

LOTENG.lombokjournal.com

Ruslan Turmuzi dari Komisi IV DPRD NTB melakukan sosialisasi terhadap Peraturan Daerah (Perda) NTB Nomor 3/ 2020 tentang Ekonomi Kreatif dan Perda Nomor 7/2020 tentang Penanggulangan Penyakit Menular di Kantor PDI Perjuangan Lombok Tengah,  Kota Praya, Loteng, Kamis (06/05/21).

Dialog sosialisasi Perda Provinsi NTB itu dipandu Ketua DPC PDIP Loteng, Suhaimi yang dihadiri puluhan  peserta. Dalam dialog itu, Ruslan minta masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

Itu cara menekan laju penularan COVID-19 seperti di India.

“Tolong bantu pemerintah dengan hanya menerapkan protokol kesehatan. Dari situ penyebaran virus bisa diantisipasi,” katanya.

Politisi PDIP ini mengatakan, sejak pandemi pertama kali masuk NTB pada 2020, telah menguras Rp926 miliar dana APBD Provinsi untuk pencegahan COVID-19. Itu belum termasuk APBD kabupaten/kota.

“Tahun 2020 yang dialihkan untuk COVID-19 dari APBD Provinsi 926 miliar dilakukan refocusing. Artinya pandemi COVID sangat berdampak pada perekenomian kita,” ujarnya.

Dikatakan, saat ini pemerintah menerapkan kebijakan larangan mudik. Kebijakan tersebut memang memiliki konsekuensi rendahnya nilai transaksi di masyarakat.

Namun kebijakan itu juga dapat menyelamatkan masyarakat dari pandemi COVID-19 jenis baru seperti yang terjadi di India.

“Tidak akan terjadi transaksi ketika masyarakat tidak diberikan izin mudik. Tapi dampaknya luar biasa. Sudah mulai masuk varian baru artinya bukan hanya COVID-19 yang ada, varian lain dari COVID-19 sudah banyak,” bebernya.

Dia mengingatkan bahaya varian virus jenis baru yang terjadi di India, di mana dalam satu jam menewaskan 117 orang.

Dampak COVID-19 membuat belanja pemerintah tertunda karena harus melawan pandemi. Sehingga, dia meminta masyarakat selalu menjaga prokes demi keselamatan masyarakat itu sendiri.

Ruslan juga mengajak masyarakat untuk divaksin agar terhindar dari bahaya virus. Suntik vaksin ditegaskan tidak berbahaya dan dapat menyelamatkan manusia dari COVID-19.

“Ada kebijakan pemerintah memberikan kebebasan vaksinasi. Tolong masyarakat mari kita vaksin. Ini tidak bayar,” katanya.

Dia mengingatkan, COVID-19 selain berbahaya bagi nyawa manusia, juga membuat perekonomian terganggu, belanja pemerintah untuk kepentingan umum juga terganggu. Sehingga, hanya kesadaran masyarakat sendiri yang mampu mencegah COVID-19.

“Akibat COVID-19 banyak pokir yang sudah dikerjakan belum dibayar,” katanya.

Sukseskan Ekonomi Kreatif

Tenaga Ahli Komisi IV DPRD NTB, Dr. Iwan Harsono, mengatakan pemerintah daerah bersama DPRD telah membuat Perda khusus ekonomi kreatif. Pada Perda tersebut terdapat 21 jenis ekonomi kreatif.

“Dari perencanaan pemerintah daerah bersama DPR, bidang ekonomi kreatif termasuk arsitektur, seni rupa, aplikasi game, fashion, musik. Pemerintah membantu pengembangan desain produk, menjalankan program terkait ekonomi kreatif,” ujarnya.

Orang yang bekerja di bidang ekonomi kreatif akan dibantu oleh pemerintah. Tujuannya untuk menumbuhkan geliat ekonomi kreatif di NTB, khususnya saat pandemi.

Ruslan Turmuzi akan membantu memperjuangkan orang yang bergerak di ekonomi kreatif bidang kuliner.

“Orang di bidang kuliner akan dibantu. Itu yang akan diperjuangkan Ruslan dan kawan-kawan di DPRD. Sehingga mendapatkan perhatian,” katanya.

Dijelaskan, pada APBD NTB terdapat bagian untuk sukseskan pelaku usaha ekonomi kreatif di NTB.

Iwan juga meminta masyarakat dalam memasarkan hasil ekonomi kreatif menggunakan pemasaran digital. Karena tidak dipungkiri peran internet sangat menunjang proses promosi.

“Pasar zaman dulu ketemu secara fisik. Sekarang pasar melalui HP. Itu sudah dibuat di sini (Perda Ekonomi Kreatif) Bab per Bab. Termasuk perlindungan iklim usaha,” imbuhnya.

Dia mengatakan, di awal pandemi ekonomi kreatif minus sangat besar di angka 7,9 persen. Itu mulai terjadi pada 24 Maret 2020. Karena saat itu terjadi lockdown.

“Karena saat itu lockdown tidak ada kegiatan produksi dan konsumsi yang signifikan,” ungkapnya.

Kemudian, pada triwulan kedua 1 Juli sampai September minus 6,5. Itu karena banyak diblokade akibat pandemi.

“Triwulan pertama 2021 minusnya 1,81 jadi berkurang ada tanda baik. Tapi kita lihat belanja kurang. Karena banyak orang kaya simpan uang di bank,” ujarnya.

Sementara itu salah satu peserta Moh. Faisal mengatakan terkait mencegah penyebaran Covid 19, PDIP Lombok Tengah diminta segera melakukan vaksinasi menyeluruh kepada kader dan fungsionaris partai.

“Sebelum melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya vaksinasi untuk mencegah bahaya Covid 19, sebaiknya DPC PDIP Loteng melakukan vaksinasi masal untuk internal partai dulu,” tukasnya.

BACA JUGA:

Atas usulan Tersebut, Ketua DPC PDIP Loteng, Suhaimi dan Ruslan Turmuzi mendukung penuh dan akan segera menindak-lanjuti dalam waktu dekat. Ini bagian komitmen PDIP mendukung program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah.

Di akhir Sosialisasi, Suhaimi dan Ruslan Turmuzi mewakili partai membagikan bingkisan lebaran untuk fungsionaris DPC PDIP Loteng dan seluruh Pengurus Anak Cabang se Lombok Tengah.

Me